Coretan Pena Aktivis Dakwah 12: Peran Pemuda Dalam Membangun Peradaban
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah
Islamiyah)
Pemuda memang memiliki
urgenitas penting dalam kebangkitan suatu peradaban. Dalam Islam sendiri,
pemuda yang memiliki rasa keimanan yang tinggi dalam perjalanan sejarah selalu
menjadi tulang punggung, tumpuan, maupun aktor utama dalam setiap kejayaan
Islam.
Ketahuilah bahwa sekumpulan orang-orang mukmin yang
berkumpul di Daarul Arqam dan ditangan mereka tercapai kemenangan Islam, mereka
semua adalah para pemuda. Usia Rasulullah sallallahu
alaihi wasallam pada waktu diutus menjadi nabi adalah 40 tahun, Ali bin Abi Thalib dan Zubair bin Awwam, masing-masing
berumur 8 tahun, Thalhah bin Ubaidillah (11), al Arqam bin Abil Arqam (12),
Abdullah bin Mas’ud (14), Sa’ad bin Abi Waqash (17), Umar bin Khatthab (26), Ja’far bin Abi Thalib (18), Zaid bin Haritshah (20), Mushab bin Umair (24), Abu Bakar Ash Shiddiq (37), Hamzah bin Abdul Muthalib (42),
dan puluhan
bahkan ratusan sahabat selain mereka, adalah para pemuda.
Sesungguhnya diatas pundak
mereka itulah dakwah Islam mereka bawa. Walaupun banyak tantangan hingga
siksaan mereka hadapi, tetapi mereka tetap istiqomah di jalan cinta dan
perjuangan ini. Berkat kegigihan dan perjuangan mereka akhirnya semenanjung
arab dapat disatukan dalam naungan Islam. Dua imperium besar yang berkuasa,
Roma dan Persia, tidak dapat berbuat banyak ketika berhadapan dengan pemuda
tersebut.
Pada zaman berikutnya telah
banyak tinta emas yang telah tergores dalam sejarah Islam karena pemuda yang
beriman, macam Salahuddin Al Ayyubi yang berusia 31 Tahun yang telah
membebaskan Al-Aqsa dari tangan barbar Eropa atau sekelas Muhammad Al
Fatih yang dapat menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun
Itulah contoh pemuda sejati,
pemuda yang penuh semangat dalam perjuangan Islam. Tidak ada kata lelah, hidup
dan matinya hanya untuk Allah. Karena mereka menyadari bahwa kebahagiaan hakiki
adalah ketika Allah mencintainya dan ia mendapatkan Ridho dari Allah. Masa
depan bagi seorang muslim sepatutnya difokuskan pada pencarian ridho Allah
semata, karena inilah satu-satunya garis pembeda antara muslim dan non-muslim.
Totalitas tujuan pada sang pencipta akan menghasilkan gairah luar biasa dalam
menjalani kehidupan dan semangat perjuangan.
Jika kita lihat pada saat
ini, akankah pemuda masih dapat diandalkan untuk menjadi pilar kebangkitan
Islam? Ketika banyak dari kita terlena akan hal-hal duniawi seperti pacaran,
narkoba, miras, dan pornografi. Ketika banyak dari kita lupa akan masjid.
Ketika banyak dari kita rela mengorbankan agama untuk dunia. Ketika banyak dari
kita lupa akan Al-Quran dan mementingkan smartphone kita. Apakah masih
ada harapan. Yang harus kita lakukan hanya membangun satu tekad dan melakukan
tekad tersebut
Sesungguhnya tekad yang
harus kita miliki adalah tekad yang sempurna, yang meliputi tekad mencari ilmu dan
mengamalkannya, tekad dalam berdakwah dan berjihad, tekad dalam keimanan,
keyakinan, sabar dan ridho, tekad melakukan koreksi dan menyatakan kebenaran,
tekad memperbaiki diri sendiri dan menyampaikan hidayah kepada manusia. Kita
tidak perlu tekad yang parsial, yang terbatas pada satu aspek saja. Karena
tekad yang harus kita miliki adalah tekad yang menyeluruh di semua medan dakwah
Islam, tidak hanya di aspek tertentu dengan mengorbankan aspek yang lainnya.
Jadikanlah umat ini mejadi
umat terbaik, jadilah pemuda yang menggores tinta emas dalam kebangkitan Islam
ke-2 ini. Jadilah pemersatu umat dibawah naungan Islam. Sesungguhnya akan
banyak tantangan dan hambatan yang akan menghadang tapi tetaplah istiqomah
dalam jalan perjuangan ini.
Dengan demikian kita dapat melihat pemuda telah mengikrarkan dirinya untuk sebuah
kebangkitan atau kemunduran sebuah kebudayaan dan peradaban Islam. Dalam sejarah dunia, pemuda terus-menerus mempelopori
aksi-aksi yang mengundang decak kagum sampai hinaan yang paling hina, demikian
pula terjadi pada sejarah Islam yang melahirkan mujahid-mujahid muda unggul
dalam setiap tahun dan abad. Akankah pemuda kita saat ini mampu
bangkit untuk melanjutkan perjuangan ini? Jawabannya
ada dalam diri kita masing-masing. “Berpangkuh
tangan atau turun tangan? Menjadi penonton atau pemain? Pilihanmu, menentukan
hidupmu. Sebelum, hidupmu ditentukan oleh pilihan yang ada. Bergerak atau
tergantikan, itu harga matinya.”
📖 Terbit DiKoran Harian Amanah
Makassar (30 Oktober 2017)
Akhukum,
Muhammad Akbar bin Zaid
Makassar, 27 Oktober 2017
0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 12: Peran Pemuda Dalam Membangun Peradaban"
Post a Comment