Kisah Maalik ibn Deenaar (Harta yang benar)
Sebuah pencuri menata
dinding rumah Maalik ibn Deenaar pada suatu malam dan dengan mudah berhasil
masuk ke dalam. Begitu berada di dalam rumah, sang pencuri kecewa melihat
tidak ada yang benar-benar layak dicuri. Pemilik rumah berada di dalam
saat itu, dia sedang sibuk melakukan sholat.
Menyadari bahwa
dirinya tidak sendiri, Maalik cepat mengakhiri doanya dan berbalik untuk
menghadapi si pencuri. Tanpa menunjukkan tanda-tanda terkejut atau takut,
Maalik dengan tenang menyampaikan salam damai dan kemudian berkata,
"Saudaraku, semoga Allah memaafkanmu Kau masuk ke rumahku dan tidak
menemukan apa-apa yang layak untuk diambil, tapi aku tidak ingin kau
meninggalkanku Pulang tanpa mengambil beberapa keuntungan. "
Dia berdiri, pergi ke
bagian lain ruangan, dan kembali membawa kendi berisi air. Dia melihat ke
mata pencuri dan berkata,
" Aku pergi
mencuri dari dia, tapi akulah yang akhirnya mencuri hatiku. Saya
benar-benar bertobat kepada Allah, dan saya akan tetap berada di pintu [rahmat
dan pengampunan-Nya] sampai saya mencapai apa yang telah dicapai oleh
hamba-hamba-Nya yang penuh kasih dan penuh kasih. "
Moral & Pelajaran
Cerita ini memberi kita gambaran sekilas tentang kehidupan
sederhana yang ditiru Imaams sebelumnya, yang sebagiannya memiliki rumah
sederhana dan meninggalkan kehidupan duniawi dan harta benda, sedemikian rupa
sehingga jika seorang pencuri masuk, ia tidak akan menemukan sesuatu yang
berharga untuk dicuri. . Kita juga belajar tentang pengaruh bahwa berada
di sekitar perusahaan yang benar terhadap kita, ini sesuai dengan hadits Nabi
(semoga damai dan berkah Allah besertanya) di mana dia berkata: "Seorang
pria beragama Sahabatnya, jadi biarlah salah satu dari kalian melihat siapa dia
berteman. "(HR. Abu Hurairah pada Abu Dawud 4833)
Baca Juga: Penghapus Dosa Adalah Bertaubat Kepada Allah
Terimah Kasih atas
kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam
0 Response to "Kisah Maalik ibn Deenaar (Harta yang benar)"
Post a Comment