Aku dan Kampung Halamanku (Bersama IPPM) 01!
Oleh: Muhammad Akbar
muhammadakbar2.blogspoot.com
“Berpangkuh tangan atau turun tangan? Menjadi
penonton atau pemain? Pilihanmu, menentukan hidupmu. Sebelum, hidupmu ditentukan
oleh pilihan yang ada. Bergerak atau tergantikan, itu harga matinya.”
Aku bukanlah orang
yang pertama yang gelisah tentang realita dan moralitas para pemuda bangsa kita
saat ini, dan kita tidak usah bercerita tentang bangsa, cukup kota yang kita
tinggali saja makassar, bulukumba dan bahkan sampai kepada kampung halaman
kita. Seolah hati ini merasa berkecamu dengan apa yang harus kami lakukan
terhadap pemuda-pemuda kita yang menjadi ujung tombak bangsa dan negara kita.
Syairku mengatakan, ‘’Wahai para pemuda generasi mendatang, sadarkah bahwa kita
saat ini tengah dijajah dengan cara halus namun menusuk? Karena sejatinya
kejahatan terstruktur akan mengalahkan kebaikan yang ada begitu juga dengan
sebaliknya kebikan yang terstruktur akan mengalahkan kejahatan. Pola hidup dewasa
ini selera dan trend kaula muda bergeser menuju budaya barat. Tak menampik,
perubahan ini pun juga nampak secara fisik ataupun psikis dan mental generasi
muda. Mulai dari gaya berpakaian, cara bertutur sapa dan pola pikir yang sedikit-demi-sedikit
berbau budaya barat.
Menjamurnya trend
ala korea pun juga mengambil sebagian peran dalam berbusana. Wanita yang
sebaiknya terbalut busana panjang, longgar dan tebal –nontransparan, kini bak
patung yang tengah dipertontonkan pada khalayak umum dengan baju minim bahan.
Pria pun tak ketinggalan, alih-alih bergaya mengikuti trend, yang ada malah
bergaya sesukanya dan cenderung urakan, tidak tertata rapih.
Contoh kasusnya
banyak disekitar kita, banyak wanita pun dengan pria menggunakan pakaian ala
barat atau menggunakan pakaian yang mirip dengan idolanya yang marak dijual di
online shop, pria bertindik, wanita menggunakan celana pendek atau ketat,
seperti berubahah menjadi hal yang lumrah. Inikah peran pemuda bangsa sebagai
agent of change? Inikah perubahan yang dimaksud disini?.
Modernisasi memang
harus! Mengikuti mobilitas global perkembangan zaman yang semakin merambah, itu
adalah kebutuhan. Tak ada yang melarang. Namun, seberapa kuat saringan yang ada
dalam diri kita? Itulah pertanyaannya. Sebagai generasi muda, banyak yang hanya
mengikuti trend ke-kini-an tanpa mengolah info yang ada. Seperti anak kecil
yang selalu ‘disuapin’ ketika hendak makan. Haus akan informasi itu memang
bagus, dan harus. Itulah gunanya pemuda bangsa, haus akan informasi dan ide-ide
kreatif baru, kemudian menciptakan sebuah karya, itulah peran pemuda sebagai
agen perubahan, merubah keadaan untuk menjadi yang lebih baik sebagaimana
perubahan yang dilakukan para pejuang kita terdahulu sehingga kita mampu hidup
manis, duduk bergandengan dengan Hp, ditambah dengan Kopi+Roti sungguh nikmat
yg kita rasakan, tak lain halnya dengan para pejuang kita terdahulu yang dimana
menjadi gandengannya adalh senjata dan alat peran lainya untuk melakukan sebuah
perubahan.
Banyak dari anak
muda kini hanya menjadi penonton yang baik, duduk manis dipinggir lapangan dan
menggerutui apa yang terjadi dalam area pertandingan. Sementara mereka-mereka
yang terjun dilapangan membuat gebrakan-gebrakan yang mengejutkan bagi
si-penonton. Haruskah selalu anak muda hanya diam dan menunggu perubahan yang
terjadi tanpa melakukan apapun? Ketika hasil telah tercetak haruskan anak muda
selalu menikmatinya saja tanpa ada upaya merubah?
Trend memang banyak
bergeser, namun jiwa menjadi pemain tidaklah boleh surut dengan gerusan ombak
globalisasi dan kemajuan zaman. Peran pemuda muslim yang nyata, membuat
perubahan berarti, berkualitas. Karena menjadi penonton yang baik itu tidaklah
baik. Peran pemerintah, instansi terkait dan juga stakeholder lainnya
dibutuhkan disini. Jika banyak kaula muda yang mengganti cara berbusananya,
maka keluarkan trend baru yang islami, ciptakan, cetak generasi rabbani minimal
dengan busananya terlebih dahulu.
Jangan hanya
menikmati trend busana saat ini, tapi ambil bagian didalamnya, buat perubahan
dengan ikut menciptakan trend yang lebih relevan dengan budaya islam.
Kembangkan ide-ide kreatif yang fresh dengan busana islami, pengembangannya
dapat dilakukan dengan menjual baju-baju tersebut dengan online, pemerintah pun
sebaiknya juga ikut membantu dengan memberikan batasan produk-produk yang boleh
dipasarkan, luncurkan produk kreatif yang modis namun islamis, seperti hijab
modern namun tetap syar’i.
Kreatif adalah
tuntutan kini, terlebih kita tengah memasuki era baru di tahun 2016 ini, ada
MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Dimana benih benih kreatifitas dari anak muda
sangat diperlukan untuk ikut bersaing dalam MEA, bukan hanya duduk manis
menjadi penonton dan menikmati karya orang lain. Minimal, menggunakan karya
sendiri untuk diri sendiri, menggunakan produk dalam negeri dan mencintainya.
Masuknya budaya
barat, korea dan sebagainya memang lebih kurang telah merubah tatanan berbusana
yang sudah ada. Namun, dari sana kita bisa mengembangkannya dengan ide kreatif,
kita bisa menginovasikannya menjadi lebih agamis dan layak dikenakan. Bila
generasi muda punya banyak ide-ide unik seperti membuat rok non transparan, rok
bolak-balik, baju panjang bolak-balik, kerudung tebal dan panjang yang juga
bolak-balik, kerudung penuh motif dengan warna cerah untuk menarik minat
berhijab, maka ide-ide inilah yang harus dikembangkan.
Dukungan dari semua
pihak agar kaum muda pun mampu berkarya dan mandiri dengan menghasilkan uang
sendiri dari produk-produk yang mereka ciptakan ini sangat dibutuhkan. Pemerintah
pusat atau daerah bisa ikut berpartsisipasi dengan menyediakan pasar khusus
busana islami dengan syarat pemilik merupakan kaum muda yang masih produktif
seperti pelajar atau mahasiswa dengan harga sewa toko yang cukup murah untuk
menyokong perekonomian kaum muda. Stakeholder seperti lembaga-lembaga sosial
atau instansi terkait pun mampu membantu dengan mengadakan acara-acara
pertemuan kaum muda untuk saling bertemu dan bertukar ide, diskusi kecil dengan
tema-tema islami terkini yang diangkat.
Pameran-pameran
busana islami pun juga dapat dijadikan solusi inovatif dalam menarik minat
masyarakat terhadap busana islami. Kerja sama pemerintah-instansi-pemuda dalam
menyelenggarakan ‘bulan busana islami’ di departement store di Indonesia dapat
dijadikan tumpuan dalam memperkenalkan karya pemuda kepada masyarakat. Kerja
sama pemerintah-instansi-pemuda lainnya dalam menyokong ekspansi penggunaan
produk busana islami modern ini sa;ah satunya dengan mengadakan siaran tentang
produk islami yang tengah trend saat ini di televisi, ataupun media elektronik
lainnya, pun juga dengan media cetak seperti koran atau majalah juga dapat
dibuatkan kolam khusus tentang busana islami trendi yang tengah populer.
Solusi solutif
lainnya dalam memasyarakatkan busana islamis namun modern kepada masyarakat
adalah dengan pengembangan sistem online shop yang kini banyak dipilih pemuda
dalam mempromosikan produknya, dibuat sistem online shop utama untuk promo
produk busana islami, dengan target pasar minimal untuk remaja -penduduk lokal.
Islam Cloth Corner dalam mall atau departement store seluruh Indonesia bila
mampu terapkan akan meningkatkan nama busana islami yang kini tengah tergerus
arus globalisasi.
Pembuatan desa
islamis, dimana merupakan perkumpulan penduduk yang produktif dalam menghasilkan
busana islami layaknya kampung inggris di Pare.
Apabila pemuda telah produktif, salah satunya dengan menciptakan karya-karya
busana islamis modern. Produk-produk kreatif pemuda ini yang masih banyak
dirintis pada level home industry, sedikit-sedikit akan meningkatkan devisa
bagi negara. Lokalisasi karya busana islamis yang terus gencar dilakukan,
penggunaan media sosial dalam mengencangkan publikasi produk dapat merambah ke
Nasional pemasaran produknya.
Terlebih saat ini
sudah memasuki era baru, dengan MEA, seakan tidak ada sekat atau
batasan-batasan antar negara, publikasi di internet merupakan senjata utama.
Apabila produk-produk lokal pemuda sudah kuat, maka insyaAllah pemuda akan siap
bersaing dalam MEA 2016. Pemuda Indonesia bukan lagi hanya seorang penonton
yang baik, namun menjadi pemain yang baik dalam MEA 2016 dengan memperkenalkan
produk lokal busana islami yang modern dan trendi karya pemuda bangsa. Tetap syar’i
namun mampu tampil modern.
Sesungguhnya kami
rindu dengan gerakan pemuda sebagaimana sejarah
pemuda terdahulu, kami sangat rindu dengan sosok M. Natsir selanjutnya,
kami rindu dengan dengan sosok A M. Nasution Begtu pula dengan sosok Jend.
Sudirman sebagai panglima termuda. ‘’Maka ketahuliah bahwasanya pemuda dan
pemudi yang berproses lebih baik dri pemuda yang hanya duduk terdiam merenungi
nasibnya tau bahkan melakukan perbuatan atau hal-hal yang tidak berguna’’.
Hidup Indoensia ku!
Majulah, bergeraklah wahai generasi Rabbani!
salam. (IPPM ‘’Ikatan Pemuda &
Pelajar Mattoanging) Desa Anrang, Kec. Rilau Ale, Kab. Bulukumba.
Semoga Bermamfaat, Shukran
Jazakumullahu Khairan@....