Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Tujuan Tarbiyah Islamiyah
§ Tujuan Penyajian Materi:
- Memahamkan kepada peserta tarbiyah tujuan yang ingin dicapai dari tarbiyah yang mereka jalani.
- Agar peserta tarbiyah memahami bahwa tarbiyah yang dijalaninya memiliki dua tujuan yaitu tujuan yang ingin diwujudkan pada pribadi-pribadi peserta tarbiyah tersebut dan tujuan yang ingin diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat.
- Agar peserta tarbiyah memahami bahwa mengikuti tarbiyah tidak hanya untuk menambah ilmu tapi juga bertujuan membentuk pribadi-pribadi yang siap berda'wah dengan ilmunya tersebut dan memiliki mental mujahid dalam berda'wah bahkan siap berjihad di jalan Allah.
- Agar peserta tarbiyah memahami bahwa da'wah yang ideal adalah da'wah yang dijalankan secara terorganisir dimana setiap bagiannya menjalankan tugasnya dengan penuh amanah dan mutqin.
- Agar peserta tarbiyah memahami bahwa tujuan tarbiyah pada kehidupan masyarakat adalah tegaknya agama Allah di muka bumi dengan terlaksananya hukum-hukum Allah dalam segala bidang kehidupan baik ideology, pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum dan perundang-undangan bahkan militer.
- Agar peserta tarbiyah memahami bahwa tahapan penegakan syariat dalam kehidupan masyarakat dimulai dengan pembentukan pribadi muslim kemudian pribadi-pribadi muslim akan membentuk keluarga-keluarga muslim dan membentuk jamaah da'wah yang kuat. Adanya jamaah da'wah yang kuat disamping keluarga-keluarga muslim yang ada akan membentuk masyarakat muslim,kumpulan masyarakat muslim akan melahirkan negara yang berasaskan Islam dan selanjutnya kumpulan negara-negara Islam akan mengembalikan al khilafah al Islamiyah.
§ Penjelasan Materi Tarbiyah
Ahdaf adalah bentuk jamak dari hadaf yang
artinya tujuan.
Setiap amal yang kita kerjakan haruslah memiliki tujuan yang
jelas termasuk aktivitas tarbiyah. Tarbiyah sebagai salah satu aktivitas
perjuangan Islam memiliki dua tujuan yaitu:
-
tujuan yang ingin diwujudkan pada individu (ahdaf tarbiyah fil fard) dan
-
tujuan yang ingin dicapai dalam kehidupan
masyarakat (ahdaf tarbiyah fil jama'ah).
þ Tujuan Tarbiyah pada Pribadi
Tujuan tarbiyah pada pribadi adalah melahirkan
pribadi-pribadi muslim yang istimewa/berkualitas (takwin al fard al muslim al mutamayyiz).
Pribadi muslim yang berkualitas adalah pribadi muslim yang
memiliki kualifikasi mu'min, mushlih, mujahid, muta'awin dan mutqin (5M).
Ø Mu'min
Iman dalam keyakinan ahlussunnah wal jamaah mencakup keyakinan di dalam
hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan.
Seorang yang berkepribadian mu'min dapat dilihat dari sisi-sisi berikut
:
1)
Dari sisi pemahamannya terhadap Islam, dia memiliki :
þ Pemahaman yang benar yaitu pemahaman
yang bersumber dari Quran dan Sunnah menurut paham salafushshaleh.
þ Pemahaman yang sempurna yaitu dengan
mempelajari Islam secara tidak parsial karena pemahaman yang parsial akan
melahirkan ketersesatan.
Firqah-firqah yang sesat lahir karena
pemahaman yang parsial terhadap Islam, Khawarij hanya mengambil nash-nash
ancaman dan mengabaikan nash-nash rahmat dan ampunan, Murjiah hanya mengambil
nash-nash rahmat dan ampunan lalu mengabaikan nash-nash ancaman, Islam Liberal
hanya mengambil beberapa kaidah-kaidah umum lalu mengabaikan begitu banyak
nash-nash yang sifatnya khusus (QS. 2:85).
2)
Dari sisi aqidah dia memiliki aqidah yang benar dan
kuat.
þ Aqidah yang benar adalah aqidah yang
tidak menyimpang dari aqidah ahlussunnah wal jamaah (QS. 6:153),
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain)[*], karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya.
yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”
[*] Shalat wusthaa ialah shalat yang di tengah-tengah dan yang paling
utama. ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan shalat wusthaa ialah
shalat Ashar. menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua
shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Hadits Rasulullah bahwasanya
: ” Dan inilah jalanku (Rasulullah) yang
lurus, dan ikutilah jalan yang lurus dan janganlah kamu mengikuti jalan yang
lain. Maka kamu takkan tersesat dari jalannya”.
þ Aqidah yang kuat adalah aqidah yang tertempa
dan tertanam dengan kuat di dalam hati yang nampak pada amalan,bukan aqidah
yang sekedar teori dan pemahaman belaka.
Contohnya, Allah Maha
Mendengar, Allah Maha Melihat, itu adalah nama Allah yang juga menunjukkan
sifat Allah dan hal tersebut adalah pemahaman kita. Dan hal tersebut dapat
ditanyakan kedalam hati-hati kita karena jikalau kita mempunyai keyakinan
seperti maka kita tidak akan menodai mendengar sesuatu yang tidak diridhai oleh
Allah karena Allah mendengar apa yang kita bicarakan dan kita dengarkan, shg
hal ini menunjukkan bukti aqidah kita kepada Allah.
”Ilmu itu bukan sekedar
hiasan dan bukan sekedar anga2 akan tetapi ilmu itu tertanam dalam hati dan
dilakukan dengan perbuatan. Ketika kita menyakini bahwa Allah Maha Melihat maka
dari itu kita tidak akan melakukan sesuatu yang Allah tidak meridhai_Nya karena
Allah melihat apa-apa yang kita lakukan setiap saatnya”.
Dan
perkataan Rasulullah pula bahwasanya ”Ambillah rezeki itu dengan cara yang
baik dan janganlah kamu mengambil rezeki itu dengan cara bermaksiat kepada
Allah”.
Hal ini diperkuat dengan
adanya pemikiran bahwasanya, suatu rezeki itu jikalau sudah Allah tentukan
bahwasanya dia adalah rezeki kita maka dia akan tertuju kepada kita dan tidak
akan beralih kepada orang lain.
3)
Dari sisi ruhiyah
þ Memiliki
kesempurnaan cinta, takut dan harapan kepada Allah Azza wa Jalla
QS. 2:165
“dan diantara manusia ada orang-orang
yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya
sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat
cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim
itu[*] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal).”
[*] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang
menyembah selain Allah.
QS. 32:16
“lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya[*] dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa
takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.”
[*] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk
mengerjakan shalat malam.
QS. 21:90)
Maka Kami memperkenankan doanya,
dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat
mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami.
Kesimpulan bahwasanya seorang
mu’min mempunyai sifat yang khusyu dengan ibadah-ibadahnya kepada Allah.
Terkadang mereka menangis, hal ini menandakan bahwasanya mereka dalam
kekhusyu’an dalam ibadah-ibadah mereka.
Ketika Abu Bakar As Shiddiq
(ayah ’Aisyah radhiallahu ’anha) sedang membaca Al Qur’an di saat Rasulullah
sakit namun ketika itu pula ’Aisyah Radhiallahu ’anha memprotes kepada Rasulullah
karena tidak bisa mendengarkan bacaannya karena beliau menangis. Sehingga
’Aisyah radhiyallahu ’anha mengatakan bahwasanya janganlah menyuruh bapakku
untuk menjadi imam karena kita akan jelas mendengarkan nya. Akan tetapi,
Rasulullah mengatakan tidak dan tetap memerintahkan bahwa beliau tetap jadi
imam shalat karena laki-laki yg plg dicintai Rasulullah adalah beliau yg sgt
khusyu dlm ibadahnya.
þ Khusyu'
dalam ibadahnya
“(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam
sembahyangnya,” (QS. 23:2)
þ Memiliki
kelembutan dalam hati di antara mereka (Peduli dengan urusan-urusan kaum
muslimin)
“Bahwasanya ketika salah satu diantara saudara mereka kesulitan maka dia
juga ikut merasakannya, dalam artian dia tidak akan merasa tenang dalam
tidurnya ketika ada saudaranya mempunyai kesulitan/ masalah. Seperti misalnya,
ketika tangan kita terluka maka hati kita pun juga akan merasa sakit.begitupula
ketika ada saudara kita yang melakukan kebid’ahan lalu kita sebagai ummat Islam
akan mengejek bahkan menjauhinya, bukan hal tersebut yang merupakan perilaku
seorang mu’min karena jikalau ia adalah seorang mu’min niscaya dia senantiasa
akan selalu mendekatkan diri kepada dia didalam kondisi apapun agar dia
terhindar dan kembali kepada Islam secara benar.
þ Peduli
dengan urusan-urusan kaum muslimin.
þ Prihatin
dengan kondisi ummat
QS.7:59
“Sesungguhnya Kami telah
mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah
Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau
kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar
(kiamat).”
QS. 26:123-135
123. kaum 'Aad telah
mendustakan Para rasul. 124. ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu tidak bertakwa? 125. Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu, 126. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku.127. dan sekali-kali aku tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu;
Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. 128. Apakah kamu mendirikan
pada tiap-tiap tanah Tinggi bangunan untuk bermain-main, 129. dan kamu membuat
benteng-benteng dengan maksud supaya kamu kekal (di dunia)? 130. dan apabila
kamu menyiksa, Maka kamu menyiksa sebagai orang- orang kejam dan bengis. 131.
Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. 132. dan bertakwalah kepada
Allah yang telah menganugerahkan kepadamu apa yang kamu ketahui. 133. Dia telah
menganugerahkan kepadamu binatang-binatang ternak, dan anak-anak, 134. dan
kebun-kebun dan mata air, 135. Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab
hari yang besar".
QS. 46:21
“dan ingatlah (Hud) saudara
kaum 'Aad Yaitu ketika Dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan
Sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan
sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah,
Sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar".”
þ Merindukan
tegaknya dinul Islam
QS.61:13
“dan (ada lagi) karunia yang
lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat
(waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.”
2)
Dari sisi ibadah
þ Ahli
ibadah, dalam bentuk :
o Menjaga
ibadah yang wajib
o
Merutinkan ibadah yang sunnah
þ Ikhlas
dalam ibadahnya.
þ Mengikuti
sunnah dalam ibadahnya.
QS. 18:110
“Katakanlah: Sesungguhnya aku
ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
QS: 67:2
“yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”
3)
Dari sisi akhlak
Senantiasa menghiasi diri dengan akhlak yang
mulia yang induknya adalah sifat adil, sabar, menjaga kehormatan diri dan
berani.
4)
Dari sisi adab
Senantiasa menghidupkan adab-adab Islam
keseharian seperti adab tidur, adab makan dan minum, adab buang air, adab naik
kendaraan, adab berpakaian dan lain-lain.
5)
Dari sisi muamalah
Menjaga mu'amalah yang Islami seperti dalam
jual beli, dalam keluarga, dalam bergaul dengan orang lain dan lain-lain.
Ø Mushlih
(QS. 41:33)
“siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk
orang-orang yang menyerah diri?"
Mushlih
artinya orang yang melakukan perbaikan dan yang dimaksud dengan mushlih disini
adalah da'i.
Ciri-ciri seorang mushlih :
·
Senantiasa berda'wah dan melakukan perbaikan
(QS. 11:88)
“Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana
pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya
aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)? dan
aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.
aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih
berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan)
Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku
kembali.”
Seorang da'i/mushlih adalah seorang yang
prihatin dengan kondisi ummatnya, karena itulah dia selalu berda'wah secara
aktif untuk merubah kondisi ummat.
·
Mampu berinteraksi dengan orang lain sebagai obyek
da'wah.
·
Menjadi agen perubah dimanapun dia berada.
·
Aktif menjalankan da'wah fardiyah
(QS. 71:8-9)
8. kemudian Sesungguhnya aku telah menyeru
mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan[*],9. kemudian Sesungguhnya
aku (menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam[**],
[*] Dakwah ini dilakukan setelah
da'wah dengan cara diam-diam tidak berhasil.
[**] Sesudah melakukan da'wah
secara diam-diam kemudian secara terang-terangan Namun tidak juga berhasil Maka
Nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu dengan sekaligus.
·
Membangun bukan menghancurkan.
·
Murabbi.
Ø Mujahid
(QS. 22:78)
“dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan
Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak
menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang
tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang Muslim dari
dahulu[*], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi
saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia,
Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali
Allah. Dia adalah Pelindungmu, Maka Dialah Sebaik-baik pelindung dan sebaik-
baik penolong.”
[*] Maksudnya: dalam Kitab-Kitab
yang telah diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad shallallahu’alaihi
wasallam
Ciri seorang mujahid :
1)
Sabar dan mampu menghadapi kondisi yang sulit/berat
QS. 9:38
“Hai
orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu:
"Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat
dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia
sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini
(dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit.”
2)
Berkorban dengan jiwa,harta dan seluruh potensi yang
dimilikinya
QS.49:15
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang
benar.”
QS. 61:10
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu
aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang
pedih?”
3)
Memiliki kesiapan untuk berjihad fi sabilillah.
4)
Memiliki kerinduan terhadap syahadah (mati syahid).
Ø Muta'awin
(QS. 5:2)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah[389],
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya[391], dan binatang-binatang qalaa-id[392], dan jangan
(pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dari Tuhannya[393] dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Amat berat siksa-Nya."
[389] Syi'ar Allah Ialah: segala amalan yang
dilakukan dalam rangka ibadat haji dan tempat-tempat mengerjakannya.
[390] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram
(bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan
Ihram., Maksudnya Ialah: dilarang melakukan peperangan di bulan-bulan itu.
[391] Ialah: binatang (unta, lembu, kambing,
biri-biri) yang dibawa ke ka'bah untuk mendekatkan diri kepada Allah,
disembelih ditanah Haram dan dagingnya dihadiahkan kepada fakir miskin dalam
rangka ibadat haji.
[392] Ialah: binatang had-ya yang diberi
kalung, supaya diketahui orang bahwa binatang itu telah diperuntukkan untuk
dibawa ke Ka'bah.
[393] Dimaksud dengan karunia Ialah:
Keuntungan yang diberikan Allah dalam perniagaan. keredhaan dari Allah Ialah:
pahala amalan haji.
Ciri seorang kader muta'awin :
1)
Menyadari pentingnya amal jama'i.
2)
Bergabung dalam amal jama'i dengan melibatkan diri dan
disiplin, jadi bukan sekedar terdaftar sebagai anggota jamaah da'wah namun
harus memiliki kontribusi yang jelas untuk da'wah, dia terlibat dalam aktivitas
da'wah dan disiplin dalam menjalankan amanah-amanahnya
QS.49:15
“Sesungguhnya orang-orang
yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang
benar.”
QS.61:10
“Hai orang-orang yang
beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu
dari azab yang pedih?”
QS.27:20-21
“ dan Dia memeriksa
burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud[*], Apakah
Dia Termasuk yang tidak hadir.”
“ sungguh aku benar-benar akan
mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika
benar-benar Dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
[*] Hud-hud: sejenis burung pelatuk.
3)
Siap memimpin dan dipimpin
contoh: Khalid bin Walid radhiyallhu’anhu
Ø Mutqin
Ciri
seorang kader mutqin :
1)
Amanah
2)
Bertanggung jawab
3)
Menguasai dengan baik amanah yang diberikan kepadanya
þ Tujuan Tarbiyah pada Masyarakat
Ø Tegaknya
agama Allah Azza wa Jalla di muka bumi
QS. 9:33
“Dialah yang telah mengutus
RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk
dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.”
QS.48:28
“Dia-lah yang mengutus
Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi.”
QS.61:9
“ Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan
membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala
agama-agama meskipun orang musyrik membenci.”
QS.24:55
“dan Allah telah berjanji kepada
orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan
sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk
mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.”
Ø Jalan
menuju tegaknya agama Allah di muka bumi
melalui tahapan-tahapan berikut :
1)
Pembentukan keluarga-keluarga Islami.
2)
Pembentukan jamaah dakwah yang kuat.
3)
Pembentukan masyarakat Islami.
4)
Menegakkan pemerintahan Islam.
5)
Mengembalikan al Khilafah al Islamiyah
0 Response to "Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Tujuan Tarbiyah Islamiyah"
Post a Comment