Sudahkah Engkau Mempersiapkan Hari Esok?
Allah
Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS. Al Hasyr: 18).
Sudahkah Engkau Mempersiapkan Hari Esok?
Qatadah mengatakan bahwa bahwa hari kiamat itu dekat. Jadi
hari esok yang dimaksud dalam ayat adalah kiamat. (Tafsir Ath Thobari,
14: 65).
Ibnu
Jarir Ath Thobari menafsirkan ayat di atas, “Lihatlah apa yang akan terjadi di
hari kiamat kelak dari amalan-amalan yang diperbuat manusia. Apakah amalan
shalih yang menghiasi dirinya ataukah amalan kejelekan yang berakibat jelek di
akhirat?” (Idem).
Introspeksi Diri
Tentang ayat di atas, Ibnu Katsir rahimahullah
berkata, “Haasibu anfusakum qobla an tuhaasabu (artinya: hisablah diri kalian
sebelum kalian dihisab). Lihatlah amalan shalih apa yang telah kalian
persiapkan sebagai bekal untuk hari akhirat dan menghadap Allah Rabb kalian.” (Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 235).
Jadikan Akhirat Sebagai Tujuan
Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Allah Ta’ala
memerintahkan kepada hamba-Nya yang beriman untuk memenuhi hal-hal yang dapat
mewujudkan iman dan takwa, baik amalan yang dilakukan secara tersembunyi ataukah
terang-terangan dalam setiap keadaan. Hendaklah mereka memperhatikan perintah,
syariat dan batasan-batasan Allah.
Hendaklah mereka perhatikan kebaikan dan keburukan yang
mereka akan peroleh kelak. Hendaklah mereka memikirkan apa buah yang diperoleh dari
amalan mereka kelak di hari kiamat. Apakah akan menuai hasil yang baik ataukah
malah akan membahayakan karena kejelekan yang dilakukan.
Jika seseorang menjadikan akhirat sebagai tujuan di
hadapannya dan jadi tambatan hati, terus bersungguh-sungguh untuk menempuh
jalan menuju akhirat. Bersungguh-sungguhlah dengan melakukan banyak amalan yang
dapat mengantarkan pada akhirat. Lalu bersihkanlah jalan tersebut dari berbagai
duri dan rintangan.
Jika mereka pun yakin, Allah itu Maha Tahu terhadap apa yang
mereka kerjakan, Allah Maha Tahu terhadap apa yang mereka sembunyikan. Allah
tidak mungkin lalai dari memperhatikan mereka. Dari sini, semestinya kita
semakin serius dan sungguh-sungguh dalam beramal.” (Taisir Al Karimir Rahman,
hal. 853).
Pelajaran penting yang bisa kita ambil adalah jadikan
akhirat sebagai tujuan. Begitu pula jika kita diberi karunia materi dan rezeki
yang melimpah, jadikanlah itu sebagaimana perantara menuju kebaikan dan bekal
menuju alam akhirat. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَتِ الآخِرَةُ هَمَّهُ
جَعَلَ اللَّهُ غِنَاهُ فِى قَلْبِهِ وَجَمَعَ لَهُ شَمْلَهُ وَأَتَتْهُ
الدُّنْيَا وَهِىَ رَاغِمَةٌ وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ اللَّهُ
فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَفَرَّقَ عَلَيْهِ شَمْلَهَ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ
الدُّنْيَا إِلاَّ مَا قُدِّرَ لَهُ
“Barangsiapa
yang niatnya untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan
dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun
akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya hanya untuk
menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan
mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah
ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih. Lihat penjelasan hadits ini di Tuhfatul Ahwadzi,
7: 213)
Semoga kita semakin memperhatikan amalan kita sebagai bekal
di akhirat kelak.
Hanya
Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
Referensi:
Tafsir
Al Qur’an Al ‘Azhim,
Ibnu Katsir, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan pertama, tahun 1431 H.
Tafsir
Ath Thobari (Jami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Quran), Muhammad bin Jarir Ath Thobari,
terbitan Dar Ibnu Hazm, cetakan pertama, tahun 1423 H.
Taisir
Al Karimir Rahman,
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan
pertama, tahun 1423 H.
Tuhfatul
Ahwadzi bi Syarh Jami’ At Tirmidzi, terbitan Darus Salam, cetakan pertama, tahun 1432 H.
0 Response to "Sudahkah Engkau Mempersiapkan Hari Esok?"
Post a Comment