Realita Pendidikan Indonesia: Makalah Fenomena Kerusakan Moral & Solusinya
Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas
Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seperti yang di muat dalam pancasila
khususnya sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Dari pernyataan ini
mengandung maksud bahwa rakyat Indonesia diharapkan untuk hidup adil dan
beradap. Untuk mencapai masyarakat yang beradap di perlukan moral dan gaya
hidup yang baik. Moral dan gaya hidup bangsa Indonesia tercermin pada
perbuatan-perbuatan rakyat Indonesia itu sendiri khususnya para remaja sebagai
generasi penerus sekaligus ujung tombak bangsa Indonesia. Menurut Moetojib
(2008:01) langkah yang perlu diambil bangsa Indonesia menghadapi persoalan
bangsa pada era globalisasi dan memasuki usia ke-63 adalah melakukan
rekonstruksi moral secara total dengan membangun kembali karakter dan jati diri
bangsa (Nation and character building).
Selain melakukan rekonstruksi
moral juga melakukan konsolidasi kebangsaan dengan melaksanakan langkah
strategi memperkuat komitmen kebangsaan dan bersama membangun ke Indonesia
menuju masa depan yang lebih baik. Dari pengamatan penulis terhadap gaya hidup
dan kelakuan remaja di lingkungan sekitar bahwa banyak remaja khususnya remaja
putri yang berpakaian seksi dan menggugah gairah seks lawan jenisnya. Serta
banyak juga pemuda yang membentuk gank dan sering kumpul di perempatan jalan
sambil minum-minuman keras sehingga meresahkan masyarakat sekitar.
Dari uraian diatas,
penulis berpendapat bahwa keadaan moral dan gaya hidup remaja Indonesia saat
ini telah telah mengalami kerusakan dan perlu di perbaiki lagi. Sebab gaya
hidup dan moral mereka sudah tidak sesuai lagi dengan kepribadian bangsa
Indonesia yang berlandaskan Pancasila. Sehingga dari semua pihak yang terkait
perlu membantu demi kesadaran dan kebaikan generasi penerus kita. Dengan
memperhatikan ulasan uraian di atas, maka penulis membuat makalah yang berjudul
“Fenomena Kerusakan Moral dan Solusinya “.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian moral dan
kerusakan moral?
2. Apakah faktor-faktor penyebab
kerusakan moral?
3. Bagaimana solusi untuk mengatasi
kerusakan moral?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian moral
dan kerusakan moral
2. Untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab kerusakan moral
3. Untuk mengetahui solusi mengatasi
kerusakan moral
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Moral dan Kerusakan Moral
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan, moral adalah:
- Ajaran) baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dsb; akhlak; budi pekerti; susila: mereka sudah bejat, mereka hanya minum-minum dan mabuk-mabuk, bermain judi, dan bermain perempuan;
- Kondisi mental yg membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dsb; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terungkap dl perbuatan: tentara kita memiliki -- dan daya tempur yg tinggi;
- Ajaran kesusilaan yg dapat ditarik dr suatu cerita; Dalam Wikipedia dijelaskan, Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya.
Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai
implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari
budaya dan Agama.
Jadi, Moral adalah perbuatan/tingkah
laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang
dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat
tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka
orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya ketika
seseorang tidak mampu berperilaku sesuai dengan nilai dan norma atau dalam
artian melanggar maka itulah awal dari terjadinya kerusakan moral.
B. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan
Moral
Kerusakan moral saat ini sudah sampai
pada kondisi yang sangat memprihatinkan. Dan itu terjadi pada semua level
masyarakat. Anak-anak remaja hingga orang dewasa sudah banyak yang terjangkit
penyakit ini. Maraknya kenakalan dikalangan remaja; pergaulan bebas, tawuran,
dan berbagai perilaku menyimpang lainnya merupakan bukti bahwa moral remaja
kita sudah rusak. Para pejabat sudah tidak mempunyai rasa malu meminta dan
mengambil sesuatu yang bukan haknya.
Para wanita lebih
senang pamer aurat dimuka umum dan bergaul tanpa batas. Dengan alasan seni para
artis dan media telah meracuni masyarakat dengan tontonan yang merusak akhlak.
Jika disebut satu persatu secara rinci potret kerusakan moral masyarakat kita
terlalu sempit media ini untuk memuatnya. Tetapi hal itu dapat kita rasakan
secara nyata ditengah-tengah kehidupan kita. Kemajuan teknologi justru menambah
cepatnya virus ini menjalar ditengah masyarakat kita. Adapun faktor-faktor
penyebab terjadinya kerusakan moral adalah sebagai berikut :
- Kemajuan teknologi, Dampak globalisasi teknologi memang dapat memberikan dampak positiftetapi tidak dapat di pungkiri lagi bahwa hal ini juga dapat berdampak negative bagi kerusakan moral. Perkembangan internet dan ponsel berteknologi tinggi terkadang dampaknya sangat berbahaya bila tidak di gunakan oleh orang yang tepat.
Misalnya : Video porno yang semakin
mudah di akses di ponsel dengan internet, mahasiwa sebagian yang tidak sempat
belajar ketika ujian menggunakan hp untuk internet atau menanyakan kepada
temannya lewat sms. Hal tersebut memang sangat memudahkan tapi itu melatih
adanya sifat ketidakjujuran kepada mahasiswa itu sendiri sehingga menjadi awal
dari kerusakan moral.
- Memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang mengalami naik turun. Ketika tingkat keimanan seseorang menurun, potensi kesalahan terbuka.
Hal ini sangat berbahaya bagi moral,
Jika dibiarkan tentu membuat kesalahan semakin kronis dan merusak citra
individu dan institusi. Contohya saja jika para pejabat negeri ini memiliki
landasan agama yang baik,maka apa berani dia memakan uang
rakyat(Korupsi)?!
- Pengaruh lingkungan. Tidak semua guru itu punya sifat yang buruk dan sebaliknya. Terkadang seorang guru melakukan kesalahan karena ada pengaruh buruk dari linkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan rumah dan pengaruh kurang baik dari guru lain dapat mendorong seorang guru untuk berbuat kesalahan.selain itu
Pengaruh budaya barat serta pergaulan
dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya
malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi
perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang
buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.
- Hilangnya kejujuran. Berdasarkan laporan hasil investigasi sebuah lembaga survei dinyatakan bahwa korupsi menyebar merata di wilayah negara ini, dari Aceh hingga Papua. Karena itu dari tahun ke tahun posisi Indonesia sebagai negara terkorup selalu menduduki peringkat 10 besar dunia dalam indeks persepsi korupsi (CPI) menurut data dari Transperenscy International.
- Hilangnya Rasa Tanggung Jawab. Sebelum bendungan Situ Gintung jebol, Kompas 28 Juli 2008 memberitakan bahwa sebanyak 50 bendungan dari total 106 dinyatakan rusak. Rusaknya infrastruktur pengairan ini menurut penelitian disebabkan perawatan operasional bangunan yang kurang memadai. Masalah seperti ini terjadi juga pada infrastruktur lainnya seperti banyaknya gedung yang hampir roboh.
Kasus lain adalah rusaknya beberapa
ruas rel kereta api yang diakibatkan besi baja rel kereta diambil oleh oknum.
Berita-berita tersebut merupakan cermin bahwa telah terjadi penurunan moral
tanggung jawab di masyarakat yang dapat berakibat fatal bagi keselamatan
masyarakat.
- Tidak Berpikir Jauh ke Depan (Visioner) Eksploitasi alam adalah salah satu bentuk dari produk berpikir jangka pendek. Sebagai contoh, pembalakan hutan mencapai 0,6-1,3 juta ha/tahun (Abdoellah, 1999), bahkan angka tersebut diperkirakan telah melonjak menjadi 1,3–2 juta ha/tahun (KMNLH, 2002). Akibat dari berbagai eksploitasi alam telah menimbulkan berbagai bencana. Dalam kurun waktu 2006-2007 bencana ekologis (banjir, longsor, gagal panen, gagal tanam, kebakaran hutan) tercatat 840 kejadian bencana.
- Rendahnya Disiplin. Pada Sabtu, 9 Februari 2008 Suara Karya memberitakan bahwa ribuan pegawai negeri sipil (PNS) di DKI Jakarta dan berbagai daerah nekat tidak masuk kerja alias mangkir pada hari pascalibur Imlek 2559 (8/2). Kasus mangkir, selalu terjadi setiap hari kejepit atau pascalibur (cuti) nasional.
Disebutkan bahwa meski ada aturan PP
No.30/1980 yang menyatakan bahwa ada tiga tingkatan pemberian sanksi kepada PNS
dari mulai hukuman disiplin ringan, sedang, dan berat, namun budaya mangkir ini
masih kental di kalangan pegawai negeri. Hal ini merupakan cermin karakter
bangsa yang mengabaikan budaya disiplin.
- Kriris Kerjasama Terjadinya perpecahan dan benturan di antara komponen masyarakat menunjukkan bahwa bangsa ini sedang mengalami krisis persatuan dan melunturnya budaya kerjasama. Demikian juga dengan jumlah kasus tawuran di antara mahasiswa dan pelajar yang cenderung meningkat.
- Krisis Keadilan Partnership for Governance Reform pada 2002 menempatkan lembaga peradilan di Indonesia menempati peringkat lembaga terkorup menurut persepsi masyarakat. Hal tersebut diperkuat dengan laporan Komisi Ombudsman Nasional (KON) tahun 2002, bahwa berdasarkan pengaduan masyarakat menyebutkan penyimpangan di lembaga peradilan menempati urutan tertinggi.
- Krisis Kepedulian Media massa beberapa waktu yang lalu melaporkan adanya beberapa warga masyarakat yang meninggal akibat kelaparan. Berita ini menunjukan bahwa kepedulian juga telah menipis dalam kehidupan masyarakat.
Jika kita melihat potret kehidupan
bangsa saat ini, maka jelas terlihat bahwa masalah moral sesungguhnya merupakan
hal yang tidak kalah penting dibanding masalah ekonomi. Jika hal itu dibiarkan,
akan mengancam masa depan bangsa. Namun sayang, masalah moral ini kerap
terpinggirkan dari agenda dan rencana para calon pemimpin bangsa.
C. Solusi Mengatasi Kerusakan
Moral
Dahulu bangsa Indonesia dikenal karena
moral rakyatnya yang berbudi pekerti luhur, santun dan beragama. Sayang citra
baik ini tidak di jaga. Perlu diingat modal kemajuan suatu bangsa sangat
didukung generasi yang cerdas, bijak dan bermoral. Namun akhir-akhir ini,
gejala kemerosotan moral benar-benar mengkhawatirkan. Masalah ini bukan hanya
menimpa kalangan orang dewasa dalam berbagai jabatan dan profesinya, melainkan
juga telah menimpa kalangan pelajar yang diharapkan dapat melanjutkan
perjuangan bangsa.
Masalah-masalah moral
pun telah menjadi persoalan yang banyak menyita perhatian dari banyak kalangan,
terutama dari pendidik, alim ulama, tokoh masyarakat, dan orang tua. Meskipun
telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah moral, namun hasilnya
masih belum menggembirakan. Kita patut prihatin atas kondisi moralitas bangsa
ini. Betapa tidak, moralitas, sebagai hasil dari pendidikan, ternyata tidak
bisa disebut membanggakan. Moralitas yang ada justru sangat jauh dari
nilai-nilai normatif yang selama ini dijunjung tinggi.
Semua itu sungguh
sangat disayangkan dan telah mencoreng kredibilitas dunia pendidikan. Para
pelajar yang seharusnya menunjukkan akhlak yang baik, justru malah menunjukkan
tingkah laku yang buruk. Untuk mengatasi berbagai kerusakan moral yang terjadi
di masyarakat maka solusi yang untuk menanggapi masalah tersebut adalah sebagai
berikut:
- Untuk menghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral, dan akhlak. Karena kepribadian manusia akan terpengaruhi dari pergaulan itu sendiri. Apabila seseorang bergaul di lingkungan yang baik,maka ia akan timbul kepribadian yang baik juga. Dan apabila seseorang bergaul pada kondisi lingkungan yang kurang baik,maka akan timbul kepribadian yang kurang baik juga.
- Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak. Seperti halnya karena kurangnya perhatian orang tua,seseorang akan cenderung melampiaskan amarahnya pada orang lain dengan tindakan yang tidak wajar dilakukan oleh kaum muda.
- Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
- Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh. Dengan kita mendektkan diri kepada Allah,rajin beribadah,beramal shaleh,tentu akan membuat kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak sesuai di jalan Allah. Seperti halnya dalam surat Al-Qalam ayat 4 “ Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada pada landasan akhlak yang agung.” Sebaiknya,kita sebagai manusia yang telah diberi akal dan fikiran oleh sang maha kuasa harus dimanfaatkan secara optimal. Kita harus berfikir cerdas tentang bagaimana cara mengaplikasikan sesuatu hal agar dapat menimbulkan efek yang baik bagi kita. Terutama dalam memilih hal yang kita sukai seperti halnya trend masa kini,idola,dan lain sebagainya.
- Adanya mata kuliah Pendidikan moral dan Pengembangan karakter salah satunya Pendidikan Kewarganegaraan yang didikuti mahasiswa untuk menanamkan pada diri masing-masing akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral bangsa. Lalu pendidikan agama yang didalamnya terdapat berbagai pendekatan untuk menuju moral yang lebih baik serta memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Mampu memanfaatkan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebaik-baiknya.
Terimah Kasih atas
kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam
0 Response to "Realita Pendidikan Indonesia: Makalah Fenomena Kerusakan Moral & Solusinya"
Post a Comment