Motivasi Hidup: Aku Bangga Menjadi Petani
Aku dan Kampung Halamanku (Seorang Petani) 03!
Oleh: Muhammad Akbar
muhammadakbar2.blogspoot.com
‘’Ilmu itu
adalah Cahaya dan Cahaya itu tidak akan menyimbah di Hati orang-orang yang
melakukan Maksiat. - (Imam Syafi'e).
Hati
terasa berkecamuk ketika baru tiba dimakassar begitu pula dengan sebaliknya ketika
baru tiba dikampung halaman, penyesuain diri terhadap lingkungan yang begitu
lambat berbeda dengan teman-teman ku yang lainya. Kapan terakhir kali kita
mengatakan pada diri kita bahwa ‘’saya bangga menjadi diri saya, yang memiliki
kekurangan dan kesalahan. Ataukah sebaliknya kita hanya bersembunyi dibalik
kehebatan seseorang yang kita kagumi.
Status
yang aku miliki ketika dikampung halaman adalah bukan seorang mahasiswa, namun
saya adalah seorang petani yang bekerja bukan dikelas duduk manis diskusi,
menerima materi dan yang lainnya, namun tiada pagi dan sore terlewatkan air
keringat membasahi tubuh berada disawah atau berada dikebun, terkadang keluarga
mengatakan buat apa kamu kerja keras seperti itu seperti petani, kamu kan
mahasiswa belajar saja terus agar kamu cerdas. Yah memang betul mahasiswa
seharusnya memamfaatkan waktunya sebaik-baiknya untuk belajar dan belajar
‘’Karena kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersisah’’
Namun
statusku sebagai seorang petani adalah hal yg saya banggakan sampai hidupku
hari ini aku tidak melihat begitu banyak orang yang sukses baik dunianya
ataupun akhiratnya, menjadi dosen, prof termuda, ustadz atau bahkan sampai
ulama dan aku tidak melihat dibalik
kesuksesan mereka dilatarbela-
kangi oleh orang hebat namun
kebanyakan dilatarbelakangi oleh keluarga dari seorang petani yang mampu
bangkit untuk mendapatkan kejayaanya.
Aku
dan petani ketika dikampung halamanku tidak ada bedanya pisau ditangan kananku
dan kayu ditangan kiriku, terkadang hatiku berkecamuk ketika berada ditengah
hutan melihat orang tuaku bekerja, terkadang terlintas dibenakku apakah hidup
saya juga kedepanya akan tetap seperti ini! berfikir sambil merencanakan apa
yang kita target kedepannya. “duduk indah menyaksikan mereka yang berdiri
dengan rapi, atau berdiri dengan rapi dan disaksikan oleh mereka, pilih pemain
atau penonton… Bersambung@
Bismillah
Dulu, Aku sangat kagum pada orang cerdas, kaya, dan yang berhasil dalam karir. Hidup sukses dan hebat dalam dunianya terlebih lagi cerdas dunia sainsnya.
Sekarang, Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku. Aku kagum dengan orang yang hebat di mata Allah. Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.
Dulu, Aku memilih marah ketika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku kan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran.
Sekarang, Aku memilih untuk banyak bersabar & memaafkan. Karena Aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu memaafkan dan bersabar.
Dulu, Aku memilih mengejar dunia Exact. Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan dan minum untuk hari ini.
Sekarang, Aku memilih bersyukur dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan dan bermanfaat untuk Agama dan sesamaku.
Dulu, Aku berfikir bahwa aku bisa membahagiakan orang tua, saudara dan teman-temanku jika aku berhasil dengan duniaku. Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu, melainkan ucapan, sikap, tingkah dan sapaanku kepada mereka.
Sekarang aku memilih untk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.
Dulu, fokus pikiranku adalah membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman-teman dan saudaraku begitu cepat menghadap kepada-Nya.
Sekarang, yang menjadi fokus pikiran dan rencanaku adalah bagaimana agar hidupku dapat diridhai oleh Allah dan sesama.
jika suatu saat diriku dipanggil oleh-Nya.
Tak ada yang bisa memberikan JAMINAN bahwa aku bisa MENGHIRUP NAFAS ESOK hari. Jadi apabila hari ini dan hari esok aku masih hidup, itu adalah karena kehendak-NYA semata.
Dulu, Aku sangat kagum pada orang cerdas, kaya, dan yang berhasil dalam karir. Hidup sukses dan hebat dalam dunianya terlebih lagi cerdas dunia sainsnya.
Sekarang, Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku. Aku kagum dengan orang yang hebat di mata Allah. Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.
Dulu, Aku memilih marah ketika merasa harga diriku dijatuhkan oleh orang lain yang berlaku kasar padaku kan menyakitiku dengan kalimat-kalimat sindiran.
Sekarang, Aku memilih untuk banyak bersabar & memaafkan. Karena Aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu memaafkan dan bersabar.
Dulu, Aku memilih mengejar dunia Exact. Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan dan minum untuk hari ini.
Sekarang, Aku memilih bersyukur dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan dan bermanfaat untuk Agama dan sesamaku.
Dulu, Aku berfikir bahwa aku bisa membahagiakan orang tua, saudara dan teman-temanku jika aku berhasil dengan duniaku. Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu, melainkan ucapan, sikap, tingkah dan sapaanku kepada mereka.
Sekarang aku memilih untk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.
Dulu, fokus pikiranku adalah membuat rencana-rencana dahsyat untuk duniaku. Ternyata aku menjumpai teman-teman dan saudaraku begitu cepat menghadap kepada-Nya.
Sekarang, yang menjadi fokus pikiran dan rencanaku adalah bagaimana agar hidupku dapat diridhai oleh Allah dan sesama.
jika suatu saat diriku dipanggil oleh-Nya.
Tak ada yang bisa memberikan JAMINAN bahwa aku bisa MENGHIRUP NAFAS ESOK hari. Jadi apabila hari ini dan hari esok aku masih hidup, itu adalah karena kehendak-NYA semata.
0 Response to "Motivasi Hidup: Aku Bangga Menjadi Petani"
Post a Comment