'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم
Antara Dajjal dan Dimas Kanjjeng

Antara Dajjal dan Dimas Kanjjeng

Dajjal terbesar di akhir zaman akan muncul, sekaligus ujian bagi manusia, diantara ujiannya; ia berkata pada langit : "turunkan hujanmu!" Maka, serta merta langit menurunkan hujan. Ketika ia berkata pada bumi : "keluarkan tanamanmu!" Maka, bumi serta merta mengeluarkan tanamannya.

Setiap orang yang dijumpainya dipaksa beriman kepadanya. Orang yang beriman mampu mengenalnya. Adapun orang kafir dan orang2 munafik akan mengikutinya. Sang Dajjal memperlihatkan kemampuannya bisa menghidupkan bapak seseorang dari kuburnya setelah ia lama meninggal, akhirnya ia pun percaya kepada Dajjal bahwa ia adalah Tuhan..

Duhai, sungguh ujian yang sangat besar...
Sekarang saja, Dajjal kelas teri sekelas 'DIMAS KANJENG' banyak yang percaya dengan kelebihan Syaitani yang ia miliki, sampai kalangan intelek berpendidikan dengan sederet gelarnya..

Mari ngaji yang bener, kuatkan iman dan aqidah.. Karena Dajjal2 yang lain masih banyak berkeliaran dan akan terus bermunculan sebagai muqaddimah sebelum datangnya pemimpin para Dajjal di akhir Zaman...

(Harman Tajang)
Read More
Adab Ketika Mendengar Khutbah Jumat

Adab Ketika Mendengar Khutbah Jumat

Bagaimanakah adab ketika mendengar khutbah Jumat?

Saat khutbah jumat sedang berlangsung, seorang dilarang menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa memalingkan konsentrasinya dari menyimak khutbah. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمْعَةِ: (أَنْصِتْ) وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتَ

“Jika kamu berkata kepada temanmu, “Diamlah” sementara imam sedang berkhutbah di hari jumat, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Seruan dia kepada kawannya supaya diam di saat imam sedang khutbah merupakan bentuk amar ma’ruf nahi munkar. Namun karena dilakukan pada saat yang tidak tepat, perbuatan tersebut menjadi tidak berpahala. Bahkan justru berdampak buruk bagi pelakunya. Karena jelas di akhir hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,” فقد لغوت”, artinya: “sungguh kamu telah berbuat sia-sia.” Terlebih pembicaraan yang hukum asalnya mubah. Tentu lebih terlarang lagi.

Maksud sabda Nabi shallallahu’alaihiwasallam: فقد لغوت

(-faqod laghouta- artinya: “..sungguh ia telah berbuat sia-sia.”) dalam hadis di atas adalah, ia terluputkan dari pahala shalat jumat. Dalam riwayat Tirmidzi terdapat kalimat tambahan:

ومن لغا فلا جمعة له

“…barangsiapa berbuat sia-sia, maka tidak ada pahala shalat jumat untuknya.” (Imam Tirmidzi berkata: hadis ini hasan shahih. Para ulama hadis lainnya menilai hadis ini dha’if, hanya saja maknanya benar).

Dalam riwayat lain disebutkan,

ومن لغا وتخطَّى رقاب الناس، كانت له ظهرًا

“Dan barangsiapa yang berbuat sia-sia dan melangkahi pundak-pundak manusia, maka Jum’atannya itu hanya bernilai salat Zhuhur.” (HR. Abu Dawud, no. 347. Dihasankan oleh Al-albani dalam Shahih Abi Dawud

Hal ini bukan berarti shalat jumatnya batal. Shalatnya tetap sah, hanya saja ia terluput dari pahala shalat jumat. Dan cukuplah ini kerugian yang besar bagi seorang mukmin.

Ada pengecualian di sini, yaitu dibolehkan bagi khatib untuk berinteraksi dengan jama’ah, bila memang diperlukan. Begitu pula sebaliknya; seorang jamaah boleh berinteraksi dengan Sang Khatib. Namun ini sebatas kebutuhan saja. Artinya jangan sampai menyebabkan konsentrasi jamaah yang lain terganggu.

Seperti ini pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika beliau sedang khutbah, salah seorang sahabat masuk ke masjid kemudian langsung duduk. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dia supaya berdiri untuk shalat tahiyyatul masjid. (Lihat Shahih Al-bukhari, hadis no. 931)

Dalam kesempatan yang lain, ketika Madinah sedang ditimpa paceklik, salah seorang sahabat meminta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya mendoakan turun hujan. Saat itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang khutbah jumat. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangan beliau, sejajar dengan wajah beliau serambi berdoa,

اللَّهُمَّ اسْقِنَا

(Allahummas Qinaa) “Ya Alllah, turunkan hujan kepada kami.”

Hujan pun turun ketika itu juga sampai hari jumat yang berikutnya. (Lihat Sunan An-Nasa’i, hadis no. 1515)

Diperbolehkan pula bagi makmum untuk melakukan hal-hal yang ada kaitannya dengan khutbah. Seperti mengamini doa khatib dan bershalalawat kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Adapun hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan khutbah: seperti mencatat faidah-faidah khutbah, menjawab salam (red. menjawabnya cukup dengan isyarat), men-tasymit orang yang bersin (mengucapkan yarhamukallah saat saudaranya mengucapkan alhamdulillah ketika bersin, ed) dll, maka tidak diperbolehkan.

Ada hadis lain yang menjelaskan tentang adab ketika khatib sedang khutbah Jumat, berikut ini hadisnya:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ أَتَى الْجُمْعَةَ فَاسْتَمَعَ وَأَنْصَتَ, غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ وَزِيَادَةُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ, وَمَنْ مَسَّ الْحَصَى فَقَدْ لَغَى

“Barangsiapa yang berwudhu lalu memperbagus wudhunya kemudian dia mendatangi shalat Jum’at, dia mendengarkan khutbah dan diam, maka akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at ini dengan Jum’at yang akan datang, ditambah tiga hari. Dan barangsiapa yang bermain kerikil, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” (HR. Muslim)

Hadis kedua ini menjelaskan tentang larangan yang berkaitan dengan perbuatan. Adapun hadits pertama tadi menjelaskan tentang larangan yang berkaitan dengan ucapan.

Kesimpulannya adalah, saat khatib sedang berkhutbah, seorang makmum tidak boleh menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa membuyarkan kosentrasinya dari mendengarkan khutbah Jumat. Baik hal tersebut berkaitan dengan ucapan maupun perbuatan.

Bagaimana dengan orang yang bermain handphone ketika khutbah jumat?

Jawabannya adalah bermain handphone di saat khatib sedang berkhutbah juga tidak boleh. Hukumnya sama dengan orang yang bermain kerikil yang disinggung dalam hadis di atas. Jadi seorang yang sibuk bermain handphone ketika khatib sedang khutbah, ia juga terluputkan dari kesempurnaan pahala shalat jum’at.

Bagaimana bila seorang ingin merekam khutbah jum’at dengan handphone-nya?

Jawabannya adalah tetap terlarang bila dilakukan saat khatib sedang berkhutbah. Bila ia hendak merekam khutbah, sebaiknya dipersiapkan sebelum khatib memulai khutbah. Seperti saat khatib sedang naik mimbar atau sejak sebelumnya. Yang terpenting selama khatib belum memulai khotbah, maka dibolehkan bagi Anda untuk mengobrol atau mempersiapkan handphone Anda untuk merekam dst. Karena konteks hadisnya berbunyi: “Jika kamu berkata kepada temanmu, “Diamlah” sementara imam sedang berkhutbah di hari jumat, sungguh ia telah berbuat sia-sia.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Artinya bila imam tidak sedang berkhutbah; seperti saat sedang naik mimbar atau saat duduk antara dua khutbah, maka dibolehkan bagi Anda apa yang dilarang dalam hadiss tersebut.

(Tulisan ini adalah rangkuman faidah dari kajian Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad hafizhahullah, saat membahas Kitab Al-Jum’ah dari Shahih Muslim, di Masjid Nabawi Asy-Syarif)

____

Madinah An-Nabawiyyah, 11 Muharram 1436

Penulis: Ahmad Anshori

Editor: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel Muslim.Or.Id
Read More
Mimpi Buruk Bagi Manusia

Mimpi Buruk Bagi Manusia

👆🏼📖❓ Tanya :
Saya sering bermimpi buruk yang terkadang membuat saya terjaga di waktu malam. Apa nasihat Anda tentang hal ini ? Dan bolehkah saya menceritakan mimpi saya ini kepada orang lain ?

✔️Jawab :

Perlu diketahui bahwa jika seseorang bermimpi buruk, maka itu berasal dari syaithan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

وَالرُّؤْيَا ثَلَاثَةٌ: فَرُؤْيَا الصَّالِحَةِ بُشْرَى مِنَ اللَّهِ، وَرُؤْيَا تَحْزِينٌ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَرُؤْيَا مِمَّا يُحَدِّثُ الْمَرْءُ نَفْسَهُ

“Mimpi itu ada tiga macam : 1) mimpi yang baik merupakan kabar gembira dari Allah; 2) mimpi buruk berasal dari syaithan; dan 3) mimpi dari apa-apa yang dibisikkan kepada seseorang dari dirinya ( = kembang tidur)”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7017 dan Muslim no. 2263; ini adalah lafadh Muslim].

Mimpi buruk merupakan permainan syaithan terhadap manusia, agar manusia merasa sedih karena timbul pada dirinya prasangka buruk kepada Allah.

Barangsiapa yang melihat mimpi yang tidak ia sukai, maka hendaklah ia melaksanakan apa yang tercantum dalam sunnah untuk mengusir was-was dan menolak tipu daya syaithan; yaitu dengan :
a.    melaksanakan shalat
b.    memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimpi dan kejahatan syaithan
c.    meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali
d.    bangun dan melaksanakan shalat
e.    tidak menceritakan mimpi buruk tersebut kepada orang lain
f.     merubah posisi tidur dari posisi semula.

Diriwayatkan dari Abu Usamah, ia berkata : Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuatku sakit hingga aku mendengar Qatadah berkata : ”Aku pernah melihat sebuah mimpi yang membuatku sakit hingga aku mendengar Nabi shallallaahu ’alaihi wa sallam bersabda :

الرُّؤْيَا الْحَسَنَةُ مِنَ اللَّهِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلَا يُحَدِّثْ بِهِ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ، وَإِذَا رَأَى مَا يَكْرَهُ، فَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَلْيَتْفِلْ ثَلَاثًا وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا أَحَدًا، فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ

”Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah seorang dari kalian melihat apa yang ia suka maka janganlah ia ceritakan mimpi tersebut kecuali kepada orang yang mencintainya saja. Dan jika ia melihat mimpi yang tidak ia sukai, maka hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan mimpi tersebut dan dari kejahatan syaithan, kemudian meludah tiga kali, dan janganlah ia ceritakan kepada siapapun. Sebab mimpi itu tidak akan mendatangkan kemudlaratan”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7044 dan Muslim no. 2261; ini adalah lafadh Al-Bukhaariy].

فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ، فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ، وَلَا يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

”Apabila salah seorang dari kalian melihat mimpi buruk, hendaklah ia bangkit melaksanakan shalat dan janganlah ia ceritakan kepada orang lain”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 7017 dan Muslim no. 2263; ini adalah lafadh Muslim]. Allaahu a’lam.

🌍 Dari abul-jauzaa’

📝💡 Reposted by Group Kajian WA ISLAMADINA (08170071531 & 087782400868)

SILAKAN BERGABUNG di Telegram Channel:  @kajianIslamadina ▶️ KLIK : https://goo.gl/qSyuEO
Read More
4 Alasan Yang Seharusnya Membuat Kita Berhenti Merokok

4 Alasan Yang Seharusnya Membuat Kita Berhenti Merokok

✅ *1. DIPERINGATKAN OLEH ROKOK SENDIRI*

Bahaya Rokok itu diperingatkan oleh rokok itu sendiri!

Kalau kita membeli makanan atau minuman, dan pada kemasan makanan/ minuman itu terdapat  peringatan:

"MENGKONSUMSI INI DAPAT MENGAKIBATKAN *SERANGAN JANTUNG*, *IMPOTENSI*, *GANGGUAN KEHAMILAN*, atau bahkan (yang terbaru): *MEROKOK MEMBUNUHMU*"

Apa kira2 kita masih tetap berani makan Roti tsb atau tidak?

(Dan dari peringatan tersebut diatas juga dapat dijadikan sebagai warning bagi para muslimah yang hendak memilih calon suami, *_hati2, kalo dia seorang perokok, jangan2 sudah kena penyakit yang ke 2 diatas, akhirnya bisa kecewa nanti_*(he-he-he.)

☆ _Belum lagi puluhan bahaya yang lain, yang telah diperingatkan diberbagai tempat, karena memang bahaya Rokok ini disepakati oleh seluruh dokter, dari semua negara baik muslim ataupun non muslim_

 
✅ *2. AJARAN ISLAM JUGA MELARANG MEROKOK*

Pada zaman Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ memang rokok itu belum ada, namun sesungguhnya Islam datang dengan pokok yang umum, mengharamkan segala sesuatu yang membahayakan tubuh, mengganggu orang di dekatnya, atau menyia-nyiakan harta. Inilah dalil-dalil yang menunjukkan hukum rokok.

➡ 1. Allâh _Azza wa Jalla_ berfirman:

*وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ*

*_"Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk."_* (Al-A’raf: 157).

- Dan rokok merupakan perkara buruk yang memudharatkan dan baunya pun busuk.

➡ 2. Allah ta’ala berfirman,

*وَلاتُلْقُوابِأَيْدِيكُمْإِلَىالتَّهْلُكَةِ*

*_"Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan"._* (Al-Baqarah: 195).

- Rokok akan menyebabkan penyakit yang mematikan seperti TBC, kanker dan lain-lain.

➡ 3. Allah _ta’ala_ berfirman,

*وَلاتَقْتُلُواأَنْفُسَكُمْ*

*_"Janganlah kalian membunuh jiwa-jiwa kalian."_* (An-Nisa: 29).

- Rokok itu membunuh secara perlahan-lahan.

➡ 4. Allah berfirman tentang mudharatnya khamr,

*وَإِثْمُهُمَاأَكْبَرُمِنْنَفْعِهِمَا*

*_"Tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."_* (Al-Baqarah: 219).

- Bahaya rokok itu lebih besar dari manfaatnya, bahkan rokok itu seluruhnya membahayakan (tidak ada manfaatnya sama sekali –pent.).

➡ 5. Allah ta’ala berfirman,

*إِنَّالْمُبَذِّرِينَكَانُواإِخْوَانَالشَّيَاطِينِ*

*_"Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan."_* (Al-Isra’: 27).

- Rokok itu bentuk pemborosan dan berlebih-lebihan, termasuk perbuatannya syaithan.

➡ 6. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda,

*لاَضَرَرَوَلاَضِرَارَ*

*_“Tidaklah membahayakan dan tidaklah dibahayakan”_* (Shahih, riwayat Ahmad).

- Rokok itu membahayakan orang yang menghisapnya, dan mengganggu orang yang di dekatnya serta menyia-nyiakan hartanya.

➡ 7. Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_ bersabda,

*وَكَرِهَ(اللهُ) لَكُمْإِضَاعَةَالْمَالِ*

*_“Allah membenci penyia-nyiaan harta bagi kalian”_* (Muttafaqun ‘alaihi).

- Dan rokok merupakan penyia-nyiaan harta. Penghisapnya dibenci oleh Allah ta’ala. (*)


📚(Dinukil dari buku “Bagaimana Mendidik Putra Putri Anda” karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, penerbit Al Ilmu Jogjakarta. Silakan dicopy dengan mencantumkan URL Sumber: www.ulamasunnah.wordpress.com)


✅ *3. FATWA PARA ULAMA BESAR JUGA MELARANG MEROKOK*

Banyak para Ulama dari berbagai mazhab yang telah memfatwakan haramnya rokok, diantaranya adalah : Syaikh Abdul Aziz bin Baz _rohimahullohu_ (Mufti Kerajaan Saudi Arabia)

➡ *Pertanyaan :*
Syaikh Abdul Aziz bin Baz ditanya : _Apakah hukum rokok, haram atau makruh ? Dan apakah hukum menjual dan memperdagangkannya ?_

☑ *Jawaban :*
Rokok diharamkan karena ia termasuk Khabits (sesuatu yang buruk) dan mengandung banyak sekali mudharat, sementara Allah _Subhanahu wa Ta'ala_ hanya membolehkan makanan, minuman dan selain keduanya yang baik-baik saja bagi para hambaNya dan mengharamkan bagi mereka semua yang buruk(Khaba'its).

Dalam hal ini, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
Artinya : *_"Mereka menanyakan kepadamu, `Apakah yang dihalalkan bagimereka' Katakanlah, `Dihalalkan bagimu yang baik-baik"_* [Al-Maidah : 4]

Demikian juga dengan firmanNya ketika menyinggung sifat Nabi Muhammad _Shallallahu `alaihi wa sallam_ dalam surat Al-Araf. Artinya : *_"…Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk"_* [Al-A'raf : 157]

Jadi, rokok dengan segala jenisnya bukan termasuk Ath-Thayyibat (segala yang baik) tetapi ia adalah Al-Khaba'its. Demikian pula, semua hal-hal yang memabukkan adalah termasuk Al-Khaba'its. Oleh karenanya, tidak boleh merokok, menjual ataupun berbisnis dengannya sama hukumnya seperti Khamr (arak).

Adalah wajib bagi orang yang merokok dan memperdagangkannya untuk segera bertaubat dan kembali ke jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, menyesali perbuatan yang telah diperbuat serta bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Dan barangsiapa melakukan taubat dengan setulus-tulusnya, niscaya Allah akan menerimanya sebagaimana firmanNya.
Artinya : *_"Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung"_* [An-Nur : 31]

Dan firmanNya.
Artinya : *_"Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar"_* [Thaha : 82]

[Kitabut Da'wah, dari fatwa Syaikh Ibn Baz, hal.236]


📚[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar'iyyah Fi Al-Masa'il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, hal 21-22 Darul Haq] ref :http://www.almanhaj.or.id/


✅ *4. WEJANGAN & SENTILAN DARI BAPAK PUISI INDONESIA*

Mari kita perhatikan dan cermati lagi secara baik2 isi puisi karya pak Taufik Ismail berikut ini:


🚬 *Tuhan Sembilan Centi*

✍🏻karya *Taufik Ismail*


Meskipun telah banyak dimuat di beberapa website dan blog, maka alangkah inginnya ketika petikan nasehat yang bagus ini turut tercantum pada di blog yang sederhana ini…

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok.
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok,
hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok.

Indonesia adalah semacam _firdaus-jannatu-na’im_ sangat ramah bagi perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok.

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok,
sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok.

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok, tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok.
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita.

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok.
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok.
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya. Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stop-an bus, kita ketularan penyakitnya. Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS.

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia, dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena.

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok.
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemisngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok.

_Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,_
_di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,_
_di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok._

Indonesia adalah semacam _firdaus-jannatu-na’im_ sangat ramah bagi orang perokok, tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok.
*Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita*.

_Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa._

Mereka ulama ahli hisap.
_Haasaba, yuhaasibu, hisaaban._
Bukan ahli hisab ilmu falak,
*_tapi ahli hisap rokok_*.

_Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil, sembilan senti panjangnya, putih warnanya, kemana-mana dibawa dengan setia, satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya._

_Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang, tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan …
Read More
Mas, Pilih Aku atau Ibumu!

Mas, Pilih Aku atau Ibumu!

👥 ADALAH sebuah kebahagiaan bagi seorang manusia, ketika ia mampu mencapai kondisi kehidupan yang mapan. Penghasilan besar, pekerjaan jelas. Rumah megah nan nyaman, serta berlimpahnya fasilitas mewah lainnya yang dimiliki. Dan itu semua diraih dengan dorongan tersembunyi dari do’a-do’a ibu, yang dilantunkan disetiap masa tanpa kita ketahui.

Kebahagiaan itu semakin sempurna, dengan kehadiran seorang pendamping hidup. Istri yang cantik jelita. Kembang kehidupan bagi seorang laki-laki. Apalagi wanita itu, sebelumnya jadi pesona—idaman—laki-laki lainnya saking kecantikannya tiada bandingannya.

Setelah menikah, laki-laki itu menempati sebuah rumah bersama dengan istri serta ibunya. Ibu laki-laki itu tak punya siapa-siapa, kecuali anak laki-lakinya semata wayang.

Namun seiring kehidupannya yang penuh kebahagiaan, sang istri justru tak menikmatinya. Ia bermasalah dengan mertuanya, ibu dari laki-laki yang kini jadi pemimpin kehidupannya.

Dari hal remeh temeh, hingga soal yang agak besar, selalu diperdebatkan kedua orang itu. Namun sang lelaki menunjukan sikapnya, dengan menengahi, bersabar dan terus menasihati istrinya.

Suatu ketika sang ibu menderita sakit, kritis. Saat diperiksa, sang ibu divonis menderita gangguan jiwa—alias gila. Ya, ibu lelaki hebat itu kurang waras. Alhasil si istri kelabakan, ia tak mau berkompromi dengan kondisi tak menyenangkan.

Dengan kondisi seperti itu, sang istri sangat jumawa. Ia besar kepala, sombong tak karuan. Hingga ia berani berkata sedemikian rupa pada suaminya.

“Mas, pilih aku atau ibumu. Jika pilih ibumu, ceraikan aku. Jika pilih aku, tinggalkan ibumu.”

Awalnya sang lelaki acuh tak acuh, cuek. Hingga suatu ketika, saat telinganya dibisiki godaan setan lewat mulut istrinya, lelaki itu bertindak bodoh. Konyol.

Ketika hujan deras, dingin, dan gulita yang menyergap, laki-laki itu menuntun ibunya menuju atap rumahnya. Lelaki itu kemudian mendorong ibunya hingga terjatuh ke tanah. Sang ibu meregang nyawa, tewas seketika.

Keesokan harinya, dengan memakai topeng tak bersalah, lelaki itu mempersiapkan upacara pemakaman secara besar-besaran. Seolah-olah tengah ditimpa musibah besar, ia bersedih. Gundah gulana kehilangan sang ibu. Rekan sejawat mengucap duka, bela sungkawa atas kepergian ibu tercinta. Dan lelaki itu merasa lega, seolah terbebas dari beban berat kehidupan.

Tak lama berselang, sang lelaki jatuh sakit. Dan apakah ini sebuah kebetulan, atau memang balasan atas upaya kejinya selama ini. Lelaki itu divonis gila. Ya, ia dicap tak waras oleh dokter. Sama seperti yang dulu ibunya alami.

Hingga di suatu malam, kejadian itu berulang. Sama persis dengan tragedy ketika ibunya meninggal. Lelaki itu menjejak di atap rumahnya, sama persis dimana ia dan almarhumah ibunya dulu berjalan. Dan ia menjatuhkan diri ke tanah, hingga tewas seketika. Lelaki itu mati, dengan cara yang ia pikirkan dulu—ketika ia mendzalimi ibunya.

Sungguh, siksa akan disegerakan jika seorang anak berlaku durhaka kepada ibu atau orang tuanya. Siksa akan diberikan ganda, di dunia dan akhirat. Wallahu a’lam. []

*Kisah Hikmah.com

              💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
👤Khusus Laki-laki (Ikhwah)
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Dr Adian Husaini Mengugat Sekolahisme

Dr Adian Husaini Mengugat Sekolahisme

Pakar pemikiran Islam, Dr Adian Husaini, menyatakan umat Islam dan masyarakat pada umumnya tidak boleh terjebak konsep “sekolahisme”. Dari sejak zaman Rasulullah, umat Islam tidak mengenal sekolah, justru yang diwajibkan dan dibebankan kepada setiap individu umat Islam adalah menuntut ilmu.

“Kita umat Islam tidak boleh memandang sempit pendidikan. Apalagi melihat sekolah itu harus formal seperti sekarang. Itu keliru. Kejayaan umat pada peradaban Islam pertama yang dipimpin Muhammad saw itu tidak memandang orang harus masuk sekolah mana, jurusan apa dan tidak menekankan aspek materi dalam memilih pendidikan,” kata Dr. Adian dalam acara Kajian Umum dan Silaturahmi Ma‘ had ‘Aly Imam Al-Ghazaly dan Pesantren Tahfizhul Qur’an Cahaya Nusantara, Jetak, Wonorejo, Gondangrejo, Kab. Karanganyar, (3/9).

Dr. Adian menekankan bahwa hakikat pendidikan adalah melahirkan generasi yang luar biasa. Generasi yang belajar dengan ikhlas mengharap ridha Allah. “Rasulullah adalah suri teladan saat membangun sistem pendidikan untuk umat yang hebat dalam fisik dan ilmu. Arahan pertama Rasulullah adalah tanamkan nilai adab dan ilmu pada anak, tanamkan akhlak pada anak. Misalnya didikan Rasulullah kepada para sahabat. Beliau langsung mendidik mereka di lapangan dan membangun dialog dengan benari," jelas Dr. Adian.

Ia melanjutkan bahwa tantangan mengikuti sistem pendidikan Rasulullah sungguh berat. Tetapi jika orang tua dan guru berperan memberikan pandangan terhadap tujuan hidup dan pentingnya menuntut ilmu untuk menyiapkan generasi terbaik, maka Insya Allah ini bisa terwujud.

“Selain terjebak dengan ide sekolah dari Barat, kita juga selalu menghubungkan kepintaran dengan materi serta cinta dunia. Guru dan orang tua bertanggung jawab terhadap anak-anak kita. Secara umum, nilai adab bisa tertanam kalau ada contoh teladan, kebiasaan, dan sanksi karena akar masalah kita adalah loss of adab Jika anak sudah paham dengan adab, maka ia akan cinta belajar dan ilmunya akan melejit,” ujar Dr. Adian yang juga mantan wartawan senior Republika ini.

Ia menyarankan jika ada orang tua yang melihat potensi anaknya yang cerdas, maka langsung arahkan saja menjadi ulama. Sekarang ini umat Islam kekurangan ulama.

“Coba perhatikan siapa ulama kita yang sekarang ahli atau pakar hadits, kristologi, tafsir Al-Qur’an, Hinduisme, dan sejarah Islam. Sebaliknya, kita merasa bangga dengan anak yang hanya mementingkan materi. Kita merasa bangga dengan anak yang terlatih menjawab soal ujian, bukan menjawab soal kehidupan,” tambahnya

Di akhir acara, Dr. Adian mengingatkan pesan Imam Syafi‘i dalam menuntut ilmu. Agar sukses menuntut ilmu, murid perlu kecerdasan, rasa tamak terhadap ilmu (haus ilmu), sifat sabar, butuh biaya, dan petunjuk guru. Menurut Dr. Adian, guru terbaik adalah orang tua.

(Busroh)
Read More
Memperbanyak Istighfar Kepada Allah

Memperbanyak Istighfar Kepada Allah

Imam Ahmad bin Hambal Rahimakumullah (murid Imam Syafi'i) dikenal juga sebagai Imam Hambali.

Dimasa akhir hidup beliau bercerita,_"satu waktu (ketika saya sudah usia tua) saya tidak tau kenapa ingin sekali menuju satu kota di Irak,"_ . Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat.

Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke kota Bashrah. Beliau bercerita,  _"Begitu tiba disana waktu Isya', saya ikut shalat berjamaah isya di masjid, hati saya merasa tenang, kemudian saya ingin istirahat."_

Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba Marbot masjid datang menemui imam Ahmad sambil bertanya, "_kamu mau ngapain  disini, syaikh."_
(kata "syaikh" bisa dipakai untuk 3 panggilan, bisa untuk orang tua, orang kaya ataupun orang yang berilmu. Panggilan Syaikh dikisah ini panggilan sebagai orang tua, karena marbot taunya sebagai orang tua).

Marbot tidak tau kalau beliau adalah Imam Ahmad. Dan Imam Ahmad pun tidak memperkenalkan siapa dirinya.

Di Irak, semua orang kenal siapa imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadits, sejuta hadits dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tau wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.

Imam Ahmad menjawab,  _"saya ingin istirahat, saya musafir."_
Kata marbot, _"tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid."_

Imam Ahmad bercerita, _"saya didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid, Setelah keluar masjid, dikunci pintu masjid. Lalu saya ingin tidur di teras masjid."_

Ketika sudah berbaring di teras masjid Marbotnya datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. _"Mau ngapain lagi syaikh?"_ Kata marbot.
_"Mau tidur, saya musafir"_ kata imam Ahmad.
Lalu marbot berkata, _"di dalam masjid gak boleh, di teras masjid juga gak boleh."_ Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita, _"saya didorong-dorong sampai jalanan."_

Disamping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Ketika imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh,  "mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil".

Kata imam Ahmad,  _"baik."_ Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tetap tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Penjual roti ini punya perilaku khas, kalau imam Ahmad ngajak bicara, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, _"Astaghfirullah"_,

Saat memberi garam, _astaghfirullah_, memecah telur_astaghfirullah_ ,  mencampur gandum _astaghfirullah_ . Dia senantiasa mendawamkan istighfar. Sebuah kebiasaan mulia. Imam Ahmad memperhatikan terus.

Lalu imam Ahmad bertanya, _"sudah berapa lama kamu lakukan ini?"_

Orang itu menjawab, _"sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan."_

Imam Ahmad bertanya, _"maa tsamarotu fi'luk?", "apa hasil dari perbuatanmu ini?"_

Orang itu menjawab, _"(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta ya Allah...., langsung diwujudkan."_

(Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. pernah bersabda, _"siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya."_ )

Lalu orang itu melanjutkan, _"semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah beri."_

Imam Ahmad penasaran lantas bertanya, _"apa itu?"_

Kata orang itu, _"saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad."_

*Seketika itu juga imam* *Ahmad bertakbir, _"Allahu* *Akbar..!  Allah telah* *mendatangkan saya jauh* *dari Bagdad pergi ke* *Bashrah dan bahkan* *sampai didorong-dorong* *Oleh marbot masjid itu* *Sampai ke jalanan,*
*Terrnyata karena* _istighfarmu.. "_

Penjual roti itu terperanjat, memuji Allah, ternyata yang didepannya adalah Imam Ahmad...

*Ia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad...*

(Sumber: Kitab Manakib Imam Ahmad)
**
Read More
Amalan Sederhana Ini Buat 70 Ribu Malaikat Beristigfar dan Mendoakan Manusia

Amalan Sederhana Ini Buat 70 Ribu Malaikat Beristigfar dan Mendoakan Manusia

Malaikat merupakan salah satu makhluk Allah SWT yang senantiasa beribadah kepada-Nya. Golongan yang diciptakan dari cahaya ini dipercayai memiliki kesucian dan terhindar dari dosa.

Ternyata malaikat kerap mendoakan dan beristigfar untuk manusia. Namun tidak sembarangan, mereka akan memilih manusia yang melakukan amal kebaikan saja. Tidak hanya satu, manusia bahkan bisa mendapatkan doa dari 70 ribu malaikat sekaligus.


Amalan untuk mendatangkan nikmat ini tergolong ringan. Namun keutamaannya tentu sangat besar dibandingkan dengan doa dan istigfar yang dilakukan manusia. Lantas apa amalan sederhana yang membuat 70 ribu malaikat beristigfar dan berdoa untuk manusia?

Ternyata amalan tersebut adalah menjenguk orang yang sakit. Tindakan ini terkesan sederhana, manusia menyisikan sedikit waktunya untuk melhat saudara atau kerabatnya yang sedang sakit. Namun, ternyata hal ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Sebanyak 70 ribu malaikat akan mendoakan kebaikannya serta beristigfar dan meminta ampun untuk manusia tersebut.

Tindakan menjenguk orang sakit ini merupakan salah satu bentuk ksaih sayang terhadap sesaman manusia. Hal ini akan berdampak baik terhadap psikologis orang yang menderita sakit. Sehingga akan menumbuhkan sikap optimis orang yang sakit dan akan berdampak kepada kesembuhan mereka.

“Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga.” (HR. Al-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Tirmidzi).

Siapa jenguk orang sakit di pagi hari, duduk disampingnya menghiburnya, mendoakan kesembuhan untuknya, maka 70 ribu malaikat memintaan ampunan untuknya sampai tiba waktu sore. Amalan ringan tapi memiliki keutamaan yang sangat besar. Ini karena orang tadi menunjukkan sifat rahmat (kasih sayang) kepada sesamanya sehingga Allah juga limpahkan rahmat-Nya kepadanya.

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Siapa yang mejenguk orang sakit, ia terus dalam naungan rahmat sehingga duduk. Maka apabila ia duduk, ia tenggelam ke dalamnya.” (HR. Ahmad. Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 2504)

Sifat mulia ini masuk dalam keumuman sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi niscaya penghuni langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Ahmad)

Doa dan istigfar dari malaikat ini merupakan kasih sayang mereka terhadap manusia. Istighfar para malaikat lebih kuat dikabulkan karena mereka mendoakan dari tempat yang tidak dilihat dan tidak diketahui manusia yang didoakannya. Dan doa semaca ini, dalam hadits shahih, lebih kuat dikabulkan. Ini tidak lain, karena malaikat melihat dosa-dosa yang dilakukan manusia dan mereka juga tahu dampak buruk akibat dari dosa-dosa tersebut. Sehingga istighfar untuk kaum mukminin yang lebih dahulu mereka lakukan, kemudian doa-doa kebaikan untuk mereka.

Hal ini tentu berbeda dengan manusia, yang jarang mendoakan sesamanya, bahkan doa yang terlontar terkadang justru hal-hal buruk yang ditujukan kepada sesaman manusia. Bahkan, terkadang, ada orang yang tega mendoakan keburukan kepada dirinya, istrinya, anaknya, dan hartanya, wayauzubollah

Maka mari kita berlomba untuk mencari doa-doa dari para malaikat Allah, baik dengan cara menjenguk saudara kita yang sakit dan seterusnya.
Wallahu'alam.

Like&share

Read More
Hukum Isbal Tanpa Diiringi Rasa Sombong

Hukum Isbal Tanpa Diiringi Rasa Sombong

📩 *PERTANYAAN MASUK* :

ustadz bgmn hukum nya menggunakan celana panjang yg isbal atau melebihi mata kaki bagi pria krn ada yg berpendapat tdk apa apa yg penting tdk sombong atau ria,mohon penjelasannya. syukron wa jazakumullohu khoiron

📋 *JAWABAN* :

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين و أفضل الصلاة و أتم التسليم، على سيدنا محمد خاتم الأنبياء و المرسلين و على آله و أصحابه أجمعين، و التابعين، و من تبع هداهم بإحسان إلى يوم الدين

*PERTAMA* :

Sebenarnya orang yang isbal dan tau hukumnya adalah termasuk orang yang sombong,  kenapa?? karena mereka tidak menerima yang haqq,  bukankan yang hak itu adalah tidak boleh isbal,  dan menolak yang haqq adalah ma'na dari sombong. Adapun jika ia tidak mengetahui hukumnya maka ini adalah udzur karena kejahilan, sebagaimana yabg kita lihat dari kebanyakan orang awam yang tidak mengerti tentang agama.

*KEDUA* :

Memang ada ulama yang mengatakan isbal adalah tidak haram hanya makruh saja jika tanpa diiringi dengan kesombongan,
berikut adalah penjelasannya.

- *Imam As Syafi'i dan Imam Ahmad* mengatakan tidak haram jika tidak diiringi dengan kesombongan.

Al Imam Ibnu Qudamah mengatakan :

"Dan dimakruhkan memanjangkan baju,  sarung,  dan celana di bawah mata kaki karena Nabi ﷺ mengangkat pakaiannya di atas mata kaki,  adapun jika diiringi dengan kesombongan maka haram.

Mereka berdalil dengan hadist Nabi ﷺ ketika melihat pakaian Abu bakr menjulur sampai melewati mata kaki,

إنك لست ممن يفعل ذلك خيلاء

"enngkau tidak melakukannya karena sombong"

*KETIGA* :

Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa isbal adalah haram secara mutlaq,  seperti Al imam Adz Dzahabi dia mencantumkan isbal termasuk dosa besar dalam kitabnya Al kaba'ir.

Pendapat ini juga dipegang oleh ulama-ulama lain seperti Ibnul Arabi, dan Ibnu Hajar al Asqalany.

Ibnu Hajar Al Asqalany berkata :
" Isbal itu sudah pasti menjulurkan pakiannya ( ke mata kaki),  dan menjulurkan pakaian (melewati mata kaki) sudah pasti sombong walaupun tidak berniat untuk sombong" lalu beliau membawakan sebuah hadist yang dibawakan oleh Imam Ahmad ketika datang seseorang dari penduduk Balhujaim, ia berkata kepada Rosulullah ﷺ : "wasiatilah aku "
maka (diantara wasiatnya ) Nabi ﷺ berkata :

وَاتَّزِرْ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَإِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِيَّاكَ وَإِسْبَالَ الْإِزَارِ فَإِنَّ إِسْبَالَ الْإِزَارِ مِنْ الْمَخِيلَةِ وَإِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَا يُحِبُّ الْمَخِيلَةَ

"Dan bercelanalah setangah betis, bila kamu merasa enggan, maka (bercelanalah) hingga mata kaki (tidak boleh lebih dari itu). Dan janganlah engkau berbuat isbal karena isbal merupakan bagian dari kesombongan dan Allah membenci kesombongan." (HR. Ahmad )

Nabi ﷺ juga berkata kepada Umar  :

ياَ عُمَر إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ المُسْبِلَ

"Wahai Umar sesungguhnya Alloh itu tidak suka orang isbal" (HR. at Thabrani ).

*Al Imam Ad Dzahabi* mengatakan " Nabi ﷺ berkata :  "setiap pakaian yang menjulur mata kaki maka tempatnya di neraka" akan tetapi ada seseorang yang menjulurkan pakaiannya dengan alasan tidak sombong, mereka berdalil bahwa Nabi mengatakan kepada Abu Bakr "engkau tidak termasuk orang yang sombong" padahal Abu Bakr isbal. Maka Imam ad Dzahabi mengatakan : "Adapun Abu Bakar maka dia tidak termasuk orang yang sombong karena ketika diawal memakainya ia tidak isbal, akan tetapi setelah itu pakaiannya mulai sering merosot karena terlalu longgar, sampai-sampai menjulur ke mata kaki,  lalu Abu Bakar mengangkatnya lagi agar tidak isbal,  ketika Nabi ﷺ melihat apa yang dilakukan oleh Abu Bakar Nabi bersabda :

إنك لست ممن يفعل ذلك خيلاء

"enngkau tidak melakukannya karena sombong"

Lalu Bagaimana patokan sombongnya menjulurkan pakaian ke mata kaki?? yaitu ketika kita sudah mengetahui hukum isbal akan tetapi kita masih melakukannya, maka itulah yang dimaksud dengan sombong dalam masalah isbal.

Adapun jika melakukannya karena jahil maka itu termasuk udzur, akan tetapi jika ia sudah  mengetahui hukumnya maka tidak ada lagi alasan untuk isbal. (Al imam Ad Dzahabi dalam kitab Siyaru A'lami an Nubala 3/234 ).

wallohu a'lam
Read More
Sang Anak dan Ridhanya Orang Tua

Sang Anak dan Ridhanya Orang Tua

Saat ngopi bareng mas Dodik Mariyanto di teras belakang rumah,
iseng-iseng saya buka obrolan dengan satu kalimat tanya

"Mengapa anak baik biasanya semakin baik, dan anak nakal biasanya semakin nakal ya mas?"

Mas Dodik Mariyanto mengambil kertas dan spidol, kemudian membuat beberapa lingkaran-lingkaran.

"Wah suka banget,
bakalan jadi obrolan berbobot nih", pikir saya ketika melihat kertas dan spidol di tangan mas Dodik.

Mas Dodik mulai menuliskan satu hadist:

رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
“Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua”

Artinya setiap anak yang baik,
pasti membuat ridho orangtuanya,
hal ini akan membuat Allah Ridho juga.

Tapi setiap anak nakal,
pasti membuat orangtuanya murka,
dan itu akan membuat Allah murka juga.

"Kamu pikirkan implikasi berikutnya dan cari literatur yang ada untuk membuat sebuah pola", tantang mas Dodik ke saya.

Waaa pak Dosen mulai menantang muridnya, suka saya.

Setelah membolak balik berbagai literatur yang ada, akhirnya saya  menemukan satu tulisan menarik yang ditulis oleh kakak kelas mas Dodik, yaitu mas Dr. Agus Purwanto DSc . disana beliau menuliskan bahwa anak nakal  dan anak baik itu bergantung pada ridho dan murka orangtuanya.

Akhirnya kami berdua mengolahnya kembali,
membuatnya menjadi siklus anak baik (lihat gambar siklus 1) dan siklus anak nakal ( lihat siklus 2)

Siklus Anak Baik ( siklus 1)

Anak Baik -> orangtua Ridho -> Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak makin baik

Siklus Anak nakal ( siklus 2)

Anak Nakal -> orangtua murka -> Allah Murka -> keluarga tidak berkah -> tidak bahagia -> anak makin nakal

Kalau tidak ada yang memutus siklus tersebut, maka akan terjadi pola anak baik akan semakin baik, anak nakal akan semakin nakal.

Bagaimana cara memutus siklus Anak Nakal ?
ternyata kuncinya bukan pada anak
melainkan pada ORANGTUANYA.

Anak Nakal -> ORANGTUA RIDHO ->Allah Ridho -> keluarga berkah -> bahagia -> anak jadi baik.

Berat? iya, maka nilai kemuliaannya sangat tinggi.
Bagaimana caranya kita sebagai orangtua bisa ridho ketika anak kita nakal?

ini kuncinya...

َإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ“

Bila kalian memaafkannya...
menemuinya dan melupakan kesalahannya...
maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS 64:14).

Caranya orangtua ridho adalah menerima anak tersebut,
memaafkan dan mengajaknya dialog,
rangkul dengan sepenuh hati, terakhir lupakan kesalahannya.

Kemudian sebagai pengingat selanjutnya,
kami menguncinya dengan pesan dari Umar bin Khattab:

Jika kalian melihat anakmu berbuat baik,
maka puji dan catatlah,
apabila anakmu berbuat buruk, tegur dan jangan pernah engkau mencatatnya  - Umar Bin Khattab
Read More
Kisah Nyata Tentang Al-Qur'an & Sang Jendral

Kisah Nyata Tentang Al-Qur'an & Sang Jendral

AL-QUR'AN DAN SANG JENDERAL
(diangkat dari kisah nyata)

Suatu sore pada tahun 1525, penjara tempat orang tahanan terasa hening mencengkam. Jenderal Adolf Roberto, pemimpin penjara yg terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan

Setiap sipir penjara membungkukkan badannya rendah² ketika 'algojo penjara' itu berlalu di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu 'jenggel' milik tuan Roberto yg fanatik ... itu akan mendarat di wajah mereka

Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara² Ayat Suci yang amat ia benci
" Hai ... hentikan suara jelekmu! Hentikan!!!" teriak Roberto sekeras-kerasnya sembari membelalakkan mata

Namun apa yang terjadi? Laki² di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dg khusyu'nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yg luasnya tak lebih sekadar cukup untuk 1 orang

Dengan congkak ia menyemburkan ludahnya ke wajah renta sang tahanan yg keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyulut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dg rokoknya yg menyala

Sungguh ajaib ... tak terdengar secuil pun keluh kesakitan. Bibir yg pucat kering milik sang tahanan amat gengsi untuk meneriakkan kata kepatuhan pada sang algojo, bibir keringnya hanya berkata lirih, "Rabbi, wa-ana 'abduka "

Tahanan lain yg menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, "Bersabarlah wahai ustadz ... Insyaa Allah tempatmu di Syurga ."
Melihat kegigihan orang tua yg dipanggil ustadz oleh sesama tahanan, 'algojo penjara' itu bertambah memuncak amarahnya

Ia perintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras² hingga terjerembab di lantai.
"Hai orang tua busuk!! Bukankah engkau tahu, aku tidak suka bahasa jelekmu itu?! Aku tidak suka apa-apa yg berhubung dg agamamu !!"

Sang Ustadz lalu berucap, "Sungguh ... aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yg amat kucintai, Allah Subhanahu wa ta'ala ... Karena kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yg amat bodoh ."

Baru saja kata² itu terhenti, sepatu laras Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki² itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dg wajah bersimbah darah.

Ketika itulah dari saku baju penjaranya yg telah lusuh, meluncur sebuah 'buku kecil'. Adolf Roberto bermaksud memungutnya. Namun tangan sang Ustadz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat²

" Berikan buku itu, hai laki² dungu!" bentak Roberto
" Haram bagi tanganmu yg kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!" ucap sang ustadz dg tatapan menghina pada Roberto

Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu laras berbobot dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari² tangan sang ustadz yg telah lemah. Suara gemeretak tulang yg patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto

Laki² bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yg terputus. Bahkan 'algojo penjara' itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yg telah hancur

Setelah tangan renta itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yg membuatnya penasaran. Perlahan Roberto membuka sampul buku yg telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung

" Ah ... sepertinya aku pernah mengenal buku ini. Tapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini," suara hati Roberto bertanya-tanya.
Perlahan Roberto membuka lembaran pertama buku itu

Pemuda berumur tiga puluh tahunan itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan² "aneh" dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Spanyol. Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustadz yg telah melepas nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yg dalam

Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yg dialaminya sewaktu masih kanak². Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto^

Pemuda itu teringat ketika suatu sore di masa kanak²nya terjadi kericuhan besar di negeri tempat kelahirannya ini
Sore itu ia melihat peristiwa yg mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). *
*Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa.
Beribu-ribu jiwa tak berdosa berjatuhan di bumi Andalusia
Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang² besi yg terpancang tinggi
Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin sore yg kencang, membuat pakaian muslimah yg dikenakan berkibar-kibar di udara

Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup² pada tiang² salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib

Seorang bocah laki² mungil tampan, berumur tujuh tahunan, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yg telah senyap. Korban² kebiadaban itu telah syahid semua .

Bocah mungil itu mencucurkan airmatanya menatap sang ibu yg terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi (ibu) yg sudah tak bernyawa, sembari menggayuti abayanya

Sang bocah berkata dg suara parau, "Ummi ... ummi ... mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa ....? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi ..."

Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu harus berbuat apa. Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah

Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, "Abi ... Abi ... Abi ..."
Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapak ketika teringat kemarin sore bapaknya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam

" Hai ... siapa kamu?!" teriak segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati sang bocah
Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi," jawab sang bocah memohon belas kasih
" Hah ... siapa namamu bocah, coba ulangi!" bentak salah seorang dari mereka
" Saya Ahmad Izzah ..." sang bocah kembali menjawab dg agak grogi
Tiba² "plak! sebuah tamparan mendarat di pipi sang bocah

" Hai bocah ...! Wajahmu bagus tapi namamu jelek. Aku benci namamu. Sekarang kuganti namamu dengan nama yg bagus. Namamu sekarang 'Adolf Roberto' ... Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yg jelek itu Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!" ancam laki² itu

Sang bocah meringis ketakutan, sembari tetap meneteskan air mata. Anak laki-laki mungil itu hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka

Roberto sadar dari renungannya yg panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yg melekat pada tubuh sang ustadz. Ia mencari-cari sesuatu di pusar laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah 'tanda hitam' ia berteriak histeris, "Abi ... Abi ... Abi ..."

Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu

Pikirannya terus bergelut dg masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yg ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapaknya, yg dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. *
*Ia juga ingat betul ayahnya mempunyai 'tanda hitam' pada bagian pusar

Pemuda beringas itu terus meraung dan memeluk erat tubuh renta nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yg amat dalam atas ulahnya selama ini. Lidahnya yg sudah berpuluh-puluh tahun alpa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, "Abi ... aku masih ingat alif, ba, ta, tsa ..."
Hanya sebatas kata itu yg masih terekam dalam benaknya

Sang ustadz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yg membasahi wajahnya
Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yg tadi menyiksanya habis²an kini tengah memeluknya. "Tunjuki aku pada jalan yg telah engkau tempuh Abi, tunjukkan aku pada jalan itu ..." terdengar suara Roberto memelas

Sang ustadz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, ia lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika sekian puluh tahun kemudian, ternyata ia masih sempat berjumpa dg buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah

Sang Abi dg susah payah masih bisa berucap, "Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dg Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu."

Setelah selesai berpesan sang ustadz menghembuskan nafas terakhir dg berbekal kalimah indah, "Asyhadu an-laa Ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasullullah ...'. Beliau pergi menemui Rabbnya dg tersenyum, setelah sekian lama berjuang di bumi yg fana ini

#Kemudian..
Ahmad Izzah mendalami Islam dg sungguh² hingga akhirnya ia menjadi seorang alim di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk Islam, sebagai ganti kekafiran yg di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru dunia berguru dengannya. Dialah ... "Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy "
---------
Benarlah firman Allah ...

" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui "
(QS:30:30)

Masya Allah...
Semoga kisah ini dapat membuat hati kita luluh dengan hidayah Allah yang mudah-mudahan dapat masuk mengenai qolbu kita untuk tetap taat kepadaNya...😥😭😭



Silahkan LIKE&SHARE jika dirasa bermanfaat.....
Read More
 Realitas Pendidikan Indonesia: Kisah-Kasih Perjalan Pendidikan Indonesia

Realitas Pendidikan Indonesia: Kisah-Kasih Perjalan Pendidikan Indonesia

Belajar di SMA di Indonesia, setahun libur cuma 7 minggu gak lebih.. Masuk jam 06.30 keluar jam 15.00. Mata pelajaran kurang lebih 16 untuk umum, 27 untuk pesantren. Ujian mulu sampe ujian final aja 4 kali. Apalagi ditambah pr-pr dan tugas yang seringkali bikin kita rasanya mau mati.

Nah, pas lulus, sujud syukur bgt deh bisa masuk ptn (just ptn, bukan UI ITB aja udh seneng bgt) gak kebayang masuk univ fovorit dunia kyk Harvard, Cambridge, MIT, London, Free Berlin, atau University of Tokyo.. Jangankan itu, masuk NUS Singapore atau Nanyang atau Universiti Malaysia aja pasti putus asa duluan deh. Itupun dapetin ptn susahnya minta ampun, mesti les sana sini dgn biaya jutaan, belajar mati-matian pergi pagi pulang malem udah kayak Bang Toyib (mending Bang Toyib pulang-pulang bawa duit). Sabtu pun belajar, minggu ngerjain PR. Sampe-sampe gak sadar mereka itu manusia atau robot.

Pas kerja, interview sana-sini gak dapet-dapet bahkan untuk beberapa lulusan UI, ITB, UGM, dan ptn-ptn lainnya. Sedangkan kalau orang bule yang ngelamar langsung cus deh. Mereka dengan mudahnya nempatin posisi2 teratas spt CEO, Kadiv, dll. Sementara kita, jadi manager atau supervisor aja udah syukur-syukur deh.. walau ada beberapa yang bakal jadi petinggi juga.

Pas baca koran dan browsing di internet, ternyata kita sadar yang punya perusahaan-perusahaan multinasional itu bukan orang Indonesia. Orang Indonesia paling-paling cuma jadi Direktur Regional Indonesia atau mujur-mujur bagian ASEAN. Gak jarang juga yang menduduki jabatan itu malah orang asing. Atau lebih mujur lagi yang diriin sendiri perusahaannya, tapi yang seperti ini paling juga sukses di Indonesia doang..

Pasti iri dong sama orang-orang asing dari Amrik, Jerman, Inggris, Jepang, Korea, dll..

Kok mereka bisa sukses sih? Kok bisa jadi adidaya? Padahal anak-anak Indonesia sering bulak-balik bawa medali olimpiade sains internasional. Padahal... (baca paragraf pertama sebagai perbandingan) saya punya temen dari Amerika, sekarang sudah jadi direktur perusahaan multinasional terkenal. Katanya..

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di Amrik, banyak liburnya.. setahun kurang lebih 5bulan.

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di Amrik, masuk jam 08.30 keluar jam 15.50.

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di Amrik, mapel hanya ada 7

Di SMA beliau dan SMA-SMA lainnya di Amrik, ujian final setahun cuma sekali. Gak pernah dia dapet ulangan tengah semester atau ulangan semester.

Kok bisa sih mereka semua jadi pemimpin-pemimpin dunia? Padahal di Indonesia, belajar sudah paling lama, mata pelajaran sudah paling lengkap, PR dan tugasnya sudah paling meribetkan, dan ujian sudah paling sering, Les pun sudah paling rajin.

Jawabannya ada pada sistem pendidikan dan diri kita sendiri.

Dulu saat TK dan SD kita semua lancar menjawab saat ditanya apa cita-cita kita. Tapi sekarang? Pasti kita jumpai banyak sekali remaja-remaja yang justru bingung akan cita-cita mereka bahkan tidak jarang bagi mereka yang pintar juga bingun atau ragu dengan cita-cita mereka. Apa sebabnya? Bisa jadi karena sistem pendidikan kita yang salah. Sistem kita menuntut kita untuk mempelajari semuanya namun tidak mendalami satu pun. Inilah yang membuat mereka yang mengejar nilai bingung akan cita-citanya karena sudah dibentuk sejak awal tidak mempunyai tujuan, sudah dibentuk tidak mendalami apa yang mereka cita-citakan.

Apa yg mereka dapatkan dari sekolah yaitu sukses hanya dengan sebuah kertas ujian and just reading your book to be success. Padahal kalau sudah kerja, biar sukses harus melakukan hal-hal kompleks spt kemampua berkomunikasi, kemampuan membentuk ide, dll.

Apa yg mereka dapatkan dari sekolah adalah materi yang akan mereka lupakan karena tidak terpakai saat mereka bekerja. Apakah seorang atlet sepakbola yg sukses perlu mempelajari strukur sel bakteri utk menjadi sukses? Apakah seorang dokter ahli bedah yg sukses perlu belajar menghitung percepatan setripetal agar menjadi sukses? Justru sebaliknya, mereka yang ingin sukses sebagai arsitek seharusnya lebih mendalami ilmu fisika dan bangunan, bukannya malah mendalami sebab revolusi Prancis, dll. Lah ini kok kita ingin bangun rumah kok dikasihnya malah pensil, penghapus, rautan atau istilahnya kita mau ngapain kok gadapet apa yg kita butuhkan malah dapetnya hal yang gadibutuhi. Ya pasti dubuang.

Back to the topic, teman saya bilang yang membedakan SMA di Amrik dan di Indonesia yaitu sejak SMP, siswa/i di Amerika disuruh menentukan keputusannya sendiri. Dengan sistem moving class, istilahnya kita boleh memilih ingin masuk ke kelas Fisika atau Biologi pada jam ini. Atau ingin masuk ke kelas Sejarah atau Matematika pada jam selanjutnya. Jadi disesuaikan dengan minat bakat kita mau itu kita hanya masuker ke kelas Sejarah 1x pertemuan seminggu atau 3x atau lebih itu tergantung keputusan kita. Jadi apabila ingin jadi dokter yg sukses ya kita bisa ambil kelas biologi lebih sering dari kelas mata pelajaran lainnya. Sehingga, sejak SMP orang Amrik sudah terfokus pada bidang yang mereka inginkan untuk kerja di dalamnya. Dan saat kerja mereka sudah punya persiapan sejak kecil.

Maka dari itu ayo benahi sistem pendidikan kita dan mulailah fokus terhadap apa yang dicita-citakan mulai dari sekarang kalau kita semua mau Indonesia merdeka secara ekonomi!


-thanks to my bestfriend

Read More
Renungan dan Motivasi Sebuah Kisah Antara Dua Sahabat

Renungan dan Motivasi Sebuah Kisah Antara Dua Sahabat

Renungan sahabat soulmate.

Sebuah kisah antara dua sahabat...

"Bro, aku lagi butuh 500 ribu, pentingggg bangetttt, darurat. Please, tolong pinjami aku dulu ya....". Ujar si A saat menelfon sahabatnya.

"Tunggu barang setengah jam ya bro, secepatnya nanti aku transfer" Jawab si B, sahabat si A.

Sudah lewat dari 1/2 jam, satu jam , dua jam.... tapi sahabatnya tidak juga memberi kabar.

Ketika di telepon pun ternyata HP nya tidak aktif. Maka si A pun mengirim pesan SMS :

"Selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu brooo....
Tapi kenapa sekarang engkau lari dariku?! Apa salahku?!"

Si B membaca pesan si A. Maka ia pun menelfon si A.

"Maaf bro, telat ngabarin nih, Aku tidak bermaksud mematikan HP untuk lari darimu.
Aku mematikan HP karena aku sedang menjual HPku untuk membantu kebutuhanmu.
Lalu, dari sisa penjualan, aku belikan HP second yang murah agar bisa menghubungimu".

Hening!!!

Sahabat ku......
Manusia hari ini suka berprasangka karena lingkungan yang suka mempengaruhi...

"عن أبي هريرة رضي الله عنه قال :إياكم و الظن‌ فإن الظن أكذب الحديث".   (متفق عليه)

Artinya: dari abu hurairoh radhiallohu anhu berkata: jauhilah dari kalian prasangka,,karena setiap prasangka adalah perkataan yang dusta.


Ada sangkaan baik...dan ada sangkaan buruk...

Orang yang bersantai......disangka malas.

Orang yang pakai baju baru.....disangka pamer.

Orang yang pakai baju buruk disangka tidak hormat.

Orang makan banyak...... disangka rakus.

Orang makan sedikit..... disangka “diet” ketat.

Orang baik...... disangka buruk.

Orang buruk....... disangka baik.

Orang tersenyum....... disangka mengejek.

Orang bermuka masam...... disangka menyindir.

Orang mengkritik...... disangka tidak senang.

Orang diam..... disangka menyendiri.

Orang menawan...... disangka pakai susuk.

Orang sering ikut kajian/ta'lim......disangka kelompok aliran macam-macam.

Mungkin...

Yang diam itu karena berdoa kepada Allah...

Yang tersenyum itu karena beramal...

Yang bermuka masam itu karena mengenang dosa-dosanya...

Yang menawan itu karena bersih hati dan pikirannya.

Yang ceria itu karena cerdas pikirannya & senantiasa mengingat Allah.

Yang sering ikut keagamaan itu karena merasa masih kurang ilmu...

Sahabatku........
Mari...Hilangkan pikiran negatif....
Kembangkan energi positif...

Dan ingatlah perkataan alloh di dalam al qur'an surat Asy-syu'ara ayat 88-89

يوم لاينفع مال ولا بنون ،إلا من أتى الله بقلب سليم.

Artinya: hari di mana tidak bermanfaat lagi harta dan tidak pula anak anak,,kecuali orang yang datang kepada alloh dengan hati yang selamat (bersih).

والله أعلم
Read More
Keutamaan Sholat Berjamaah Dimesjid

Keutamaan Sholat Berjamaah Dimesjid

ALLAH Swt berfirman, “Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.”(QS. Al-Baqarah: 43) Ayat sangat jelas menunjukkan perintah melaksanakan shalat bersama orang-orang yang melaksanakan shalat yaitu dengan berjama’ah di masjid.

Hadits 1: Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Telah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang lelaki buta, kemudian ia berkata, 'Wahai Rasulullah, aku tidak punya orang yang bisa menuntunku ke masjid, lalu dia mohon kepada Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi keringanan dan cukup shalat di rumahnya.' Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan keringanan kepadanya. Ketika dia berpaling untuk pulang, beliau memanggilnya, seraya berkata, 'Apakah engkau mendengar suara adzan (panggilan) shalat?', ia menjawab, 'Ya.' Beliau bersabda, 'Maka hendaklah kau penuhi (panggilan itu)’. (HR. Muslim)

Pada hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan seorang laki-laki yang buta yang tidak memiliki penuntun untuk tetap shalat berjama’ah di masjid. Maka bagaimana dengan kita yang masih bisa melihat dengan jelas? Tentu lebih diwajibkan lagi.

Hadits 2: “Aku pernah berniat memerintahkan shalat agar didirikan kemudian akan kuperintahkan salah seorang untuk mengimami shalat, lalu aku bersama beberapa orang sambil membawa beberapa ikat kayu bakar mendatangi orang-orang yang tidak hadir dalam shalat berjama'ah, dan aku akan bakar rumah-rumah mereka itu.” (Muttafaq 'alaih)

Pada hadits di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengancam dengan tegas akan membakar rumah orang-orang yang tidak hadir shalat berjama’ah. Maka ancaman tegas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut menunjukkan wajibnya shalat berjama’ah di masjid bagi seorang laki-laki.

Hadits 3: Dari Ibnu Abbas, bahwasanya Nabi shallallaahu alaihi wasallam bersabda, 'Barangsiapa mendengar panggilan adzan namun tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya, terkecuali karena udzur (yang dibenarkan dalam agama)'. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya, hadits shahih)

Pada hadits tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan “tidak ada shalat baginya”, hal ini menunjukkan wajibnya memenuhi panggilan adzan bagi setiap laki-laki yang mendengarnya, yaitu dengan mendatangi masjid untuk shalat berjama’ah.

Lalu bagaimana dengan perempuan???

Adapun untuk perempuan maka lebih baik shalat di rumahnya sendiri. Rasulullah Saw bersabda “Sebaik-baik tempat shalat bagi kaum wanita adalah bagian paling dalam (tersembunyi) dari rumahnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Namun, seorang suami hendaknya tidak menghalangi istrinya yang hendak pergi ke masjid untuk ikut shalat berjama’ah dengan syarat menutup aurat dan tidak memakai wangi-wangian serta memperhatikan adab-adab yang lain. sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Jangan kamu melarang istri-istrimu (shalat) di masjid, namun rumah mereka sebenarnya lebih baik untuk mereka." (HR. Ahmad, Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Rasulullah Saw juga bersabda, "Janganlah kalian melarang para wanita (pergi) ke masjid dan hendaklah mereka keluar dengan tidak memakai wangi-wangian." (HR. Ahmad dan Abu Daud, hadits shahih)

             💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
👤Khusus Laki-laki (Ikhwah)
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Berlari Dari Populatitas yang Akan Menyesatkanmu

Berlari Dari Populatitas yang Akan Menyesatkanmu

Hatimu mungkin akan berbunga-bunga,
Saat tiba-tiba di sebuah sudut jalan,
Seorang atau beberapa orang menegurmu.
Engkau tak mengenal mereka.
Tapi –Allah mengujimu-ternyata mereka mengenalmu.
“Ustadz, kami biasa mengikuti pengajiannya…”
“Wajah Ustadz sering kami lihat di TV dan Youtube…”.

Alhamdulillah ‘ala kulli haal.
Dakwah tersebar ke penjuru negeri.
Sunnah semakin dipahami.
Semakin banyak orang senang dengan kebaikan.
Tapi…

Tapi bagaimana dengan DIRI ini?
Bagaimana dengan JIWA ini?
Bagaimana NASIB hati yang lemah ini?
Hati yang rapuh pada pujian.
Hati yang gemeretak pada sanjungan.
Duhai Rabbi,
Karuniakan keikhlasan tak habis-habisnya pada hamba yang ringkih ini…

Yahya bin Ma’in pernah bertutur:
“Aku tak pernah melihat seperti Ahmad bin Hanbal.
Kami menyertainya selama 50 tahun, namun tak pernah sekalipun
Ia membanggakan kesalehan dan kebaikannya kepada kami.
Beliau –rahimahullah-biasa mengatakan:
‘Kita ini adalah kaum yang miskin (baca: payah)’.”

Para ulama hadits menuturkan:
“Kami pernah melihat Imam Ahmad
pergi ke Pasar Baghdad untuk membeli seikat kayu bakar.
Beliau lalu memanggulnya di atas pundaknya.
Tapi ketika orang-orang mengenalinya,
Para pemilik dagangan meninggalkan dagangan mereka.
Para pemilik kedai meninggalkan kedai mereka.
Para pejalan kaki berhenti di jalan-jalan mereka,
untuk menyalaminya.
Mereka mengatakan: “Biar kami yang membawakan kayu Anda!”
Namun beliau menepiskan tangannya.
Wajahnya memerah sedih.
Lalu air matanya menetes, sembari berucap:
‘Kita ini adalah kaum yang miskin.
Andai saja Allah tak menutupi aib ini,
maka semuanya akan terbongkar’.”

Suatu waktu, seorang pria datang memujinya.
Namun Imam Ahmad mengatakan padanya:
“Aku bersaksi kepada Allah,
Sungguh aku mengecammu atas ucapan itu.
Demi Allah, andai engkau tahu dosa dan kesalahanku,
engkau akan melumuri kepalaku dengan tanah.”

Di kesempatan lain, beliau berucap:
“Duhai, andai saja aku tak kenal dengan popularitas.
Andai saja aku hidup di salah satu lembah Mekkah,
agar tidak ada lagi manusia yang mengenaliku.”
(Hilyah al-Auliya’, 9/181)

Maka berlarilah dengan hatimu dari kemasyhuran,
Meski engkau terpaksa menjadi masyhur.
Berlarilah menjauh dari popularitas,
Meski engkau terpaksa menjadi sosok yang populis.
Berlarilah di sepertiga akhir malam…
Berlarilah di khalwat-khalwatmu…
Berlarilah sambil menggumamkan istighfar tanpa putus
Berlarilah sambil mohon keteguhan jiwa,
agar selalu ikhlas dan ikhlas.

Ya Allah, ampuni hamba atas segala ketidakikhlasan
yang menyelusup dalam jiwa ini…
Read More
Jangan Takut Untuk Berubah

Jangan Takut Untuk Berubah

Bismillah
Katakanlah, wahai hamba hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa dosa (kecuali syirik) semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (39:53)
Dan KEMBALILAH kamu kepada Tuhanmu, dan BERSERAH dirilah kepadaNya sebelum datang AZAB kepadamu, kemudian kamu tidak dapat di tolong. (39:54)
(39:55) dan ikutilah sebaik2 apa yg diturunkan kpdmu (alquran) dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu secara mendadak, sedang kamu tdk menyadarinya.

(39:37) "dan barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tdk seorang pun yg dapat menyesarkannya. Bukankah Allah maha PERKASA dan mempunyai(kekuatan untuk) menghukum..??"

(39:22) "Maka apakah orang orang yang dibukakan hatinya oleh Allah u (menerima) agama islam lalu dia mendapat cahaya dr Tuhannya (smaa dengan orang yg hatinya MEMBATU)? Maka CELAKALAH mereka yg hatinya MEMBATU u mengingat Allah. Mereka itu dlm kesesatan yg nyata.

MASYA ALLAH, wahai hati yg lalai kembalilah kpd Allah, wahai hati yg telah membeku kembalilah kpd keimananmu. Jangan biarkan cahaya keimanmu padam dn kau msh merasa aman dengan keadaan hati (keimanan) kita saat ini. Teruslah paksa diri kita trs membaca dan jangan lupa u berusaha mentadabburi makna firman Allah maka hati yg keras akan kembali scr perlahan ktk kita paksa diri kita u senantiasa tdk melupakan alquran. [Ummu Fathimah]

             💐💐💐
══════ ❁✿❁ ══════

➡ Bergabunglah dan Sebarkan Dakwah & Informasi Seputar Ummat Islam⤵

📡Berita Ummat Islam..
📲Gabung Group WA: ☎085298527223
📝Caranya: BUI#Nama#Kota#Instansi.
👤Khusus Laki-laki (Ikhwah)
💼 Sebarkan! Raih pahala...
Read More
Motivasi Untukmu Wahai Para Pemuda

Motivasi Untukmu Wahai Para Pemuda

Masa muda atau usia remaja adalah saat orang-orang mulai mengenal dan merasakan manisnya dunia. Pada fase ini, banyak pemuda lalai dan lupa, jauh sekali lintasan pikiran akan kematian ada di benak mereka. Apalagi bagi mereka orang-orang yang kaya, memiliki fasilitas hidup yang dijamin orang tua. Mobil yang bagus, uang saku yang cukup, tempat tinggal yang baik, dan kenikmatan lainnya, maka pemuda ini merasa bahwa ia adalah raja.

Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang pemuda yang kaya, berpenampilan rupawan, dan biasa dengan kenikmatan dunia. Ia adalah Mush’ab bin Umair. Ada yang menukilkan kesan pertama al-Barra bin Azib ketika pertama kali melihat Mush’ab bin Umair tiba di Madinah. Ia berkata,

رَجُلٌ لَمْ أَرَ مِثْلَهُ كَأَنَّهُ مِنْ رِجَالِ الجَنَّةِ

“Seorang laki-laki, yang aku belum pernah melihat orang semisal dirinya. Seolah-olah dia adalah laki-laki dari kalangan penduduk surga.”

Ia adalah di antara pemuda yang paling tampan dan kaya di Kota Mekah. Kemudian ketika Islam datang, ia jual dunianya dengan kekalnya kebahagiaan di akhirat.

Kelahiran dan Masa Pertumbuhannya

Mush’ab bin Umair dilahirkan di masa jahiliyah, empat belas tahun (atau lebih sedikit) setelah kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada tahun 571 M (Mubarakfuri, 2007: 54), sehingga Mush’ab bin Umair dilahirkan pada tahun 585 M.

Ia merupakan pemuda kaya keturunan Quraisy; Mush’ab bin Umair bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab al-Abdari al-Qurasyi.

Dalam Asad al-Ghabah, Imam Ibnul Atsir mengatakan, “Mush’ab adalah seorang pemuda yang tampan dan rapi penampilannya. Kedua orang tuanya sangat menyayanginya. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat kaya. Sandal Mush’ab adalah sandal al-Hadrami, pakaiannya merupakan pakaian yang terbaik, dan dia adalah orang Mekah yang paling harum sehingga semerbak aroma parfumnya meninggalkan jejak di jalan yang ia lewati.” (al-Jabiri, 2014: 19).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا رَأَيْتُ بِمَكَّةَ أَحَدًا أَحْسَنَ لِمَّةً ، وَلا أَرَقَّ حُلَّةً ، وَلا أَنْعَمَ نِعْمَةً مِنْ مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ

“Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (HR. Hakim).

Ibunya sangat memanjakannya, sampai-sampai saat ia tidur dihidangkan bejana makanan di dekatnya. Ketika ia terbangun dari tidur, maka hidangan makana sudah ada di hadapannya.

Demikianlah keadaan Mush’ab bin Umair. Seorang pemuda kaya yang mendapatkan banyak kenikmatan dunia. Kasih sayang ibunya, membuatnya tidak pernah merasakan kesulitan hidup dan kekurangan nikmat.

Menyambut Hidayah Islam

Orang-orang pertama yang menyambut dakwah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah istri beliau Khadijah, sepupu beliau Ali bin Abi Thalib, dan anak angkat beliau Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhum. Kemudian diikuti oleh beberapa orang yang lain. Ketika intimidasi terhadap dakwah Islam yang baru saja muncul itu kian menguat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah secara sembunyi-sembunyi di rumah al-Arqam bin Abi al-Arqam radhiyallahu ‘anhu. Sebuah rumah yang berada di bukit Shafa, jauh dari pengawasan orang-orang kafir Quraisy.

Mush’ab bin Umair yang hidup di lingkungan jahiliyah; penyembah berhala, pecandu khamr, penggemar pesta dan nyanyian, Allah beri cahaya di hatinya, sehingga ia mampu membedakan manakah agama yang lurus dan mana agama yang menyimpang. Manakah ajaran seorang Nabi dan mana yang hanya warsisan nenek moyang semata. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam. Ia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah al-Arqam dan menyatakan keimanannya.

Kemudian Mush’ab menyembunyikan keislamannya sebagaimana sahabat yang lain, untuk menghindari intimidasi kafir Quraisy. Dalam keadaan sulit tersebut, ia tetap terus menghadiri majelis Rasulullah untuk menambah pengetahuannya tentang agama yang baru ia peluk. Hingga akhirnya ia menjadi salah seorang sahabat yang paling dalam ilmunya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya ke Madinah untuk berdakwah di sana.

Menjual Dunia Untuk Membeli Akhirat

Suatu hari Utsmani bin Thalhah melihat Mush’ab bin Umair sedang beribadah kepada Allah Ta’ala, maka ia pun melaporkan apa yang ia lihat kepada ibunda Mush’ab. Saat itulah periode sulit dalam kehidupan pemuda yang terbiasa dengan kenikmatan ini dimulai.

Mengetahui putra kesayangannya meninggalkan agama nenek moyang, ibu Mush’ab kecewa bukan kepalang. Ibunya mengancam bahwa ia tidak akan makan dan minum serta terus beridiri tanpa naungan, baik di siang yang terik atau di malam yang dingin, sampai Mush’ab meninggalkan agamanya. Saudara Mush’ab, Abu Aziz bin Umair, tidak tega mendengar apa yang akan dilakukan sang ibu. Lalu ia berujar, “Wahai ibu, biarkanlah ia. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang terbiasa dengan kenikmatan. Kalau ia dibiarkan dalam keadaan lapar, pasti dia akan meninggalkan agamanya”. Mush’ab pun ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka.

Hari demi hari, siksaan yang dialami Mush’ab kian bertambah. Tidak hanya diisolasi dari pergaulannya, Mush’ab juga mendapat siksaan secara fisik. Ibunya yang dulu sangat menyayanginya, kini tega melakukan penyiksaan terhadapnya. Warna kulitnya berubah karena luka-luka siksa yang menderanya. Tubuhnya yang dulu berisi, mulai terlihat mengurus.

Berubahlah kehidupan pemuda kaya raya itu. Tidak ada lagi fasilitas kelas satu yang ia nikmati. Pakaian, makanan, dan minumannya semuanya berubah. Ali bin Abi Thalib berkata, “Suatu hari, kami duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di masjid. Lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan mengenakan kain burdah yang kasar dan memiliki tambalan. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya, beliau pun menangis teringat akan kenikmatan yang ia dapatkan dahulu (sebelum memeluk Islam) dibandingkan dengan keadaannya sekarang…” (HR. Tirmidzi No. 2476).

Zubair bin al-Awwam mengatakan, “Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk dengan para sahabatnya di Masjid Quba, lalu muncullah Mush’ab bin Umair dengan kain burdah (jenis kain yang kasar) yang tidak menutupi tubuhnya secara utuh. Orang-orang pun menunduk. Lalu ia mendekat dan mengucapkan salam. Mereka menjawab salamnya. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memuji dan mengatakan hal yang baik-baik tentangnya. Dan beliau bersabda, “Sungguh aku melihat Mush’ab tatkala bersama kedua orang tuanya di Mekah. Keduanya memuliakan dia dan memberinya berbagai macam fasilitas dan kenikmatan. Tidak ada pemuda-pemuda Quraisy yang semisal dengan dirinya. Setelah itu, ia tinggalkan semua itu demi menggapai ridha Allah dan menolong Rasul-Nya…” (HR. Hakim No. 6640).

Saad bin Abi Waqqash radhiayallahu ‘anhu berkata, “Dahulu saat bersama orang tuanya, Mush’ab bin Umair adalah pemuda Mekah yang paling harum. Ketika ia mengalami apa yang kami alami (intimidasi), keadaannya pun berubah. Kulihat kulitnya pecah-pecah mengelupas dan ia merasa tertatih-taih karena hal itu sampai-sampai tidak mampu berjalan. Kami ulurkan busur-busur kami, lalu kami papah dia.” (Siyar Salafus Shaleh oleh Ismail Muhammad Ashbahani, Hal: 659).

Demikianlah perubahan keadaan Mush’ab ketika ia memeluk Islam. Ia mengalami penderitaan secara materi. Kenikmatan-kenikmatan materi yang biasa ia rasakan tidak lagi ia rasakan ketika memeluk Islam. Bahkan sampai ia tidak mendapatkan pakaian yang layak untuk dirinya. Ia juga mengalami penyiksaan secara fisik sehingga kulit-kulitnya mengelupas dan tubuhnya menderita. Penderitaan yang ia alami juga ditambah lagi dengan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari agar sang anak keluar dari agamanya. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya.

Peranan Mush’ab Dalam Islam

Mush’ab bin Umair adalah salah seorang sahabat nabi yang utama. Ia memiliki ilmu yang mendalam dan kecerdasan sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusnya untuk mendakwahi penduduk Yatsrib, Madinah.

Saat datang di Madinah, Mush’ab tinggal di tempat As’ad bin Zurarah. Di sana ia mengajrkan dan mendakwahkan Islam kepada penduduk negeri tersebut, termasuk tokoh utama di Madinah semisal Saad bin Muadz. Dalam waktu yang singkat, sebagian besar penduduk Madinah pun memeluk agama Allah ini. Hal ini menunjukkan –setelah taufik dari Allah- akan kedalaman ilmu Mush’ab bin Umair dan pemahamanannya yang bagus terhadap Alquran dan sunnah, baiknya cara penyampaiannya dan kecerdasannya dalam berargumentasi, serta jiwanya yang tenang dan tidak terburu-buru.

Hal tersebut sangat terlihat ketika Mush’ab berhadap dengan Saad bin Muadz. Setelah berhasil mengislamkan Usaid bin Hudair, Mush’ab berangkat menuju Saad bin Muadz. Mush’ab berkata kepada Saad, “Bagaimana kiranya kalau Anda duduk dan mendengar (apa yang hendak aku sampaikan)? Jika engkau ridha dengan apa yang aku ucapkan, maka terimalah. Seandainya engkau membencinya, maka aku akan pergi”. Saad menjawab, “Ya, yang demikian itu lebih bijak”. Mush’ab pun menjelaskan kepada Saad apa itu Islam, lalu membacakannya Alquran.

Saad memiliki kesan yang mendalam terhadap Mush’ab bin Umair radhiyallahu ‘anhu dan apa yang ia ucapkan. Kata Saad, “Demi Allah, dari wajahnya, sungguh kami telah mengetahui kemuliaan Islam sebelum ia berbicara tentang Islam, tentang kemuliaan dan kemudahannya”. Kemudian Saad berkata, “Apa yang harus kami perbuat jika kami hendak memeluk Islam?” “Mandilah, bersihkan pakaianmu, ucapkan dua kalimat syahadat, kemudian shalatlah dua rakaat”. Jawab Mush’ab. Saad pun melakukan apa yang diperintahkan Mush’ab.
Read More
Hidup Adalah Pilihan Maka Pililah Jalan Hidup Terbaikmu

Hidup Adalah Pilihan Maka Pililah Jalan Hidup Terbaikmu

💖 *Hidup Adalah Pilihan (life is a choice)* 💖

Diantara perbedaan yang sangat banyak antara manusia dengan makhluk-makhluk yang lain, minimal ada dua.

🍃 *1. Hanya manusia yang diberikan kesempatan oleh Allah untuk memilih*

Manusia bebas memilih makanan sesuai dengan selera dan hobinya, bisa memilih makan coto, ikan bakar, tahu, tempe, dll (hehehe jadi laper), sedangkan sapi, dari dulu sampai sekarang sampai akan datang makanannya hanya rumput terus. coba bayangkan kalau sapi diberi kesempatan juga untuk dapat memilih makanan, maka bisa berabe jadinya. Bayangkan aja kalau sapi juga ingin makan coto, maka begitu ramainya di penjual coto, kita yang lagi makan, eeehh disamping kita ada sapi hehehehe.

Manusia dipersilahkan untuk memilih pekerjaan, hoby, teman, jurusan, tempat kuliah dll sesuai dengan keinginan masing-masing.. Akan tetapi, yang ke dua adalah

🍃 *2. Manusia harus siap menanggung konsekuensi dari hasil pilihannya*

Berani makan yang pedas, maka berani kepedasan. berani makan nangka, maka berani pula tanggung resiko kena getahnya. Berani memilih profesi sebagai guru, maka berani tanggung konsekuensinya seperti siap hadir tepat waktu, harus membuat persipan pengajaran, dll.

Disaat anda masih bujang, itulah kesempatan anda untuk memilih-milih pasangan anda, silahkan memilih. Akan tetapi pada saat anda sudah memilih dia sebagai pasangan hidup anda, maka setelah akad nikah, tertutuplah pada saat itu kesempatan untuk memilih-milih atau membanding-bandingkan. anda harus tanggung konsekuensi untuk menerima dia apa adanya, kata ust, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan wabillahi taufik walhidayah hehehe.

Itulah konsekuensinya, disaat anda sudah memilih, maka bersiaplah untuk menua bersama, arungilah bahtera rumah tangga mu, walau begitu besar ombak dan badai menerjang, teruslah kayuh bahteramu sampai ke tanjung pengharapan. jangan biarkan bahtera itu karam ditengah lautan hanya karena tidak mau menanggung konsekuensi dari pilihan itu.

"Berani memilih maka berani tanggung konsekuensinya, itulah beda antara manusia dengan makhluk yang lain".

Mungkin kita melihat dalam rupa-rupa manusia di dunia ini, ada yang memilih untuk sholeh dan ada yang memilih untuk dzolim. semua itu pilihan, dan konsekuensinya juga jelas baik didunia dan diakhirat. sudah banyak penjelasan dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits tentang itu semua. Jadi sebenarnya tidak perlu lagi manusia itu protes kepada Allah manakala dia diadzab atau di masukkan ke dalam neraka, sebab itulah konsekuensi dari pilihannya.

Diibaratkan dunia ini seperti ada dua mobil besar, mobil yang satu penuh dengan peraturan, penuh dengan perintah dan larangan-larangan, dan ada buku panduannya jika anda ingin naik ke mobil itu. (Mobil A, penuh dengan aturan). Sedangkan mobil yang satu (Mobil B) sama sekali tidak ada aturannya, bisa berbuat apa saja diatasnya, pokoknya tidak ada aturan sama sekali.

Semua manusia diminta untuk harus memilih mobil mana yang mereka ingin pakai untuk perjalanan yang panjang. dan harus memilih diantara kedua mobil itu, tidak bisa tidak.

Ada manusia yang memilih mobil A, karena ia ingin selamat, sebab banyak aturannya. dan ada yang memilih mobil B, karena tidak ada aturannya, sehingga ia bebas melakukan apa saja tanpa ada yang menegur dan mengawasi.

Maka naiklah semua orang sesuai dengan pilihan masing-masing. Tibalah saatnya kedua mobil akan berangkat. Di mobil A, sang sopir balik kebelakang dan mengatakan kepada para penumpang "saudara-saudara sekalian demi keamanan kita dalam perjalanan, kami minta dengan hormat untuk mematuhi semua aturan yang ada, semua itu untuk keselamatan kita bersama. Kalau ada yang tidak senang dengan aturan, maka silahkan turun dan pindah ke mobil B yang sama sekali tidak ada aturan. Mari semua kita pasang sabuk pengaman, dan kita semua akan bertanggung jawab akan keselamatan kita masing-masing, mari Bismillah kita berangkat". Di mobil B, sang sopir juga balik belakang dan mengatakan , "saudara-saudara sekalian berhenti dulu sejenak dari kegaduhan kalian, ada informasi penting yang ingin saya sampaikan sebelum mobil ini berangkat. Sebagaimana anda semua ketahui, bahwa di mobil ini tidak ada aturannya, silahkanlah berbuat sekehendak anda di mobil ini, dan yang tidak suka dengan keributan, kegaduhan atau ketidak teraturan, yaaa dipersilahkan pindah ke mobil A yang penuh aturan. Tapi saudara-saudara sekalian, karena mobil ini ndak ada aturannya, maka kalau ada apa-apa dijalan, minta tolong jangan salahkan saya, tanggung sendiri konsekuensinya karena kalian telah memilih mobil ini. ok, kita berangkat,,"

Berangkatlah ke dua mobil ini, ditengah jalan ada penumpang dimobil A tidak senang dengan aturan, akhirnya pindah ke mobil B, begitu pula ada penumpang dimobil B yang muak dengan ketidak teraturan akhirnya pindah ke mobil A.

Singkat ceritan, sampailah ke dua mobil dipenghujung perjalanan, rupanya ujung jalan itu akan menurun dengan kecuraman yang sangat terjal 45 derajat kemiringannya, dan jurang yang sangat dalam didepannya, mobil ini akan membelok, apabila tidak berhati-hati maka mobil ini akan masuk kejurang.
Berhentilah ke dua mobil ini. Sopir mobil A menoleh kebelakang dan berkata "saudara-saudara sekalian kita sekarang kita berada dipenghujung jalan, akan menurun dan jurang yang menganga didepan, diminta anda memasang dan mengencangkan sabuk pengaman, banyak berdoa semoga dibelokan yang sangat tajam dibwah sana dapat kita lalui dengan selamat, Bismillah". Dan akhirnya dengan kesabaran, seluruh penumpang Mobil A selamat semua.

Sopir Mobil B juga menoleh kebelakang dan berkata, "saudara-saudara tolong berhenti dulu dari kegaduhan kalian. ketahuilah bahwa sekarang kita dipenghujung jalan. dari awal saya sudah sampaikan bahwa, mobil ini tidak ada aturannya, terserah mau berbuat apa saja. Jalan didepan terjal dan ada jurang menganga dibawah siap membinasakan kita semua. kalau saya tidak pintar-pintar berbelok ditikungan,maka kita semua binasa. saudara-saudara sekalian, ketahuilah bahwa selain mobil ini tidak ada aturannya, juga mobil ini tidak ada remnya", mendengar itu, semua penumpang gelisah, marah pada sopir dan mengatakan "mengapa kami tidak diberi tahu sebelumnya, kamu ingin mencelakai kami", sang sopir menjawab "sudah dari awal kan sudah disampaikan bahwa tidak ada aturannya, jadi terimalah konsekuensinya. Janganlah saya kalian tuntut, tapi tuntutlah diri kalian sendiri krn anda telah memilih mobil ini sebagai kendaraan anda. Adapun saya, saya juga akan sama dengan kalian". Akirnya jalanlah mobil B turun kebawah dan tdk bisa menikung sebab ndak ada remnya dan akhirnya binasalah mereka semua.

*Inilah konsekuensi pilihan, berani memilih maka beranipula menanggung konsekuensinya*

🌷 *Teringatlah kita akan ayat Allah* :
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (QS 16 : 97)

"Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya" (QS. 2 : 25)

Bandingkan dengan orang-orang yang berpaling dari peringatan Allah
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan". (QS. 20 : 124-126)

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui" (QS. 2 : 168-169)

Semoga kita tak salah memilih, sebab penyesalan itu diakhir. Tetap semangat dalam beribadah kepada Allah.

Oleh Ustadz Askar Yaman, S.Pd., M.Pd.
🔴 Link Artikel ➡ http://wahdah.or.id/hidup-adalah-pilihan-life-is-choice/

📖 dapatkan artikel islami lainya di 👉 http://wahdah.or.id/

💖 Silahkan SEBARKAN dan semoga Allah memberikan PAHALA atas berbagi ilmu ini

💖 Daftar Broadcast Wahdah.Or.Id
Ketik nama lengkap - daerah - wi
Contoh:
Irhamullah - Jakarta - WI
Kirim via WhatsApp ke:
📱 +6282257182656

👍 Facebook s.id/FBWahdah
📩 Telegram s.id/TelegramWahdah
🐣 Twitter s.id/TwitterWahdah
🌐 www.wahdah.or.id
Read More
Keutamaan Sholat Membuat Hidup Bahagia

Keutamaan Sholat Membuat Hidup Bahagia

SHOLAT MAMPU MENYEJUKKAN PANDANGAN SERTA MENENTRAMKAN HATI.

(Syarat dan ketentuan berlaku)

Berikut adalah hal yang harus anda hadirkan dalam setiap SHolat anda agar mampu memperoleh kedua nikmat diatas :

1. Ikhlas

Bahwa faktor pendorong dan motif mendirikan shalat adalah keinginan dan kecintaan hamba kepada Allah, mencari keridhaan-Nya, memperoleh kedekatan dengan diri-Nya, menunjukkan kecintaan kepada-Nya, serta menaati perintah-Nya.

Bukan didorong oleh maksud dan tujuan duniawi. Namun, semata-mata untuk mengharapkan kesempatan melihat Wajah Allah kelak di surga karena cinta kepada-Nya, takut akan siksa-Nya, dan berharap memperoleh ampunan dan pahala dari-Nya.

2. Kejujuran dan ketulusan

Berupaya untuk mengosongkan hati untuk Allah di dalam shalat, mencurahkan segenap kemampuan agar hati mampu menghadap Allah dan fokus di dalam shalat, serta melaksanakan shalat dengan bentuk yang paling baik dan sempurna ditinjau dari aspek lahir dan batin.

Hal ini mengingat shalat memiliki dua aspek, yaitu :

    - Aspek lahir yang mencakup gerakan dan dzikir shalat, dan
    - Aspek batin yang mencakup khusyu’, muraqabah (merasa diawasi Allah), memfokuskan dan menghadapkan hati secara total kepada Allah di dalam shalat sehingga hati sedikit pun tidak berpaling pada selain-Nya.

Aspek batin ini layaknya ruh bagi shalat. Sementara aspek lahir laksana badan. Analoginya, jika shalat kosong dari aspek batin tersebut, maka pastilah serupa dengan suatu badan yang tidak memiliki ruh.

Apakah kita sebagai hamba tidak malu jika menghadap Allah dalam shalat dengan kondisi demikian?

3. Menjadikan shalat Nabi sebagai pedoman

Bersungguh-sungguh agar shalat yang dikerjakan sesuai dengan yang dituntunkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tidak mengacuhkan berbagai bentuk inovasi gerakan dalam shalat yang diada-adakan, tidak pula memperhatikan berbagai kreasi dalam shalat yang keabsahannya tidak pernah diketahui berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan salah seorang sahabat beliau.

4. Ihsan

Ihsan berarti merasa dirinya diawasi Allah sehingga dia menyembah seakan-akan Allah berada di hadapannya.

Kedudukan ihsan ini merupakan pokok seluruh amalan hati. Ihsan akan melahirkan sifat malu untuk bermaksiat, memuliakan dan menghormati-Nya, takut dan cinta kepada-Nya, tunduk dan merasa hina di hadapan-Nya, memutus keraguan hati, dan memfokuskan hati dan keinginan menuju ridha Allah.

Kedekatan hamba dengan Allah sangat bergantung pada seberapa besar maqam ihsan yang terdapat pada dirinya.

Demikian juga kadar ihsan pada diri seseorang menentukan perbedaan kualitas shalat yang dikerjakan, sehingga dua orang yang mengerjakan shalat dengan bentuk qiyam, ruku’, dan sujud yang serupa namun keutamaan yang diperoleh keduanya dapat berbeda jauh seperti langit dan bumi.

5. Mengakui karunia-Nya

Bersaksi bahwa segala kenikmatan bersumber dari Allah semata, karena Dia-lah yang menegakkan dirinya di kedudukan ini, membimbing, dan memberikan taufik sehingga hati dan raganya mampu berkhidmat kepada-Nya.

Seandainya bukan karena Allah, semua itu tidak akan terjadi.

Persaksian ini merupakan merupakan persaksian yang paling agung dan mendatangkan manfaat bagi hamba. Sangat bergantung pada kadar tauhid seseorang. Di mana persaksian ini semakin sempurna seiring dengan peningkatan tauhid pada diri hamba.

Salah satu manfaatnya adalah persaksian ini akan mencegah hati hamba dari sikap mengingat-ingat dan merasa bangga dengan amal yang telah dilakukan.

Ketika hamba mengakui dengan tulus bahwa Allah yang telah memberikan karunia, taufik, dan petunjuk pada dirinya, tentu dia akan tersibukkan dari mengingat-ingat dan merasa bangga terhadap amalnya.

6. Senantiasa merasa memiliki kekurangan

Muslim yang baik ialah, muslim yang tidak pernah merasa bangga dengan amalannya, bahkan ia tidak pernah merasa puas dan menganggap ibadahnya  penuh dengan kekurangan.Ingatlah, Ujub terhadap amalan mampu menghancurkan pahala Sholat itu sendiri

Selalu menuntut ilmu dan mawas diri adalah cara agar sifat ujub di dalam hati bisa tergerus dan membuat hati kita tentram sehingga mampu merasakan nikmatnya iman.

Rekening sedekah    : Bank mandiri syariah
708 -7007 - 493 an. DPD WI MAKASSAR

Alamat                     : Jalan Abdullah dg Sirua No.83

FB & Fanpage          : Lazis Wahdah Makassar
Twitter & INstagram   : @laziswahdahmks
BBM                        : 266C66EO
Whatsapp                : 0852 9999 3355
Read More
Realitas Pendidikan Indonesia: Tawuran Pelajar Memprihatingkan Dunia Pendidikan

Realitas Pendidikan Indonesia: Tawuran Pelajar Memprihatingkan Dunia Pendidikan



Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar


Perkelahian, atau yang sering disebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan “hanya” antar pelajar SMU, tapi juga sudah melanda sampai ke kampus-kampus. Ada yang mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja.
Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Data di Jakarta misalnya (Bimmas Polri Metro Jaya), tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37 korban tewas. Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban cenderung meningkat. Bahkan sering tercatat dalam satu hari terdapat sampai tiga perkelahian di tiga tempat sekaligus.

Dampak Perkelahian Pelajar
Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan banyak pihak. Paling tidak ada empat kategori dampak negatif dari perkelahian pelajar.
Pertama, pelajar (dan keluarganya) yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.
Kedua, rusaknya fasilitas umum seperti bus, halte dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.
Ketiga, terganggunya proses belajar di sekolah. Terakhir, mungkin adalah yang paling dikhawatirkan para pendidik, adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain.
Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
Pandangan Umum Terhadap Penyebab Perkelahian Pelajar
Sering dituduhkan, pelajar yang berkelahi berasal dari sekolah kejuruan, berasal dari keluarga dengan ekonomi yang lemah. Data di Jakarta tidak mendukung hal ini. Dari 275 sekolah yang sering terlibat perkelahian, 77 di antaranya adalah sekolah menengah umum.
Begitu juga dari tingkat ekonominya, yang menunjukkan ada sebagian pelajar yang sering berkelahi berasal dari keluarga mampu secara ekonomi. Tuduhan lain juga sering dialamatkan ke sekolah yang dirasa kurang memberikan pendidikan agama dan moral yang baik. Begitu juga pada keluarga yang dikatakan kurang harmonis dan sering tidak berada di rumah.
Padahal penyebab perkelahian pelajar tidaklah sesederhana itu. Terutama di kota besar, masalahnya sedemikian kompleks, meliputi faktor sosiologis, budaya, psikologis, juga kebijakan pendidikan dalam arti luas (kurikulum yang padat misalnya), serta kebijakan publik lainnya seperti angkutan umum dan tata kota.
Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik.
Pada delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat. Sedangkan pada delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, mereka bangga kalau dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya.

Tinjauan Psikologi Penyebab Remaja Terlibat Perkelahian Pelajar
Dalam pandangan psikologi, setiap perilaku merupakan interaksi antara kecenderungan di dalam diri individu (sering disebut kepribadian, walau tidak selalu tepat) dan kondisi eksternal. Begitu pula dalam hal perkelahian pelajar. Bila dijabarkan, terdapat sedikitnya 4 faktor psikologis mengapa seorang remaja terlibat perkelahian pelajar.
1. Faktor internal. Remaja yang terlibat perkelahian biasanya kurang mampu melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang kompleks. Kompleks di sini berarti adanya keanekaragaman pandangan, budaya, tingkat ekonomi, dan semua rangsang dari lingkungan yang makin lama makin beragam dan banyak. Situasi ini biasanya menimbulkan tekanan pada setiap orang.
Tapi pada remaja yang terlibat perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi, apalagi memanfaatkan situasi itu untuk pengembangan dirinya. Mereka biasanya mudah putus asa, cepat melarikan diri dari masalah, menyalahkan orang / pihak lain pada setiap masalahnya, dan memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkan masalah.
Pada remaja yang sering berkelahi, ditemukan bahwa mereka mengalami konflik batin, mudah frustrasi, memiliki emosi yang labil, tidak peka terhadap perasaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri yang kuat. Mereka biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
2. Faktor keluarga. Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan (entah antar orang tua atau pada anaknya) jelas berdampak pada anak. Anak, ketika meningkat remaja, belajar bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang wajar kalau ia melakukan kekerasan pula.
Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya, ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan tidak berani mengembangkan identitasnya yang unik. Begitu bergabung dengan teman-temannya, ia akan menyerahkan dirnya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang dibangunnya.
3. Faktor sekolah. Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya.
Karena itu, lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar (misalnya suasana kelas yang monoton, peraturan yang tidak relevan dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dsb.) akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama teman-temannya.
Baru setelah itu masalah pendidikan, di mana guru jelas memainkan peranan paling penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan (walau dalam bentuk berbeda) dalam “mendidik” siswanya.
4. Faktor lingkungan. Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba).
Begitu pula sarana transportasi umum yang sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan. Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.
            Semoga Bermamfaat, Syukran Jazakumullahu Khairan@

Read More