'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

BELAJAR MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN



        Kemampuan manusia untuk menggunakan akalnya dalam memahami lingkungannya merupakan potensi dasar yang memungkinkan manusia belajar, dengan belajar manusia menjadi mampu melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia merupakan akibat dari aktivitas belajar, oleh karena itu sangat wajar apabila Belajar merupakan konsep kunci dalam setiap kegiatan pendidikan, ini berarti bahwa tanpa belajar kegiatan pendidikan  pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan pernah ada.
Disamping itu belajar juga memainkan peranan penting dalam upaya mempertahankan kehidupan manusia. Ketika Adam diciptakan dan kemudian ALLAH mengajarkan nama-nama, pada dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk yang bisa berubah melalui belajar sehingga dari tidak tahu menjadi tahu, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia. dan dalam konteks yang lebih luas, perintah Iqra yang tertuang dalam Al Qur’an dapat dipahami dalam kaitan perubahan tersebut yakni dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak melakukan menjadi melakukan, dan dari melakukan menjadi tidak melakukan.
Dengan deminikian kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia merupakan makna pokok yang terkandung dalam belajar. Disebabkan kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga dapat terbebas dari kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan belajar manusia mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk kehidupannya.
A.    Belajar
Kemamampuan manusia untuk berubah melalui proses belajar telah makin memperkokoh posisi pentingnya belajar bagi kehidupan manusia, masalahnya apakah seluruh perubahan pada diri manusia itu hanya merupakan akibat dari belajar atau adakah faktor lain ?, serta apa karakteristik dari aktivitas belajar itu ?.  untuk memahami hal tersebut maka pemahaman tentang makna belajar menjadi sangat penting, berikut ini akan dekemukakan beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli.
  1. Learning refers to the change in the subject’s behaviour to a given situation brought about by his repeated experiences in the situation, provided that the behaviour change can not be explained on the basis of native response tendencies, maturation, or temporary state of the subject. (Ernest R. Hilgard)
  2. Learning. The process(es) by which humans acquire the range and variety of skills, knowledge, and attitude that set the species apart from others (Margaret E. Gredler)
  3. Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which not simply ascribe to the process of growth (Gagne)
  4. Learning is a relatively permanent change in behaviour or knowledge that  occurs as a result of experience (Henry L Roediger)
  5. Learning. a relatively permanent change in behaviour that  occurs as a result of Practice. Behaviour changes due to maturation or temporary conditions of the organism (such as fatigue, the influence of drugs, adaptation) are not included. (Rita L. Atkinson)
  6. Learning….the process of acquiring knowledge. … a relatively permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced practice (Reber)
  7. Belajar adalah sautu perubahan dalam disposisi atau kecakapan baru peserta didik karena adanya usaha yang dilakukan dengan sengaja dari pihak luar peserta didik (D. Sudjana)
Pengertian-pengertian belajar tersebut meskipun menggunakan formulasi yang berbeda-beda namun mempunyai esensi yang sama, hal ini terlihat dari unsur-unsur pembentuk definisi yang bila diringkaskan dapat disimpulkan bahwa sesuatu kegiatan dikatakan belajar apabila didalamnya terdapat  unsur-unsur sebagai berikut :
  1. Adanya perubahan dalam prilaku, keterampilan, pengetahuan, sikap, dan kemampuan bereaksi
  2. Perubahan yang terjadi relatif bersifat tetap
  3. Perubahan tersebut bukan karena kematangan atau kondisi sesaat
  4. Perubahan terjadi akibat latihan yang diperkuat dan atau pengalaman
Unsur pertama mengindikasikan bahwa belajar harus menimbulkan perubahan dalam prilaku misalnya dari prilaku buruk menjadi baik, perubahan keterampilan dari tidak bisa menjadi bisa, perubahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan sikap misalnya dari sikap pesimis menjadi optimis, dan kemampuan bereaksi (response potentiality), khusus untuk kemampuan bereaksi pada dasarnya menunjukan pengakuan terhadap adanya perbedaan antara belajar dan penampilan hasil belajar.
Unsur kedua menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi relatif bersifat permanen, artinya seseorang yang belajar akan mampu memelihara/mempertahankan/mereproduksi perubahan yang diperolehnya dari suatu kegiatan belajar, namun perubahan tersebut tidak mesti untuk selamanya/permanen mengingat dalam perkembangannya bisa terjadi gangguan-gangguan terhadap perubahan yang telah terjadi, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu kemudian lupa (berarti menjadi tidak tahu lagi).
Unsur ketiga  yang menyatakan bahwa Perubahan tersebut bukan karena kematangan atau kondisi sesaat menunjukan bahwa perubahan yang terjadi karena kematangan seperti bayi yang tadinya terlentang kemudian mampu tengkurap akibat pertumbuhan fisiknya, atau perubahan yang terjadi pada orang yang mabuk atau dalam pengaruh obat tidak termasuk dalam kategori belajar. Sementara itu unsur yang keempat menjelaskan bahwa proses belajar itu membutuhkan latihan, dan bahwa perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, oleh karena itu prinsip pengulangan dan atau penguatan (reinforced practice) serta interaksi manusia dengan lingkungan (pengalaman) sangat berperan dalam suatu aktivitas belajar, kata penguatan juga menunjukan bahwa proses belajar memerlukan  penguatan agar perubahan yang telah terjadi dapat dipertahankan tidak makin lemah atau bahkan musnah..
Bila diperhatikan lebih jauh esensi dasar dari pengertian belajar adalah perubahan (dengan berbagai karkteristiknya) dan latihan/pengalaman, pertanyaannya perubahan dalam hal apa ?, apakah perubahan perubahan tersebut terjadi hanya dalam bentuknaya yang konkrit ataukan berlaku juga dalam bentuknya yang abstrak ?, untuk menjawab masalah ini terdapat dua pandangan penting, yaitu pandangan behaviouristikdan pandangan kognitif..
Menurut pandangan behavioristik, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku, cara seseorang  berbuat pada situasi tertentu serta perubahan tersebut dapat diamati, artinya berpikir dan emosi tidak menjadi perhatian dalam suatu aktivitas belajar karena tidak bisa diamati. Sebaliknya menurut pandangan kognitif belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung. Perubahan  terjadi dalam kemampuan seseorang untuk bertingkah laku dan berbuat dalam situasi tertentu dan perubahan tersebut hanyalah refleksi dari perubahan internal
Dalam perkembangannya para behaviourist baru (neo-behaviourist) telah berusaha memperluas pandangannya tentang belajar dengan memasukan aspek-aspek yang tidak dapat diamati secara langsung, seperti harapan-harapan, keinginan-keinginan, keyakinan dan pikiran seperti terlihat dalam pandangan Albert Bandurayang terkenal dengan teori kognitif sosialnya yang menganggap bahwa belajar itu lebih dari sekedar perubahan dalam tingkah laku yang teramati, melainkan juga mencakup pencapaian pengetahuan dan tingkah laku yang dapat diamati yang berdasar pada pengetahuan tersebut.
Dengan memperhatikan berbagai pandangan tentang makna belajar, maka dapatlah diartikan bahwa belajar merupakan suatu perubahan internal yang terjadi pada diri seseorang, perubahan dalam potensi untuk bertingkah laku, serta perubahan tingkah laku itu sendiri. Implikasi dari pengertian ini adalah bahwa seorang guru/dosen pasti dihadapkan pada tingkah laku siswa/mahasiswa yang teramati seperti hasil pekerjaan siswa/mahasiswa dalam melaksanakan tugas-tugas atau tingkah laku mereka di dalam ruangan belajar, dan aspek yang kurang/tidak teramati secara langsung seperti berpikir abstrak serta sikap.

2. Pembelajaran
Istilah pembelajaran menjadi istilah yang makin populer dan banyak digunakan dalam dunia pendidikan. Pembelajaran merupakan terjemahan dari Instruction dimana sebelumnya dipadankan dengan istilah pengajaran, oleh karena itu terkadang terjadi penggunaan yang saling mengganti antara istilah pembelajaran dengan pengajaran (mungkin lebih tepat pengajaran itu sebagai terjemahan dari teaching).
Pengajaran diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan interaksi siswa dengan lingkungan belajar yang dirancang sedemikian rupa  untuk mencapai tujuan pengajaran, yakni kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah menyelesaikan pengalaman belajarnya (Nana Sujana : 1996). Bila diperhatikan, pengertian pengajaran tersebut menunjukan titik berat pada peran guru/dosen sebagai pengajar dengan segala kewenangannya serta menempatkan pembelajar (siswa/mahasiswa) sebagai pihak yang bersifat pasif dan hanya bersifat menerima.
Pendekatan semacam ini disebut pendidikan yang berpusat pada guru/dosen (teacher centered education) yang awalnya berkembang di Eropa ketika pengajar (guru/dosen) menjadi satu-satunya sumber belajar, namun dengan berkembangnya teknologi termasuk bidang percetakan serta perkembangan bidang-bidang ilmu pendidikan telah menyebabkan pola/pendekatan teacher-centered education tidak dapat dipertahankan lagi.
Sementara itu bila diperhatikan penggunan istilah pembelajaran lebih mengacu pada upaya menempatkan siswa/mahasiswa sebagai pihak yang aktif (student-centered education) dalam perannya menjadi seorang pembelajar, oleh karena itu penggunaan istilah yang berbeda (pengajaran dan pembelajaran) untuk padanan kata instruction didalamnya mengandung wawasan dasar yang berbeda dalam memposisikan siswa/mahasiswa dalam suatu proses belajar mengajar, dari teacher centered education menjadi student centered education. Untuk lebih memahami makna dari istilah pembelajaran, berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi tentang pembelajaran :
  1. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur  manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi  dalam mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik : 1999).
  2. Pembelajaran : Keseluruhan peraturan kegiataan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar (Mac Donald)
  3. Proses belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu. (J.Drost,SJ)
  4.  Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar (D. Sudjana)
Dari pengertian tersebut nampak  bahwa pembelajaran  merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar diperankan oleh guru atau doses dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer proses pembelajaran. Oleh karena itu kualitas proses pembelajaran termasuk juga hasil-hasilnya sangat ditentukan oleh kualitas interaksi dalam proses tersebut, meskipun dikarenakan kewenangannya peran guru/dosen akan lebih menonjol bila dilihat dari sudut manajemen pembelajaran.
Dalam suatu institusi pendidikan, murid/mahasiswa dipandang pihak yang belajar, guru/dosen sebagai  pihak yang mengajar dan seluruh konstelasi tersebut serta komponen-komponennya dalam suatu setting tertentu pada dasarnya menggambarkan suatu proses pembelajaran yang merupakan salah satu aktivitas penting dalam proses pendidikan pada institusi pendidikan. proses pembelajaran merupakan suatu interaksi antara pembelajar (siswa/mahasiswa) dan pengajar (guru/dosen) dalam suatu interaksi  sosial yang khas (interaksi edukatif) guna mencapai tujuan pembelajaran. Pelajar adalah pihak yang harus memanfaatkan proses tersebut untuk mencapai tujuan belajarnya dan guru/dosen merupakan pihak yang harus membantu terciptanya proses yang kondusif bagi efektivitas  dan efisiensi pencapaian tujuan belajar siswa sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dengan mengacu pada kurikulum dan bahan ajar tertentu untuk kemudian dipilih metoda dan media yang tepat.
            Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "BELAJAR MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN"