Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Setelah Anda membaca tulisan ini, Anda dapat memahami
poin-poin berikut ini:
1. Filsafat Ketuhanan dalam Islam.
- Siapakah Tuhan itu?
- Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan.
- Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu.
- Pembuktian Wujud Tuhan.
2. Keimanan dan Ketakwaan
- Pengertian Iman
- Wujud Iman
- Proses Terbentuknya Iman
- Tanda Orang Beriman
- Korelasi Keimanan dan Ketakwaan
3. Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan Modern.
- Problematika, Tantangan, dan Resiko dalam Kehidupan Modern.
- Peran Iman dan Takwa dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan Modern.
Istilah-istilah Penting:
- Ibadah Mahdhah: ibadah yang sudah ditentukan macam, cara, waktu, dan bacaannya.
- Spiritualistis Islam: Ciri/kerohanian Islam
- Karakter Islam: Watak/sifat/tabiat Islam.
- Pola pikir teologis: pola pikir berkenaan dengan ilmu ke-Tuhanan.
- Bersifat azali: wujud yang terbentuk secara abadi tanpa adanya permulaan.
Sasaran Pembelajaran:
1.
Menjelaskan perbedaan pandangan Max
Muller, Andrew Lang, dan Agama Wahyu tentang monoteisme.
2.
Berpikir dan bersikap sesuai dengan
aliran teologis yang dapat menunjang perkembangan IPTEK dan peningkatan etos
kerja.
3.
Membuktikan adanya Tuhan melalui
kajian ilmiah, sehingga dapat memantapkan iman.
4.
Bersikap dengan benar sesuai dengan
prinsip dalam proses pembentukan iman
5.
Bersifat dengan benar sesuai dengan
prinsip dalam proses pembentukan iman.
6.
Mengimplementasikan iman dengan
ibadah dan amal saleh dalam kehidupan sehari-hari.
7.
Menerangkan peranan iman dan takwa
dalam menghadapi tantangan kehidupan modern, sehingga meyakini benar perlunya
beriman dan bertakwa.
A. Pendahuluan
Aspek keimanan yang akan dikaji
dalam tulisan ini adalah aspek kejiwaan dan nilai. Aspek ini belum mendapat
perhatian seperti perhatian terhadap aspek lainnya. Kecintaan kepada Allah,
ikhlas beramal hanya karena Allah, serta mengabdikan diridan tawakal sepenuhnya
kepada-Nya, merupakan nilai keutamaan yang perlu diperhatikan dan
diutamakandalam menyempurnakan cabang-cabang keimanan.
Sesungguhnya amalah lahiriah berupa
ibadah mahdhah dan muamalah tidak akan mencapai kesempurnaan, kecuali
jika didasari dan diramu dengan nilai keutamaan tersebut. Sebab nilai-nilai
tersebut senantiasa mengalir dalam hati dan tertuang dalam setiap gerak serta
perilaku keseharian.
Pendidikan modern telah mempengaruhi
peserta didik dari berbagai arah dan pengaruhnya telah sedemikian rupa merasuki
jiwa generasi penerus. Jika tidak pandai membina jiwa generasi mendatang,
“dengan menanamkan nilai-nilai keimanan dalam nalar, pikir dan akal budi
mereka”, maka mereka tidak akan selamat dari pengaruh negatif pendidikan
modern. Mungkin mereka merasa ada yang kurang dalam sisi spiritualitasnya dan
berusaha menyempurnakan dari sumber-sumber lain. Bila ini terjadi, maka perlu
segera diambil tindakan, agar pintu spiritualitas yang terbuka tidak diisi oleh
ajaran lain yang bukan berasal dari ajaran spiritualitas Islam.
Seorang muslim yang paripurna adalah
yang nalar dan hatinya bersinar, pandangan akal dan hatinya tajam, akal pikir
dan nuraninya berpadu dalam berinteraksi dengan Allah dan dengan sesama
manusia, sehingga sulit diterka mana yang lebih dahulu berperan kejujuran
jiwanya atau kebenaran akalnya. Sifat kesempurnaan ini merupakan karakter
Islam, yaitu agama yang membangun kemurnian akidah atas dasar kejernihan akal
dan membentuk pola pikir teologis yang menyerupai bidang-bidang ilmu eksakta,
karena dalam segi akidah, Islam hanya menerima hal-hal yang menurut ukuran akal
sehat dapat diterima sebagai ajaran akidah yang benar dan lurus.
Pilar akal dan rasionalitas dalam
akidah Islam tecermin dalam aturan muamalat dan dalam memberikan solusi
serta terapi bagi persoalan yang dihadapi. Selain itu Islam adalah agama
ibadah. Ajaran tentang ibadah didasarkan atas kesucian hati yang dipenuhi
dengan keikhlasan, cinta, serta dibersihkan dari dorongan hawa nafsu, egoisme,
dan sikap ingin menang sendiri. Agama seseorang tidak sempurna, jika kehangatan
spiritualitas yang dimiliki tidak disertai dengan pengalaman ilmiah dan
ketajaman nalar. Pentingnya akal bagi iman ibarat pentingnya mata bagi orang
yang sedang berjalan.
Semoga
Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Konsep Ketuhanan Dalam Islam"
Post a Comment