Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Ibadah Praktis (Thaharah)
§ Tujuan Penyajian Materi:
Motivasi untuk mengamalkan sunnah
Motivasi untuk melaksanakan ibadah sesuai petunjuk Rasulullah
§ THAHARAH
Ø Wudhu
1.
Berniat
untuk berwudhu
§ Letak niat di dalam hati
2.
Membaca
basmalah
§ Hadits-hadits tentang basmalah
terdapat kelemahan di dalamnya akan tetapi dapat terangkat menjadi hasan karena
banyaknya jalan-jalan periwayatannya.
Berkata Al Hafizh Ibnu Hajar :
“Nampak bahwa
keseluruhan hadits-hadits ini memberikan kekuatan baginya yang menunjukkan
bahwa dia memiliki asal.”
Berkata Al Albani :
“Hadits yang paling kuat diriwayatkan
dalam masalah ini adalah hadits Abu Hurairah Radhiallahu anhu yang berbunyi : “Tidak ada shalat bagi orang yang
tidak berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama Allah
Ta’ala atasnya.” (HR. Abu Daud)
3.
Mencuci
kedua tangan
§
Menuangkan
air ke atas kedua tangan dan mencucinya
di luar bejana
Dari 'Amr bin Yahya dari
bapaknya dia berkata : "Saya melihat 'Amr bin Abi Hasan bertanya kepada Abdullah
bin Zaid tentang wudhunya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam, maka dia meminta
satu bejana air lalu dia berwudhu untuk mereka, maka dia mengambil air dengan
telapak tangannya dan menuangkan ke atas kedua tangannya lalu mencuci kedua tangannya itu tiga kali,
kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu berkumur-kumur dan
menghirup serta menghembuskan air (dari hidungnya) tiga kali dengan tiga kali
menciduk air, kemudian dia memasukkan tanganya ke dalam bejana lalu mencuci wajahnya tiga kali, kemudian dia
memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu mencuci kedua tangannya hingga ke
kedua sikunya dua kali dua kali,
kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu mengusap kepalanya maka dia memajukan kedua tangannya dan
memundurkannya, kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam bejana lalu dia
mencuci kedua kakinya ." Dan dalam riwayat Wuhaib dia berkata : "dia
mengusap kepalanya satu kali." (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan dalam satu lafazh
yang juga diriwayatkan Bukhari dan Muslim : "Kemudian dia mengusap
kepalanya dengan kedua tangannya maka dia memajukan keduanya dan
memundurkannya, dia memulai dari bagian depan kepalanya sampai dia
memperjalankan kedua tangannya ke belakang kepalanya kemudian dia mengembalikan
kedua tangannya itu ke tempat mulainya tadi kemudian dia mencuci kedua
kakinya.”
Dari Abdu Khair dia berkata : "Kami datang kepada Ali bin Abi Thalib ketika dia telah selesai shalat maka dia meminta air wudhu, maka kami berkata apa yang akan dilakukannya padahal dia telah shalat, (pastilah) dia tidak ingin kecuali untuk mengajar kami, maka dibawakan kepadanya bejana yang berisi air dan ember besar, maka dia menuangkan air dari bejana ke atas tangannya lalu dia mencucinya tiga kali kemudian dia berkumur-kumur dan menghirup air (ke dalam hidungnya) tiga kali dari tangan yang dengannya dia mengambil air kemudian dia mencuci wajahnya tiga kali dan mencuci tangannya yang kanan tiga kali dan tangan kirinya tiga kali dan mengusap kepalanya satu kali kemudian dia mencuci kakinya yang kanan tiga kali dan kaki kirinya tiga kali, kemudian dia berkata : "Barangsiapa yang senang untuk mengetahui wudhunya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam maka inilah dia." (HR. Abu Daud dan Nasa-i dan disahihkan oleh Al Albani)
Ø
Apabila
tangan mengandung najis atau diragukan kesuciannya maka wajib mencucinya di
luar bejana sebelum memasukkannya ke dalam bejana
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله عليه وسلم قال إذا استيقظ
أحدكم من نومه فلا يغمس يده في وضوئه حتى يغسلها ثلاثا فإن أحدكم لا يدري أين باتت
يده
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Apabila salah seorang dari kalian
bangun dari tidurnya maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam air
wudhunya sampai dia mencucinya sebanyak tiga kali karena dia tidak tahu dimana
tangannya itu bermalam.” (HR. Abu Daud dan An Nasai dan diasahihkan oleh Al
Albani)
§ Mencuci kedua tangan hingga ke
pergelangan tangan
عَن حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ
أَخْبَرَهُ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ دَعَا بِوَضُوءٍ
فَتَوَضَّأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ
ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى
الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ
مَسَحَ رَأْسَهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ
وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا
نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ . رواه البخاري ومسلم
Dari
Humran maula Utsman bahwasanya Utsman bin AffanRadiyallahu’anhu meminta air
wudhu lalu dia berwudhu maka dia mencuci
kedua telapak tangannya tiga kali kemudian dia berkumur-kumur dan menghembuskan
air (dari hidung) kemudian dia mencuci mukanya tiga kali kemudian dia mencuci
tangannya yang kanan sampai ke siku tiga kali kemudian mencuci tangan kirinya
seperti itu pula, kemudian dia mengusap kepalanya kemudian mencuci kaki kanannya hingga ke mata
kaki tiga kali kemudian mencuci yang kiri seperti itu pula, kemudian dia
berkata : "Aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam berwudhu
seperti wudhuku ini kemudian beliau bersabda : "Barangsiapa yang berwudhu
seperti wudhuku ini kemudian dia berdiri melaksanakan shalat dua raka'at, dia
tidak berbicara dengan dirinya sendiri pada ke dua raka'at itu (khusyu')
diampunkan baginya dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
§ Mencuci sela-sela jari
عن
لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي عَنْ
الْوُضُوءِ قَالَ أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ
فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا . رواه الترمذي
Dari
Laqith bin Shabirah dia berkata : Aku berkata : Wahai Rasulullah
sampaikanlah kepadaku tentang wudhu, beliau berkata : "Sempurnakanlah
wudhu, cucilah sela-sela jari dan bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air
kecuali jika engkau sedang berpuasa." (HR. Tirmidzi dan disahihkan oleh Al Albani)
4.
Membersihkan
mulut dan hidung
§
Dengan
cara berkumur-kumur, menghirup air ke dalam hidung lalu menghembuskannya
kembali ke luar (H.1 & H.2)
§
Berkumur-kumur
dan menghirup air ke dalam hidung dilakukan
secara bersamaan (H.2 & H.4)
§
Bersungguh-sungguh
ketika menghirup air ke dalam hidung kecuali dalam keadaan berpuasa karena
dikhawatirkan air masuk ke dalam kerongkongan (H.5)
5.
Mencuci
muka
§
Batas
muka (wajah) : lebarnya antara kedua telinga dan panjangnya dari awal tempat
tumbuhnya rambut hingga ke dagu.
§
Jika
kepala tidak memiliki rambut maka patokannya adalah tempat tumbuhnya rambut
dalam keadaan normal atau ketika dia masih memiliki rambut.
§
Janggut
dibedakan antara yang lebat dan yang tipis. Janggut yang lebat adalah janggut
yang tumbuh sedemikian sehingga kulit tempat tumbuhnya janggut tersebut tidak
terlihat lagi, maka janggut yang seperti ini diusap permukaannya dan
disela-selai dengan jari-jari tangan yang dibasahi dengan air. Adapun janggut
yang tipis adalah janggut yang masih terlihat kulit tempat tumbuhnya janggut
tersebut, maka janggut yang seperti ini harus dicuci dan air harus sampai ke
kulit wajah tempat tumbuhnya janggut tersebut.
عَنْ
أَنَسٍ يَعْنِي ابْنَ مَالِكٍ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا تَوَضَّأَ أَخَذَ
كَفًّا مِنْ مَاءٍ فَأَدْخَلَهُ تَحْتَ حَنَكِهِ فَخَلَّلَ بِهِ لِحْيَتَهُ
وَقَالَ هَكَذَا أَمَرَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ
Dari anas bin Malik bahwasanya Rasulullah
Shallallahu’alaihi wa sallam apabila beliau berwudhu beliau mengambil seciduk
air lalu memasukkannya di bawah dagu beliau lalu mencuci di sela-sela janggut
beliau dan beliau berkata : “Beginilah Tuhanku ‘Azza wa Jalla memerintahkan kepadaku.”
(HR. Abu Daud
dan dishahihkan oleh Al Albani)
6.
Mencuci
kedua tangan hingga ke siku (H.1 & H.2)
7.
Mengusap
kepala (bukan mencuci).
§ Yaitu dengan membasahi kedua tangan dengan air lalu mengusapkannya ke kepala (H.1).
§ Cara mengusap kepala yaitu dengan memperjalankan kedua telapak tangan yang telah dibasahi dengan air, dimulai dari bagian depan kepala hingga ke bagian belakang kepala kemudian dikembalikan lagi ke bagian depan (tempat memulai) (H.1).
§ Setelah kedua telapak tangan kembali ke tempat mulainya langsung mengusap kedua telinga tanpa mengambil air yang baru (H.6 & H.7 ).
§ Mengusap telinga dengan cara mengusap bagian dalam daun telinga dengan jari telunjuk dan bagian luar daun telinga dengan ibu jari (H.6).
(H.6)
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ في صفة وضوء رسول الله سلى الله
عليه و سلم ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ
فِي أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ أُذُنَيْهِ
وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ. رواه أبو داود
Dari
'Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya
tentang sifat wudhu Rasulullah , dia berkata :
Kemudian beliau mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya ke
dalam kedua telinganya dan mengusap
dengan kedua ibu jarinya bagian luar dari kedua
telinganya (daun telinga) dan mengusap dengan kedua telunjuknya bagian
dalam dari kedua telinganya. (HR. Abu Daud dan berkata Al Albani hasan shahih)
Dari Abu Hurairah, Abdullah bin Zaid
dan Abu Umamah radhiyallahu ‘anhum bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi wa
sallam bersabda :
الْأُذُنَانِ
مِنْ الرَّأْسِ
“Kedua telinga itu adalah bagian dari kepala.”
(HR. Abu
Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan disahihkan oleh Al Albani)
8.
Mencuci
kaki
§ Mencuci kedua kaki hingga ke mata
kaki. Allah berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا
وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ
وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ
“Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan kakimu sampai dengan kedua mata kaki…” (QS. Al Maidah : 6)
§
Mencuci
sela-sela jari-jari kaki (H.5).
9.
Untuk
anggota tubuh yang berpasangan dimulai dengan mencuci bagian yang kanan kemudian
bagian yang kiri.
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعْجِبُهُ
التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي شَأْنِهِ كُلِّهِ
Dari
Aisyah radhiyallahu 'anha dia bekata : Adalah Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam
suka untuk memulai dari yang kanan ketika memakai sendal, bersisir, bersuci dan
dalam seluruh keadaan beliau. (HR. Bukhari)
10.
Anggota-anggota
wudhu dapat dicuci sebanyak masing-masing
satu kali
عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ
مَرَّةً مَرَّةً
Dari
Ibnu Abbas Radiyallahu’anhu bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam pernah
berwudhu satu kali satu kali. (HR. Bukhari)
Atau
masing-masing dua kali
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
تَوَضَّأَ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ
Dari
Abdullah bin Zaid bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam
pernah berwudhu dua kali dua kali. (HR. Bukhari)
Ø Mandi
Janabah
Sahnya mandi janabah adalah dengan membasahi seluruh
tubuh dengan air. Adapun sunnahnya maka ada dua cara:
1.
Cara
pertama :
§ Mencuci kedua tangan
§ Berwudhu secara sempurna sebagaimana
wudhu untuk shalat
§ Mencuci sela-sela rambut dengan
jari-jari tangan sampai membasahi seluruh permukan kulit kepala.
§ Menyiram air ke atas kepala tiga kali.
§ Menyiram seluruh tubuh.
عَنْ
عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ
إِذَا اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ثُمَّ يَتَوَضَّأُ
كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ يُدْخِلُ أَصَابِعَهُ فِي الْمَاءِ
فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ غُرَفٍ
بِيَدَيْهِ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari
Aisyah radhiyallahu 'anha dia berkata : Adalah Nabi Shallallahu’alaihi wa
sallam apabila beliau mandi janabah beliau mulai dengan mencuci kedua tangannya kemudian beliau
berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, kemudian beliau memasukkan jari-jari
beliau ke dalam air lalu mencuci sela-sela rambutnya hingga ke kulit kepala
beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepalanya tiga kali dengan
tangan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke seluruh permukaan kulit beliau
. (HR. Bukhari)
2.
Cara
kedua :
§ Menuangkan air ke tangan dua atau tiga
kali.
§ Mencuci kemaluan.
§ Menggosok tangan ke tanah atau ke
tembok.
§ Berkumur-kumur, menghirup air ke
hidung dan menghembuskannya ke luar.
§ Mencuci muka.
§ Mencuci lengan .
§ Menyiram air ke atas kepala.
§ Menyiram air ke seluruh tubuh.
§ Berpindah tempat kemudian mencuci
kaki.
§ Menyeka air dari tubuh dengan kedua
tangan dan tidak dengan handuk (tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa memakai
handuk terlarang).
عَنْ مَيْمُونَةَ قَالَتْ وَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَضُوءًا لِجَنَابَةٍ فَأَكْفَأَ بِيَمِينِهِ عَلَى
شِمَالِهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ فَرْجَهُ ثُمَّ ضَرَبَ يَدَهُ
بِالْأَرْضِ أَوْ الْحَائِطِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا ثُمَّ مَضْمَضَ
وَاسْتَنْشَقَ وَغَسَلَ وَجْهَهُ وَذِرَاعَيْهِ ثُمَّ أَفَاضَ عَلَى رَأْسِهِ
الْمَاءَ ثُمَّ غَسَلَ جَسَدَهُ ثُمَّ تَنَحَّى فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ قَالَتْ
فَأَتَيْتُهُ بِخِرْقَةٍ فَلَمْ يُرِدْهَا فَجَعَلَ يَنْفُضُ بِيَدِهِ . رواه
البخاري ومسلم
Dari Maimunahradhiyallahu
'anha dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam meletakkan air
untuk mandi janabah lalu beliau menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan
kirinya dua kali atau tiga kali, kemudian beliau mencuci kemaluan beliau,
kemudian beliau menepukkan tangan beliau ke tanah atau ke tembok dua kali atau
tiga kali, kemudian beliau berkumur-kumur dan menghirup air dan mencuci wajah
beliau dan kedua lengan beliau kemudian beliau menyiramkan air ke atas kepala
beliau lalu menyiramkan air ke tubuh beliau, kemudian beliau minggir lalu
beliau mencuci kedua kaki beliau. Berkata Maimunah : Lalu aku mengambilkan
beliau kain (handuk) namun beliau tidak menginginkannya, lalu beliau mulai
menyeka air dengan tangan beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ø Tayammum
Tata
cara tayammum :
§ Menepukkan kedua telapak tangan ke
atas tanah yang berdebu.
§ Meniup kedua telapak tangan tangan
yang telah ditepukkan ke tanah.
§ Mengusap kedua telapak tangan ke
wajah.
§ Mengusap kedua telapak tangan hingga
ke pergelangan.
عن
عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ أن النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قال له َ
إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ
وَكَفَّيْهِ. رواه البخارى و مسلم
Dari Ammar bin Yasir
bahwasanya Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam berkata kepadanya (tentang
tayammum) : “Sesungguhnya cukup bagimu berbuat seperti ini,”
lalu Nabi
menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah dan meniup keduanya kemudian beliau
mengusap dengan kedua telapak tangannya itu wajah beliau dan kedua tangan
beliau hingga pergelangan. (HR. Bukhari dan Muslim)
0 Response to "Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Ibadah Praktis (Thaharah)"
Post a Comment