Realitas Pemuda Indonesia: Seks Bebas Rusak Moral Penerus Bangsa
Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas
Negeri Makassar
Abstrak
Remaja merupakan generasi yang disiapkan sebagai pilar penerus
bangsa agar jauh dari pergaulan seks bebas yang dapat merusak moralnya oleh
karena itu bahwa remaja merupakan pilar sebagai penegak bangsa yang sangat
rentan terhadap rayap-rayap yang dapat menggrogoti, salah satunya yaitu
pergaulan bebas yang di dalamnya terselip budaya seks bebas telah menyerang
para remaja-remaja disemua kalangan pelajar maupun mahasiswa/mahasiswi.
Di Indonesia sendiri berdasarkan survei dari berbagai macam sumber
yang ada membuktikan remaja sekarang ini dalam masa kritis moral. Indonesia
yang budayanya menganut ajaran Timur mengharuskan setiap masyarakatnya memiliki
agama, sesuai dengan hukum negara ini. Akan tetapi ajaran dalam agama tersebut
nampaknya telah di langgar, norma yang ada dalam masyarakat pun telah di
langgar dengan melakukan seks bebas.
Berbagai faktor mempengaruhi remaja dalam melakukan seks bebas.
Berbagai dampak negative akan di terima para remaja, penanggung beban utama
dari seks bebas sebenarnnya dari pihak remaja putri. Pencegahan memang selalu
di upayakan pemerintah seperti pendidikan seks, seminar dan bimbingan konseling
saat di sekolah. Namun perhatian dan pengawasan orang tua juga salah satu
faktor penting untuk mencegah.
Karena sudah sangat memprihatinkannya moral remaja karena seks
bebas saya bermaksud membuat karya tulis ilmiah ini agar remaja sadar betapa
bahayanya seks bebas dan lebih mengerti tentang seks yang legal tanpa melanggar
norma serta mengurangi jumlah kematian remaja karena aborsi.
1. Pendahuluan
Seks adalah sebuah naluri alamiah yang ada dalam setiap diri
makhluk hidup di bumi ini, termasuk pada
diri manusia. Seks sangat di perlukan oleh makhluk hidup untuk berkembang biak
dan melanjutkan keturunan agar tidak punah. seks bukan menjadi hal yang asing
atau tabu lagi bagi mereka para pecinta dunia. seks juga bukan lagi hal yang
asing bagi mereka.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang
yang sedang menjalani proses menuju dewasa, biasanya pada proses ini remaja
berusaha mencari jati diri mereka. Dalam sebuah pencarian jati diri inilah
mereka akan mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber tentang
kehidupan dan salah satunya adalah kehidupan seks.
Sebernarnya pada usia remaja mereka sudah
mendapatkan pendidikan seks yang lebih mendetail pada organ reproduksi manusia.
Hal ini di maksudkan agar para remaja lebih mengerti tentang
anatomi diri mereka sendiri dan semua hal yang berhubungan tentang seks, baik
manfaatnya, dampaknya dan lain-lain. Akan tetapi, nampaknya banyak remaja yang
belum memahami betul tentang seks tersebut atau mungkin saja mendapatkan
informasi tentng seks dari informan yang salah sehingga tak sedikit dari para
remaja terjerumus pada pergaulan yang salah yaitu seks bebas.
Nampaknya indonesia harus benar-benar prihatin terhadap moral para
penerus bangsa ini. Berbagai berita tentang pergaulan bebas dan seks bebas di
kalangan remaja semakin sering bermunculan di media massa. Hal ini didapat dari
data Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa
SMP dan SMA di 17 kota besar diperoleh hasil, 97 persen remaja pernah menonton
film porno serta 93,7 persen pernah melakukan ciuman, meraba kemaluan, ataupun
melakukan seks oral. Sebanyak 62,7 persen remaja SMP tidak perawan dan 21,2
persen remaja mengaku pernah aborsi. Perilaku seks bebas pada remaja terjadi di
kota dan desa pada tingkat ekonomi kaya dan miskin.
2. Pengertian seks bebas
Pengertian seks bebas menurut Sarwono (2003) menyatakan, bahwa seks bebas adalah
segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenis
maupun sesama jenis, mulai dari tingkah laku yang dilakukannya seperti
sentuhan, berciuman (kissing) berciuman belum sampai menempelkan alat kelamin
yang biasanya dilakukan dengan memegang payudara atau melalui oral seks pada
alat kelamin tetapi belum bersenggama (necking, dan bercumbuan sampai
menempelkan alat kelamin yaitu dengan saling menggesek-gesekan alat kelamin
dengan pasangan namun belum bersenggama (petting, dan yang sudah bersenggama
(intercourse), yang dilakukan diluar hubungan pernikahan.
Dari beberapa pernyataan dapat di simpulkan bahwa seks bebas
adalah tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual yang berasal dari
kematangan organ reproduksi yang di lakukan di luar norma-norma yang berlaku.
Beberapa bukti tentang seberapa parah remaja dalam pergaulan seks
bebas.
Survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai
responden)
1. 93,7% pernah berciuman
hingga petting (bercumbu)
2. 62,7% remaja SMP sudah tidak
perawan
3. 21,2% remaja SMA pernah
aborsi
Survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia
1. 32% remaja 14 – 18 tahun
pernah berhubungan seks
2. 21,2% remaja putri pernah
melakukan aborsi
3. 97% penyebab remaja
melakukan seks yaitu dari internet.
Berdasarkan data-data yang tertera di atas dapat di lihat bahwa
memang seks di kalangan para remaja bukan lagi menjadi hal asing atau hal yang
tabu bagi mereka. Status sebagai pelajar seperti tidak berarti lagi bagi
mereka, tren-tren pergaulan yang ada lebih mempengaruhi dari pada norma-norma
yang sudah mengikuti mereka sejak mereka lahir.
3. Faktor Penyebab Seks Bebas
faktor-faktor yang menyebabkan dan memicu
remaja untuk melakukan seks bebas.
Menurut SKRRI (Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia), ada 3
faktor yang paling mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seksual antara
lain:
- Pengaruh teman sebaya atau punya pacar.
- Punya teman yang setuju dengan hubungan seks pra nikah.
- Punya teman yang mendorong untuk melakukan seks pra nikah.
Selain ketiga faktor di atas ada beberapa
faktor yang menyebabkan dapat terjadinya seks bebas di lingkup pergaulan para
remaja antara lain pengaruh dari dalam yaitu
pengaruh yang timbul dari dalam remaja itu sendiri, maksudnya pengaruh yang
timbul dari jiwa remaja tersebut yang berusaha untuk mencari-cari jati diri
mereka sesungguhnya. Dalam massa pencarian jati diri ini remaja akan di penuhi
oleh rasa penasaran dan akan mencoba banyak hal-hal baru yang belum pernah
mereka alami sebelumnya serta melakukan berbagai "eksperimen"
kehidupan yang menarik bagi mereka, begitu juga dengan seks.
Selain itu pengaruh dari dalam diri sendiri faktor luar juga
mempengaruhi. Beberapa contoh dari luar tersebut yaitu
(1) Keluarga
adalah lingkungan pertama yang akan di kenal anak dan memiliki peranan yang
sangat penting bagi pembentukan kualitas diri remaja tersebut. Jika remaja
tersebut dalam sebuah keluarga kurang mendapatkan perhatian maka ia akan
bertindak sesuka hati karena merasa tidak mendapat larangan dari orang yang
sangat dia hormati yaitu orang tua.
(2) Teman
merupakan seseorang yang dekat dengan remaja, kepribadian teman juga dapat
mempengaruhi kepribadian remaja tersebut. Terkadang remaja lebih mempercayai
ucapan teman mereka karena menurut mereka temanlah yang paling mengerti
perasaan mereka dan dapat memahami kesulitan yang mereka hadapi.
3) Sekolah
merupakan lingkungan yang dapat membimbing remaja dalam menentukan pilihan.
Akan tetapi tidak semua siswa yang bersekolah mampu menerima pengarahan dari
guru yang mengajar maupun peraturan yang berlaku.
(4) Media
massa merupakan salah satu faktor penyebaran pornografi di kalangan remaja yang
mampu memicu rasa penasaran remaja tersebut sehingga mereka mencoba melakukan
seks bebas.
.(5) Internet
yang merupakan dunia tanpa batas juga memiliki kehidupan pornografi yang tanpa
batas pula. Dari mulai anak-anak sampai orang dewasa jika mereka
menginginkannya mereka dapat dengan mudah mengakses link-link yang berbau
pornografi.
4. Dampak dari Seks Bebas
Semua kejadian yang ada di dunia ini pasti memiliki dampak, baik
dampak positif maupun negative. Pada kegiatan seks bebas sudah pasti hal ini
mengandung dampak negative. Berbagai dampak akan timbul dari aksi seks bebas,
antara lain:
(1) Hamil
di luar nikah.Penerima dampak terbesar dari seks bebas sesungguhnya adalah wanita..
(2) Sekali
lagi wanita menjadi korban utama dalam praktik seks bebas. Ketika para remaja
putri takut akan hukuman yang akan dia terima kelak karena hamil di luar nikah,
mereka memutuskuan untuk melakukan aborsi. Resiko kematian akibat aborsi sangat
besar apalagi jika di lakukan oleh orang yang tidak professional dan tidak memiliki ijin resmi
dari pemerintah maupun dinas kesehatan.
Mereka kadang menggunakan cara-cara yang belum terjamin seperti
meminum jamu atau pijat tradisional. Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan setiap tahun
jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran
pertahun. Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja.
Data yang dihimpun Komnas Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun
(2008-2010) kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak
korban Aborsi, tahun berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang
dibuang paksa.
Sementara itu, pada tahun 2010 naik dari
200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak
berusia dibawah 18 tahun. Metode aborsi 37 persen dilakukan melalui kuret, 25
persen melalui oral dan pijatan, 13 persen melalui cara suntik, 8 persen
memasukkan benda asing ke dalam rahim dan selebihnya melalui jamu dan
akupunktur.
(3) Para
pecinta seks bebas akan beresiko besar mengidam IMS(infeksi menular seksual)
terutama bagi mereka yang tidak menggunakan pengaman. Penyakit seperti sifilis,
raja singa, AIDS akan dengan mudahnya berpindah dari satu orang ke orang lain
melalui hubungan seks.
5. Solusi Pencegahan dan Pencegahan
Trend seks bebas di kalangan remaja nampaknya sudah sangat
mengkhawatirkan, berdasarkan pembahasan pembahasan sebelumnya terbukti kualitas
kesadaran remaja terhadap norma yang melarang melakukan seks bebas telah banyak
di langgar. Remaja yang selalu di agungkan namanya sebagai generasi penerus
bangsa bagaimana bisa meneruskan bangsa tanpa etika dan tanpa memahami ataupun
mematuhi norma yang berlaku.
Perlu adanya pencegahan dan solusi secepatnya dalam menangani
masalah ini. Salah satu pencegahan yang dapat di lakukan adalah mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendalami ilmu agama masing-masing.
Berdasarkan ajaran agama yang berlaku di Indonesia seks bebas haram hukumnya di
semua agama. Selain itu bimbingan dan pengawasan orang tua juga guru sangat di
perlukan, karena orang tua dan guru adalah navigator yang akan menunjukkan
remaja pada tindakan yang seharusnya di lakukan dan yang seharusnya di hindari.
Menerapkan Pendidikan sex
(Sex Education) bagi anak-anak dan remaja. pendidikan seks ini secara garis
besar menjelaskan kepada anak-anak maupun remaja tentang anatomi dan fisiologi
seks manusia juga berbagai dampak yang akan terjadi akibat dari seks itu
sendiri. Selain itu pendidikan seks akan mengarahkan dan membimbing seseorang
agar mengerti definisi, manfaat, fungsi, dan dampak dari seks.
6. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang sudah di jelaskan dapat di simpulkan bahwa
seks bebas adalah tingkahlaku yang di lakukan karena dorongan seksual dari
dalam diri sendiri dan hal tersebut di lakukan di luar hubungan pernikahan
sehingga melanggar norma yang berlaku di negara ini..
Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas, faktor dari
dalam diri dimana remaja berusaha mencari jati dirinya, juga faktor luar
seperti lingkungan hidup yang kurang mendukung sehingga remaja menjadi
terjerumus ke dalam seks bebas serta
perkembangan teknologi yang memberi kebebasan kepada para remaja untuk
dengan mudah menemukan hal-hal yang berbau pornografi yang dapat memicu remaja
melakukan seks bebas.
Daftar Pustaka
Andika.
(2012, Mei 30). mybhebe.blogspot.com. Retrieved November 9, 2013, from
makalas seks bebas: mybhebe.blogspot.com/2012/05/contoh-makalah-seks-bebas.html
www.psichologymania.com. (2012, Juni). Retrieved November 9, 2013, from
pengertian seks bebas: www.psichologymania.com/2012/06/pengertian-seks-bebas.html
0 Response to "Realitas Pemuda Indonesia: Seks Bebas Rusak Moral Penerus Bangsa"
Post a Comment