Tafsir Surah As-Sajadah 1-14
Surah As Sajdah
Surah ke-32. 30 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Ayat 1-9: Al Qur’an adalah firman
Allah Subhaanahu wa Ta'aala, kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam
menciptakan langit dan bumi, mengatur keduanya dan menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
الم (١) تَنْزِيلُ
الْكِتَابِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) أَمْ يَقُولُونَ
افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ
مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (٣) اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى
عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ أَفَلا
تَتَذَكَّرُونَ (٤) يُدَبِّرُ الأمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ
يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
(٥)ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (٦) الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنْسَانِ مِنْ طِينٍ (٧) ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (٨) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ
فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا
مَا تَشْكُرُونَ (٩)
Terjemah Surat As Sajdah Ayat 1-9
1. Alif laam miim
2. [1]Turunnya
Al-Quran itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan seluruh alam.
3. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan,
"Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya." Tidak, Al Quran itu
kebenaran[2]
(yang datang) dari Tuhanmu[3],
agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah didatangi orang
yang memberi peringatan sebelum engkau[4],
agar mereka mendapat petunjuk[5].
4. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya dalam enam hari[6],
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[7].
Bagimu tidak ada seorang pun pelindung[8]
maupun pemberi syafaat[9]
selain Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan[10]?
5. Dia mengatur segala urusan[11]
dari langit ke bumi[12],
kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya[13]
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.
6. Yang demikian itu[14],
ialah Tuhan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi
Maha Penyayang[15].
7. Yang memperindah segala sesuatu yang
Dia ciptakan[16]
dan [17]yang
memulai penciptaan manusia dari tanah[18],
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati
air yang hina (air mani).
9. Kemudian Dia menyempurnakannya[19]
dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya[20]
dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu[21],
(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur[22].
Ayat 10-14: Keingkaran kaum musyrik
kepada kebangkitan, tempat kembali mereka pada hari Kiamat, dan bahwa kehendak
Allah Subhaanahu wa Ta'aala itulah yang berlaku.
وَقَالُوا أَئِذَا
ضَلَلْنَا فِي الأرْضِ أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ
رَبِّهِمْ كَافِرُونَ (١٠) قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ
بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (١١) وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ
نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (١٢) وَلَوْ
شِئْنَا لآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي
لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (١٣) فَذُوقُوا بِمَا
نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ
الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٤)
Terjemah Surat As Sajdah Ayat 10-14
10. Dan mereka berkata[23],
"Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan
berada dalam ciptaan yang baru[24]?"
Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya[25].
11. Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi
untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu
akan dikembalikan[26]."
12. [27]Alangkah
ngerinya, jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu[28]
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya[29],
(mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat[30]
dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan
mengerjakan amal saleh. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin[31]."
13. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan
kepada setiap jiwa petunjuk baginya[32],
tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Pasti akan Aku
penuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia bersama-sama."
14. [33]Maka
rasakanlah olehmu (azab ini) disebabkan kamu melalaikan pertemuan dengan harimu
ini (hari Kiamat)[34].
Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu[35]
dan rasakanlah azab yang kekal[36],
atas apa yang telah kamu kerjakan[37].
[1] Allah
Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa kitab yang mulia ini turun dari-Nya
Tuhan seluruh alam, yang mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya, dan di
antara pengurusan-Nya kepada mereka adalah dengan menurunkan kitab Al Qur’an
ini, di mana di dalamnya terdapat sesuatu yang memperbaiki keadaan mereka,
menyempurnakan akhlak mereka, dan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya.
Meskipun begitu, orang-orang yang mendustakan Rasul lagi berlaku zalim malah
berkata, bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengada-ada dari dirinya
sendiri. Ini merupakan keberanian yang besar dalam mengingkari firman Allah,
dan menuduh Beliau dengan tuduhan yang paling dusta. Oleh karena itu,
pernyataan mereka dibantah oleh Allah sebagaimana pada ayat ketiga.
[4] Mereka
berada dalam keadaan yang sangat cocok untuk diutusnya rasul dan diturunkan
kitab karena tidak ada yang memberi peringatan, bahkan mereka terombang-ambing
dalam kesesatan dan kebodohan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan Al
Qur’an agar mereka mendapatkan perunjuk, mereka dapat mengenal yang hak
sehingga mengutamakannya.
[5] Semua yang
ada di ayat ini membantah pendustaan mereka kepada Beliau, dan bahwa apa yang
disebutkan di dalamnya menghendaki mereka beriman dan membenarkan secara sempurna,
yaitu karena ia turun dari Rabbul ‘alamin, karena ia adalah kebenaran dan tidak
ada keraguan di dalamnya dari berbagai sisi. Oleh karena itu, di dalamnya tidak
terdapat sesuatu yang menjadikan mereka ragu, tidak ada berita yang
bertentangan dengan kenyataan, tidak ada kesamaran dalam maknanya, dan bahwa
mereka berada dalam kebutuhan kepada risalah, dan bahwa di dalam kitab Al
Qur’an terdapat petunjuk kepada semua kebaikan dan ihsan.
[6] Awalnya
hari Ahad, dan akhirnya hari Jum’at. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sesungguhnya
mampu menciptakan dalam sekejap, akan tetapi Dia Mahalembut lagi Mahabijaksana.
[7] Bersemayam
di atas 'Arsy adalah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
[10] Sehingga
kamu mengetahui, bahwa yang menciptakan langit dan bumi, yang bersemayam di
atas ‘arsy, yang sendiri mengatur dan mengurusmu dan yang memiliki semua
syafaat, Dialah yang berhak diibadahi.
[11] Baik qadari
(taqdir) maupun syar’i (syariat-Nya), semuanya Dia yang mengaturnya. Pengaturan
tersebut turun dari Allah Yang Maha Memiliki lagi Mahakuasa.
[12] Lalu dengan
pengaturan-Nya Dia membahagiakan dan mencelakan, mengkayakan dan membuat fakir,
memuliakan dan menghinakan, mengangkat suatu kaum dan merendahkannya, dan
menurunkan rezeki.
[13] Para
malaikat turun dengan membawa perintah Allah ke bumi, lalu naik dengan
perintah-Nya. Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan ketinggian Allah
Subhaanahu wa Ta'aala di atas makhluk-Nya. Ibnu Jarir Ath Thabari berkata,
“Perkataaan yang lebih dekat dengan kebenaran tentang hal itu menurutku adalah,
pendapat orang yang mengatakan, bahwa maknanya adalah Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, lalu naik kepada-Nya dalam sehari yang lamanya tentang naiknya
urusan itu kepada-Nya dan turunnya ke bumi adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu dari hari-harimu; 500 tahun ketika turun dan 500 tahun ketika
naik, karena hal itu makna yang paling tampak dan paling mirip dengan zahir
ayat.”
[15] Dengan
keluasan ilmu-Nya, sempurnanya keperkasaan-Nya dan meratanya rahmat-Nya, Dia
mewujudkan makhluk-Nya yang besar, menyimpan berbagai manfaat di dalamnya dan
tidak sulit bagi-Nya mengaturnya.
[19] Dengan
menjadikannya segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, lalu Dia meniupkan
ruh ke dalamnya.
[20] Yaitu
dengan mengirimkan seorang malaikat, lalu meniupkan ruh ke dalamnya yang
sebelumnya sebagai benda mati, sehingga dengan izin Allah, jadilah ia makhluk
hidup.
[21] Yakni Dia
senantiasa memberikan kepadamu berbagai manfaat dengan proses, sehingga Dia
memberikan pendengaran, penglihatan dan hati.
[24] Maksudnya
dihidupkan kembali untuk menerima balasan Allah pada hari kiamat. Yang
demikian, karena mereka mengqiyaskan kekuatan Allah dengan kekuatan mereka.
Perkataan mereka tersebut sebenarnya bukan mencari yang hak, tetapi karena
zalim dan sikap membangkang, dan ingkar kepada pertemuan dengan Tuhannya.
[25] Dari sini
dapat diketahui, awal dan akhir ucapan mereka. Kalau seandainya niat mereka
mencari yang benar, tentu dalil-dalil yang ada cukup membuat mereka beriman, di
mana dalil-dalil itu seperti matahari bagi penglihatan. Cukuplah bagi mereka,
bahwa mereka diawali dari ketidakadaan, dan karena mengulangi lebih mudah
daripada memulai, demikian pula dengan tumbuh suburnyat tanah yang sebelumnya
mati saat Allah menurunkan hujan, dan lagi langit dan bumi lebih besar dari
mereka, namun Dia mampu menciptakannya.
[26] Lalu Dia
membalas amalmu. Oleh karena kamu telah mengingkari kebangkitan, maka lihatlah
apa yang Allah lakukan terhadap kamu.
[27] Setelah
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kembalinya mereka kepada-Nya pada hari
Kiamat, Dia menyebutkan keadaan mereka saat berdiri di hadapan-Nya.
[31] Ketika itu,
kamu akan melihat peristiwa yang mengerikan, keadaan yang menegangkan,
orang-orang yang rugi, pertanyaan yang tidak dijawab, dsb. dan pada saat itu,
bukanlah kesempatan lagi untuk beramal sehingga permintaan mereka untuk kembali
ke dunia tidak dikabulkan. Ini semua adalah dengan qadha dan qadar Allah,
karena Dia sudah membiarkan mereka di atas kekafiran dan kemaksiatan, nas’alullahas
salaamah wal ‘aafiyah.
[32] Tentu Dia
akan menunjuki manusia semuanya dan mengumpulkan mereka di atasnya.
Kehendak-Nya cocok untuk itu, akan tetapi hikmah tidak menghendaki mereka di
atas petunjuk. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tetapi
telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku,” "Pasti akan Aku penuhi
neraka Jahannam dengan jin dan manusia bersama-sama."
[33] Akan
dikatakan kepada orang-orang yang berdosa yang telah dikuasai oleh kehinaan,
yang meminta kembali ke dunia untuk mengejar hal yang telah luput dari mereka,
padahal tidak mungkin lagi kembali ke dunia, sedangkan yang ada pada saat itu
adalah azab.
[34] Yakni
karena kamu berpaling darinya, tidak beriman dan beramal saleh untuk
menghadapinya, seakan-akan kamu tidak akan menghadap dan menemui-Nya.
[36] Yakni azab
yang tidak akan berhenti. Demikianlah azab Jahannam –semoga Allah melindungi
kita darinya-, tidak ada kesempatan untuk beristirahat.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
Sumber :
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-as-sajdah-ayat-1-14.html#more
TAFSIR AS
SAJDAH AYAT 1-14
Surah As Sajdah
Surah ke-32. 30 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Ayat 1-9: Al Qur’an adalah firman
Allah Subhaanahu wa Ta'aala, kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dalam
menciptakan langit dan bumi, mengatur keduanya dan menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
الم (١) تَنْزِيلُ
الْكِتَابِ لا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) أَمْ يَقُولُونَ
افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ
مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (٣) اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى
عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ أَفَلا
تَتَذَكَّرُونَ (٤) يُدَبِّرُ الأمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ
يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
(٥)ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (٦) الَّذِي
أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الإنْسَانِ مِنْ طِينٍ (٧) ثُمَّ
جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (٨) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ
فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ قَلِيلا
مَا تَشْكُرُونَ (٩)
Terjemah Surat As Sajdah Ayat 1-9
1. Alif laam miim
2. [1]Turunnya
Al-Quran itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan seluruh alam.
3. Tetapi mengapa mereka (orang kafir) mengatakan,
"Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya." Tidak, Al Quran itu
kebenaran[2]
(yang datang) dari Tuhanmu[3],
agar engkau memberi peringatan kepada kaum yang belum pernah didatangi orang
yang memberi peringatan sebelum engkau[4],
agar mereka mendapat petunjuk[5].
4. Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang
ada di antara keduanya dalam enam hari[6],
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[7].
Bagimu tidak ada seorang pun pelindung[8]
maupun pemberi syafaat[9]
selain Dia. Maka apakah kamu tidak memperhatikan[10]?
5. Dia mengatur segala urusan[11]
dari langit ke bumi[12],
kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya[13]
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.
6. Yang demikian itu[14],
ialah Tuhan yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi
Maha Penyayang[15].
7. Yang memperindah segala sesuatu yang
Dia ciptakan[16]
dan [17]yang
memulai penciptaan manusia dari tanah[18],
8. kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati
air yang hina (air mani).
9. Kemudian Dia menyempurnakannya[19]
dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya[20]
dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu[21],
(tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur[22].
Ayat 10-14: Keingkaran kaum musyrik
kepada kebangkitan, tempat kembali mereka pada hari Kiamat, dan bahwa kehendak
Allah Subhaanahu wa Ta'aala itulah yang berlaku.
وَقَالُوا أَئِذَا
ضَلَلْنَا فِي الأرْضِ أَئِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ
رَبِّهِمْ كَافِرُونَ (١٠) قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ
بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (١١) وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ
نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا
فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (١٢) وَلَوْ
شِئْنَا لآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي
لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (١٣) فَذُوقُوا بِمَا
نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ
الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٤)
Terjemah Surat As Sajdah Ayat 10-14
10. Dan mereka berkata[23],
"Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan
berada dalam ciptaan yang baru[24]?"
Bahkan mereka mengingkari pertemuan dengan Tuhannya[25].
11. Katakanlah, "Malaikat maut yang diserahi
untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu, kemudian kepada Tuhanmu, kamu
akan dikembalikan[26]."
12. [27]Alangkah
ngerinya, jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu[28]
menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya[29],
(mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat[30]
dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan
mengerjakan amal saleh. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin[31]."
13. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan
kepada setiap jiwa petunjuk baginya[32],
tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, "Pasti akan Aku
penuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia bersama-sama."
14. [33]Maka
rasakanlah olehmu (azab ini) disebabkan kamu melalaikan pertemuan dengan harimu
ini (hari Kiamat)[34].
Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu[35]
dan rasakanlah azab yang kekal[36],
atas apa yang telah kamu kerjakan[37].
[1] Allah
Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan, bahwa kitab yang mulia ini turun dari-Nya
Tuhan seluruh alam, yang mengurus mereka dengan nikmat-nikmat-Nya, dan di
antara pengurusan-Nya kepada mereka adalah dengan menurunkan kitab Al Qur’an
ini, di mana di dalamnya terdapat sesuatu yang memperbaiki keadaan mereka,
menyempurnakan akhlak mereka, dan bahwa tidak ada keraguan di dalamnya.
Meskipun begitu, orang-orang yang mendustakan Rasul lagi berlaku zalim malah
berkata, bahwa Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam mengada-ada dari dirinya
sendiri. Ini merupakan keberanian yang besar dalam mengingkari firman Allah,
dan menuduh Beliau dengan tuduhan yang paling dusta. Oleh karena itu,
pernyataan mereka dibantah oleh Allah sebagaimana pada ayat ketiga.
[4] Mereka
berada dalam keadaan yang sangat cocok untuk diutusnya rasul dan diturunkan
kitab karena tidak ada yang memberi peringatan, bahkan mereka terombang-ambing
dalam kesesatan dan kebodohan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan Al
Qur’an agar mereka mendapatkan perunjuk, mereka dapat mengenal yang hak
sehingga mengutamakannya.
[5] Semua yang
ada di ayat ini membantah pendustaan mereka kepada Beliau, dan bahwa apa yang
disebutkan di dalamnya menghendaki mereka beriman dan membenarkan secara sempurna,
yaitu karena ia turun dari Rabbul ‘alamin, karena ia adalah kebenaran dan tidak
ada keraguan di dalamnya dari berbagai sisi. Oleh karena itu, di dalamnya tidak
terdapat sesuatu yang menjadikan mereka ragu, tidak ada berita yang
bertentangan dengan kenyataan, tidak ada kesamaran dalam maknanya, dan bahwa
mereka berada dalam kebutuhan kepada risalah, dan bahwa di dalam kitab Al
Qur’an terdapat petunjuk kepada semua kebaikan dan ihsan.
[6] Awalnya
hari Ahad, dan akhirnya hari Jum’at. Allah Subhaanahu wa Ta'aala sesungguhnya
mampu menciptakan dalam sekejap, akan tetapi Dia Mahalembut lagi Mahabijaksana.
[7] Bersemayam
di atas 'Arsy adalah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dan keagungan-Nya.
[10] Sehingga
kamu mengetahui, bahwa yang menciptakan langit dan bumi, yang bersemayam di
atas ‘arsy, yang sendiri mengatur dan mengurusmu dan yang memiliki semua
syafaat, Dialah yang berhak diibadahi.
[11] Baik qadari
(taqdir) maupun syar’i (syariat-Nya), semuanya Dia yang mengaturnya. Pengaturan
tersebut turun dari Allah Yang Maha Memiliki lagi Mahakuasa.
[12] Lalu dengan
pengaturan-Nya Dia membahagiakan dan mencelakan, mengkayakan dan membuat fakir,
memuliakan dan menghinakan, mengangkat suatu kaum dan merendahkannya, dan
menurunkan rezeki.
[13] Para
malaikat turun dengan membawa perintah Allah ke bumi, lalu naik dengan
perintah-Nya. Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan ketinggian Allah
Subhaanahu wa Ta'aala di atas makhluk-Nya. Ibnu Jarir Ath Thabari berkata,
“Perkataaan yang lebih dekat dengan kebenaran tentang hal itu menurutku adalah,
pendapat orang yang mengatakan, bahwa maknanya adalah Dia mengatur urusan dari
langit ke bumi, lalu naik kepada-Nya dalam sehari yang lamanya tentang naiknya
urusan itu kepada-Nya dan turunnya ke bumi adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu dari hari-harimu; 500 tahun ketika turun dan 500 tahun ketika
naik, karena hal itu makna yang paling tampak dan paling mirip dengan zahir
ayat.”
[15] Dengan
keluasan ilmu-Nya, sempurnanya keperkasaan-Nya dan meratanya rahmat-Nya, Dia
mewujudkan makhluk-Nya yang besar, menyimpan berbagai manfaat di dalamnya dan
tidak sulit bagi-Nya mengaturnya.
[19] Dengan
menjadikannya segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, lalu Dia meniupkan
ruh ke dalamnya.
[20] Yaitu
dengan mengirimkan seorang malaikat, lalu meniupkan ruh ke dalamnya yang
sebelumnya sebagai benda mati, sehingga dengan izin Allah, jadilah ia makhluk
hidup.
[21] Yakni Dia
senantiasa memberikan kepadamu berbagai manfaat dengan proses, sehingga Dia
memberikan pendengaran, penglihatan dan hati.
[24] Maksudnya
dihidupkan kembali untuk menerima balasan Allah pada hari kiamat. Yang
demikian, karena mereka mengqiyaskan kekuatan Allah dengan kekuatan mereka.
Perkataan mereka tersebut sebenarnya bukan mencari yang hak, tetapi karena
zalim dan sikap membangkang, dan ingkar kepada pertemuan dengan Tuhannya.
[25] Dari sini
dapat diketahui, awal dan akhir ucapan mereka. Kalau seandainya niat mereka
mencari yang benar, tentu dalil-dalil yang ada cukup membuat mereka beriman, di
mana dalil-dalil itu seperti matahari bagi penglihatan. Cukuplah bagi mereka,
bahwa mereka diawali dari ketidakadaan, dan karena mengulangi lebih mudah
daripada memulai, demikian pula dengan tumbuh suburnyat tanah yang sebelumnya
mati saat Allah menurunkan hujan, dan lagi langit dan bumi lebih besar dari
mereka, namun Dia mampu menciptakannya.
[26] Lalu Dia
membalas amalmu. Oleh karena kamu telah mengingkari kebangkitan, maka lihatlah
apa yang Allah lakukan terhadap kamu.
[27] Setelah
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kembalinya mereka kepada-Nya pada hari
Kiamat, Dia menyebutkan keadaan mereka saat berdiri di hadapan-Nya.
[31] Ketika itu,
kamu akan melihat peristiwa yang mengerikan, keadaan yang menegangkan,
orang-orang yang rugi, pertanyaan yang tidak dijawab, dsb. dan pada saat itu,
bukanlah kesempatan lagi untuk beramal sehingga permintaan mereka untuk kembali
ke dunia tidak dikabulkan. Ini semua adalah dengan qadha dan qadar Allah,
karena Dia sudah membiarkan mereka di atas kekafiran dan kemaksiatan, nas’alullahas
salaamah wal ‘aafiyah.
[32] Tentu Dia
akan menunjuki manusia semuanya dan mengumpulkan mereka di atasnya.
Kehendak-Nya cocok untuk itu, akan tetapi hikmah tidak menghendaki mereka di
atas petunjuk. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Tetapi
telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku,” "Pasti akan Aku penuhi
neraka Jahannam dengan jin dan manusia bersama-sama."
[33] Akan
dikatakan kepada orang-orang yang berdosa yang telah dikuasai oleh kehinaan,
yang meminta kembali ke dunia untuk mengejar hal yang telah luput dari mereka,
padahal tidak mungkin lagi kembali ke dunia, sedangkan yang ada pada saat itu
adalah azab.
[34] Yakni
karena kamu berpaling darinya, tidak beriman dan beramal saleh untuk
menghadapinya, seakan-akan kamu tidak akan menghadap dan menemui-Nya.
[36] Yakni azab
yang tidak akan berhenti. Demikianlah azab Jahannam –semoga Allah melindungi
kita darinya-, tidak ada kesempatan untuk beristirahat.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
Sumber :
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-as-sajdah-ayat-1-14.html#more
0 Response to "Tafsir Surah As-Sajadah 1-14"
Post a Comment