'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Keutamaan Akhlak Yang Mulia



Bismillah…
Allah Taala berfirman, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(Ali Imraan : 133-136)
Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya.”(Muttafaqun alaih) “Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan daripada akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi), dan beliau shallallahu alaih wa sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Maukah aku kabarkan kepada kalian siapa yang tempat duduknya paling dekat denganku pada hari kiamat?” orang-orang pun terdiam, maka Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pun mengulangnya dua atau tiga kali. Lantas mereka pun menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Maka beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.”(HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad)
Akhlak Mulia Adalah Perhiasan Yang Paling Utama
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dengan akhlak yang baik, seorang mukmin dapat mencapai derajat seperti orang yang siang harinya selalu berpuasa dan dimalam hari selalu shalat malam. Dari sini, maka berusaha untuk memiliki akhlak yang baik adalah lebih utama daripada mencari emas, perak dan segala perhiasan yang dianggap indah oleh manusia. Rasulullah shallallahu alaih wa sallam bersabda,
“Manusia adalah barang tambang, seperti emas dan perak. Yang terbaik dari mereka di masa jahiliyyah adalah yang terbaik pula di masa Islam jika mereka diberi taufiq. Ruh adalah tentara yang berkelompok, jika diantara mereka saling mengenal, maka mereka akan akrab satu dengan yang lainnya, dan jika diantara mereka tidak saling mengenal, maka mereka pun akan saling berpisah.” (Muttafaqun ‘alaih)
Bagaimana Bisa Berakhlak Mulia?
Jalan atau cara yang termudah dan paling utama untuk bisa berakhlak mulia adalah dengan meneladani Rasulullah shallallahu alaih wa sallam, karena akhlak beliau adalah Al-Quran. Beliau adalah manusia yang memiliki akhlak dan postur tubuh yang terbaik. Beliau memberi orang yang menghalang-halanginya, memaafkan orang-orang yang menzaliminya, menyambung tali silaturahim kepada keluarga yang memutuskan hubungan dengannya, dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya. Ini semua adalah dasar-dasar akhlak.
Maka, dengan demikian kita wajib meneladani beliau pada seluruh tingkah lakunya, kecuali pada perkara yang Allah khususkan untuk beliau. Karena yang demikian merupakan kekhususan untuk beliau dan tidak ada seorang pun yang boleh mengikutinya. Seperti perihal kenabian, wahyu, menikahi lebih dari empat istri, dilarang menikahi istri-istri beliau setelah beliau meninggal, tidak makan sedekah, tidak mewarisi harta, dan semisalnya yang telah diketahui dalam sunah-sunah beliau.
A.    Akhlak Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam
Berikut ini adalah sedikit penjelasan tentang akhlak mulia yang dimiliki dan didakwahkan oleh Nabi shallallahu alaih wa sallam. Dengan tujuan agar akhlak dan budi pekerti yang luhur itu dapat diteladani oleh setiap muslim. Sehingga ia berakhlak dengannya, berusaha menancapkan di dalam dirinya, beribadah kepada Allah dengan konsekuensi-konsekuensinya, dan bergaul kepada manusia dengannya. Allah Taala berfirman,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(al-Ahzaab : 21) dan “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah.”(al-A’raaf : 199-200)
Allah Taala berfirman,
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(al-Qolam : 4)
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma mengatakan,
“Nabi shallallahu alaih wa sallam bukanlah orang yang kasar dan suka berkata-kata kotor. Dan beliau pernah bersabda, “Sesungguhnya orang terbaik dari kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”(Muttafaqun ‘alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu ahu mengatakan,
“Aku telah melayani Rasulullah shallallahu alaih wa sallam selama sepuluh tahun, tidak pernah aku mendengar beliau mengatakan ‘ah’ kepadaku, atau ‘kenapa sih kamu mengerjakannya?’ atau ‘ayo kerjakan!’”(Muttafaqun ‘alaih)
B.     Kedermawanan Nabi shallallahu alaih wa sallam
Jabir radhiyallahu anhuma mengatakan,
“Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan sifat dermawan beliau akan lebih lagi pada bulan Ramadhan, ketika Jibril menemuinya. Biasanya Jibril menemui beliau pada tiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al-Quran kepada beliau. Maka sungguh, Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang lebih dermawan dalam menyebarakan kebaikan daripada angin yang berhembus.” (Muttafaqun alaih)
Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu alaih wa sallam tidak pernah diminta apapun untuk kepentingan Islam kecuali pasti beliau berikan.” Anas melanjutkan, “Pernah seorang laki-laki datang dan diberi banyak sekali kambing oleh Nabi shallallahu alaih wa sallam. Kemudian orang itu pun pulang ke kaumnya dan berkata, “Wahai kaumku, masuk Islamlah kalian karena Muhammad adalah orang yang suka memberi pemberian yang tidak takut miskin.(HR. Muslim)
C.    Sifat malu Nabi shallallahu alaih wa sallam
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Nabi shallallahu alaih wa sallam adalah seorang yang lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Apabila melihat sesuatu yang tidak beliau senangi, maka kami akan mengetahuinya dari raut wajah beliau.”(Muttafaqun alaih)
D.    Sifat rendah hati Nabi shallallahu alaih wa sallam
Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu mengatakan,
“Aku mendengar Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana orang-orang Nashara menyanjung putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba dan utusan-Nya.”(HR. al-Bukhari)
Anas radhiyallahu anhu mengatakan,
“Sesungguhnya ada seorang wanita yang ada sesuatu pada akalnya berkata kepada Nabi shallallahu alaih wa sallam, “Wahai Rasulullah, saya ada perlu denganmu.” Maka Nabi shallallahu alaih wa sallam menjawab, “Wahai Ummu Fulan, carilah dimana tempat yang engkau inginkan agar aku bisa memenuhi keperluanmu.” Maka beliau pun bersama perempuan itu di tepi jalan, sampai ia menyelesaikan keperluan dengan beliau.”(HR. Muslim)
Abu Hurairah radhiyallahu anhu mengatakan, Nabi shallallahu alaih wa sallam bersabda,
“Seandainya aku diundang makan kaki kambing niscaya aku akan memenuhinya. Dan seandainya aku diberi hadiah kaki kambing niscaya aku akan menerimanya.”(HR. al-Bukhari)
E.     Keberanian Nabi shallallahu alaih wa sallam
Anas bin Malik radhiyallahu anhu mengatakan,
“Rasulullah shallallahu alaih wa sallam adalah orang yang paling baik, paling dermawan, dan paling berani. Pernah pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan dengan sebuah suara. Maka orang-orang pun pergi ke arah suara itu. Namun ternyata mereka berjumpa dengan Rasulullah shallallahu alaih wa sallam sedang kembali dan telah mendahului mereka menghampiri suara tersebut. Beliau menunggangi kuda milik Abu Talhah sambil memikul pedang dipundaknya. Beliau pun berkata, “Jangan khawatir, jangan khawatir.. !”(Muttafaqun alaih)
Ali radhiyallahu anhu berkata,
“Sungguh, ketika perang Badr, kami berlindung disisi Rasulullah shallallahu alaih wa sallam, sedangkan beliau adalah orang yang paling dekat dengan musuh dan paling banyak mendapat kesulitan.”(HR. Ahmad)

F.     Sifat lemah lembut Nabi shallallahu alaih wa sallam
Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata,
“Pernah seorang arab badui datang dan kencing di Masjid. Maka orang-orang segera mencela dan ingin memukulinya. Melihat hal itu Nabi shallallahu alaih wa sallam pun berkata kepada mereka, “Biarkan dia, siramlah air kencingnya itu dengan setimba atau seember air. Sesungguhnya kalian diutus untuk memudahkan bukan menyulitkan.”(Muttafaqun ‘alaih) dan beliau pernah bersabda, “Mudahkanlah, jangan menyulitkan, dan tenangkanlah, jangan membuat orang lari!” (Muttafaqun alaih)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan, Rasulullah shallallahu alaih wa sallam pernah berkata,
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah adalah Zat Yang Maha lembut, yang suka dengan kelembutan. Dia memberi atas kelembutan itu sesuatu yang tidak diberikan atas kekasaran atau yang selainnya.” (Muttafaqun alaih)
G.    Sifat pemaaf Nabi shallallahu alaih wa sallam
Allah Taala berfirman,
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.”(al-Maaidah : 13)
Aisyah radhiyallahu anha mengatakan,
“Tidak pernah Rasulullah shallallahu alaih wa sallam diberi dua pilihan kecuali beliau memilih yang paling mudahnya, selama perkara itu bukan suatu dosa. Jika perkaranya adalah dosa, maka beliau adalah orang yang paling menjauhinya. Beliau tidak pernah murka karena dirinya sendiri. Hanya saja beliau murka ketika kehormatan Allah terlanggar, beliau murka karena Allah.”(Muttafaqun ‘alaih)
(Sumber: Akhlak Nabi Muhammad shallallahu alaih wa sallam, Muhammad bin Ibrahim at-Tuwaijiri)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Keutamaan Akhlak Yang Mulia"