Makalah Objek Kajian Filsafat
MAKALAH
OBJEK KAJIAN FILZAFAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
:
NAMA : AKBAR
NIM
: 1332041018
JURUSAN :
PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
1. Latar Belakang
Pengertian
filsafat yang lebih detail tetapi bagi yang sudah tahu tentag jika ingin
membaca posting ini juga tidak saya larang untuk membacanya. Brubacher
menjelaskan pengertian filsafat secara etimologi sebagai berikut:
Philosophy was, as its etymology from the greekword filos and sofis,
suggest, love of wisdom or learning. More over it was love of learning in
general, it sub-sumed under one heading what today we call sciences as well as
what we now call philosophy. It is for this reason that philosophy is often
referred to as the as the mother as well as the queen of this sciences
(Brubacher), 1962:20).
Filsafat
berasal dari perkataan Yunani yaitu filos dan sofia yang berarti cinta
kebijaksaan atau belajar, ilmu pengetahuan. Lebih dari itu dapat diartikan
cinta belajar pada umumnya, dalam proses pertumbuhan ilmu-ilmu (sciences) hanya ada di dalam apa yang
kita sebut sekarang filsafat. Untuk alas an inilah sering dikatakan bahwa
filsafat adalah induk atau ratu ilmu ilmu pengetahuan.
Runes dalam “Dictionary of philosophy” menerangkan
sebagai berikut: Philosophy (Gr. Philein,
to love, sophis, wisdom): the most general sciences: seeking of wisdom and
wisdom sought originally, the rational explanation of anything, the general
principles under which all facts could be explained. In this sense
indistinguishable from science, … now, populary, the science, the criticism and
systematization or organization of all knowledge, drawn from empirical science,
rational learning, common experience, or wherever.
Filsafat
berasal dari kata Yunani Philein, cinta, Sophia, kebijaksaan yakni ilmu yang
aling umum yaitu usaha mencari kebijaksaan asalnya, penjelasan rasional dari
sesuatu, prinsip-prinsip umum yang menerapkan segala fakta, dalam artian tidak
dapat dibedakan denganscience. Secara popular diartikan sebagai ilmu dari pada
ilmu, kritik dan sistematika atau organisasi dari semua ilmu pengetahuan yang
berasal dari ilmu empiris, pelajaran yang rasional, pelajaran biasa atau
dimanapun.
Brauner dan
burns dalam buku “Problem in education
and philosophy” menyatakan: To ask
“what is philosophy?” is usually to ask “what is the subject matter or
philosophy?”. In one sense the sense of considering what philosopher have or
used as their subject matter-the answer to that question must be “anything,……”
(Brauner and Burn, 1965:7).
Bertanya
tentang apakah filsafat itu, biasanya sama dengan menanyakan apakah materi atau
objek filsafat itu. Dalam satu pengertian-pengertian apakah yang di ambil atau
dipakai oleh ahli filsafat itu sebagai materi-jawabagn atas pertanyaan tersebut
pastilah “sesuatu, segala sesuatu,......” menurut brauner dan burn, maka arti
filsafat dapat dipahami dengan mengetahui apakah objek filsafat itu, apakah
yang diselidiki oleh filsafat. Dengan dasar ini, maka kami mengangkat tema
tentang bagaiamana objek filsafat yang ada pada dunia filosofi.
2. Objek Filsafat
Isi filsafat
ditentukan oleh objek apa yang dipikirkan. Objek yang dipikirkan oleh filsafat
ialah segala yang ada dan mungkin ada. ”Objek filsafat itu bukan main luasnya”,
tulis Louis Katt Soff, yaitumeliouti segala pengetahuan manusia serta segala
sesuatu yang ingin diketahui manusia. Oleh karena itu manusia memiliki pikiran
atau akal yang aktif, maka manusia sesuai dengan tabiatnya, cenderung untuk
mengetahui segala sesuatu yang ada dan mungkin ada menurut akal piirannya. Jadi
objek filsafat ialah mencari keterangan sedalam-dalamnya.
Para ahli
menerangkan bahwa objek filsafat itu dibedakan menjadi dua, yaitu objek
material dan forma. Objek material ini banyak yang sama dengan objek material
sains. Sains memiliki objek material yang empiris. Filsafat menyelidiki onjek
filsafat itu juga tetapi bukan bagian yang empiris melainkan bagian yang
abstrak. Sedang objek forma filsafat tiada lain ialah mencari keterangan yang
sedalam-dalamnya tentang objek materi filsafat (yakni segala sesuatu yang ada
dan yang mungkin ada).
Dari uraian
yang tertera diatas, maka jelaslah bahwa:
1.
Objek materia filsafat ialah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya
dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni:
a.
Hakekat Tuhan
b. Hakekat Alam, dan
c.
Hakekat Manusia.
2.
Objek forma filsafat ialah usaha
mencari keterangan secara radikal
(sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).
Penyelidikan dan Pembagian Filsafat Menurut Objeknya
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu
karangan Dr. H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari
keterangan sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau
yang berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat
menurut objeknya ialah:
a. Ada Umum
Adalah
menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat
bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa Erops, Ada Umum ini
disebut “Ontologia” yang berasal dari
kata Yunani “Onontos” yang berarti
ada dan dalam bahasa arab sering menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b. Ada Mutlak
Adalah
sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak tergantung kepada
apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan tidak berpenghabisan dan
harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia merupakan asal segala sesuatu.
Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.
c. Comologia
Yaitu
filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah sebenarnya alam dan
bagaimanakah hubungannya dengan Ada Mutlak.
Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa adanya alam
adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena dimungkinkan Allah. Ada
tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap sewaktu-waktu pada suatu masa.
d. Antropologia
Antropolgia
(Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak, maka juga
menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu sebenarnya, apakah
kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong tindakannya. Semua ini diselidiki
dan dibahas dalam Antropolgia.
e. Etika
Adalah
filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah tingkah laku manusia
yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku manusia mana yang
membedakannya dengan lain-lain makhluk.
f. Logika
Logika ialah
filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia
untuk mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua
penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi maka
tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah manusia
mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari kebenaran. Dengan segera
timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan sampai dimanakah kebenaran dapat
ditangkap oleh akal budi manusia. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika. Penyelidikan bahan dan aturan
brpikir disebut ilogica minor, adapun
yang menyelidiki isi berpikir disebut logica
mayor. Filsafat akal budi ini
disebut Epistimologi dan ada pula yang menyebut Critia, sebab akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek
Filsafat Islam ialah objek kajian
filsafat pada umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib.
Perbedaanya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen Qur’anik. Dalam hubungan ini objek kajian filsafat dalam
tema besar adalah Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya
dapat dijabarkan lebih spesifik
sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga dapat ditarik benang merah dari
perkembangan sejarah pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman
mempunyai semangatnya sendiri-sendir
Dari uraian pembahasan di atas
penulis dapat disimpulkan bahwa objek material filsafat adalah sarwa-yang-ada yang pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga persoalan pokok, yakni
hakekat Tuhan, alam, dan Manusia. Sedangkan objek fformal filsafat adalah usaha
mencari keterangan secara radikal
(sedalam-dalamnya sampai ke akhirya) tentang objek materi filsafat (sarwa-yang-ada).
Penyelidikan
dan menjadi pembagian filsafat menurut objeknya ialah sebagai berikut:
a.
Ada Umum adalah menyelidiki apa yang ditinjau secara umum.
b.
Ada Mutlak adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya.
c.
Comologia yaitu filsafat yang
mencari hakikat alam.
d.
Antropologia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak mutlak,
maka juga menjadi objek pembahasan.
e.
Etika adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia.
f.
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia
untuk mengetahui kebenaran. Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal Budi atau Logika.
Dari
keterangan diatas dapat dikatakan bahwa objek filsafat itu sama dengan objek ilmu
pengetahuan bila ditinjau secara material dan berbeda bila secara forma.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hanafi, MA., Pengantar Filsafat
Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1990)
Dr. Ahmad Tafsir., Filsafat Umum;
Akal dan hati Sejak Thales Sampai james, (Bandung, PT. Remaja Rosda Jarya, 1990)
Prof. Dr. H. Abu Bakar Aceh, Sejarah
Filsafat Islam, (Semarang, Ramadhani, 1982)
Dr. H. Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama:
Titik Temu Akal dengan Wahyu, (Jakarta, Pedoman Ilmu Jaya, 1992)
Prof. Dr. Harun Nasution, Filsafat
Agama, (Jakarta, Bulan Bintang, 1987)
H. Endang Saifuddin Anshari, MA., Ilmu,
Filsafat dan Agama, (Surabaya, Bina Ilmu, 1991)
Ahmad Fu’ad Al-Ahwani, Filsafat
Islam, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 1988
Dr. H. Musa Asy-Arie, Filsafat Islam;
Kajian Ontologis, Epistimologi, Aksiologi,
Terimah Kasih atas
kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam
0 Response to "Makalah Objek Kajian Filsafat"
Post a Comment