Doping Dalam Berolahraga (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM)
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah, Serta
Alumni Pendididkan Kepelatihan
Olahraga
Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar)
Sebenarnya
upaya menggunakan doping dalam olahraga prestasi, sudah lama dilakukan oleh
para pelatih dan atlet demi mendapatkan prestasi yang maksimal. Berbagai
cara dilakukan mulai dari memakan dan meminum suatu kandungan tertentu, sampai
pada penggunaan obat-obatan dan lain-lain.
Untuk
mencapai prestasi yang tinggi dan menjadi idola dalam dunia olahraga apapaun
akan dilakukan baik oleh atlit maupun pelatih olahraga termasuk salah satunya
mengkonsumsi doping yang notaben nya tidak dibenarkan di dalam dunia olahraga
yang terkenal dengan ungkapan ”sportifitas”, mereka tidak memikirkan akibat
yang akan ditimbulkan dari penggunaan doping yang tidak sasaran tersebut, namun
sebaliknya yang ada dalam pikiran bagaimana supaya mereka menang dalam
perlombaan dan pertandingan.
A. Pengertian
Doping
Doping
adalah penggunaan obat obatan untuk meningkatkan perfomance dalam berolahraga.
Berakar kata “dope”, yang digunakan suku asli di Afrika Selatan untuk nama
minuman beralkohol yang mereka pakai dalam upacara dansa-dansi. Adapun
definisi-definisi untuk doping ini berubah-ubah terus sesuai dengan
perkembangan zaman.
Doping
adalah penggunaan atau pemakaian bahan atau zat-zat faali dalam jumlah banyak
yang dimasukan kedalam tubuh dengan cara yang tidak wajar, dengan tujuan khusus
yaitu mencapai peningkatan kemampuan secara buatan dalam suatu pertandingan.
Definisi
yang pertama digariskan adalah pada tahun 1963 dan berbunyi sebagai berikut :
doping adalah pemakaian zat-zat dalam bentuk apapun yang asing bagi tubuh, atau
zat yang fisiologis dalam jumlah yang tak wajar dengan jalan tak wajar pula
oleh seseorang yang sehat dengan tujuan untuk mendapatkan suatu peningkatan
kemampuan yang buatan secara tidak jujur. Juga bermacam-macam usaha psikologis
untuk meningkatkan kemampuan dalam olahraga harus dianggap sebagai suatu
doping. (Hario Tilarso. Masalah Doping. Jakarta. Pusat Kesehatan Olahraga DKI).
B. Jenis –Jenis
Doping
Jenis-jenis obat
yang dapat di kategorikan kedalam doping antara lain :
1. Stimulants
(obat perangsang), yang termasuk kedalam obat perangsang adalah amfeprmone, amfetaminil,
amiphenazole, amphetamine, benzphetamine, caffeine, cholphetamine,
dimetamfatamine, clorpreneline, cocaine, cropropamide, crothetamide, ophedrine,
dan etafedrine. Obat-obat golongan ini member efek untuk merangsang system
syaraf agar meningkatkan impulsnya, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan,
mengurangi rasa lelah, kemungkinan menigkatkan rasa bersaing, dan sikap
bermusuhan.
2. Narcotics-analgesic,
yang tergolong jenis ini adalah alpharodine, enileridine, buprenophine,
codeine, dextromoramide, dextropropoxyphen, diamorphine
(heroin),dihydrocoddeine,dipipanone, ethoheptazine,ethilmorphine, levorphanel,
methadone, morphine, nalbuphine,pentazocine, pethidine, phenazocihe,
trimeperidine, dan banyak lainnya. Obat-0bat ini member efek menghilangkan rasa
sakit. Side efeknya adalah depresi pernafasan dan mudah menyebabkan
ketergantungan terhadap obat ini. Hati-hati dengan obat flu, sakit kepala
karena biasanya mengandung salah satu unsur diatas.
3. Anabolic
steroid, yang termasuk kedalam jenis ini adalah bolastenon,
boldenone, clostebol, dehydrochlormethyltestosterone, fluoxymesterone,
metenolone, mesterolone, metandienone, methyltestoteron, nandrolone,
norethandrolone, oxadrolone, oxymesterone, stanozolol, dan lain-lain. Obat
jenis ini dapat meningkatkan massa otot, kekuatan atau power, dan biasanya
sering digunakan oleh atlet angkat berat atau binaraga. Efek atau pengaruhnya
yaitu perhentian pertumbuhan pada atlet remaja. Efek lainnya dapat menyebabkan
perubahan psikologis, kerusakan hati, gangguan pada sistem jantung dan
peredaran darah. Dan pada wanita dapat menyebabkan timbulnya sifat
kelaki-lakian, jerawatan, serta terganggunya menstruasi.
4. Beta
blocker, yang termasuk kedalam jenis ini adalah acebutolol,
ethamivan, etilamfetamine,furfenorex, mefenorex, methamphetamine,
methoxyphenamine, methyphenidate, morazone, nikethamide, pemoline, pentetrazol,
phendimetrazine, propylhexedrine, dan banyak lainnya.obat ini adalah mengontrol
tekanan darah tinggi, aritmia ( irama jantung tidak beraturan), angina pectoris
(nyeri dada bagian kiri) dan migrain.
5. Diuretic,
yang termasuk kedalamnya adalah acetazolamide, amiloride,
bendroflumethiazide, benzthiazide, bumetanide,
canrenon,chlormerodrine,spironolactone, triamterene, dan lain sebagainya.
Diuretic berguna untuk mengeluarkan cairan tubuh dalam keadaan sakit tertentu.
Obat-obat ini dipakai oleh atlet karena dapat menurunkan berat badan dengan
cepat, namun menyebabkan stamina jadi turun.
C. Metode Doping
Yang Dilarang
1. Doping
darah (blood doping) atau autotransfusi : yaitu pemberian darah, sel darah
merah, pembawa oksigen buatan dan produk darah yang terkait dengan atlet.
2. Manipulasi
farmakologik kimia dan fisik : yaitu penggunaan bahan dan atau metode yang
mengubah, mencoba mengubah, atau diharapkan dapat mengubah, kejujuran dan
validitas sampel dalam pengawasan doping
D. Efek
Penggunaan Doping
Efek positif
Efek
penggunaan doping secara umum adalah menambah stamina, menambah rasa
kepercayaan diri, menambah kekuatan badan dan meningkatkan keberanian, penghilang
rasa sakit ketika haid menjelang. Selain itu, untuk meningkatkan ketenangan,
mengurangi tangan gemetar, menurunkan denyut jantung agar lebih mudah
berkonsentrasi.
Efek negatif
Timbul
kejang otot, mual, sakit kepala, dan pingsan. Pemakaian yang terlalu sering
mungkin akan menyebabkan gangguan ginjal dan jantung. Khusus bagi atlet
perempuan, pemakaian hormon ini akan menyebabkan tumbuhnya sifat pria, seperti
berkumis, suara berat, dan serak. Lalu, timbul gangguan menstruasi, perubahan
pola distribusi pertumbuhan rambut, mengecilkan ukuran buah dada, dan
meningkatkan agresivitas. Bagi atlet remaja, itu akan mengakibatkan timbulnya
jerawat. Yang terpenting, pertumbuhannya akan berhenti.
E. Sebab-Sebab
Atlet Menggunakan Doping
Ada beberapa
faktor mengapa banyak atlet menggunakan doping diantaranya :
1. Atlet
tidak mengerti/tidak mau mengerti akan bahaya dari doping.
2. Keinginan
pribadi si atlit untuk menang dengan cara apapun.
3. Rangsangan
hadiah apabila ia menang (segi komersiel).
4. Atlet
merasa yakin bahwa obat yang mereka minum atau adanya sugesti tentang pengunaan
obat-obatan / doping tertentu.
F. Badan Anti
Doping
Untuk
melakukan pengawasan penggunaan doping, dibentuk suatu badan anti doping dunia
yaitu WADA (World Anti Doping Agency). Badan tersebut bertekat untuk melakukan
perjuangan melawan doping ditingkat dunia. Sedangkan di Indonesia mempunyai
badan anti doping yaitu LADI (Lembaga Anti Doping Indonesia).dasar kerja WADA
dan LADI mengacu pada The World Anti Doping Code yang merupakan hasil deklarasi
Copenhagen 5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan LADI adalah melakukan tes
doping kepada atlet olahraga kompetitif yang akan dilakukan di luar kompetisi
dan diambil secara acak.
G. Doping Kopi
Dosis
kafein yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan adalah bila lebih dari
500 mg kafein perhari yang setara dengan 4-5 gelas kopi instan.
Kelebihan kafein yang menggganggu kesehatan antara lain berupa sakit kepala,
pegal otot, sulit tidur dan banyak buang air kecil.. Pasalnya, masuknya kafein
ke tubuh sekitar 3 sampai 5 miligram/kilogram sebelum olahraga terbukti
meningkatkan stamina. Pemberian 400 miligram kafein dengan membagi dosis atas
200 miligram 3 jam sebelum pertandingan olahraga, dan diikuti satu jam kemudian
sebanyak 200 miligram akan meningkatkan performance. “Penggunaan lebih dari 6
mg/kg, jumlah yang ke luar melalui urine termasuk kriteria doping. Maka
tidak dianjurkan minum kafein dalam dosis tinggi.
Melalui
hasil praktikum tersebut , dapat ditarik kesimpulan bahwa kopi dapat
meningkatkan kerja tubuh yaitu dengan ditandai menigkatnya denyut jantung,
tekanan darah dan hasil waktu reaksi yang dilakukan probandus semakain cepat.
Jika seseorang dalam setiap harinya menghabiskan lebih dari empat gelas kopi
yang setara dengan 500 gram kafein, maka dapat dikategorikan doping meskipun
secara internasional belum ada UU tentang doping kopi, tetapi sudah banyak
peneliti yang meneliti tentang kopi.
H. Alasan
Pelarangan Doping
IOC
memberika batasan tentang dasar konsep doping melalui dua pengertian yakni
penggunaan bhan yang dilarang dan penggunaan metode yang dilarang. Adapun
alasan elanggaran doping meliputi :
1. Alasan
etis, penggunaan doping melanggar norma fairplay dan sportivitas yang merupakan
jiwa olahraga.
2. Alasan medis,
membahayakan keselamatan pemakainya. Atlet akan mengalami habituation
(kebiasaan) dan addiction (ketagihan) serta drugs abuse (ketergantungan obat)
yang dapat membahayakan jiwa. Selain itu juga dapat menyebabkan kematian.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Doping Dalam Berolahraga (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM) "
Post a Comment