Cerpen Sesaat di Lorong Kelas
Pagi
ini aku akan memulai hari ku, mungkin akan sama saja dengan hari-hari
sebelumnya, membosankan tentunya. Rutinitas yang hanya itu-itu saja, sepertinya
tidak akan ada yang menarik di hari ini.
“Huuufh..”, aku menghela napas panjang.
“Jangan banyak mengeluh, ayo di habiskan sarapannya”, kata mamah pada ku di ruang makan.
“Pamali pagi-pagi sudah mengeluh begitu, harus semangat dong anak mamah”, tambahnya lagi.
“Iya mah, tapi aku ga napsu makan pagi ini, perutku agak sakit”, kata ku.
“Ada apa sama perut kamu?”, kata mamah.
“Ga tahu mah, dari semalam rasanya udah ga enak”, kata ku mengeluh.
“Kemarin kamu makan apa sampai perut kamu sakit begitu?, sana minum obat sakit perut dulu, nanti belajar kamu ga konsen”, kata mamah menasihatiku.
“iya mah”, kata ku sambil memegangi perut.
Di sekolah..
“Vin, udah ngerjain tugas pak Haryadi?”, kata Lia tiba-tiba.
“Eh, tugas yang mana?”, jawabku bingung.
“Jadi kamu belum ngerjain?”, kata Lia
“Belum”, kata ku singkat.
“Kamu tahu kan pak Haryadi killer nya minta ampun!”, kata Lia histeris.
“Aku pinjem tugas kamu dong, tadi malam perut ku sakit”, kataku memohon.
“Ya sudah, ini cepat di salin”, kata Lia.
Emang dasar perutku ini tidak bisa di ajak kompromi, baru mau nulis tugas tapi perut rasanya sakit sekali.
“Li, bisa lanjutin nulis tugas ku ga?”, kataku pada Lia.
“Kamu kenapa?”, kata Lia panik.
“Perutku sakit banget”, kataku sambil memegangi perut.
“Kamu mau ke ruang UKS?, ayo aku antar”, kata Lia.
“Ehmm, ga usah Li. Biar aku sendiri saja”, kata ku pada Lia.
Dan aku langsung menuju ruang UKS.
Bruuuk…
Tiba-tiba saja ada yang menabrak ku, dan aku langsung jatuh ke lantai..
“Sorry”, kata suara itu sambil membantuku berdiri.
“Ga papa, salah aku ga liat jalan”, kata ku sambil membersihkan baju dan rok ku tanpa melihat wajah orang yang sudah menabrakku.
“Bener kamu ga papa?”, kata suara itu lagi.
“Iya”, kata ku dan aku langsung melihat tepat ke wajah nya.
Saat aku melihat wajahnya, OMG (Oh My God), wajah nya bagai malaikat di siang hari, begitu tampan. Lama aku terus memandanginya sampai ada tangan yang melambai ke arah ku dan menyadarkan ku dari lamunan.
“Hei, kamu ga papa?, malah diam saja?”, kata dia membuyarkan lamunanku.
“Eh,Hmmm,iya..”, kata ku gugup.
Bodohnya aku masa sampai segitunya aku melihat wajahnya sampai aku tidak sadar kalo aku lama sekali menatapnya. Saat itu juga aku langsung pergi begitu saja dengan wajah kepiting rebusku, malu sekali rasanya. Tapi, aku kan belum tahu namanya…
Bodoh, bodoh, bodoh..
Sesampainya di kelas..
“Lho Vin, kamu ga jadi ke ruang UKS?”, kata Lia heran.
“Ga jadi Li, tadi pas perjalanan aku ke ruang UKS aku ketemu malaikat, langsung deh sakit perutku hilang”, kata ku.
“Hah?!, malaikat?, dimana?, kata Lia bingung.
“Dideket ruang UKS”, kataku singkat.
“Malaikat nya kaya gimana Vin?, serem atau cakep?”, kata Lia penasaran.
“Ganteng bangeeeet Li”, kata ku.
“Hah?!”, kata Lia bengong.
“Iyaaa, cowo itu ganteng banget malaikat aja kalah”, kataku polos.
“GUBRAAAAAK”, kata Lia
“itu mah dasar kamu nya aja yang ga pernah liat cowo, sekalinya liat cowo gitu deh..heran!”, kata Lia sambil tertawa.
Pulang sekolah..
Aku masih penasaran sama cowo yang tadi aku tabrak, kaya nya aku baru lihat dia. Apa dia anak pindahan, atau aku nya aja yang ga tanggep sama cowo sekolah ini. Tiba-tiba saja aku melihat malaikat itu lagi. Makin lama dia semakin dekat, oh tidak dia menuju kearah ku dan..
“Tadi kita belum kenalan, namaku Nino. Kamu?”, kata dia tiba-tiba mengulurkan tangan nya.
“Vina”, kataku gugup.
“Aku anak baru disini, aku masih belum punya teman, kamu mau kan jadi teman aku”, kata Nino.
“Oh iya, tentu aja boleh”, kata ku sambil tersenyum.
Perkenalan singkat tadi membuat aku terus tersenyum sampai aku tiba di rumah.
“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri gitu Vin, kesambet apa kamu dijalan?”, kata mamah heran.
“hehe, ada deh..mamah mau tau aja urusan anak muda”, kata ku sambil menuju kamar.Hari ini begitu menyenangkan, sepertinya esok akan manjadi hari yang penuh dengan warna-warni. Tidak akan membosankan lagi tentunya, dan aku pun tertidur pulas..
“Huuufh..”, aku menghela napas panjang.
“Jangan banyak mengeluh, ayo di habiskan sarapannya”, kata mamah pada ku di ruang makan.
“Pamali pagi-pagi sudah mengeluh begitu, harus semangat dong anak mamah”, tambahnya lagi.
“Iya mah, tapi aku ga napsu makan pagi ini, perutku agak sakit”, kata ku.
“Ada apa sama perut kamu?”, kata mamah.
“Ga tahu mah, dari semalam rasanya udah ga enak”, kata ku mengeluh.
“Kemarin kamu makan apa sampai perut kamu sakit begitu?, sana minum obat sakit perut dulu, nanti belajar kamu ga konsen”, kata mamah menasihatiku.
“iya mah”, kata ku sambil memegangi perut.
Di sekolah..
“Vin, udah ngerjain tugas pak Haryadi?”, kata Lia tiba-tiba.
“Eh, tugas yang mana?”, jawabku bingung.
“Jadi kamu belum ngerjain?”, kata Lia
“Belum”, kata ku singkat.
“Kamu tahu kan pak Haryadi killer nya minta ampun!”, kata Lia histeris.
“Aku pinjem tugas kamu dong, tadi malam perut ku sakit”, kataku memohon.
“Ya sudah, ini cepat di salin”, kata Lia.
Emang dasar perutku ini tidak bisa di ajak kompromi, baru mau nulis tugas tapi perut rasanya sakit sekali.
“Li, bisa lanjutin nulis tugas ku ga?”, kataku pada Lia.
“Kamu kenapa?”, kata Lia panik.
“Perutku sakit banget”, kataku sambil memegangi perut.
“Kamu mau ke ruang UKS?, ayo aku antar”, kata Lia.
“Ehmm, ga usah Li. Biar aku sendiri saja”, kata ku pada Lia.
Dan aku langsung menuju ruang UKS.
Bruuuk…
Tiba-tiba saja ada yang menabrak ku, dan aku langsung jatuh ke lantai..
“Sorry”, kata suara itu sambil membantuku berdiri.
“Ga papa, salah aku ga liat jalan”, kata ku sambil membersihkan baju dan rok ku tanpa melihat wajah orang yang sudah menabrakku.
“Bener kamu ga papa?”, kata suara itu lagi.
“Iya”, kata ku dan aku langsung melihat tepat ke wajah nya.
Saat aku melihat wajahnya, OMG (Oh My God), wajah nya bagai malaikat di siang hari, begitu tampan. Lama aku terus memandanginya sampai ada tangan yang melambai ke arah ku dan menyadarkan ku dari lamunan.
“Hei, kamu ga papa?, malah diam saja?”, kata dia membuyarkan lamunanku.
“Eh,Hmmm,iya..”, kata ku gugup.
Bodohnya aku masa sampai segitunya aku melihat wajahnya sampai aku tidak sadar kalo aku lama sekali menatapnya. Saat itu juga aku langsung pergi begitu saja dengan wajah kepiting rebusku, malu sekali rasanya. Tapi, aku kan belum tahu namanya…
Bodoh, bodoh, bodoh..
Sesampainya di kelas..
“Lho Vin, kamu ga jadi ke ruang UKS?”, kata Lia heran.
“Ga jadi Li, tadi pas perjalanan aku ke ruang UKS aku ketemu malaikat, langsung deh sakit perutku hilang”, kata ku.
“Hah?!, malaikat?, dimana?, kata Lia bingung.
“Dideket ruang UKS”, kataku singkat.
“Malaikat nya kaya gimana Vin?, serem atau cakep?”, kata Lia penasaran.
“Ganteng bangeeeet Li”, kata ku.
“Hah?!”, kata Lia bengong.
“Iyaaa, cowo itu ganteng banget malaikat aja kalah”, kataku polos.
“GUBRAAAAAK”, kata Lia
“itu mah dasar kamu nya aja yang ga pernah liat cowo, sekalinya liat cowo gitu deh..heran!”, kata Lia sambil tertawa.
Pulang sekolah..
Aku masih penasaran sama cowo yang tadi aku tabrak, kaya nya aku baru lihat dia. Apa dia anak pindahan, atau aku nya aja yang ga tanggep sama cowo sekolah ini. Tiba-tiba saja aku melihat malaikat itu lagi. Makin lama dia semakin dekat, oh tidak dia menuju kearah ku dan..
“Tadi kita belum kenalan, namaku Nino. Kamu?”, kata dia tiba-tiba mengulurkan tangan nya.
“Vina”, kataku gugup.
“Aku anak baru disini, aku masih belum punya teman, kamu mau kan jadi teman aku”, kata Nino.
“Oh iya, tentu aja boleh”, kata ku sambil tersenyum.
Perkenalan singkat tadi membuat aku terus tersenyum sampai aku tiba di rumah.
“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri gitu Vin, kesambet apa kamu dijalan?”, kata mamah heran.
“hehe, ada deh..mamah mau tau aja urusan anak muda”, kata ku sambil menuju kamar.Hari ini begitu menyenangkan, sepertinya esok akan manjadi hari yang penuh dengan warna-warni. Tidak akan membosankan lagi tentunya, dan aku pun tertidur pulas..
Shukran Jazakallah Khairan, Semoga Bermamfaat…..
0 Response to "Cerpen Sesaat di Lorong Kelas"
Post a Comment