'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Kisah Juraij sang Penyembah



Abu Hurairah ra.) Diriwayatkan bahwa utusan Allah (semoga damai sejahtera Allah besertanya) berkata: Juraij menyembah di pertapaannya dan membatasi dirinya di sana. Ibunya datang kepadanya saat dia sedang sibuk berdoa dan dia berkata: "Juraij." 
Dia berkata: "Ya Tuhanku, ibuku (memanggilku saat aku masuk) doaku." Dia melanjutkan dengan doa. Dia kembali dan dia datang keesokan harinya dan dia sibuk dalam doa, dan dia berkata: "Juraij, ini ibumu." 
Dan dia berkata: "Ya Tuhanku, ibuku atau doaku," dan dia melanjutkan shalat dan dia kembali, dan kemudian keesokan harinya dia kembali datang dan dia sibuk dalam sholat dan dia berkata: "Juraij, ini adalah milikmu ibu." 
Dan dia berkata: "Ya Tuhanku, "Apa masalahnya?" Mereka berkata: "Anda telah melakukan percabulan dengan pelacur ini dan dia telah melahirkan anak dari pinggang Anda." Dia berkata: "Di mana anak itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata: "tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan saat dia selesai, dia mendatangi anak itu. 
Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan itu. " Dia berkata: "Di mana anak itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata: "tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan saat dia selesai, dia mendatangi anak itu. 
Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan itu. " Dia berkata: "Di mana anak itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata: "tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan saat dia selesai, dia mendatangi anak itu. 
Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan itu. " Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi, begitu juga gembala." 
Jadi mereka berpaling ke arah Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan itu. " Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan itu. "
Moral & Pelajaran
Salah satu hal utama yang kita pelajari dari cerita dalam hadits ini adalah pentingnya dan status ibu kita dalam Islam, selama yang mereka minta tidak bertentangan dengan perintah Allah, kita harus memberi mereka perhatian dan penghormatan penuh. . Disebutkan dalam sunnah bahwa Nabi (semoga damai dan berkah Allah besertanya) biasa mempersingkat doanya jika dia mendengar seorang anak menangis di dekatnya. Sekarang bagaimana bila seseorang yang kita perintah untuk mencintai panggilan paling kita?
Terimah Kasih atas kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Juraij sang Penyembah"