Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga
Bismillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah,
amma ba’du
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Sesungguhnya keutaman orang yang berilmu diatas orang
yang beribadah bagaikan pancaran sinar bulan purnama di atas pancaran sinar
bintang-bintang” (HR. Ahmad). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di
sini memberikan kedudukan yang tinggi terhadap orang yang berilmu (ilmu
syar’i-pen), tidaklah kedudukan yang tinggi tersebut diberikan kepada orang
yang beribadah.
Padahal, jika dilihat secara fakta
di masyarakat, tiap orang biasanya akan memberikan rasa hormat kepada orang
yang paling banyak beribadah. Akan tetapi tidak demikian dalam agama Islam yang
mulia ini, boleh jadi ahli ibadah tersebut melakukan suatu ibadah yang tidak
pernah Nabi ajarkan atau beribadah dengan tanpa mengikuti aturan dari Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena agama Islam ini dibangun
dengan kebenaran ilmu yang hakiki yang bersumber dari Al Qur’an dan As Sunnah.
Begitulah orang yang berilmu, pancarannya bagaikan sinar bulan purnama yang
menerangi malam gelap gulita.
Berikut beberapa alasan mengapa ilmu
agama lebih utama :
1. Warisan para nabi
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan kepada umatnya dinar
maupun dirham, akan tetapi para nabi mewariskan kepada umatnya ilmu (ilmu
syar’i-pen), barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut maka telah mendapatkan
bagian yang banyak“ (HR. Abu Dawud).
Tidaklah para nabi memberikan
warisan kepada umatnya mengenai ilmu dunia, karena dengan ilmu syar’i seseorang
akan mendapakan pujian dari Allah dan dengan ilmu syar’i ini orang tersebut
mampu beramal dengan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam
yang mulia ini
2. Ilmu itu akan terus ada, tidak sebagaimana harta
dunia yang akan binasa.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jika seorang manusia meninggal dunia, akan terputus semua amalnya
kecuali tiga perkara yakni shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak
sholih yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim)
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
membolehkan umatnya untuk merasa iri terhadap orang yang diberikan ilmu oleh
Allah Ta’ala yang mana dengan ilmu tersebut ia mampu mengamalkan dan
mengajarkannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidak ada hasad kecuali dalam dua hal, yaitu orang yang diberikan
oleh Allah harta kemudian ia belanjakan hartanya di atas jalan kebenaran dan
orang yang Allah berikan kepadanya ilmu kemudian ia mengamalkan dan
mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Orang yang berilmu merupakan salah satu dari
golongan yang Allah perintahkan untuk taat kepadanya.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai
orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri
di antara kamu” (QS. An Nisa : 59).
Para ulama menafsirkan “ulil amri”di sini
mencakup ulama (orang yang berilmu) dan penguasa.
5. Ilmu tersebut dalam kesehariannya akan menjadi
penerang bagi pemiliknya, sehingga dia tahu bagaimana dia beribadah kepada
Allah dengan benar dan bagaimana bermuamalah dengan sesama dengan benar
6. Seorang yang berilmu bagaikan cahaya yang mampu
menerangi orang yang disekitarnya dalam masalah dunia dan akhiratnya.
7. Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu
baik di dunia maupun di akhirat.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah
akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS. Al Mujadalah : 11) (lihat Kitabul
‘Ilmi)
Manfaat Ilmu
Agama
Begitu jelas keutamaan ilmu agama di
atas semua ilmu yang ada di dunia ini. Karena ilmu agama akan dapat
menghantarkan pemiliknya untuk tetap taat terhadap Allah, menolong agama Allah
dan akan memberikan manfaat kepada sesama (lihat Kitabul ‘Ilmi)
Kisah Dalam
Menuntut Ilmu
Berikut kami sampaikan kepada
pembaca sekalian kisah ulama terdahulu dalam menuntut ilmu agama. Cerita ini
datang dari sahabat Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, beliau
berkata, “Telah sampai hadits kepadaku dari sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang belum pernah aku dengar (langsung) darinya”. Maka
beliau pun membeli seekor unta dan mempersiapkan perjalanan untuk mencari
hadits tersebut. Beliau melakukan perjalanan selama sebulan sehingga beliau
datang di negeri Syam untuk bertemu dengan Abdullah bin Unais Al Anshari untuk
mendapatkan hadits Rasulullah.
Ketika sesampainya beliau di depan
rumah Abdullah, beliau dipersilahkan untuk memasuki rumah Abdullah. Kemudian
sahabat Jabir ini berkata “Telah sampai berita kepadaku bahwa engkau telah
mendengar hadits yang belum pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka aku sangat khawatir aku mati atau engkau mati
sebelum aku mendengarnya” (lihat Ma’aalim fii Thoriq Thalabil ‘Ilmi).
Mari kita sama-sama merenungi apa
yang telah dikerjakan oleh sahabat Jabir untuk mendapatkan satu hadits Rasulullah.
Beliau rela membeli unta dan melakukan perjalanan selama satu bulan hanya untuk
mendapatkan satu hadits Rasulullah. Maka apakah kita sama dengan sahabat Jabir
ini dalam hal mencari ilmu agama yang mulia ini?
Mau Surga?
Belajarlah Ilmu Agama
Cukuplah satu hadits berikut yang
semoga dapat menggugah dan menghasung jiwa dan diri kita semua untuk terus
menuntut ilmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu syar’i, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga” (HR. Muslim). Semoga Allah Ta’ala mudahkan kita
semua untuk mengamalkan kandungan hadits ini.
Jadilah
Pembelajar Sejati
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu syar’i, maka
Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. Sesungguhnya para malaikat akan
meletakkan sayap-sayapnya kepada para penuntut ilmu sebagai bentuk ridho atas
yang telah dilakukan dan seluruh apa yang ada di langit dan di bumi akan
memintakan ampunan kepada seorang penuntut ilmu, begitu juga ikan yang ada di
tengah-tengah laut” (HR. Ahmad).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari rumah-rumah Allah
untuk membaca kitab-Nya dan mempelajari kitab-Nya, kecuali Allah akan turunkan
padanya ketenangan, Allah akan meliputinya dengan rahmat, malaikat akan
menaunginya, dan Allah akan menyebutnya di sisi malaikat-malaikat-Nya” (HR.
Muslim). Begitulah balasan-balasan indah yang Allah berikan kepada para seorang
penuntut ilmu yang tidak ternilai harganya.
Penutup
Pernahkah diri ini memikirkan, “Sudahkan
kita mengetahui dengan pasti bagaimana hakikat sebenarnya mengenai tauhid dan
syirik? Sudahkah kita mengetahui tata cara shalat, wudhu, tayamum, berpuasa,
zakat, haji sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam?”
Jawaban ada dalam benak
masing-masing. Jangan sampai diri kita ini lalai untuk mempelajari ilmu agama
yang mulia ini. Tentunya, kita senantiasa memohon kepada Allah Ta’ala
agar memberikan hidayah taufiq-Nya kepada kita untuk dimudahkan mempelajari
ilmu agama yang mulia ini. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala
alihi wa shahbihi wa sallama.
Semoga Bermamfaat, Shukran
Jazakallah Khairan@
0 Response to "Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga"
Post a Comment