Kemampuan Dalam Mengajar
A. Pengertian Keterampilan
Dasar Mengajar
Keterampilan dasar
mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat
khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru,
dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar
secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan demikian
keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan atau
kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar dalam
melaksanakan tugas mengajarnya.Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang
harus dikuasai oleh seorang tenaga pengajar, yaitu :
1) Menguasai materi atau
bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
2) Menguasai metodologi
atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar
mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara membelajarkan siswa.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih
dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja,
tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional,
karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B. Keterampilan
membuka dan menutup pelajaran
1.
Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran
adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam
menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran peserta didik harus mengetahui
tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran
adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup
pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat
pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar
mengajar.
2.
Tujuan
membuka dan menutup pelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dengan menerapkan keterampilan membuka pelajaran
adalah :
1) Menyiapkan mental
siswa untuk memasuki kegiatan inti pelajaran
2) Membangkitkan motivasi
dan perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
3)
Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus
dikerjakan siswa
4)
Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan yang sudah
dimiliki/diketahui dengan yang akan dipelajari
5)
Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan
atau dilaksanakan dalam kegiatan belajar
Tujuan yang ingin dicapai
dengan menerapkan keterampilan menutup pelajaran adalah :
1)
Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah
berlangsung
2)
Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran yang
telah dijalani
3)
Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja
dikuasai
3. Komponen-komponen
membuka dan menutup pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran yang harus diperhatikan dan
dikuasai oleh seorang guru antara lain :
1) Menarik perhatian
siswa
Langkah yang paling awal dalam membuka pelajaran adalah menarik perhatian
siswa, caranya antara lain :
· Memvariasikan gaya mengajar guru
·
Penggunaan media yang menarik perhatian dan mampu mengundang pertanyaan
siswa
·
Variasi pola interaksi, penggunaan pola interaksi yang monoton misalnya
klasikal secara terus menerus akan menurunkan perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi
Menimbulkan motivasi adalah tujuan dari membuka pelajaran agar para siswa
siap untuk mengikuti topik pembahasan inti. Menimbulkan motivasi dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
·
Sikap hangat dan antusias dalam mengajar, merupakan awal dari munculnya
keinginan siswa untuk belajar
·
Mengunggah rasa ingin tahu siswa. Rasa ingin tahu merupakan alasan yang
paling kuat bagi siswa dalam mempelajari sesuatu
·
Mengajukan ide/gagasan yang bertentangan, akan mampu mengunggah siswa untuk
bertanya atau mengemukakan pendapatnya
·
Memperhatikan minat siswa. Dalam merancang kegiatan dan memilih topik
hendaknya memperhatikan minat siswa karena minat siswa berkaitan erat dengan
keinginannya untuk belajar
3) Memberi acuan
Tujuan memberi acuan adalah memberikan gambaran singkat kepada siswa
tentang topik yang akan dibahas. Cara memberi acuan dapat dilakukan dengan:
· Menginformasikan tujuan yang akan dicapai dan batas-batas tugas
·
Memberikan gambaran langkah-langkah yang akan dilakukan siswa agar kegiatan
menjadi terarah
· Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
·
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan untuk mengantisipasi materi
yang akan dibahas
4) Membuat kaitan
Agar pembelajaran menjadi bermakna guru perlu membuat kaitan antara materi
baru yang akan disajikan dengan materi yang telah dikuasai siswa atau
mempertentangkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
· Pertanyaan-pertanyaan (tanya jawab)
· Mengingat kembali secara singkat materi sebelumnya
· Menjelaskan konsep-konsep baru secara umum dengan menunjukkan fakta
Menutup pelajaran
dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Komponen menutup pelajaran yang
perlu dikuasai guru antara lain:
1) Meninjau kembali
(mereview)
Meninjau kembali tingkat penguasaan atau pemahaman siswa terhadap materi yang
telah disajikan sebagai umpan balik dengan cara:
· Merangkum, pada dasarnya berlangsung selama proses pembelajaran. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru bersama peserta didik atau oleh peserta didik sendiri
dengan bimbingan guru
· Membuat ringkasan inti pelajaran, merupakan cara untuk memantapkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
2) Mengevaluasi (menilai)
Mengevaluasi keutuhan wawasan siswa dapat dilakukan dengan cara:
· Tanya jawab secara lisan
· Mendemonstrasikan keterampilan berdasarkan pemahamannya
· Menerapkan pemahamannya pada situasi baru
·
Menyatakan pendapat tentang masalah yang akan dibahas (memberikan komentar)
· Memberikan soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis
3) Memberi tindak lanjut
Memberikan tindak
lanjut dengan cara memberikan:
· Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual (misalnya PR)
·
Tugas kelompok untuk merancang atau memecahkan masalah berdasarkan teori
yang baru dipelajari
4. Prinsip-prinsip
keterampilan membuka dan menutup pelajaran
1)
Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu
dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan
disampaikan
2)
Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas
yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
3)
Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan
menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.
C. Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil
1. Pentingnya
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bagi seorang guru.
Dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan, keterlibatan siswa
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh guru. Upaya yang dapat
dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan keterampilan dalam membimbing
diskusi kelompok kecil.
Selain bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran,ada alasan lain pentingnya menerapkan/mengamalkan diskusi
kelompok. Yang pertama adalah, secara langsung siswa diajak mempraktekkan nilai
Pancasila sila ketiga yang mengisyaratkan bahwa musyawarah dan mufakat untuk
mengambil suatu keputusan merupakan ciri khas kehidupan bangsa Indonesia.
Kedua, diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan PAKEM.
Dengan pendekatan ini sebaiknya dominasi guru di dalam kelas dikurangi sehingga
siswa berkesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif. Tujuan
pembelajaran dalam lingkup nilai dan sikap secara efektif akan tercapai melalui
diskusi kelompok.
2. Pengertian diskusi
kelompok kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam
kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep,
prinsip atau kelompok tertentu. Untuk itu guru memiliki peran sangat penting
sebagai pembimbing agar proses diskusi dapat berlangsung sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Komponen-komponen
keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
1) Memusatkan perhatian
siswa pada tujuan dan topik diskusi
Bisa saja dalam diskusi yang dilakukan menjadi sia-sia karena disebabkan
oleh kurang terampilnya pemimpin diskusi dalam memusatkan perhatian. Maka untuk
mengantisipasinya perlu dilakukan kegiatan pemusatan perhatian oleh guru dengan
cara:
· Rumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi
·
Kemukakan dengan tegas masalah-masalah khusus yang dibahas dan nyatakan
kembali jika terjadi penyimpangan
· Catat perubahan atau penyimpangan yang tidak relevan
· Sebelum ke tahap berikutnya, rangkum hasil pembahasan yang telah disepakati
2) Memperjelas masalah
maupun uraian pendapat/usulan
Kurang jelasnya gagasan/ide yang dikemukakan oleh siswa dapat menyebabkan perdebatan
sengit. Dalam hal ini guru perlu memperjelas pendapat yang diajukan siswa agar
tidak terjadi salah pengertian. Tujuannya adalah agar semua anggota kelompok
mempunyai persepsi/gambaran yang sama terhadap gagasan yang diajukan.
Memperjelas pendapat dapat dilakukan dengan:
· Merangkum usulan tersebut sehingga menjadi jelas
· Meminta komentar siswa tentang gagasan dengan mengajukan pertanyaan
· Menguraikan gagasan peserta didik dengan memberikan informasi tambahan atau
contoh-contoh yang sesuai
3) Menganalisis
pandangan/pendapat siswa
Di dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang cukup tajam di
antara anggota kelompok. Pemimpin diskusi hendaknya mampu menganalisis alasan
perbedaan tersebut dengan cara:
· Meneliti apakah alasan tersebut memang mempunyai dasar yang kuat
·
Memperjelas atau menguraikan inti gagasan tentang hal-hal yang disepakati
maupun yang belum disepakati
4) Meningkatkan
urunan/uraian/usulan/pendapat siswa
Manfaat dari berdiskusi adalah melatih siswa untuk berfikir kritis dan
berpartisipasi secara aktif. Agar uraian yang diberikan oleh siswa lebih
meningkat kualitasnya, guru harus mampu mendorong siswa agar mempertajam
uraian/pendapatnya itu. Cara yang dapat dilakukan antara lain:
· Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat menantang siswa untuk berpikir
·
Memberikan contoh-contoh yang sesuai secara tepat (bisa berbentuk verbal
maupun nonverbal)
· Memberikan waktu untuk berpikir tanpa gangguan komentar lain
·
Memberikan dukungan terhadap uraian/usulan pendapat siswa dengan penuh
perhatian
5) Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
Guru perlu mendorong dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi agar setiap
anggota kelompok mempunyai peran dalam menghasilkan keputusan/kesimpulan dan
tidak didominasi atau dimonopoli oleh beberapa orang saja. Cara yang dapat
dilakukan guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi antara lain:
·
Memancing usulan siswa yang enggan berpartisipasi dengan memberikan
pertanyaan secara halus dan bijaksana
·
Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan memberi giliran kepada
siswa yang pendiam terlebih dahulu
·
Secara bijaksana mencegah terjadinya memonopoli pembicaraan oleh siswa
tertentu
·
Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan meminta siswa
mengomentari pendapat temannya
·
Jika terjadi kebuntuan,maka guru meminta persetujuan untuk melanjutkan
diskusi yang bertitik tolak dari salah satu pendapat siswa.
6) Menutup diskusi
Ini adalah komponen terakhir dari keterampilan yang harus dikuasai guru
dalam membimbing diskusi kelompok kecil agar tidak terjadi diskusi dengan hasil
yang tidak jelas. Cara yang dapat ditempuh antara lain:
· Bersama-sama membuat rangkuman hasil diskusi
· Memberi gambaran tentang tindak lanjut hasil diskusi
· Melakukan penilaian/evaluasi proses maupun hasil diskusi
Prinsip penggunaan
Prinsip-prinsip
membimbing diskusi kelompok kecil :
1) Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
2) Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan
3) Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
4) Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam
diskusi
Hal-hal yang harus
dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
1)
Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik
2)
Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah
3) Membiarkan diskusi
dikuasai oleh peserta didik tertentu
4)
Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topik pembicaraan
5) Membiarkan peserta
didik tidak aktif
6) Tidak merumuskan hasil
diskusi dan tindak membentuk tindak lanjut
D. Keterampilan mengelola kelas
1. Pengertian
keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan
mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal.
2. Tujuan dari pengelolaan
kelas adalah :
1)
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik
memgembangkan kemampuannya secara optimal
2)
Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat
merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
3)
Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila
terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
4) Melayani dan
membimbing perbedaan individual peserta didik
5)
Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta
didik dalam kelas.
3. Prinsip-prinsip
Pengelolaan Kelas
1)
Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku
peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
2) Kehangatan dan keantusiasan
3) Bervariasi, gunakan variasi
dalam proses belajar mengajar
4) Tantangan, gunakan kata-kata,
tindakan atau bahan sajian yang menantang
5) Tanamkan displin diri, selalu
mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
6)
Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan
konsentrasi pada hal negatif
4. Komponen Keterampilan
Pengelolaan Kelas
1) Keterampilan yang bersifat preventif
guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :
· Memusatkan perhatian
· Menunjukkan sikap
tanggap
· Menegur
· Membagi perhatian
· Memberi
petunjuk-petunjuk yang jelas
· Memberi penguatan
2) Keterampilan megelola kelas
yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
· Pengelolaan kelompok
· Modifikasi tingkah
laku
· Menemukan dan
memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
5. Hal-hal yang harus
dihindari dalam mengembangkan keterampilan
mengelola kelas :
1) Ketidaktepatan memulai dan
mengakhiri kegiatan
2) Pengulangan penjelasan yang
tidak perlu
3) Penyimpangan
4) Kesenyapan
5) Bertele-tele
E. Keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan
1. Pengertian mengajar
kelompok kecil dan perorangan
Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani
kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik
berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap
kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran
individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur
dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan
tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
2. Tujuan guru
mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan Perorangan
1) Keterampilan dalam pendekatan pribadi
2) Keterampilan dalam mengorganisasi
3) Keterampilan dalam membimbing belajar
4) Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM
3. Komponen-komponen
keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
1) Keterampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi
Syarat dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan adalah terjadinya
hubungan yang sehat dan akrab antara guru-siswa,siswa-siswa. Situasi ini bisa
tercipta jika guru mengadakan pendekatan secara pribadi. Pendekatan secara
pribadi dapat ditampilkan dengan cara:
·
Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa,
baik dalam kelompok kecil maupun perorangan
· Mendengarkan dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa
· Merespon secara positif pendapat/gagasan yang dikemukakan oleh siswa
· Membangun hubungan berdasarkan rasa saling mempercayai
· Menunjukkan kesiapan untuk membantu tanpa mendominasi/mengambil alih ugas
siswa
· Menunjukkan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian
· Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman, penuh pemahaman,
merasa dibantu, serta merasa menemukan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi.
2) Keterampilan
mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, salah satu peran guru adalah
sebagai organisator kegiatan pembelajaran. Agar guru dapat mengorganisator
kegiatan dengan baik, langkah yang dapat ditempuh oleh guru adalah:
·
Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas/masalah yang akan
dipecahkan sebelum dikerjakan oleh siswa
·
Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan/penyediaan ruangan kerja,
peralatan, cara kerja, langkah pengerjaan dan alokasi waktu kegiatan
·
Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan, dan
lain-lain
· Mengkoordinasi kegiatan
· Membagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa
·
Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil
yang dicapai siswa
3) Keterampilan
membimbing dan memberi kemudahan belajar
Dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru diharapkan dapat
membantu siswa agar dapat menyelesaikan tugasnya tanpa mengalami frustasi.
Dalam hal ini guru harus menguasai keterampilan berikut.
· Memberi penguatan secara tepat sehingga siswa terdorong untuk belajar dan
merasa diperhatikan oleh guru
· Melaksanakan/mengembangkan supervisi proses awal sebagai sikap tanggap guru
terhadap proses kerja siswa pada awal kegiatan
· Melaksanakan supervisi proses lanjut yang menekankan pemberian bantuan
secara selektif agar kegiatan terarah sampai menjelang akhir kegiatan
· Melaksanakan supervisi pemaduan yang memusatkan perhatian pada kesiapan kelompok/perorangan
untuk melakukan kegiatan akhir (misalnya merangkum atau memantapkan konsep)
4) Keterampilan
merancangkan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
Tugas utama guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah
membantu siswa baik secara kelompok maupun secara perorangan agar dapat
melakukan tugas dengan baik. Agar dapat melakukan tugas ini, guru harus
menguasai keterampilan yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum di tingkat
kelas (merencanakan dan melaksanakan pembelajaran). Keterampilan merencanakan
dan melaksanakan pembelajaran adalah sebagai berikut.
·
Membantu siswa menerapkan tujuan pelajaran hingga siswa berkeinginan
mencapainya
· Merancang kegiatan belajar
· Bertindak dan berperan sebagai penasehat siswa jika diperlukan
· Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri
4. Penerapan Keterampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Sebelum
menerapkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, guru harus
terlebih dahulu memahami pentingnya menguasai keterampilan ini. Ada beberapa
poin yang harus dipahami guru terkait pentingnya penguasaan keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan, yaitu:
1) Siswa memiliki kemampuan dan cara
belajar yang berbeda. Dalam pengajaran klasikal, guru memperlakukan siswa
dengan cara yang sama, sehingga perbedaan kemampuan, dan cara belajar siswa
hampir tidak mendapat perhatian. Pengajaran kelompok kecil dan perorangan
merupakan alternatif pilihan terbaik untuk menutupi kebutuhan itu. Begitupun
pengajaran secara klasikal tetap perlu dilakukan agar siswa menyadari bahwa
tidak semua kebutuhannya dapat dipenuhi.
2) Pengajaran kelompok kecil dan
perorangan memungkinkan terjadinya hubungan yang lebih akrab dan sehat antara guru-siswa,
dan siswa-siswa. Guru dapat memberikan perhatian yang cukup pada siswa yang
memerlukannya. Hal ini akan membuat siswa merasa lebih percaya diri untuk
belajar.
3) Ada kalanya siswa lebih mudah
belajar dengan cara mengajar temannya atau dengan cara belajar bersama temannya
seperti mengerjakan tugas bersama dan saling bertukar gagasan. Pengajaran
kelompok kecil dan perorangan memungkinkan hal demikian terjadi.
4) Kegiatan kelompok kecil memungkinkan
siswa terlibat lebih aktif dalam belajar, terciptanya kebiasaan bekerjasama,
tenggang rasa dan saling menghargai. Sifat kepemimpinannya juga dapat
berkembang karena bekerja dalam kelompok memerlukan seseorang sebagai pemimpin
kelompok.
5) Kegiatan individual atau perorangan
memungkinkan siswa memiliki rasa tanggung jawab belajar yang lebih besar dan
dapat belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.
Setelah memahami pentingnya
penguasaan keterampilan membimbing kelompok kecil dan perorangan, kini saatnya
guru menerapkan keterampilan tersebut. Dalam menerapkan keterampilan ini, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan agar mengajar kelompok kecil dan
perorangan dapat digunakan secara efektif. Wardani dan Julaeha (2007:8.63)
mengemukakan setidaknya terdapat 6 hal yang harus diperhatikan guru dalam
menerapkan keterampilan ini. Keenam hal tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Bagi guru
yang terbiasa dengan pengajaran klasikal, sebaiknya mulai dengan pengajaran
kelompok kecil, kemudian perorangan. Sedangkan bagi guru yang belum memiliki
pengalaman mengajar sebaiknya mulai dengan pengajaran perorangan, kemudian
bertahap ke pengajaran kelompok kecil.
2)
Topik-topik
dan hal-hal yang bersifat umum diberikan secara klasikal, sedangkan
pembahasannya dilakukan dalam kelompok kecil atau perorangan.
3)
Melakukan
pengorganosasian siswa, sumber, materi, ruangan, waktu yang diperlukan sebelum
memulai pengajaran kelompok kecil atau perorangan.
4)
Kegiatan
kelompok kecil/perorangan yang efektif selalu diakhiri dengan kulminasi berupa
rangkuman, laporan atau pemantapan, yang memberikan kesempatan bagi sisa untuk
saling belajar.
5)
Guru perlu
mengenal siswa secara pribadi agar pengajaran perorangan berlangsung efektif
sehingga kondisi belajar dapat diatur dengan tepat.
6)
Kegiatan peorangan
dapat bervariasi, misalnya belajar dengan bahan siap pakai, belajar sendiri
dengan jadwal harian yang disiapkan sendiri atau bisa bergabung dalam kelompok
kecil.
Itulah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan kegiatan
yang dilakukan akan benar-benar menjadi efektif dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Kemampuan Dalam Mengajar"
Post a Comment