Realitas Pemuda Indonesia: Penyimpangan Seks Pada Remaja
Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas
Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com
Kita telah ketahui bahwa
kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak
"kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama.
"Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita
sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka
dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji. benar
agar kita tidak terjerumus ke pergaulan bebas yang menyesatkan. Masa remaja
merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di
dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan
dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak
terkecuali bidang seks.
Seiring dengan bertambahnya usia
seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan
mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis
remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik
elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku
seksual individu remaja tersebut. Salah satu masalah yang sering timbul pada
remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah
masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila
Kehamilan tersebut terjadi
pada
usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari
dua pihak.
Pertama yaitu dari pihak sekolah,
biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi
adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan
dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana
siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan
siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma
kehidupan masyarakat kita.
Kehamilan remaja adalah isu yang
saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak
hanya membebani remaja
sebagai
individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata
di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya
tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya
pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga
diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau
impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk
mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga
sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa
remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.
Data dan Fakta HIV/AIDS
Dilihat dari jumlah pengidap dan
peningkatan jumlahnya dari waktu ke waktu, maka dewasa ini HIV (Human
Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) sudah
dapat dianggap sebagai ancaman hidup bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan
laporan Departemen Kesehatan sampai Juni 2003 jumlah pengidap HIV/AIDS atau
ODHA (Orang Yang Hidup Dengan HIV/AIDS) di Indonesia adalah 3.647 orang terdiri
dari pengidap HIV 2.559 dan penderita AIDS 1.088 orang. Dari jumlah tersebut,
kelompok usia 15 - 19 berjumlah 151 orang (4,14%); 19-24 berjumlah 930 orang
(25,50%). Ini berarti bahwa jumlah terbanyak penderita HIV/AIDS adalah remaja
dan orang muda.
Dari data tersebut, dilaporkan
yang sudah meninggal karena AIDS secara umum adalah 394 orang (Subdit PMS &
AIDS, Ditjen PPM & PL, Depkes R.I.). Diperkirakan setiap hari ada 8.219
orang di dunia yang meninggal karena AIDS, sedangkan di kawasan Asia Pacific
mencapai angka1.192 orang. Data dan fakta tersebut belum mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, melainkan hanya merupakan "puncak gunung es",
artinya, yang kelihatan atau dilaporkan hanya sedikit, sementara yang tidak
kelihatan atau tidak dilaporkan jumlahnya berkali-kali lipat. Para ahli
memperkirakan bahwa jumlah sebenarnya bisa 100 kali lipat.
Remaja dan HIV/AIDS
Penularan virus HIV ternyata
menyebar sangat cepat di kalangan remaja
dan
kaum muda. Penularan HIV di Indonesia terutama terjadi melalui hubungan seksual
yang tidak aman, yaitu sebanyak 2.112(58%) kasus. Dari beberapa penelitian
terungkap bahwa semakin lama semakin banyak remaja di bawah usia 18 tahun yang
sudah melakukan hubungan seks. Cara penularan lainnya adalah melalui jarum suntik
(pemakaian jarum suntik secara bergantian pada pemakai narkoba, yaitu sebesar
815 (22,3%) kasus dan melalui transfusi darah 4 (0,10%) kasus). FKUl-RSCM
melaporkan bahwa lebih dari 75% kasus infeksi HIV di kalangan remaja terjadi di
kalangan pengguna narkotika. Jumlah ini merupakan kenaikan menyolok dibanding
beberapa tahun yang lalu.
Beberapa
penyebab rentannya remaja terhadap HIV/AIDS adalah
1.
Kurangnya informasi yang benar mengenai perilaku seks yang aman dan upaya pencegahan
yang bisa dilakukan oleh remaja dan kaum muda. Kurangnya informasi ini
disebabkan adanya nilai-nilai agama, budaya, moralitas dan lainlain, sehingga
remaja seringkali tidak memperoleh informasi maupun pelayanan kesehatan
reproduksi yang sesungguhnya dapat membantu remaja terlindung dari berbagai
resiko, termasuk penularan HIV/AIDS.
2.
Perubahan fisik dan emosional pada remaja yang mempengaruhi dorongan seksual.
Kondisi ini mendorong remaja untuk mencari tahu dan mencoba-coba sesuatu yang
baru, termasuk melakukan hubungan seks dan penggunaan narkoba.
3.
Adanya informasi yang menyuguhkan kenikmatan hidup yang diperoleh melalui seks,
alkohol, narkoba, dan sebagainya yang disampaikan melalui berbagai media cetak
atau elektronik.
4.
Adanya tekanan dari teman sebaya untuk melakukan hubungan seks, misalnya untuk
membuktikan bahwa mereka adalah jantan.
5.
Resiko HIV/AIDS sukar dimengerti oleh remaja, karena HIV/AIDS mempunyai periode
inkubasi yang panjang, gejala awalnya tidak segera terlihat.
6.
Informasi mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS rupanya juga belum cukup
menyebar di kalangan remaja. Banyak remaja masih mempunyai pandangan yang salah
mengenai HIV/AIDS.
7.
Remaja pada umumnya kurang mempunyai akses ke tempat pelayanan kesehatan
reproduksi dibanding orang dewasa. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
remaja yang terkena HIV/AIDS tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, kemudian
menyebar ke remaja lain, sehingga sulit dikontrol.
Apa sih HIV dan AIDS?
HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus. Merupakan virus penyebab AIDS yang melemahkan sistem
kekebalan tubuh. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome
yang merupakan kumpulan dari beberapa gejala akibat menurunnya sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh HIV sehingga orang yang telah terinfeksi HIV mudah
diserang berbagai penyakit yang bisa mengancam hidupnya
Perjalanan Infeksi HIV
HIV menular melalui penggunaan
jarum suntik secara bergantian, jarum suntik bekas pakai, jarum suntik yang
tidak steril, melakukan hubungan seks berganti – ganti pasangan, atau proses
penularan dari ibu ke bayi melalui proses : hamil, melahirkan, dan menyusui.
Setelah masuk dan menginfeksi manusia selama 2 minggu sampai 6 bulan ( 3 bulan
pada 95% kasus) merupakan masa antara masuknya HIV ke dalam tubuh sampai
terbentuknya antibody (penangkal penyakit) terhadap HIV atau disebut juga HIV
Positif. Pada fase ini HIV sudah dapat ditularkan kepada orang lain walaupun
hasil tes masih negatif. Fase ini disebut fase jendela. Setelah melalaui fase
jendela. Selama 3 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV, Seseorang yang telah
mengidap HIV Positif tidak akan menampakkan gejala, tampak sehat, dan dapat
beraktifitas seperti biasa.
Baru setelah 1- 2 tahun kemudian
mulai timbul infeksi opportunistik ( penyakit lain yang muncul karena sistem
kekebalan tubuh menurun). Obat ARV ( Anti Retro Viral ) yang diminum pada fase
ini dapat menekan pertumbuhan HIV. Akan tetapi obat ini tidak dapat
menghilangkan HIV dari dalam tubuh. HIV tidak menular melalui
1.
Gigitan nyamuk atau serangga lain
2.
Keringat, Sentuhan, Pelukan, ataupun Ciuman
3.
Berenang bersama
4.
Terpapar batuk atau bersin
5.
Berbagi makanan atau menggunakan alat makan bersama
6.
Memakai toilet bergantian
Mengetahui status HIV
Status HIV hanya dapat diketahui melalui
Konseling dan Testing HIV Sukarela
·
Testing HIV merupakan pengambilan darah dan pemeriksaan
laboratorium
disertai konseling pre dan pasca testing HIV
·
Konseling dan Testing HIV Sukarela dilakukan dengan prinsip tanpa
paksaan,
rahasia, tidak membeda-bedakan serta terjamin kualitasnya
·
Manfaat Konseling dan Testing HIV Sukarela :
-
Mendapat informasi, pelayanan, dan perawatan sesuai kebutuhan
masing-masing
sedini mungkin
-
Dukungan untuk perubahan perilaku yang lebih sehat dan aman dari
penularan
HIV
Sudah
adakah obat untuk HIV?
Obat
ARV (Anti Retro Viral) dapat mengendalikan pertumbuhan jumlah HIV dan
meningkatkan daya tahan tubuh untuk memperpanjang usia hidup ODHA ( Orang
dengan HIV dan AIDS)
Obat
ARV tidak dapat menyembuhkan Odha karena tidak bisa menghilangkan HIV dalam
tubuh Odha harus minum obat ARV secara rutin pada jam tertentu setiap hari dan seumur
hidup Sejak tahun 2007 terdapat 75 rumah sakit rujukan bagi Odha dis eluruh Indonesia
yang menyediakan obat ARV
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakumullahu
Khairan@....
0 Response to "Realitas Pemuda Indonesia: Penyimpangan Seks Pada Remaja"
Post a Comment