10 Sahabat Dijamin Masuk Syurga (bag 2) "Umar bin Khatthab"
2. 'Umar bin
Khatthab "al-Faruq" ra.
Umar bin Khattab bin Nafiel bin
Abdul Uzza atau
lebih dikenal dengan Umar bin
Khattab (581 M-November 644 M) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga adalah khalifah kedua Islam ( 634M-644M). Umar juga merupakan satu
diantara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi
petunjuk ( Khulafaur Rasyidin ).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu
rumpun suku Quraisy , suku terbesar di kota Mekkah
saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan
ibunya Hantamah binti Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh
Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa
memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa
membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang
langka. Umar juga dikenal karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi
juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar adalah orang yang sangat
disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang
dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat itu, Umar juga
mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang
masih barbar.
Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad, Umar
dikabarkan menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu
sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits"Aku menangis ketika menggali
kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Umar juga dikenal sebagai seorang peminum berat, beberapa
catatan mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum
anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun belum
diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam secara
terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan
mengatakan bahwa kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar
adalah lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang
memang sudah memiliki reputasi yang sangat baik sebagai ahli strategi perang
dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia
lalui.
Pada puncak kebencian terhadap ajaran Muhammad, Umar
memutuskan untuk mencoba membunuh Muhammad, namun saat dalam perjalanannya ia
bertemu dengan salah seorang pengikut Muhammad bernama Nu'aim bin Abdullah yang
kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar masuk Islam, ajaran yang
dibawa oleh Nabi Muhammad yang ingin dibunuhnya saat itu. Karena berita itu,
Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan maksud untuk menghukum adiknya.
Kemudian pada suatu hari, ia keluar
dengan menghunus pedangnya bermaksud membunuh Nabi. Dalam perjalanan,
beliau bertemu dengan Nu `aim bin Abdullah al 'Adawi, seorang laki-laki dari
Bani Zuhrah. Lekaki itu berkata kepada Umar bin Khattab, "Mau
kemana wahai Umar?" Umar bin Khattab menjawab, "Aku ingin
membunuh Muhammad." Lelaki tadi berkata, "Bagaimana kamu
akan aman dari Bani Hasyim dan Bani Zuhrah, kalau kamu membunuh Muhammad?" Maka
Umar menjawab, "Tidaklah aku melihatmu melainkan kamu telah
meninggalkan agama nenek moyangmu." Tapi pria tadi menimpali,
"Maukah aku tunjukkan yang lebih mencengangkanmu, hai Umar?
Sesungguhnya adik perempuanmu dan iparmu telah meninggalkan agama yang kamu
yakini."
Kemudian dia bergegas mendatangi
adiknya yang sedang belajar Al Qur'an, surat Thaha kepada Khabab bin al
arats. Kemudian Umar bin Khattab masuk rumahnya dan menanyakan suara yang
didengarnya. Kemudian adik perempuan Umar bin Khattab dan suaminya
berkata, "Kami tidak sedang membicarakan apa-apa." Umar
bin Khattab menimpali, "Sepertinya kalian telah keluar dari agama nenek
moyang kalian." Iparnya menjawab, "Wahai Umar, apa
pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?" Mendengar
ungkapan tersebut Umar bin Khattab memukulnya sampai terluka dan berdarah,
karena tetap saja saudaranya itu mempertahankan agama Islam yang dianutnya,
Umar bin Khattab berputus asa dan menyesal melihat darah mengalir pada iparnya.
Umar bin Khattab berkata, "Berikan
kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya." Maka
adik perempuannya berkata, "Kamu itu kotor. Tidak bisa menyentuh kitab
itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah dan berwudhulah terlebih dahulu!" lantas
Umar bin Khattab mandi dan berwudhu kemudian mengambil kitab yang ada pada adik
perempuannya. Ketika dia membaca surat Thaha, dia memuji dan muliakan
isinya, kemudian minta diantar pada Rasulullah.
Mendengar perkataan Umar bin
Khattab, Khabab berkata, "Aku akan beri kabar gembira kepadamu, wahai
Umar! Aku berharap engkau adalah orang yang didoakan Rasulullah pada malam
Kamis, ' Ya Allah, muliakan
Islam.dengan Umar bin Khatthab atau Abu Jahl (Amru) bin Hisyam .
' Waktu itu, Rasulullah berada di sebuah rumah di daerah Shafa."
Umar bin Khattab mengambil
pedangnya dan menuju rumah tersebut, kemudian mengetuk pintunya. Ketika ada
salah seorang melihat Umar bin Khattab datang dengan pedang terhunus dari celah
pintu rumahnya, dikabarkannya kepada Rasulullah. Lantas mereka
berkumpul. Hamzah bin Abdul Muthalib bertanya, "Ada apa
kalian?" Mereka menjawab, "Umar datang " Hamzah
bin Abdul Muthalib berkata, "Bukalah pintunya. Kalau dia
menginginkan kebaikan, maka kita akan menerimanya, tetapi kalau menginginkan
kejelekan, maka kita akan membunuhnya dengan pedangnya." Kemudian Nabi
menemui Umar bin Khattab dan berkata kepadanya. "Ya Allah, ini adalah
Umar bin Khattab. Ya Allah, muliakan Islam dengan Umar bin Khattab." Dan
dalam riwayat lain: " Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan Umar. "
Seketika itu pula Umar bin Khattab
bersyahadat, dan orang-orang yang berada di rumah tersebut bertakbir dengan
keras. Menurut pengakuannya dia adalah orang yang ke-40 masuk
Islam. Abdullah bin Mas'ud berkomentar, "Kami senantiasa berada
dalam kejayaan semenjak Umar bin Khattab masuk Islam."
Setelah Umar menyatakan memeluk
Islam, hampir seisi Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling keras
menentang Nabi Muhammad kemudian memeluk ajarannya, akibatnya Umar dikucilkan dari
pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para
petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
Keislaman beliau telah memberikan
andil besar untuk perkembangan dan kesuksesan Islam. Beliau adalah
pemimpin yang adil, bijaksana, tegas, disegani, dan selalu memperhatikan urusan
kaum muslimin. Pemimpin yang menegakkan ketauhidan dan keimanan,
merobohkan kesyirikan dan kekufuran, menghidupkan sunnah dan mematikan
bid'ah. Beliau adalah orang yang paling baik dan paling berilmu tentang
al-Kitab dan as-Sunnah setelah Abu Bakar As Siddiq.
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad dan
pemeluk Islam lain hijrah (migrasi) ke Yatsrib (sekarang Madinah ). Ia juga terlibat pada perang
Badar ,
Uhud, Khaybar dan penyerangan ke Suriah.
Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi
Muhammad. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim
pada masa itu karena selain reputasinya yang memang terkenal sejak masa
pra-Islam, juga karena ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela
Nabi Muhammad dan ajaran Islam di setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa
ragu melawan kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ikut menyiksa Nabi
Muhammad dan para pengikutnya.
Pada saat kabar kematian Nabi Muhammad SAW, pada 8
Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah)
di Madinah sampai kepada umat Muslim secara keseluruhan, Umar dikabarkan
sebagai salah seorang yang paling terguncang atas peristiwa itu, ia menghambat
siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat syok
yang ia terima, Umar bersikeras bahwa Muhammad tidaklah wafat melainkan hanya
sedang tidak sadarkan diri, dan akan kembali sewaktu-waktu.
Abu
Bakar yang
mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, Ia menemukan Umar sedang menahan
Muslim yang lain dan lantas mengatakan "Saudara-saudara! Barangsiapa
mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah meninggal. Tetapi barangsiapa mau
menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati. "!
Abu bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang
terguncang, termasuk Umar saat itu, bahwa Nabi Muhammad, seperti halnya mereka,
adalah seorang manusia biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al
Qur'an yang mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada ajaran
yang diajarkan Muhammad yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah
peristiwa itu Umar menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar
merupakan salah satu penasehat kepalanya. Setelah Abu Bakar meninggal pada
tahun 634, Umar ditunjuk untuk
menggantikannya sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Kepemimpinan Umar bin Khattab tak
seorangpun yang dapat meragukannya. Seorang tokoh besar setelah Rasulullah
SAW dan Abu Bakar As-Siddiq. Pada masa kepemimpinannya kekuasaan islam
bertambah luas. Beliau berhasil menaklukkan Persia, Mesir, Syam, Irak,
Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
Dalam masa kepemimpinan 10 tahun
Umar bin Khattab itu, penaklukan-penaklukan penting dilakukan Islam. Tak
lama sesudah Umar bin Khattab memegang tampuk kekuasaan sebagai khalifah,
pasukan Islam menduduki Suriah dan Palestina, yang kala itu menjadi bagian
Kekaisaran Byzantium.
Dalam pertempuran Yarmuk (636),
pasukan Islam berhasil memukul habis kekuatan Byzantium. Damaskus jatuh
pada tahun itu juga, dan Darussalam menyerah dua tahun kemudian. Menjelang
tahun 641, pasukan Islam telah menguasai seluruh Palestina dan Suriah, dan terus
menerjang maju ke daerah yang kini bernama Turki.Tahun 639, pasukan Islam
menyerbu Mesir yang juga saat itu di bawah kekuasaan Byzantium. Dalam
tempo tiga tahun, penaklukan Mesir diselesaikan dengan sempurna.
Penyerangan Islam terhadap Irak yang
saat itu berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Persia telah mulai bahkan sebelum
Umar bin Khattab naik jadi khalifah. Kunci kemenangan Islam terletak pada
pertempuran Qadisiyyah tahun 636 H. Pasukan Islam dalam jumlah kecil mendapatkan kemenangan atas
pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar
pada pertempuran Qadisiyyah , di dekat sungai Eufrat. Pada pertempuran itu,
jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi
Waqqash mengalahkan
tim Sassania dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam
Farrukhzad.
Pada tahun 637 M, setelah pengepungan yang lama
terhadap Yerusalem , pasukan Islam akhirnya
mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota
oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk shalat di dalam gereja (Church of the Holy
Sepulchre). Umar memilih untuk shalat ditempat lain agar tidak
membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan
ditempat ia shalat.
Menjelang tahun 641, seseluruh Irak
sudah berada di bawah pengawasan Islam. Dan bukan hanya itu, pasukan Islam
bahkan menyerbu langsung Persia dan dalam pertempuran Nehavend (642), mereka
secara menentukan mengalahkan sisa terakhir kekuatan Persia. Menjelang
wafatnya Umar bin Khattab di tahun 644, sebagian besar daerah barat Iran sudah
terkuasai sepenuhnya. Gerakan ini tidak berhenti tatkala Umar bin Khattab
wafat. Di bagian timur mereka dengan cepat menaklukkan Persia dan bagian
barat mereka mendesak terus dengan pasukan menyeberang Afrika Utara.
Selain pemberani, Umar bin Khattab
juga seorang yang cerdas. Dalam masalah ilmu diriwayatkan oleh Al Hakim
dan Thabrani dari Ibnu Mas'ud berkata, "Seandainya ilmu Umar bin
Khattab diletakkan pada tepi timbangan yang satu dan ilmu seluruh penghuni bumi
diletakkan pada tepi timbangan yang lain, niscaya ilmu Umar bin Khattab lebih
berat dibandingkan ilmu mereka".
Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan
mengontrol dari dekat kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi
untuk daerah yang baru ditaklukkan. Ia juga memerintahkan
diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan
Islam. Tahun 638 M, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses
kodifikasi hukum
Islam.
Dengan kecerdasannya beliau menelurkan konsep-konsep baru,
seperti menghimpun Al Qur'an dalam bentuk mushaf, menetapkan tahun hijriyah
sebagai kalender umat Islam, membentuk kas negara (Baitul Maal), menyatukan
orang-orang yang melakukan sholat sunah tarawih dengan satu imam, menciptakan
lembaga peradilan, membentuk lembaga perkantoran, membangun balai pengobatan, membangun
akomodasi, memanfaatkan kapal laut untuk perdagangan, menetapkan hukuman cambuk
bagi peminum "khamr" (minuman keras) sebanyak 80 kali cambuk,
mencetak mata uang dirham, audit bagi para pejabat serta pegawai dan juga
konsep yang lainnya.
Namun dengan begitu ia tidak menjadi
congkak dan tinggi hati. Justru beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi
wara '. Ia berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan
rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, "Pada suatu hari
Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya
dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang
khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk
menjamu orang-orang." Abdullah, putranya berkata, "Umar bin
Khattab berkata, "Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai
Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah
SWT."
Beliaulah yang lebih dahulu lapar
dan yang paling terakhir kenyang, Ia berjanji tidak akan makan minyak samin dan
daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya. Tidak diragukan lagi,
khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil
dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup
dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang
pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat
salat Jum'at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya memiliki dua baju.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih
mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup
sangat sederhana. Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini
dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah
SWT.
Umar bin Khattab wafat karena sebab dibunuh oleh Abu Lu'luah (Fairuz), budak milik
al-Mughirah bin Syu'bah, pada saat memimpin shalat Subuh. Fairuz adalah
orang Persia yang masuk Islam, setelah Persia ditaklukkan Umar.
Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz)
terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat
itu merupakan negara adidaya oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari
Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Umar bin Khattab dimakamkan di samping
Nabi saw dan Abu Bakar as Siddiq, beliau wafat dalam usia 63 tahun. Setelah
kematiannya jabatan khalifah dipegang oleh Usman
bin Affan .
Sebelum wafat Umar berwasiat agar
urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang
telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair bin Awwam, Sa'ad bin Abi Waqash,
dan Abdurrahman bin Auf .
Umar menolak menetapkan salah
seorang dari mereka, dengan berkata, "Aku tidak mau bertanggung jawab
selagi hidup sesudah mati. Kalau Allah menghendaki kebaikan bagi kalian,
maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu)
sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu".
Ibnu Abi Syaibah, Abu Ubaidah, An-Nasa'y, Abu
Ya'la, Al-Baihaqy dan Ibnu Hibban mentakhrij dari Umar bin Khaththab, Dia
berkata, "Aku berwasiat kepada Khalifah sesudahku agar mengetahui
hak orang-orang Muhajirin kelompok yang pertama dan agar menjaga kehormatan
mereka. Aku juga berwasiat kepadanya untuk memperhatikan orang-orang Anshar
yang telah menyediakan tempat tinggal dan beriman sejak sebelum kedatangan
orang-orang Muhajirin, harus dia menerima kebaikan mereka dan memaafkan kesalahan-kesalahan
mereka. Aku juga berwasiat kepadanya untuk berbuat baik kepada penduduk
berbagai kota, karena mereka adalah penolong bagi Islam, pendukung dana dan
penghadang musuh. Janganlah dia mengambil harta pun dari mereka kecuali harta
yang berlebih dan menurut kerelaan mereka. Aku juga berwasiat agar dia berbuat
baik kepada orang-orang badui, karena mereka merupakan asal mula bangsa Arab
dan sumber Islam. Dia harus mengambil shadaqah dari orang-orang yang kaya dan
membagikannya kepada orang-orang yang miskin. Aku juga berwasiat kepadanya
agar memenuhi hak Ahli Dzhimmi seperti yang ditetapkan Allah dan Rasul-Nya,
sesuai dengan perjanjian dengan mereka. Dia bisa memerangi orang-orang selain
mereka, dan tidak membebankan kepada mereka kecuali menurut kesanggupan mereka.
"
Saat
Umar masih hidup, Umar meninggalkan wasiat yaitu :
1. Jika engkau menemukan cela pada
seseorang dan kamu ingin mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu
lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi
seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang
lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau ingin memuji seseorang,
pujilah Allah SWT. Karena tidak seorang
manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih
santun lembut
kepadamu selain Allah SWT.
4. Jika engkau ingin meninggalkan
sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan
dunia. Sebab saat engkau meninggalkannya, berarti
engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk
sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika
engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita,
rugi, dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu,
maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali
dengan mencarinya.
Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sosok
yang gagah, kuat, dan tangguh. Namun, hari itu tangisnya meledak saat utusan
Aisyah radhiyallahu ‘anha mengantarkan seorang hamba sahaya dan seekor unta.
Bukan hamba sahaya dan unta itu yang membuat Umar menangis. Tetapi wasiat di
baliknya.
Aisyah menceritakan, sebelum Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu
wafat, ia menyampaikan wasiat kepadanya. “Aisyah… tolong periksa seluruh
hartaku. Jika ada yang bertambah setelah aku menjabat sebagai khalifah,
kembalikanlah kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,” kata Abu
Bakar menjelang detik-detik wafatnya.
Tentu saja Aisyah sedih mendengar wasiat itu. Bukan karena
apa-apa, tetapi karena ia merasa akan ditinggal oleh sang ayah. Belum tiga
tahun Rasulullah meninggalkannya, kini ia akan ditinggal oleh Abu Bakar.
Dan benar. Abu Bakar wafat tak lama setelah itu. Kemudian
Aisyah pun memeriksa seluruh harta ayahnya.
“Kami
memeriksa seluruh harta Abu Bakar,” kata Aisyah, “tidak ada yang bertambah dari
hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang
hamba sahaya pengasuh yang menggendong bayinya.”
“Allah
merahmati Abu Bakar,” kata Umar sambil sesenggukan, “ia telah menyusahkan
orang-orang setelahnya.”
Maksud menyusahkan orang-orang setelahnya adalah membuat
khalifah sesudahnya tidak mampu mengungguli Abu Bakar, bahkan sulit mencontoh
kualitasnya.
Seperti
diketahui, Umar sangat terpacu dengan amal-amal Abu Bakar. Sahabat bergelar Ash
Shidiq itu selalu mengunggulinya dalam berbagai amal. Ketika dimutaba’ahi
Rasulullah sehabis shalat Subuh, misalnya. Rasulullah bertanya kepada jamaah
siapa yang tadi malam qiyamul lail, siapa yang tadi malam khatam Al Qur’an,
siapa yang pagi ini sudah berinfaq dan siapa yang sudah menjenguk orang sakit,
ternyata hanya Abu Bakar yang mengacungkan tangan terus-menerus. Sahabat lain
ada yang mengacungkan tangan sesekali, lalu menurunkan tangannya sesekali.
Sedangkan Abu Bakar, ia telah melakukan seluruh amal yang disebutkan Rasulullah
itu.
Pernah pula Umar ingin mengungguli Abu Bakar dalam hal infaq.
Maka saat menjelang perang Tabuk, ia menginfakkan separuh hartanya. Baru saja
Umar selesai, Abu Bakar datang dengan menginfakkan seluruh hartanya. Umar hanya
bisa berkomentar, “Sungguh, aku tak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”
Dan kini… Abu Bakar mencontohkan kebijakan yang luar biasa.
Benar-benar anti-korupsi dan zuhud tingkat tinggi. Ia tidak mau mendapatkan
kelebihan harta apapun selama menjabat sebagai khalifah. Padahal Abu Bakar
adalah juga seorang saudagar yang sangat wajar jika hartanya bertambah. Ia tak
mungkin korupsi. Di kemudian hari, Umar berhasil mencontoh langkah zuhud Abu
Bakar ini.
0 Response to "10 Sahabat Dijamin Masuk Syurga (bag 2) "Umar bin Khatthab""
Post a Comment