Doping Olahraga: Jenis-Jenis Obat Doping Dalam Olahraga (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM)
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah, Serta
Alumni Pendididkan Kepelatihan
Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Makassar)
Penggunaan anabolika oleh atlit-atlit
dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperkuat ototnya, terutama cabang
olahraga yang berprestasi sangat tergantung pada kekuatan otot, seperti angkat
besi, dan atletik, juga pada bina raga (body building). Volume dan kekuatan
otot bertabah karena peningkatan sintesa protein diotot rangka, begitu berat
badan menjadi naik, antara lain karena retensi air. Prestasi menjadi naik
10-15%, tetapi setelah 4 minggu berkurang lagi. Efeknya hanya nyata bila
sebelum dan selama penggunaan zat anabolic dilakukan latihan itensif, yang disertai
diet yang kaya akan protein dan kalori.
Mengingat dosis tinggi yang
diperlukan untuk efek baik tersebut dan efek samping buruk yang dapat terjadi
(yang terpentingadalah gangguan fungsi hati dan tumor hati, lihat dibawah),
maka pemakaian doping tidak dapat dibenarkan. Semua organisasi olahraga dunia
melarang penggunaan anabolika yang dimuat dalam suatu daftar khusus. Atlit yang
ketangkap basah atas dasar tes urin selalu didiskualifikasi dan didenda berat.
Meskipun demikian sampai sekarang masih sering kali dilaporkan terjadinya
pelnggaran.
Zat-zat doping lainnya. Disamping
steroida androgen dan anabolika (nandrolon, stanozolol) kini juga banyak
diunakan sejumlah obat lain untuk dopin. Dapatlah disebutkan amfetamin dan
derivat-derivatnya yang berefek peningkatan prestasi (efek ergogen), terutama
pada jenis olah raga ynag memerlukan pengeluaran tenaga eksplosif selama waktu
singkat.
Adrenergika (obat-obat asma eferendi,
klenbuterol) dan somatotrofin (growth hormone) juga menghasilkan efek positif
terhadap volume dan kekuatan otot doping darah sendiri dan eritropoetin pun
masih sering digunakan pada jenis olahraga yang membutuhkna keuletan jangka
panjang (lari atau lomba sepeda jarak 10 km atau lebih). Efek ergogennya
berdasarkan antara lain peningkatan jumlah eritrosit dan kapasitas transport
oksigen dan CO2.
Psikostimulansi:
Amfetamin, kokain, nikotin, kofein.
Ketergantungan fisik tidak begitu
kuat, sedangkan ketergantungan psikis bervariasi dari lemah (kofein) sampai
sangat kuat (amfetamin, kokain). Senyawa anfetamin: anfetamin, metamfetamin
(“speed”) MTA, dan ectasy.
Pada waktu perang dunia ke-II,
senyawa ini banyak digunakan untuk efek stimulansnya, antara lain meningkatkan
daya tahan prajurit dan penerbang, menghilangkan rasa letih, mengantuk, maupun
lapar, dan meningkatkan kewaspadaan dan aktivitas. Selain itu zat ini juga
meningkatkan tekanan darah dan rate jantung, yang dapat menyebabkan stroke
maupun serangan jantung.
Seusai perang zat ini, yang juga
disebut “pep-pills”, sering sekali disalah gunkan oleh mahasiswa dan pengemudi
truk untuk memberikan perasaan nyaman (euphoria), serta menghilangkan rasa
kantuk dan lelah. Dikalangan atletik zat ini digunakan sebagai “doping” untuk
meningkatkan prestasi yang melampai batas kemampuan normal. Keadaan ini tidak
wajar dan berbahaya, karena rasa letih merupakan peringtan dari tubuh bahwa
seseorang tersebut telah sampai batas kemampuannya. Jika dipaksakan bisa
menimbulkan “exhaustion” yang membahayakan kesehatan.
Overdose dapat berbahaya, dapat
menimbulkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, perilaku ganas, dan juga
aritmia jantung yang dapat menimbulkan masalah serius. Untuk mengatasi gejala
ini digunakan sedative misalnya diazepam.
Anabolika
Steroida anabol adalah derivate testoteron
(dan progesterone) sintesis yang telah dikembangkan, sehingga dapat digunakan
oleh wanita dan anak dibawah 16 tahun. Anabolika yang banyak digunakan dalah:
Derivate testoteron
Metandrostenolon, metanolon
(primobolan), eksimetolon (zenalosyn), stanozol (stromba). Dan derivate
nandrolon Nandrolon dan etilestrenol.
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah
Khairan@
0 Response to "Doping Olahraga: Jenis-Jenis Obat Doping Dalam Olahraga (Pendididkan Kepelatihan Olahraga FIK UNM) "
Post a Comment