Realitas Pendidikan Indonesia: Hidupnya Pendidikan Indonesia
Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas
Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com
Data
yang didapat dari Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang di
keluarkan oleh UNESCO diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan
atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah
0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara.
Mengapa
pendidikan di Indonesia bisa demikian ? Apakah yang salah ? mungkin
pembelajaran kurang memikat atau siswa nya yang tidak mau memulai dirinya untuk
mencoba. Akhirnya tujuan dari belajar itu sendiri adalah nilai. Siswa pun tidak
merasakan proses belajar yang baik, pemahaman dan sikap kritis terhadap masalah
yang ada. Sehingga pada akhirnya menurut siswa yang penting mendapatkan nilai
puas walaupun tanpa kualitas.
Seharusnya
kita mulai mengambil kesimpulan dari Negara lain dalam hal dunia pendidikan.
Banyak Negara di dunia ini yang maju dalam dunia pendidikan nya. Mengapa ?
sekali lagi itu semua tergantung kita yang memulai baik itu siswa, guru, dan
aspek-aspek yang terlibat dalam pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, Finlandia
mempunyai sistem pendidikan terbaik di dunia. Rekor prestasi belajar siswa yang
terbaik di negara-negara OECD dan di dunia dalam membaca, matematika, dan sains
dicapai para siswa Finlandia dalam tes PISA.
Untuk
tiap bayi yang lahir kepada keluarganya diberi maternity package yang berisi 3 buku
bacaan untuk ibu, ayah, dan bayi itu sendiri. Alasannya, PAUD adalah tahap
belajar pertama dan paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90%
pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% brain paths berkembang sebelum anak
masuk SD (7 tahun). Dan sebesar 25 % kenaikan pendapatan nasioanl di Finlandia
disumbangkan oleh meningkatnya mutu pendidikan.
Untuk
kualitas guru di Finlandia hanya guru-guru dengan kualiatas terbaik dengan
pelatihan terbaik juga. Ini merupakan salah satu factor yang berpengaruh dalam
hal pendidikan. Bagaimana siswa dapat didalam belajar dapat merasakan suasana
belajar yang menyenangkan, merasakan metode belajar yang berbeda, di bimbing
menjadi pribadi yang mandiri
Jadi
mengapa kita harus jauh-jauh memikirkan sistem pendidikan sekarang seperti
kurikulum 2013. Mengapa kita tidak memulai dari awal saja jika hampir 90%
pertumbuhan otak terjadi pada usia balita dan 85% jalur otak berkembang sebelum
anak masuk SD sekitar usia 7 tahun.
Tidak
ada kata terlambat ketika kita mau bergerak mengubah pola pikir kita. Solusi
belajar kita adalah diri kita sendiri apakah kita memilih menjadi pencari nilai
atau manusia berkualitas di kancah global. Apakah kita memilih menjadi
konsumerisme yang berujung korupsi atau menjadi pencipta yang dicari uang.
Indonesia memilih.
Yang
penulis yakini adalah Indonesia masih punya harapan terutama di dalam bidang
pendidikan baik dari kualitas murid dan guru, sistem, sarana, dan sebagainya.
Dengan mencontoh bukan menjiplak apa yang Negara Finlandia berikan kepada pendidikan
di Negaranya. Hidup Pendidikan Indonesia. Salam.
0 Response to "Realitas Pendidikan Indonesia: Hidupnya Pendidikan Indonesia"
Post a Comment