Pelajaran Dibulan Ramadhan (bag 1)
Allah ta’ala menciptakan hambanya dengan tujuan agar
hanya beribadah pada-Nya semata dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun.
Allah ta’ala berfirman dalam kitabnya yang mulia:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah
aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Allah ta’ala menjadikan dunia ini sebagai tempat
ujian dan cobaan untuk mengetahui siapa yang paling baik amalannya. Allah ta’ala
berfirman:
الَّذِي
خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً, ثم
قال: وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
“Yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalannya.”
Kemudian Dia berfirman: “Dan Dia adalah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS. Al-Mulk: 2)
Orang-orang yang diuji untuk diketahui siapakah yang paling
baik amalannya akan mendapatkan balasan dengan amal tersebut sehingga Allah ta’ala
menutup ayat tersebut dengan nama-Nya Al Ghofur (Maha Pengampun),
sedangkan bagi orang-orang yang tidak mampu menghadapi ujian dan cobaan di
dunia maka dia berhak mendapatkan hukuman dari-Nya sehingga Dia menutup
pula ayat tersebut dengan Namanya Al Aziz (Maha Perkasa). Yang Demikian itu sebagaimana
firman Allah ta’ala yang artinya:
نَبِّئْ
عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ, وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ
الأَلِيمُ
“Kabarkanlah
kepada hamba Ku bahwa sesungguhnya Aku adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang dan sesungguhnya Azabku adalah Azab yang sangat pedih.” (QS. Al-Hijr: 49)
Keindahan
Bulan Ramadhan
Sebagaimana Allah telah memuliakan sebagian manusia lebih
dari yang lainnya, sebagian tempat dari tempat lainnya, Allah ta’ala
juga telah memuliakan dan memberkahi bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan
lainnya. Bulan ini merupakan even akhirat di mana pada bulan ini hamba-hambaNya
yang saleh akan saling berlomba-lomba untuk meraih akhirat, mendapatkan
kemenangan dan mencari cara untuk mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya.
Mereka berpuasa di siang hari, shalat tarawih di malam hari, dan memperbanyak
membaca al-Qur’an. Mereka melakukan berbagai macam ketaatan dan menjauhi
maksiat karena mengharapkan pahala yang besar dan berbagai keutamaan di bulan
ini.
Ketika Allah mewajibkan kepada hamba-Nya untuk berpuasa
Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan
motivasi kepada umatnya setelah puasa Ramadhan untuk mengerjakan puasa 6 hari
di bulan Syawal agar mendapatkan pahala yang sangat besar yaitu seperti puasa
sepanjang masa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam
sebuah hadits yang sahih:
من
صام رمضان ثم أتبعه ستاً من شوال كان كصيام الدهر
“Barang
siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan berpusa enam hari di
bulan Syawal maka dia seperti berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim)
Keutamaan yang lain dari bulan ini, Allah telah memberikan
kemudahan bagi hambanya untuk memperoleh jalan-jalan yang dapat mengangkat
derajat seseorang dan meleburkan dosa-dosanya. Bulan Ramadhan adalah
bulan diturunkannya Al Qur’an, dibukakannya pintu surga, ditutupnya pintu
neraka, dibelenggunya setan sebagaimana yang Allah terangkan dalam hadits
qudsi:
كل
عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به
“Setiap
amalan anak Adam baginya sepuluh kebaikan yang semisal dengannya kecuali
puasa. Maka sesungguhnya puasa itu untukku dan aku yang akan memberinya
pahala.” (HR.
Bukhari)
Apabila telah berlalu bulan Ramadhan dan bulan Syawal maka
seorang hamba akan memasuki pula bulan haji. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
من
حج فلم يرفث ولم يفسق رجع من ذنوبه كيوم ولدته أمه. (رواه البخاري ومسلم وغيرهما)
“Barang
siapa berhaji dan dia tidak berbuat keji dan fasik maka dia kembali ke tempat
asalnya seperti bayi yang baru dilahirkan.” (HR Bukhari dan Muslim)
العمرة
إلى العمرة كفارة لما بينهما والحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة. (رواه البخاري
ومسلم وغيرهما)
“Umrah
ke umrah berikutnya adalah penebus dosa di antara waktu keduanya dan haji
mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran
Berharga Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah even yang penuh berkah di antara
even-even akhirat. Umat islam selalu menanti-nantikan bulan ini setiap harinya.
Maka beruntunglah orang-orang yang berjumpa dengan Allah dengan membawa amal
saleh dan diterima amalannya. Alangkah meruginya orang-orang yang menemui bulan
ini tanpa amal saleh, bersikap lalai, menyibukkan diri dengan keridaan setan
dan memperturuti hawa nafsunya yang jelek wal ‘iyadzubillah
Sebagian
pelajaran yang bisa dipetik oleh seorang muslim yang berpuasa dan banyak melakukan
ketaatan pada hari-hari yang penuh berkah ini antara lain:
- Balasan kejelekan adalah kejelekan sesudahnya, dengan demikian sesungguhnya seorang muslim yang ingin mendapatkan kebaikan bagi dirinya, jika menyukai perjumpaan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah, menyibukkan dengan ketaatan pada-Nya, bersyukur terhadap segala kenikmatannya yang nampak maupun tersembunyi maka dia akan mantap untuk beramal saleh, tergerak hatinya untuk menyukai negeri akhirat yang tidak bermanfaat di negeri akhirat harta benda, anak-anak kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang salim (bersih). Maka benarlah, jika seorang hamba jiwanya senang dengan ketaatan pada hari-hari yang penuh berkah, berharap pahala dari Allah, menjauhi maksiat karena takut azab Allah maka ia akan memperoleh faedah berupa pelajaran berharga yang mengharuskannya untuk berbuat ketaatan dan menjauhi larangannya. Sesungguhnya Allah itu terus disembah hingga datang kematian sebagaimana firman-Nya,
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Sembahlah Rabb kalian hingga
datang hari yang pasti (Kematian).” (QS. Al-Hijr: 99)
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman
bertakwalah pada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati
kecuali dalam keadaan muslim.” (QS. Ali Imran: 132)
Maka tidak
selayaknya bagi seorang muslim yang telah merasakan nikmatnya bulan
Ramadhan untuk menukar kelezatan tersebut dengan pahitnya maksiat pada
Allah baik di bulan Ramadhan maupun di bulan-bulan lainnya. Bukanlah seorang
muslim yang baik jika dia menukar kebaikannya di bulan Ramadhan dengan
kemaksiatan di bulan lainnya. Allah ta’ala akan selalu dekat dengan
orang-orang yang bertakwa sepanjang zaman. Dia selalu disembah oleh hamba-Nya
baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Dia selalu hidup dan
tidak pernah mati. Amal-amal manusia di siang hari selalu terangkat pada-Nya
sebelum datang malam hari dan amal-amal yang dikerjakan pada malam hari akan
terangkat pada-Nya sebelum datang siang hari. Allah tidak akan berbuat zalim
sedikit pun. Dia berfirman:
وَإِنْ
تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِنْ لَدُنْهُ أَجْراً عَظِيماً
“Jika kamu berbuat baik maka akan
dilipatgandakan pahalanya dan akan mendapatkan pahala yang besar di sisi-Nya.” (HR. An-Nisa: 40)
- Puasa adalah jalan yang mengantarkan seorang hamba kepada Rabbnya. Tidak ada yang mengetahui hakikat pahalanya yang begitu besar kecuali Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman dalam hadits qudsi:
كل عمل ابن
آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلا الصوم فإنه لي وأنا اجزي به يدع شهوته وطعامه
وشرابه من أجلي
“Setiap amalan anak Adam dibalas
dengan kebaikan sepuluh kali lipatnya kecuali puasa, maka puasa itu untuk-Ku
dan aku yang akan membalasnya, dia menahan syahwatnya dan menahan makan
dan minum karena aku.”
(HR. Muslim)
Mungkin
saja ada orang yang mengaku berpuasa padahal ketika tidak dilihat orang maka
dia makan dan minum. Orang seperti ini tidak merasa diawasi Allah. Dia hanya
mendapatkan pujian dari manusia. Adapun orang yang takut pada Allah jika rusak
puasnya dia takut sebagaimana takut apabila rusak shalat, zakat, haji, dan
kewajiban-kewajiban lainnya. Allah telah mewajibkan puasa sebagaimana Allah
telah mewajibkan shalat. Shalat adalah rukun islam yang paling agung setelah
syahadat. Shalat diwajibkan ketika Nabi Mi’raj ke atas langit. Oleh karena itu
jika rusaknya puasa adalah perkara yang sangat besar baginya maka rasa khawatir
akan rusaknya shalat akan terasa lebih besar urusannya. Inilah salah satu
faedah yang bisa diambil seorang muslim di bulan Ramadhan.
- Sesungguhnya di antara yang menjadi sebab kelapangan dan kegembiraan hati yang baik adalah menjadikan masjid sebagai tempat ibadah dan shalat di bulan Ramadhan. Ini adalah kelapangan dan kebahagiaan yang sangat agung bagi orang yang selalu mengerjakannya. Masjid-masjid Allah akan semakin diramaikan oleh orang-orang yang hendak mengerjakan shalat. Jika kebaikan ini terus berlanjut setelah Ramadhan usai, maka akan menjadikan seorang hamba sebagai bagian dari tujuh golongan yang kelak akan mendapatkan naungan dari Allah yang tidak ada naungan pada saat itu kecuali naungan dari Allah. Hal ini dikarenakan dia telah menjadi seorang hamba yang hatinya selalu terpaut dengan masjid sebagaimana yang di kabarkan Rasulullah dalam hadits sahih.
- kewajiban menahan makan, minum dan segala yang membatalkannya hanya terjadi saat berpuasa di bualan Ramadhan. Adapun menahan diri dari yang haram terus berlaku sepanjang masa. Seorang muslim yang berpuasa di bulan Ramadhan adalah yang berpuasa menahan diri dari perkara yang halal maupun yang haram. Shaum secara bahasa berati menahan diri dari sesuatu. Adapun secara syar’i, shaum adalah menahan diri dari makan dan minum dan dari segala yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Makna syar’i adalah bagian dari makna secara bahasa sebagaimana makna secara bahasa juga dikaitkan dengan makna secara syar’i maka keduanya saling melengkapi. Berdasarkan makna secara bahasa maka termasuk larangan selama puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang haram baik yang dilakukan oleh mata, lisan, telinga, tangan, kaki dan kemaluan.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Pelajaran Dibulan Ramadhan (bag 1)"
Post a Comment