Andai Ini Adalah Ramadhan Terakhirku
Marhaban Yaa Ramadhan!
Alhamdulillah, akhirnya tak
terasa bulan Ramadhan nan suci kini telah menghampiri kita dengan segenap
kemuliaan dan kebarokahan yang dibawanya. Bulan yang disebut-sebut sebagai
bulan penuh rahmat, berkah, ampunan, dan kasih sayang Allah ini tentu telah
dinanti-nantikan oleh berjuta-juta umat muslim yang tersebar di seluruh belahan
dunia. Beruntunglah kita yang masih diberi kesempatan umur oleh Allah, sehingga
kita bisa berjumpa kembali dengan tamu agung yang sangat dielu-elukan oleh
semua orang beriman ini. Di bulan inilah, Allah mengobral pahala dan ampunan
secara habis-habisan. Dia berikan kasih sayang, ampunan, dan rahmat-Nya kepada
kita secara cuma-cuma, gratis, dan tanpa syarat. Seluruh ibadah yang apabila
kita kerjakan di bulan ini hanya demi mengharap ridho Allah semata, akan
dibalas oleh-Nya dengan pahala yang berlipat-lipat dan apabila kita melakukan
perbuatan dosa, entah itu secara sengaja maupun tidak, maka akibat dosa yang
kita terima itu dihitung satu dosa, tergantung sebanyak apa dosa yang kita
perbuat itu, tanpa perlu digandakan lagi oleh Allah. Lihat, betapa pemurahnya
Allah dan betapa sayangnya Allah kepada umat-Nya! Oleh karena itu, tak heran
apabila bulan ini menyandang gelar sebagai bulan penuh berkah, terutama bagi
umat muslim, karena memang bulan ini penuh dengan hikmah, pahala, dan ampunan
dari Sang Robbul Izzati. Di bulan ini pulalah momentum diturunkannya
Al-Qur’anul Karim, bulan dimana semua pintu surga dibuka seluas-luasnya, semua
pintu neraka ditutup serapat-rapatnya, dan dibelenggunya para syetan, sehingga
tak salah bila Allah memilih bulan ini sebagai bulan yang amat dimuliakan. Hal
ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW :
“Jika bulan Ramadhan datang,
maka pintu-pintu syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan para syetan
dibelenggu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Karenanya, sebagai hamba Allah
yang beriman, sudah semestinyalah kita bersiap-siap untuk menyambut
kedatangannya, sebagaimana Rasulullah SAW dan para shahabatnya senantiasa
mempersiapkan diri untuk menjalani Ramadhan dengan sebaik-baiknya, bahkan dua
bulan sebelum Ramadhan tiba. Para shahabat selalu berdebar-debar menanti
kedatangannya karena takut tidak berjumpa dengan bulan mulia tersebut. Bahkan,
kata Allah, jika saja seluruh manusia tahu keutamaan bulan ini, niscaya mereka
pasti menginginkan bahwa seluruh bulan itu adalah bulan Ramadhan.
Di bulan inilah, Allah
mewajibkan perintah syiam atau berpuasa bagi kaum muslimin. Allah berfirman
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh, ayat 183 :
“Wahai orang-orang yang
beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat sebelum
kamu agar kamu bertaqwa.”
Berdasarkan ayat di atas, maka
sudah jelas bahwa Allah mewajibkan kaum muslimin berpuasa agar mereka bisa
mencapai derajat orang-orang yang bertaqwa. Itu berarti, puasa merupakan salah
satu sarana agar kita bisa menjadi orang-orang yang bertaqwa. Namun puasa yang
dimaksud bukan berarti hanya menahan lapar dan dahaga saja. Puasa yang dimaksud
di sini lebih dari itu, yakni menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu dengan
penuh kesabaran dan keikhlasan. Jadi tidak sekadar hanya menahan lapar dan haus
saja. Puasa juga harus dilakukan dengan penuh keikhlasan, keimanan, serta hanya
mengharap ridho Allah semata. Rasulullah SAW bersabda :
”Barangsiapa yang berpuasa
Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan, maka akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu.” (HR. Muttafaqun ‘Alaih)
Di bulan ini pula, terdapat
bonus dari Allah yang berupa malam ‘Lailatul Qodr’ yang berdasarkan informasi
dari Nabi SAW, malam yang penuh kemuliaan ini terdapat di 10 hari terakhir di
bulan Ramadhan. Siapa saja yang melakukukan qiyamullal lail, tilawah Al-Qur’an,
dan ibadah lainnya di malam tersebut, maka ia akan diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu dan ia akan mendapat kebaikan lebih banyak daripada 1000 bulan!
Subhanallah!
Di bulan ini pula, saat-saat
dimana doa seorang muslim didengar dan dikabulkan doanya oleh Allah. Ramadhan
merupakan waktu diijabahkannya doa seorang muslim terutama orang yang berpuasa,
apalagi di saat ia hendak berbuka . Rasulullah SAW bersabda :
“Orang yang berpuasa ketika
ia hendak berbuka, maka sungguh doanya tidak akan tertolak.” (HR.
Ahmad dan Turmudzi)
Lihatlah dari apa yang sudah
dijelaskan tadi bahwa betapa pemurah-Nya, betapa sayang-Nya, dan betapa
pengasih-Nya Allah SWT kepada kita, umat-Nya, yang masih sering lalai dari
mengingat-Nya serta lalai dari segala perintah dan larangan-Nya. Ramadhan
memang merupakan saat-saat ‘pembersihan diri’ seseorang dari segala lumpur dosa
karena segala keutamaan yang dikandungnya, dari mulai dosa-dosa yang terampuni,
segala ibadah dan amalan yang pahalanya dilipatgandakan, mendapat kebaikan yang
lebih banyak dari 1000 bulan di malam Lailatul Qodr, diijabahkannya doa
seseorang yang berpuasa, dan tentu masih banyak lagi keutamaan yang dibawa
bulan ini.
Tapi sebelum itu, marilah kita
beralih sejenak dulu. Kita coba berandai-andai. Jika sekiranya di suatu hari
menjelang Ramadhan, ada seseorang yang mendatangi kita, lalu ia mengabarkan
bahwa kita ternyata mengidap suatu penyakit yang sudah kronis dan ternyata umur
kita sudah tak lama lagi serta tinggal menghitung hari, apa yang akan kita
lakukan? Atau jika seandainya malaikat Izrail datang kepada kita dan memberi
tahu kita bahwa pada bulan Syawal tahun ini ia akan datang mencabut nyawa kita,
dampak apa yang akan timbul pada diri kita? Tentulah kita pasti akan
memanfaatkan sisa umur kita dengan sebaik-baiknya dan mengisinya dengan segala
bentuk peribadatan. Dan jika ternyata umur kita disampaikan oeh Allah di bulan
Ramadhan, kita pasti akan mengawali bulan tersebut dengan menyungkur sujud
kepada-Nya dengan penuh rasa syukur, haru sekaligus penyesalan, menangisi
segala khilaf dan dosa yang telah kita perbuat di masa lalu, serta memohon
pengampunan dan belas kasih-Nya atas dosa-dosa yang kita lakukan. Tak lupa,
kita pasti juga akan mendatangi orang-orang yang telah kita sakiti hatinya
serta kita dzalimi untuk memohon maaf darinya. Kita pasti juga akan berusaha
sekuat tenaga untuk menuntaskan segala tanggungan di dunia, baik itu
utang-utang yang belum terbayar, amanah-amanah yang masih menjadi beban, maupun
tugas dan kewajiban yang belum ditunaikan.
Bayangkan jika Izrail
memberitahu bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan terakhir bagi kita!
Pastilah kita sudah tidak akan tertarik lagi untuk mengisi hari dengan lelapnya
tidur. Kita tentu tidak akan mengeluhkan beratnya puasa di siang Ramadhan. Kita
pasti akan melakukan sholat tarawih, tahajud, taubat, qiyamul lail dan ibadah
yang lain dengan penuh kekhusyu’an. Kita akan mengiringi tiap hembusan nafas
ini dengan lantunan dzikir, menemani detakan jantung dengan kalimat istighfar.
Jika saja Izrail memberitahu kapan ia akan datang menjemput nyawa kita, kita pasti
akan mempersiapkan diri kita sebaik mungkin agar di penghujung usia kita bisa
menemui akhir yang khusnul khatimah. Umur manusia memang misteri dan hanya
Allah semata yang mengetahuinya. Kita tidak tahu kapan usia kita akan berakhir.
Namun terkadang kita lupa bahwa Allah menjadikan usia kita sebagai misteri
justru agar kita bisa mendayagunakan akal dan pikiran kita, bahwa kita bisa
mati kapan saja. Dan betapa bodohnya kita, ketika kita mengetahui bahwa
kematian bisa datang kapan pun, namun kita masih saja dengan tenangnya
mengerjakan kemaksiatan dan pekerjaan yang sia-sia dalam hidup tanpa rasa malu
sedikitpun dilihat oleh Allah. Mengingat kematian adalah salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas hidup kita. Rasulullah pernah mewanti-wanti,
“Perbanyaklah mengingat
perusak kelezatan-kelezatan, yaitu kematian.
Tidaklah seorang hamba mendatangi kubur melainkan kubur itu berkata, ‘Aku
adalah rumah yang asing, aku adalah rumah yang sendirian, aku adalah rumah dari
tanah, aku adalah rumah yang penuh ulat'”.
Optimalkan Ramadhan Kita!
Ramadhan merupakan kesempatan
emas bagi kita untuk memperbaiki dan membersihkan diri dari segala dosa-dosa
yang kita lakukan. Karena itu, betapa meruginya kita, apabila kita tidak
memanfaatkan kedatangan bulan mulia ini dengan sebaik-baiknya dalam rangka
memperbaiki dan membersihkan diri. Betapa celakanya kita, apabila setelah
Ramadhan berlalu, dosa-dosa kita masih belum diampuni Allah dan masih saja
menggunung.
“Celakalah! Celakalah orang
yang bertemu dengan bulan Ramadhan, namun dosanya masih belum diampuni oleh
Allah!” (HR. Ath-Thabarani)
Lalu bagaimana agar ibadah
Ramadhan yang kita jalani kali ini lebih baik dari Ramadhan sebelumnya, tidak
berlalu dengan sia-sia saja dan dipenuhi dengan segala produktivitas? Berikut
beberapa kiat-kiat jitu agar ibadah Ramadhan kita lebih ‘berisi’ dan lebih
bermanfaat :
1. Perbanyak Doa
Sudah selayaknya dan sudah
seharusnyalah kita memperbanyak doa kita kepada Allah, baik itu sebelum, di
saat, dan sesudah Ramadhan. Hal itu agar supaya kita dapat dipertemukan oleh
Allah dengan bulan Ramadhan dalam kedaan sehat, bersemangat dalam melakukan
segala macam ibadah dan amal-amal shalih yang lain saat Ramadhan, dihindarkan
dari segala macam hal yang sekiranya dapat menganggu atau mengurangi produktivitas
kita dalam beribadah selama Ramadhan, dan tentunya dapat dipertemukan lagi oleh
Allah dengan Ramadhan berikutnya.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik
RA bahwasanya Rasulullah SAW semenjak memasuki bulan Rajab, beliau senantiasa
berdoa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ
رَجَبَ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ (حديث ضعيف رواه أحمد والطبراني).
“Ya Allah, berikanlah
keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan umur kami di
bulan Ramadhan”. (Hadits dho’if diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath-Thabarani).
Dan saat beliau SAW melihat
munculnya hilal yang menjadi pertanda awal bulan, beliau berdo’a :
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ
أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ
وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
(رواه أحمد والدارمي واللفظ له، ورواه أيضا ابن حبان وصححه)
“Allah Maha Besar! Ya Allah,
jadikanlah hilal ini hilal yang membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan
Islam, serta taufiq kepada segala hal yang dicintai dan diridhai Tuhan kami,
Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah” (H.R. Ahmad dan Ad-Darimi, redaksi
yang dipergunakan adalah redaksinya, juga diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan
dinilai shahih olehnya).
Diriwayatkan juga bahwa pada
saat Ramadhan tiba, beliau SAW berdo’a:
اَللَّهُمَّ: سَلِّمْنِيْ
لِرَمَضَانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِيْ وَسَلِّمْهُ لِيْ مُتَقَبَّلاً. (رواه
الطبراني في الدعاء والديلمي)
“Ya Allah, selamatkan aku
untuk Ramadhan dan selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan dia sebagai amal
yang diterima untukku.” (HR Ath-Thabarani dan Ad-Dailami)
2. Anggaplah Ramadhan
Kali ini sebagai Ramadhan Terakhir Kita
Jika kita menanamkan pikiran
atau anggapan ke dalam mindset kita bahwa Ramadhan tahun ini merupakan
Ramadhan terakhir yang kita jalani dan belum tentu ada jaminan bahwa kita akan
bertemu lagi dengan Ramadhan selanjutnya, maka tentunya kita tak akan
menyia-nyiakan waktu yang ada barang sedetik pun untuk hal-hal yang kurang
berguna atau sia-sia. Kita pasti akan mengoptimalkan waktu-waktu selama
Ramadhan dengan sebaik-baiknya dan tak akan membiarkannya berlalu begitu saja.
Camkan dalam pikiran dan lubuk hati kita, bahwa apabila kita kehilangan
momentum Ramadhan kali ini, berarti kita telah kehilangan momentum emas yang
sangat berharga untuk menyucikan dan membersihkan diri kita dari segala
genangan lumpur dosa dan maksiat.
3. Isilah Ramadhan
dengan Kegiatan atau Agenda-agenda yang Terencana dan Jelas
Cantumkan langkah-langkah
aktivitas yang harus dilakukan setiap hari, mulai bangun tidur, membaca dzikir
setiap pagi hari, membaca Al-Qur’an, bekerja, belajar, shalat jamaah, membantu
orang tua, dan sebagainya. Tujuannya agar segala yang hendak kita lakukan
menjadi lebih terencana, fokus, dan terarah. Kita juga akan menjadi lebih mudah
dalam melakukan evaluasi atau muhasabah terhadap kuantitas dan kualitas
kegiatan maupun ibadah yang dilakukan agar esoknya kegiatan maupun ibadah yang
hendak kita lakukan menjadi lebih baik lagi dibanding hari itu. Seperti
ungkapan Amirul Mukminin Umar bin Khattab, “Hisablah dirimu sebelum engkau
dihisab pada hari kiamat!”
4. Jauhi Sikap Malas dan
Suka Menunda-nunda Amal Ibadah
Berusahalah sekuat tenaga agar
tidak mengorbankan atau mangkir dari agenda kegiatan yang telah kita susun.
Sekali saja kita mangkir dan mengorbankan agenda tersebut, hal itu akan sangat
mempengaruhi turunnya semangat kita untuk melanjutkan kegiatan berikutnya.
Tanamkan pula sikap untuk tidak mudah tunduk pada perasaan lelah dan malas
dalam mengerjakan amaliyah Ramadhan. Hal ini merupakan bentuk mujahadah melawan
keinginan hawa nafsu untuk tidak melakukan amal kebaikan dengan berbagai
alasan.
5. Hindari Pekerjaan
yang Terlalu Berat di Siang Hari
Hal ini sangat wajar, karena
bagaimanapun di bulan Ramadhan, kita memiliki tingkat aktivitas yang padat di
malam hari dengan berbagai macam ibadah. Terlalu lelah bisa mengakibatkan tubuh
malas dan bisikan syaitan pun semakin mempunyai alasan untuk melemahkan fisik,
tekad, dan niat kita.
6. Hindari atau Kurangi
Aktivitas yang Bernuansa Hiburan
Sebisa mungkin, kita sebaiknya
mengurangi atau menghindari aktivitas yang hanya bernuansa hiburan yang tidak
memiliki kaitan dengan ibadah di bulan Ramadhan, seperti misalnya menonton TV,
film, mendengarkan lagu-lagu yang melalaikan diri kita dari beribadah kepada
Allah, hangout, bermain musik, dan lain sebagainya. Pandangan mata,
pendengaran telinga, dan segala aktivitas lahiriah akan sangat mempengaruhi
kualitas ibadah dan amal sholeh yang kita lakukan.
7. Sering Berada di
Komunitas dan Lingkungan yang Mengajak Kita Untuk Mengingat Allah
Jika kita sering berada di
lingkungan yang kondisinya menumbuhkan semangat kita untuk beribadah kepada
Allah, maka hal itu akan sangat memudahkan kita dalam melakukan berbagai
amaliyah kebaikan. Memperbanyak shalat di masjid, memperbanyak berdiskusi dengan
rekan-rekan yang mengingatkan pada hal-hal yang bermanfaat dan kebaikan, serta
bertemu dan bergaul dengan orang-orang shalih akan memberi suplai semangat dan
tenaga baru dalam jiwa kita untuk melakukan ketaatan.
8. Hindari Terlalu
Kenyang Ketika Berbuka Puasa
Ini kondisi yang sangat sering
terjadi bagi orang yang berpuasa dan ternyata merusak nilai puasa. Jangan
dikira bahwa kita hanya menahan hawa nafsu saja saat tengah berpuasa, lantas
kemudian ketika berbuka kita boleh ‘membalaskan dendam’ nafsu kita dengan makan
dan minum sepuasnya. Tujuan dari berpuasa salah satunya adalah untuk
pengendalian diri (self of control), terutama mengendalikan nafsu.
Apabila ternyata kita masih kalah dengan nafsu kita sendiri, maka itu berarti
kita masih belum optimal dalam berpuasa. Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya
Ulumuddin, menyebutkan bahwa tidak ada wadah yang paling dibenci oleh
Allah selain perut yang penuh dan kenyang dengan makanan halal.
9. Lakukan Muhasabah dan
Evaluasi
Sebelum tidur, kita sebaiknya
melakukan muhasabah dan evaluasi diri terhadap amalan yang telah kita lakukan
sepanjang hari itu. Munculkan tekad dan semangat untuk bisa melakukan amalan
yang lebih baik lagi di esok harinya.
10. Tunaikan Ibadah
I’tikaf di Masjid di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadhan
Berusahalah untuk berada di
masjid di waktu malam, terutama di sepuluh hari terakhir, agar kita bisa lebih
berkonsentrasi beribadah dan menghidupkan malam dengan segala bentuk
peribadatan kepada Allah. Sesungguhnya sepuluh hari terakhir adalah detik-detik
perpisahan kita dengan Ramadhan yang sangat mulia dan dirindukan, karenanya
saat itulah kita harus lebih memanfaatkan dan mengoptimalkannya sebaik mungkin.
Mungkinkah Ini Ramadhan Terakhir
Bagiku?
Dari apa yang sudah dipaparkan
tadi, maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa Ramadhan merupakan bulan yang
dipilih oleh Allah dengan segala kemuliaan dan keutamaannya. Raadhan
merupakan kesempatan emas yang diberikan oleh Allah agar kita semua bisa saling
berlomba-lomba dalam meraih maghfiroh, pahala, dan ampunan yang diobral
oleh-Nya. Jangan sampai kita malah melewatkannya dan malah menyia-nyiakannya.
Jika kita ditawari oleh seseorang dengan uang satu milyar rupiah, akankah kita
menyia-nyiakannya? Tentulah kita pasti akan memanfaatkannya dan tidak akan
melewatkannya begitu saja, karena kesempatan yang sama tidak akan terulang dua
kali. Maka dari itu, marilah kita isi Ramadhan tahun ini dengan amalan terbaik
kita. Semoga Ramadhan kita tahun ini lebih baik daripada tahun-tahun
sebelumnya. Optimalkan dan lejitkan ibadah Ramadhan kali ini, karena mungkin
saja inilah Ramadhan terakhir dalam hidup kita.
Andai engkau
tahu ini Ramadhan terakhir bagimu,
Pastilah engkau bersimpuh untuk selalu mengingat nama-Nya
Menyanyikan bait cinta kasih dan pujian-pujian untuk-Nya
Pastilah engkau bersimpuh untuk selalu mengingat nama-Nya
Menyanyikan bait cinta kasih dan pujian-pujian untuk-Nya
Andai engkau
tahu ini Ramadhan terakhir bagimu,
Pastilah engkau selalu mengingat-Nya setiap saat
Engkau rapikan sholatmu menjadi ala waktiha
tidak seperti selama ini yang hanya fi waktiha
atau bahkan terlalu sering engkau lupakan
Sholatmu pastilah menjadi sangat berkualitas
Khusyu’, tawadhu’ sebagaimana seorang hamba
saat memohon sesuatu kepada Tuannya
Merenungi akan sumpah yang terus saja engkau ingkari
Ingatkah janjimu;
bahwa sholatmu, ibadahmu, hidup dan matimu
hanya engkau serahkan kepada-Nya?
Pastilah engkau selalu mengingat-Nya setiap saat
Engkau rapikan sholatmu menjadi ala waktiha
tidak seperti selama ini yang hanya fi waktiha
atau bahkan terlalu sering engkau lupakan
Sholatmu pastilah menjadi sangat berkualitas
Khusyu’, tawadhu’ sebagaimana seorang hamba
saat memohon sesuatu kepada Tuannya
Merenungi akan sumpah yang terus saja engkau ingkari
Ingatkah janjimu;
bahwa sholatmu, ibadahmu, hidup dan matimu
hanya engkau serahkan kepada-Nya?
Andai engkau tahu
ini Ramadhan terakhir bagimu,
Pastilah rumahmu akan senantiasa engkau hiasi dengan amal sholeh
Engkau tak akan melepas sedetikpun tanpa melantunkan firman-firman-Nya
Siang, malam senantiasa mengabdi pada-Nya
Saat siang tiba,
Engkau singkap lebih banyak waktu di antara urusan duniamu
untuk menyatakan cintamu kepada-Nya
Saat malam tiba,
Qiyamul lail menjadi teman akrab bagimu
Pastilah rumahmu akan senantiasa engkau hiasi dengan amal sholeh
Engkau tak akan melepas sedetikpun tanpa melantunkan firman-firman-Nya
Siang, malam senantiasa mengabdi pada-Nya
Saat siang tiba,
Engkau singkap lebih banyak waktu di antara urusan duniamu
untuk menyatakan cintamu kepada-Nya
Saat malam tiba,
Qiyamul lail menjadi teman akrab bagimu
Andai engkau
tahu ini Ramadhan terakhir bagimu,
Pastilah engkau kenang kembali dosa-dosamu
Durhaka kepada ayah bunda karena telah melupakan mereka
Menangis karena tak sempat berziarah menabur doa untuk mereka
Air mata membanjir dari matamu
Membasahi hatimu yang penuh dosa dan nista
Pastilah engkau kenang kembali dosa-dosamu
Durhaka kepada ayah bunda karena telah melupakan mereka
Menangis karena tak sempat berziarah menabur doa untuk mereka
Air mata membanjir dari matamu
Membasahi hatimu yang penuh dosa dan nista
Andai engkau
tahu ini Ramadhan terakhir bagimu,
Pastilah engkau akan bercucuran air mata
Mengharap, memohon untuk bertemu Ramadhan berikutnya
dengan nikmat yang telah engkau rasakan
Pastilah engkau akan bercucuran air mata
Mengharap, memohon untuk bertemu Ramadhan berikutnya
dengan nikmat yang telah engkau rasakan
Andai Allah
memberi tahu jika ini ramadhan terakhirku,
tentu aku langsung menangis sejadi-jadinya,
menangisi diri ini yang begitu kotor,
menyesali setiap dosa yang telah kuperbuat.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
lantunan istigfar tak akan berhenti keluar dari mulutku,
aku tak akan berhenti berdoa memohon ampun,
mengikrarkan tobatan nasuha.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
aku pastika tak akan ada waktu yang terbuang percuma,
aku manfaatkan setiap detik dengan semaksimal mungkin,
aku isi waktu demi waktu dengan hal yang diridhoi-Nya.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
tentu sholatku selalu aku kerjakan di awal waktu,
sungguh khusyuk lagi tawadhu,
tubuh dan galbu....bersatu memperhamba diri,
menghadap Rabbul jalil....menangisi kecurangan janji.
Andai ini Ramadhan terakhirku,
selalu kuhiasi setiap gerak langkah dengan lantunan zikir dan ayat suci Al Qur'an,
keresapi maknanya...kupahami kandungannya...kuterapkan isinya,
aku sebarkan setiap ilmu yang aku punya.
Andai Allah memberi tahu jika ini ramadhan terakhirku,
tentu aku tak akan melupakan mereka yang aku sanyangi,
aku akan infakkan seluruh hartaku,
aku bantu siapapun yang membutuhkan bantuanku,
aku tunaikan semua yang belum tertunaikan.
Andai Allah memberi tahu jika ini ramadhan terakhirku,
aku akan bersungkur mencium kaki ibu dan ayahku,
meminta maaf atas setiap kata dan perilakuku yang menyakitkan mereka
memohon doa dan keiklahsannya.
aku datangin kerabat satu persatu,
aku akan meminta maaf atas segala khilaf yang aku lakukn selama ini.
Duhai Ilahi.....
Andai ini Ramadhan terakhir buat kami,
jadikanlah ramadhan ini yang paling berarti...paling berseri....
menerangi kegelapan hati kami,
menyerukan ke jalan menuju ridha serta kasih sayang-Mu,
semoga mewarnai kehidupan kami di sana nanti.
tentu aku langsung menangis sejadi-jadinya,
menangisi diri ini yang begitu kotor,
menyesali setiap dosa yang telah kuperbuat.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
lantunan istigfar tak akan berhenti keluar dari mulutku,
aku tak akan berhenti berdoa memohon ampun,
mengikrarkan tobatan nasuha.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
aku pastika tak akan ada waktu yang terbuang percuma,
aku manfaatkan setiap detik dengan semaksimal mungkin,
aku isi waktu demi waktu dengan hal yang diridhoi-Nya.
Andai Allah memberi tahu jika ini Ramadhan terakhirku,
tentu sholatku selalu aku kerjakan di awal waktu,
sungguh khusyuk lagi tawadhu,
tubuh dan galbu....bersatu memperhamba diri,
menghadap Rabbul jalil....menangisi kecurangan janji.
Andai ini Ramadhan terakhirku,
selalu kuhiasi setiap gerak langkah dengan lantunan zikir dan ayat suci Al Qur'an,
keresapi maknanya...kupahami kandungannya...kuterapkan isinya,
aku sebarkan setiap ilmu yang aku punya.
Andai Allah memberi tahu jika ini ramadhan terakhirku,
tentu aku tak akan melupakan mereka yang aku sanyangi,
aku akan infakkan seluruh hartaku,
aku bantu siapapun yang membutuhkan bantuanku,
aku tunaikan semua yang belum tertunaikan.
Andai Allah memberi tahu jika ini ramadhan terakhirku,
aku akan bersungkur mencium kaki ibu dan ayahku,
meminta maaf atas setiap kata dan perilakuku yang menyakitkan mereka
memohon doa dan keiklahsannya.
aku datangin kerabat satu persatu,
aku akan meminta maaf atas segala khilaf yang aku lakukn selama ini.
Duhai Ilahi.....
Andai ini Ramadhan terakhir buat kami,
jadikanlah ramadhan ini yang paling berarti...paling berseri....
menerangi kegelapan hati kami,
menyerukan ke jalan menuju ridha serta kasih sayang-Mu,
semoga mewarnai kehidupan kami di sana nanti.
0 Response to "Andai Ini Adalah Ramadhan Terakhirku"
Post a Comment