Filsafat Idealisme
Konsep ini
dalam filsafat dikenal sebagai idealisme etis. Cita-cita manusia mengarah
kepada tingkah laku dan kesusilaannya. Manusia itu amat tinggi derajatnya
karena akal budinya, dan karena itu manusia lebih tinggi dari makhluk lain di
dunia ini. Dikenal pula idealisme estetis yang menganggap kebaikan tertinggi
adalah keindahan. Berarti manusia harus indah. Indah dalam hal ini adalah indah
baik rohani maupun jasmaninya. Keindahan ini dicapai dengan menyempurnakan
dirinya dan menyelaraskan segala kemampuannya dengan keadaan dunia yang
mengelilinginya.
Pada
prakteknya kini ditempuh jalan tengah yang dikenal dengan idealisme realistis.
Konsep ini berpangkal pada realita bahwa manusia terdiri dari jasmani dan
rohani. Dua-duanya tidak boleh diabaikan karena keduanya yang menjadikan
manusia. Oleh karena itu sering muncul dua kutub idealisme dan realita yang
nampaknya saling bertentangan. keterangannya tentang budi , dengan terang
dikatakannya bahwa dengan budi murni mungkin orang tak mungkin mengenal yang
diluar pengalaman. Karena pengetahuan budi ini selalu terkait dengan pengalaman
: metafisika murni tak mungkin.Oleh sebab itu pada pembahasan ini kita akan
mengupas pemikiran tokoh-tokoh filsafat dalam membentuk nilai idealisme yang
konkrit bukan terdominasi oleh proses idealisme. Dan kami tidak lupa
mengucapakan ribuan terima kasih atas kontributor dan motivator mata kuliah
Filsafat Barat Ustadz. Sujiat Zubaedi.Semoga kita dapat mengambil intisari
tentang idealisme dan dapat mentransformasikan dan merealisasikannya.
Latar Belakang idealisme
Ketidak
puasan murid-murid Kant dengan batasan budi itu, sehingga mereka mencari suatu
dasar untuk renungan mereka yang melahirkan system metafisika.Dan system
tersebut dicari dan didapat dari dasar tindakan ialah aku sebagai subyek yang
konkrit dari suatu dasar menurunkan kesimpulan-kesimpulan serta memberi
keterangan keseluruhan ada itu ada yang menyebut idealisme.Oleh sebab itu
karean idealisme ini berdasarkan atas subyek maka disebut idealisme subyektif ,
berlawanan dengan idealisme realistis yang diajukan oleh Plato.
Tokoh-Tokoh Idealisme dan latar belakang pemikirannya
Idealisme adalah suatu
ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas
roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan
itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah
pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran
yang murni dari Plato. yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang
merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini
hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu. Aristoteles memberikan sifat
kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga
(entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari
benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham
idealisme hilang sirna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya
pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.
Pada jaman
Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui aliran serba dua seperti
Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang bersifat kerohanian dan
kebendaan maupun keduanya mengakui bahwa unsur kerohanian lebih penting
daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum agama sekaligus dapat digolongkan
kepada penganut Idealisme yang paling setia sepanjang masa, walaupun mereka
tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang mendalam. Puncak jaman Idealiasme pada
masa abad ke-18 dan 19 ketika periode Idealisme. Jerman sedang besar sekali
pengaruhnya di Eropah.
Pengertian Idealisme
Arti dari
kata idealisme sendiri adalah suatu setandar kesempurnaan, Keunggulan,
Keindahan, dan kebaikan, dapat juga diartikan sebagai objek tujuan sempurna dan
hasrat untuk mencupai suatu keinginan, Dalam Filsafat idealisme doktrin yang
mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya bias difahami dengan ketergantungan
pada jiwa dan spitirit, Istilah ini diambil dari kata “idea” yang berarti jiwa.
Secara mudah idealisme dapat diartikan sebagai cita-cita yang ingin dicapai
oleh seseorang atau kelompok orang. Idealisme bukan sebarang cita-cita, namun
cita-cita yang tinggi dan luhur, suatu nilai kebenaran dan harga diri, serta
hasrat untuk mencapai hasil yang istimewa.
Pada dasarnya
setiap orang mempunyai idealisme, dan merupakan salah satu hal penting dalam
hidup seseorang. Dengan idealisme orang dapat melakukan hal yang luar biasa,
bertahan pada suatu prinsip yang diyakini bahkan rela hidup menderita demi
mempertahankan pandangan dan kehormatan. Untuk apa mempertahankan idealisme?
Jawabnya, untuk mendapatkan kepuasan jiwa yang begitu mahal harganya. Kepuasan
dan kebahagiaan itu, tentu saja tidak dapat diukur dengan nilai uang atau
materi.
Tanggapan
Jadi
idealisme merupakan biasan dari cita-cita seseorang dalam mewujudkannya, namun
dalam merealisasikannya tidak terlepas dari dikotomoni meaning antara realistis
dan subyektif .Padahal dua hal tersebut saling terikat dan tidak mungkin
dipisahkan dari pokok masalah.Misalnya, untuk melihat benda dan memaknainya
manusia membutuhkan idealisme subyektif tapi hal tersebut mustahil tanpa
mentransformasikan idealisme realitas.Karena materi dan wujud benda tidak
mungkin ada tanpa metafisika yang tlah diskenarioi oleh Tuhan.
Kemudian
apabila terjadi dikotomi makna idealis realistis dan subyektif, maka hal ini
merubah pola pikir manusia tentang materi dan alam.Sehingga lahirnya filsafat
idealisme obyektif dan personalistik.Dari hal tersebut menurunkan gejala
pragmatis karena manusia tergantung pada obyek serta personal yang sadar,
padahal personal yang sadar mustahil dapat mengetahui secara kongkrit tentang
alam.
Tapi tidak
bisa hindari bahwasannya Pragmatis dan Materialis merupakan aliran filsafat
yang terlepas dari nilai substansi karna ia tidak mempunyai daya dalam
memadukan idealisme realistis dan subyektif. Sehingga orang yang terdominasi
oleh sifat pragmatis dan meterialis menjadikan teknologi sebagai kasta
tertinggi bagi kehidupan dan manusia yang tidak intelek dianggap sebagai kasta
paling bawah walaupun sebetulnya teknologi hanya sebatas barang yang tak punya
daya.
Jadi
idealisme realistis dan subyektif merupakan monodualisme yang tak terlepas,
sedangkan pragmatis dan materialis yang merupakan pengaruh dari proses
idealisasi yang harus direduksi dalam membentuk manusia yang ideal.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Filsafat Idealisme"
Post a Comment