Kisah Juraij sang Penyembah
Abu Hurairah ra.) Diriwayatkan bahwa
utusan Allah (semoga damai sejahtera Allah besertanya) berkata: Juraij
menyembah di pertapaannya dan membatasi dirinya di sana. Ibunya datang
kepadanya saat dia sedang sibuk berdoa dan dia berkata:
"Juraij."
Dia berkata: "Ya Tuhanku, ibuku
(memanggilku saat aku masuk) doaku." Dia melanjutkan dengan
doa. Dia kembali dan dia datang keesokan harinya dan dia sibuk dalam doa,
dan dia berkata: "Juraij, ini ibumu."
Dan dia berkata: "Ya Tuhanku,
ibuku atau doaku," dan dia melanjutkan shalat dan dia kembali, dan
kemudian keesokan harinya dia kembali datang dan dia sibuk dalam sholat dan dia
berkata: "Juraij, ini adalah milikmu ibu."
Dan dia berkata: "Ya
Tuhanku, "Apa masalahnya?" Mereka berkata: "Anda telah
melakukan percabulan dengan pelacur ini dan dia telah melahirkan anak dari
pinggang Anda." Dia berkata: "Di mana anak
itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata:
"tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan
saat dia selesai, dia mendatangi anak itu.
Dia memukul perutnya dan berkata,
"Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata,
"Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah
Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata:
"Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata:
"Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan
mereka melakukan itu. " Dia berkata: "Di mana anak
itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata:
"tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan
saat dia selesai, dia mendatangi anak itu.
Dia memukul perutnya dan berkata,
"Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata,
"Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah
Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata:
"Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata:
"Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan
mereka melakukan itu. " Dia berkata: "Di mana anak
itu?" Ketika mereka membawa dia (anak itu) dia berkata:
"tinggalkan aku supaya aku berdoa." Jadi dia mengamati doa dan
saat dia selesai, dia mendatangi anak itu.
Dia memukul perutnya dan berkata,
"Wahai anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata,
"Jadi, begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah
Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata:
"Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata:
"Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan
mereka melakukan itu. " Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai
anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi,
begitu juga gembala."
Jadi mereka berpaling ke arah
Juraij, menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata:
"Kami siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata:
"Tidak, hanya membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan
mereka melakukan itu. " Dia memukul perutnya dan berkata, "Wahai
anak laki-laki, siapakah ayahmu?" Anak itu berkata, "Jadi,
begitu juga gembala." Jadi mereka berpaling ke arah Juraij,
menciumnya dan membelai dia (mencari pengampunannya) dan berkata: "Kami
siap membangun istimu dengan emas." Dia berkata: "Tidak, hanya
membangunnya kembali dengan lumpur seperti dulu," dan mereka melakukan
itu. "
Moral
& Pelajaran
Salah
satu hal utama yang kita pelajari dari cerita dalam hadits ini adalah
pentingnya dan status ibu kita dalam Islam, selama yang mereka minta tidak bertentangan
dengan perintah Allah, kita harus memberi mereka perhatian dan penghormatan
penuh. . Disebutkan dalam sunnah bahwa Nabi (semoga damai dan berkah Allah
besertanya) biasa mempersingkat doanya jika dia mendengar seorang anak menangis
di dekatnya. Sekarang bagaimana bila seseorang yang kita perintah untuk
mencintai panggilan paling kita?
Terimah Kasih atas kunjungan Ta' semoga artikel ini
bermamfaat... @Wassalam
0 Response to "Kisah Juraij sang Penyembah"
Post a Comment