Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Al-Ibadah
§ TUJUAN MATERI
1. Agar
peserta tarbiyah memahami hakikat makna ibadah
2. Untuk
memberikan gambaran akan keluasan pengetian ibadah
3. Agar
peserta tarbiyah menjadikan seluruh aktivitasnya dalam koridor ibadah
4. Agar
peserta tarbiyah senantiasa menjaga keikhlasan dan menyesuaikan amalannya
dengan syariat
§ Pengertian 'ibadah
QS. 2 : 138
“Shibghah Allah[*]. dan siapakah yang lebih
baik shibghahnya dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami menyembah.”
[*] Shibghah artinya
celupan. Shibghah Allah: celupan Allah yang berarti iman kepada Allah yang
tidak disertai dengan kemusyrikan.
Ø Bahasa:
-
Tunduk
-
Ta'at
-
Merendahkan diri
Ø Ishthilah
(syar'i):
" Nama segala sesuatu yang dicintai oleh
Allah dan dirhidhai-Nya dalam bentuk perbuatan dan amalan baik yang zhahir
maupun yang bathin (Ibnu Taimiyah)
Contoh :
·
Main
bola, itu termasuk ibadah jikalau niatnya ibadah dan wasilahnya diridhoi oleh
Allah yaitu dengan niat bahwa dia main bola demi kesehatan sehingga memprmudah
dalam beribadah kepada Allah. Namun jika dalam permainan bola tersebut sudah
terdapat kecurangan maka itu bukan termasuk ibadah.
·
Pekerjaan
di Bank, itu bukan termasuk ibadah karena wasilah yang dipergunakan tidak
diridhoi oleh Allah.
§ Hakikat Ibadah
1. Kebutuhan
kita kepada Allah
QS 35 [Fathir]:15
“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada
Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji.”
Dalam hadits
disebutkan bahwasanya ”Seandainya seluruh
Jin dan Manusia bertakwa kepada Allah walaupun dari awal maka hal tersebut
tidaklah juga menambah kerajaan Allah karena ketakwaan Jin dan manusia dan
sebaliknya seandainya seluruh Jin dan manusia ingkar kepada Allah maka hal itu tidaklah juga tidak mengurangi
kerajaaan Allah”. Karena
manusialah yang butuh dengan Allah bukan sebaliknya.
2. Ibadah
adalah hak Allah terhadap hambaNya
QS. 2 [al Baqarah]: 22
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan
bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit,
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah[*],
Padahal kamu mengetahui.”
[*] Ialah segala
sesuatu yang disembah di samping menyembah Allah seperti berhala-berhala,
dewa-dewa, dan sebagainya.
Disebutkan dalam
hadits Imam At Tirmidzi dari Muadz bin Jabal bahwasanya ”Tahukah kamu apakah Hak Allah terhadap hamba_Nya, yaitu agar ia
menyembah dan beribadah kepada Allah”.
3. Ibadah
kepada Allah adalah bentuk kemerdekaan, karena:
þ Hati
tidak terpaut kepada selain Allah
Sehingga
seseorang yang terpau hatinya hanya kepada Allah akan merasa tentram hidupnya.
Tidak takut mati, tidak takut ditinggalkan hartanya dan tidak takut ditinggalkan
istrinya, etc.
QS. 13 [ar Ra’d]:28
“(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
þ Bebas
dari kehinaan selain Allah
Beribadah kepada
Allah akan membebaskan diri kita dari kehinaan dan kenistaan selain Allah hatta
ia disandingkan dgn makhluk lainnya.
þ Bebas
dari ketundukan selain Allah
QS. 40 [al Mu’min]:66
“Katakanlah (ya Muhammad): "Sesungguhnya
aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang
kepadaku keterangan-keterangan dari Tuhanku; dan aku diperintahkan supaya
tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam.”
4. Ibadah
adalah santapan rohani
Kita tahu bahwasanya manusia pada hakekatnya
terdiri dari jazadiyah dan rohaniyah sehingga jikalau rohaniyah tidak terisi
dengan ibadah maka rohaniyah akan kering.
QS. 13 [ar Ra’d] : 28-29
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
orang-orang yang
beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang
baik.”
5. Ibadah
adalah ujian dari Allah
QS.67 [al Mulk] : 1-2
“Maha suci Allah yang di tangan-Nyalah segala
kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,
yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun,”
QS.3 [al Ali Imran] : 142
“Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, Padahal belum nyata bagi Allah
orang-orang yang berjihad[*] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang
sabar.”
[*]
Jihad dapat berarti: 1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi
orang-orang Islam; 2. memerangi hawa nafsu; 3. mendermakan harta benda untuk
kebaikan Islam dan umat Islam; 4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang
hak.
§ Syarat Diterimanya Ibadah
QS.18 [al Kahfi]: 110
Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa".
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya".
Ø Ikhlas,
yang bermakna:
-
Tidak syirik
bersih dari segala bentuk kesyirikan karena segala
amalnya tidak akan diterima jika dia melakukan syirik.
QS. 10 [ Yunus] : 105
“mereka
itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia[*], Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan
Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.”
[*] Maksudnya: tidak
beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
-
Semata-mata mencari ridha Allah
Dan inilah
bentuk pengejawantahan syahadat Laa Ilaha illallah
QS. 2 [ al Baqarah] : 264
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah).
mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[*].”
[*] Mereka ini tidak
mendapat manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat
pahala di akhirat.
Ø Mutaba'ah
(mencontoh Rasululllah)
Dalam artian
mengikuti syari’at dan Ini adalah bentuk pengejawantahan Syahadat Muhammadan
Rasulullah
QS. 7 [al A’raf]: 59
“Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku
sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya
(kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang
besar (kiamat).”
QS. 18 [al Kahfi] : 103-*
103. Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?"
104. Yaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia[*], Maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan
Kami tidak Mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
*. Demikianlah
Balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan
mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
[*] Maksudnya: tidak
beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
Dan ini adalah bentuk pengejawantahan Syahadat Muhammadan
Rasulullah.
§ Syumuliyah Al ibadah / Kesempurnaan Ibadah
Ø Untuk
kehidupan dan Dien secara menyeluruh
QS 2 [al Baqarah] : 21
“
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa,”
QS. 51 [adz Dzariyaat ]: 56
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
QS. 2 [al Baqarah] : 208
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
ü Ibadah
mahdah:
-
Fardhu
-
Nafilah
ü Akhlak
dan adab
ü Politik
ü Ekonomi
ü Ta'lim/pendidikan
ü Militer
Ø Eksistensi
manusia
o Dengan
fikiran,
QS. 3 [Ali Imran] : 191
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami,
Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka
peliharalah Kami dari siksa neraka.”
misalnya:
-
Perenungan diri dan alam semesta
-
Tafakkur pada makhluk-Nya
QS.16 [an Nahl] : 12
“dan
Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami (Nya),”
-
Tadabbur terhadap ayat-ayat-Nya:
*
Ayat kauniyah
QS.
32 [as Sajadah]: 15
“Sesungguhnya
orang yang benar benar percaya kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila
diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud[*] seraya bertasbih
dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.”
[*] Maksudnya mereka sujud kepada Allah
serta khusyuk. Disunahkan mengerjakan sujud tilawah apabila membaca atau
mendengar ayat-ayat sajdah yang seperti ini.
* Ayat tanziliyah (Al quran)
QS.
3 [Ali Imran]: 7
“Dia-lah
yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada
ayat-ayat yang muhkamaat[*], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasyaabihaat[**]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang
yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat
mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”
[*]
Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat
dipahami dengan mudah.
[**]
Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung
beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali
sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya
Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang
ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan
lain-lain.
QS.
39 [Az Zumar] : 23
“Allah
telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu
ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [*], gemetar karenanya kulit orang-orang yang
takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu
mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa
yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada
baginya seorang pemimpinpun.”
[*] Maksud
berulang-ulang di sini ialah hukum-hukum, pelajaran dan kisah-kisah itu
diulang-ulang menyebutnya dalam Al Quran supaya lebih kuat pengaruhnya dan
lebih meresap. sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa Maksudnya itu ialah
bahwa ayat-ayat Al Quran itu diulang-ulang membacanya seperti tersebut dalam
mukaddimah surat Al Faatihah.
o Dengan
hati
QS. 5 : 41
“hari
rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera
(memperlihatkan) kekafirannya, Yaitu diantara orang-orang yang mengatakan
dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", Padahal hati mereka belum
beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (orang-orang Yahudi itu) Amat
suka mendengar (berita-berita) bohong[*] dan Amat suka mendengar
perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu[**]; mereka
merobah[***] perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. mereka
mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka)
kepada kamu, Maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini Maka
hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, Maka
sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada
Allah. mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati
mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan
yang besar.”
[*] Maksudnya Ialah:
orang Yahudi Amat suka mendengar perkataan-perkataam pendeta mereka yang
bohong, atau Amat suka mendengar perkataan-perkataan Nabi Muhammad s.a.w untuk
disampaikan kepada pendeta-pendeta dan kawan-kawan mereka dengan cara yang
tidak jujur.
[**] Maksudnya:
mereka Amat suka mendengar perkataan-perkataan pemimpin-pemimpin mereka yang
bohong yang belum pernah bertemu dengan Nabi Muhammad s.a.w. karena sangat
benci kepada beliau, atau Amat suka mendengarkan perkataan-perkataan Nabi
Muhammad s.a.w. untuk disampaikan secara tidak jujur kepada kawan-kawannya
tersebut.
[***] Maksudnya:
merobah arti kata-kata, tempat atau menambah dan mengurangi.
QS. 22 [al Hajj] : 46
“Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya
bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.”
-
Cinta dan takut kepada Allah
QS.2 [al Baqarah] : 165
“dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu[*] mengetahui ketika mereka melihat siksa
(pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa
Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).”
[*] Yang dimaksud
dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.
-
Pengharapan
QS. 32:16,
16. lambung mereka jauh dari tempat tidurnya[1193] dan mereka selalu
berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka
menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.
[1193] Maksudnya mereka tidak tidur di waktu biasanya orang tidur untuk
mengerjakan shalat malam.
-
Ridha
QS.2:156
156. (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna
lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[101].
[101] Artinya:
Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. kalimat
ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan
menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
-
Shabar
QS. 22:35
35.
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka,
orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang
mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang
telah Kami rezkikan kepada mereka.
-
Malu
-
Tawakkal
-
Ikhlas
o Dengan
lisan
QS. 33:41
41.
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir
yang sebanyak-banyaknya.
misalnya:
-
dzikir
QS. 8:2 :
2. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
[594] Maksudnya:
orang yang sempurna imannya.
[595] Dimaksud dengan
disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakannya.
* Dzikir pujian
* Dzikir do'a
-
Tilawah
-
Do'a
-
Dll
o Dengan
tangan
QS. 24 : 24,
24. pada hari
(ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan.
QS. 7 : 179
179. dan Sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.
o Mengeluarkan
harta (Ibadah maliyah)
QS. 2 : 272
272. bukanlah
kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk
kamu sendiri. dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari
keridhaan Allah. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu
akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan).
Ø Ruang
lingkup kehidupan:
a.
Pribadi
b.
Rumah tangga
c.
Masyarakat
d.
Negara
MARAJI':
1. Kitab tauhid/ Dr. Shaleh
Alfauzan
2. Al ibadah/ Ibnu Taimiyah
3.Al ibadah/ Dr. Yusuf Al
qardawi
0 Response to "Materi Tarbiyah Ta'rifiyah: Al-Ibadah"
Post a Comment