'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Filsafat Ilmu: Kerangka Berfikir Ilmiah


Kerangka adalah bangunan dasar dari sebuah bangunan, sebuah pikiran yang mamapan/kuat dan terstruktur maka harus memiliki sebuah karangka yang Jelas dan kuat. Berpikir adalah aktifitas akal untuk mengetaui sesuatu yang baikl dan buruk, berpikir berbeda dengan menghayal karena menghayal mendepankan imajinasi dan selalu cendrung pada hayalan kedepan, berpikir juga berbeda dengan malamun karena melamun cendrung pada sebuah pristiwa yang sudah terjadi, sehingga tujuan berpikir seseorang yaitu mencari tahu sesuatu, dan berpikir terjadi karena orang sadar.
Lantas bagaimana dengan mimpi, apakah termasuk berpikir? Mimpi adalah sebuah peristiwa dari alam bawah sadar, yang terungkit melalui mimpi, bukan di pengaruhi oleh cara kerja akal. Sedangkan ilmiah adalah ilmu, rasional, dan objektif. Sesuatu yang dapat di katakan ilmu apabila memenuhi ke tiga syarat yang ada tadi. Ilmu artinya pengetahuan yang sistimatis dan dapat di pertanggung jawabkan. Rasional adalah suatu argumentasi yang dapat di terima oleh orang, sedangkan objektif adalah sesuai dengan realitas.  Pengetahuan adalah konsepsi dasar manusia yang tidak berlandaskan analitis.
Dalam rangka menemukan sebuah kerangka berpikir yang ilmiah maka kita membutuhkan filsafat sebagai pisau analitisnya. filsafat” dapat ditinjau dari dua segi, yakni: Segi semantik: perkataan filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’, yang berasal dari bahasa yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ = cinta, suka (loving), dan ’sophia’ = pengetahuan, hikmah(wisdom). Jadi ‘philosophia’ berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.
Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana. Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut ‘philosopher’, dalam bahasa arabnya ‘failasuf”. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai tujuan hidupnya, atau perkataan lain, mengabdikan dirinya kepada pengetahuan.  Segi praktis : dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan mengatakan bahwa “setiap manusia adalah filsuf”. Semboyan ini benar juga, sebab semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf.
Filsuf hanyalah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya: filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Beberapa definisi kerana luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak mustahil kalau banyak di antara para filsafat memberikan definisinya secara berbeda-beda.
Pengertian filsafat menurut beberapa tokoh filsuf yang terdiri dari Plato (427sm - 347sm) seorang filsuf yunani yang termasyhur murid socrates dan guru aristoteles, mengatakan: filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
Aristoteles (384 sm - 322sm) mengatakan : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda). Al-farabi (meninggal 950m), filsuf muslim terbesar sebelum ibnu sina, mengatakan : filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Immanuel kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir barat, mengatakan : filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan, yaitu: ” apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) ” apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika) ” sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh antropologi). Teruslah mencari hingga mencapai titik kesempurnaan.
Kerangka filsafat terdiri dari : epistemologi “membicarakan apa itu pengetahuan:, ontologi “membicarakan apa itu ada”. Dan ekskatologis. Orang pertama yang menemukan epistemology Jl exprer. Dengan metode ini coba kita menganalistis tentang kebenaran, misalnya Tales Segala Sesuatau Berasal Dari Air (Bapak Filsafat), Arciminandus segala kehidupan berasal dari udara, Renedekartes : aku berpikir maka aku ada (berarti dia tidak berpikir maka dia tidak ada).
Dari 3 terori ini mana yang benar, apakah terdapat tiga kebenaran, padahal pada prinsipnya kebenaran tidak mungkin lebih dari satu. Sehingga muncullah Heraklitos mengatan bahwa udara dan air itu bisa beruba, segala sesuatu terus mengalami perubahan. Sedangkan berpikirpun tidak selamanya berada pada manusia. Seringkali manusia lupa, tidur dan sebagainya oleh karena itu heraklitos mengatakan bahwa yang abadi itu adalah perubahan itu sendiri. Tetapi sayangnya perubahan itu juga mengalami perubahan.
Mazhab berpikir
Emperikal
Bertanya tentang apa itu benar, benar adalah kesesuaian antara ide dan realitas (ada). Lantas apa itu ada?, John lock sesuatu itu ada karena dapat di pantau oleh panca indra (memikili wujud), berarti adanya kamu hari ini adalah ada sedangkan yang kemarin tidak ada karena tidak dapat di tampilkan keberadaanmu. (Berarti kamu ada hari ini atau hari kemarin?). apakah benar bahwa sesuatu yang ADA harus berlandaskan panca indra, Namun panca indra tidak dapat di jadikan sebagai landasan kebenaran absolud karena indra pada dasarnya menipu. Contoh melihat lidi dalam botol aqua yang bengkok namun ketika di keluakan dari botol pasti lurus.
Idealisme
tokohnya plato. Kebenaran sebenarnya sudah ada, keberan itu ada dalam ide, segala sesuatu berasal dari alam ide (metafisika), kita pada awalnya berada di alam ide, sedangkan realitas sekarang adalah sekedar mengingat kembali dari alam ide. Teori ini gugur oleh kaum rasionalisme, mana mungkin sesuatu yang tidak terbatas di batasi oleh sesuatu yang memiliki batasan. (renedekartes).
Skriptualis
Semua ajaran memiliki ajaran yang benar jadi kebenarannya lebih dari satu. Kaum skriptualis mencari kebenaran berlandaskan kitab suci sehingga konsekwensinya terjadi klaim-klaim kebenaran, Dari mana anda mengetahui Tuhan itu ada? Dari kitab berarti yang mengadakan tuhan adalah kitab. Jangan sampai semua ritual yang ada hanya sebatas dogma belaka.
Dari sekian mazhab yang ada, tidak ada jaminan yang mesti dalam mencaci hakekat kebenaran (Tuhan) oleh karena itu dalam mencari Tuhan harus menggunakan prinsip identitas, contoh A tidak Sama dengan B. sebab tidak bisa menjadi akibat dan akibat tidak bisa menjadi sebab. Prinsip sebab akibat  (Kausalitas)  contoh Al qur’an adalah bagian dari tulisan manusia? Apakah ini betul, berari tuhan tidak sempurna karena adanya tuhan tergantung oleh manusia. Apa betul tuhan tergantung pada manusia, berarti Tuhan sering ada dan tidaada (kalau solat) Kita adalah akibat, yang namanya akibat selalu kurang satu, berarti yang namanya akibat tidak bisa menjadi penyebab sehingga harus ada kausa prima. Alquran  hanya memperkenalkan Allah (anani anaula) dan rasulpun memperkenalkan Allah, karena akibat membutuhkan sebab.
Contoh-contoh : gerak  (Ibnu sina), Apa itu gerak, Plato : gerak adalah berpindanya sesuatu dari satu tempat ketempat lain (adanya perubahan), Seno mengatakan bahwa gerak adalah diam itu sendiri. Buah apel (perubahan warna dan ukuran, rasa). Mulasadra membedakan dua bentuk gerak, Gerak subtansi dan gerak aksiden, Gerak subtansi adalah (contoh sifat kertas tetaplah kertas karena walaupun di robek) gerak aksiden adalah (contoh air dan ekstra jos = menentukan rasanya). 

silogisme
Deduksi : setiap mahluk hidup pasti akan mati, rahman adalah mahluk hidup jadi rahman pasti akan mati.
Kenapa tuhan tidak dapat di lihat, karena tuhan sangat dekat dengan sumber penglihatan kita maka kita tidak melihatnya, Tuhan tidak dapat di lihat karena tuhan maha besar- sesuatu yang maha besar pasti tidak dapat di liat, Tuhan tidak dapat menampakan dirinya karena kalau di tampakan maka harus di sandingkan, sedangkan Tuhan tidak memiliki sandingan,  (contoh siang di sandikan dengan malam).
Ada tiga macam “ADA” oleh Ibnu sina
1.      Wajib ada/ WUJUD (hujan itu wajib ada maka tdk ada kehidupan)
2.      Mungkin ada/ WUJUD (manuaia berkepala babi)
3.      Mustahil adanya/ WUJUD (manusia yg setinggi langit).
Tuhan itu inmateri karena kalau materi maka tuhan itu terbatas. Tetapi apakah malekat juga inmateri karena malaikatpun tidak dapat di pancaindari, namun berlandaskan wahyu bahwa Tuhan itu maha unik olah karena itu apabila malaikat juga inmateri maka malaikatpun sama dengan Tuhan, konsekwensinya tuhan tidak menjadi unik lagi oleh karena itu Quraib sihab dalam bukunya tafsir misbah bahwa malekat itu di sembunyikan. Kalau di sembunyikan maka bisa ti tampakan atau tidak, (tidak menjadi mustahil bagi Allah karena nabi Isa AS pun bisa lahir dari mariam sang perawan). Waulahua’alam
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Filsafat Ilmu: Kerangka Berfikir Ilmiah"