Materi Khutbah Terlengkap Idul Adha: Anak Shaleh, Jalan Surga Orangtua
Allahu akbar, Allahu akbar la ilaha
illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd.
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Hari ini, kita kembali menjadi saksi
betapa luasnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada kita semua. Pagi hari
ini, kita kembali merasakan betapa besarnya rahmat dan ampunanNya untuk kita
semua. Dosa demi dosa kita kerjakan nyaris sepanjang hari. Perintah demi
perintahNya hampir kita abaikan setiap saat. Tapi lihatlah, Allah Azza wa Jalla
yang Maha Pengasih itu tidak pernah bosan memberikan kesempatan demi kesempatan
kepada kita untuk bertaubat dan kembali padaNya. Allah Azza wa Jalla yang Maha
Penyayang itu tidak pernah menutup pintu ampunanNya yang luas. Allahu akbar,
Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhmad
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Hari Raya Idul Adha adalah kisah tentang
sebuah keluarga mulia yang diabadikan oleh Allah Azza wa Jalla untuk peradaban
manusia. Itulah kisah keluarga Ibrahim ‘alaihissalam. Melalui kisah keluarga
Ibrahim ‘alaihissalam itu, Allah Ta’ala ingin menunjukkan kepada kita betapa
pentingnya posisi keluarga dalam membangun sebuah peradaban yang besar. Sebuah
masyarakat yang bahagia dan sejahtera, tidak hanya di dunia, namun juga di akhirat.
Sebuah masyarakat tidak akan bisa menjadi bahagia dan sejahtera jika masyarakat
itu gagal dalam membangun keluarga-keluarga kecil yang ada di dalamnya. Dan
jika kita berbicara tentang keluarga, maka itu artinya kita juga akan berbicara
tentang salah satu unsur terpenting keluarga yang bernama: Anak. Dalam kisah
keluarga Ibrahim ‘alaihissalam, sang anak itu “diperankan” oleh sosok Isma’il
‘alaihissalam. Inilah sosok anak teladan sepanjang zaman yang kemudian diangkat
menjadi seorang nabi oleh Allah Azza wa Jalla. Bahkan yang luar biasanya adalah
melalui keturunan Isma’il ‘alaihissalam inilah kemudian lahir sosok nabi dan
rasul paling mulia sepanjang sejarah manusia bahkan alam semesta, yaitu:
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam! Allahu akbar, Allahu akbar,
La ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum
muslimin rahimakumullah!
Saya kira hampir semua dari kita
mengikuti bagaimana anak-anak remaja kita yang bergabung dalam geng-geng motor
mulai berani melakukan tindakan-tindakan anarkis yang tidak pernah diduga
sebelumnya. Kita semua juga nyaris menyaksikan setiap hari di sudut-sudut jalan
raya, bagaimana anak-anak kita dieksploitasi dan diperalat menjadi anak
jalanan, mengemis dan meminta-minta sambil mengisap lem dari balik bajunya yang
lusuh dan kotor. Saya kira kita juga tahu hasil-hasil survey mutakhir yang
menunjukkan bagaimana jumlah ABG yang hamil di luar nikah terus meningkat dalam
jumlah yang sangat memprihatinkan. Dan itu semua barulah segelintir masalah dan
problem anak-anak kita di masa kini… Wallahul musta’an. Allahu akbar Allahu
akbar La ilaha illaLlah Allahu akbar walillahilhamd…
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah!
Harus kita akui dengan jujur bahwa salah
satu penyebab utama terjadinya ini semua adalah orangtua itu sendiri. Tidak
sedikit Orangtua yang terjebak dalam dua sikap ekstrem yang saling bertolak
belakang: sikap yang memanjakan terlalu berlebihan dan sikap pengabaian yang
menelantarkan anak-anak. Ada orangtua yang menganggap bahwa kasih sayang kepada
anak harus ditunjukkan dengan pemberian dan pemenuhan segala keinginannya.
Bahkan ada juga orangtua yang memanjakan anak dengan segala fasilitas untuk
mengangkat gengsinya sendiri sebagai orangtua! Pada sisi yang lain, tidak
sedikit orangtua yang tidak peduli dengan anak-anaknya. Atau menunjukkan
kepedulian dengan melakukan kekerasan demi kekerasan kepada anak.
Karena itu, di hari yang penuh berkah
ini, marilah kita berhenti sejenak, membuka hati untuk sejenak belajar dari
ayahanda para nabi dan rasul, Nabiyullah Ibrahim ‘alaihissalam. Belajar tentang
betapa pentingnya nilai keluarga kita, tentang betapa pentingnya nilai seorang
anak bagi orangtuanya di dunia dan akhirat. Allahu akbar Allahu akbar Allahu
akbar la ilaha illaLlahu Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd…
Para
ayah dan bunda yang dimuliakan Allah!
Pelajaran
pertama dari kisah Ibrahim ‘alaihissalam adalah bahwa untuk
mendapatkan anak yang shaleh, maka orangtua terlebih dahulu berusaha menjadi
orang yang shaleh. Karena siap menjadi orangtua artinya siap menjadi teladan
untuk keluarga, bukan sekedar memberi makan dan mencukupi kebutuhan anak.
Keberhasilan Ibrahim ‘alaihissalam mendapatkan karunia anak shaleh seperti
Isma’il ‘alaihissalamadalah karena beliau sendiri berhasil mendidik dan
membentuk dirinya menjadi seorang hamba yang shaleh. Allah Azza wa Jalla
menegaskan:
“Sungguh telah
ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang
bersamanya.” (al-Mumtahanah:
4)
Pujian Allah Azza wa Jalla untuk Ibrahim
‘alaihissalam ini tentu saja didapatkannya setelah ia berusaha dan berusaha
menjadi sosok pribadi yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla. Pertanyaannya
sekarang untuk kita semua adalah: siapakah di antara kita yang sejak awal
menjadi orangtua sudah berusaha untuk belajar dan berusaha menjadi orangtua
yang shaleh? Apakah kesibukan kita menshalehkan pribadi kita sudah menyamai
kesibukan kita mengurus rezki dan urusan dunia lainnya? Prof. DR. Abdul Karim
Bakkar, seorang pakar pembinaan anak dan keluarga menegaskan: “Tarbiyah dan
pembinaan keluarga yang kita capai itu adalah gambaran tentang bagaimana
pembinaan pribadi kita sendiri!” Allahu akbar, Allahu akbar, La ilaha illaLlahu
Allahu akbar, Allahu akbar walillahilhamd
Ma’asyiral
muslimin rahimahukumullah!
Pelajaran
kedua dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam adalah jika ingin
memiliki anak yang shaleh, maka bersungguh-sungguhlah meminta dan
mencita-citakannya dari Allah Azza wa Jalla. Allah Ta’alamengabadikan doa-doa
Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tentang itu di dalam al-Qur’an:
“Tuhanku,
karuniakanlah untukku (seorang anak) yang termasuk orang-orang shaleh.”
(al-Shaffat: 100)
“Ya Tuhanku,
jadikanlah aku orang yang menegakkan shalat, juga dari keturunanku. Ya Tuhan
kami, kabulkanlah doaku.” (Ibrahim: 40)
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Mungkin banyak di antara kita yang
sekedar “mau” memiliki anak yang shaleh. Tapi siapa di antara kita yang
sungguh-sungguh berdoa memintanya kepada Allah dengan kelopak mata yang
berderai air mata? Siapa di antara kita yang secara konsisten menyelipkan
doa-doa terbaiknya untuk keluarga dan anak-anaknya? Allahu akbar, Allahu akbar
La ilaha illaLlahu Allahu akbar wa lillahilhamd…
Jika kita memang sungguh-sungguh
bercita-cita mendapatkan anak shaleh, maka kita harus berpikir dan berusaha
sungguh-sungguh pula mencari jalannya, sama bahkan lebih dari saat kita
bercita-cita ingin mempunyai penghasilan yang besar, rumah tinggal impian dan
kendaraan idaman kita. Berikut ini beberapa hal yang sungguh-sungguh harus kita
jalankan untuk mewujudkan impian “anak shaleh” tersebut:
Pertama,
konsisten
mencari rezki yang halal untuk keluarga: Dalam pandangan Islam, apa yang
dikonsumsi oleh tubuh manusia akan berpengaruh terhadap perilakunya. Karena
itu, Islam mewajibkan kepada setiap orangtua untuk memberikan hanya makanan
halal yang diperoleh melalui harta yang halal kepada anak-anak mereka. Bahkan nafkah
yang halal untuk keluarga akan dinilai sebagai sedekah. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallambersabda:
“Sesungguhnya
seorang muslim itu jika ia memberi nafkah kepada keluarganya, maka itu akan
menjadi sedekah untuknya.” (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh al-Albani)
Usaha memberikan nafkah yang halal tentu
saja menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Dan untuk itu, kita harus
selalu mengingat peringatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
tantangan tersebut. Beliau bersabda:
“Akan datang
kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak lagi peduli apa yang ia
kumpulkan; apakah dari yang halal atau dari yang haram?”
(HR. al-Bukhari)
Apakah kita termasuk yang disebutkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits ini? Orang yang tidak
peduli dari mana mengais dan membawa pulang nafkah untuk keluarga; apakah itu
dari hasil suap, korupsi dan manipulasi seperti yang sekarang ini sedang
menjadi trend sebagian pejabat di negeri ini?! Semoga saja tidak, karena nafkah
yang tidak halal yang tumbuh menjadi daging dalam tubuh. Dan Rasulullah telah
berpesan;
“Tidak akan
masuk surga daging tumbuh dari harta haram, karena neraka lebih pantas
untuknya.” (HR.
al-Tirmidzi dengan sanad yang shahih)
Allahu
akbar, Allahu akbar, la ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahilhamd…
Kaum
muslimin yang dimuliakan Allah!
Yang kedua, memberikan kasih sayang
kepada anak tapi tidak memanjakannya: Pada hari ini, seiring dengan
perkembangan teknologi yang nyaris tak terbendung, kita sudah tidak aneh lagi
melihat anak-anak yang dibekali oleh para orangtua dengan peralatan-peralatan
komunikasi yang bisa apa saja, termasuk mengakses tayangan-tayangan pornografi.
Di samping dampak lain seperti kecanduan game dan semacamnya yang semakin
merenggangkan hubungan komunikasi antara anak dan orangtua. Ini adalah satu
contoh kasus di mana mungkin saja kita menganggap itu sebagai bukti kasih
sayang kita kepada mereka. Namun marilah memikirkan dengan jernih bahwa bukti
cinta dan sayang kita yang sesungguhnya kepada mereka adalah dengan berusaha
menyelamatkan mereka dari api neraka. Allah Ta’alaberfirman:
“Wahai
orang-orang yang beriman! Jagalah diri dan keluarga kalian dari api nerakan
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (al-Tahrim: 6)
Apakah Anda rela membiarkan anak-anak
Anda terpanggang di dalam kobaran api neraka? Apakah kita rela membiarkan
anak-anak yang kita sayangi itu menjadi bahan bakar neraka Allah? Na’udzu
billah min dzalik. Kaum muslimin rahimakumullah! Para ayah dan bunda yang
berbahagia! Selanjutnya yang ketiga adalah terus belajar dan belajar menjadi
orangtua yang shaleh dan cakap: Apakah kita sudah mengetahui semua panduan dan
petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mendidik anak? Apakah
kita sudah memahami bagaimana menghadapi karakter anak kita yang berbeda-beda
itu?
Kita tidak dilarang mempelajari konsep
pendidikan anak dari siapa saja, tapi selalu ingat bahwa konsep pendidikan dan
pembinaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang terbaik dan yang
wajib untuk kita jalankan. Tentu saja kita tidak lupa untuk meneladani jejak
para sahabat Nabi dan Ahlul bait beliau secara benar, dan tidak
berlebih-lebihan. Cobalah kita renungkan betapa banyaknya hal yang harus kita
pelajari sebagai orangtua. Karenanya sesibuk apapun urusan dunia kita, kita
harus menyediakan waktu untuk belajar menjadi orangtua yang shaleh dan cakap.
Itulah harga yang harus kita bayar untuk menyelamatkan keluarga kita dari
kobaran api neraka yang membara. Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, La
ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Mengapa kita harus benar-benar serius
merancang kehadiran anak shaleh di dalam rumah tangga kita? Menjawab pertanyaan
itu, marilah merenungkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini:
“Apabila seorang
insan meninggal dunia, akan terputuslah seluruh amalnya kecuali dari 3 hal:
dari sedekah jariyah, atau dari ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang
berdoa untuknya.” (HR.
Abu Dawud dan dishahihkan oleh al-Albani)
Melalui hadits ini, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan bahwa anak yang shaleh adalah
investasi yang tak ternilai harganya. Anak yang shaleh adalah pelita yang tak
padam meski kita telah terkubur dalam liang lahat. Anak yang shaleh adalah sumber
pahala yang tak putus meski tubuh kita telah hancur berkalang tanah.
Sebaliknya, anak-anak yang tidak shaleh kelak akan menjadi sumber bencana bagi
kehidupan kita para orangtua di akhirat, wal ‘iyadzu biLlah. Allahu akbar,
Allahu akbar walillahil hamd…
Kaum
muslimin yang berbahagia!
Namun jika kita merasa gagal setelah
mengerahkan upaya sungguh-sungguh untuk menghadirkan sosok anak shaleh dalam
rumah kita, janganlah kita berputus asa kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam
kondisi putus asa seperti itu, kita harus belajar dari kesabaran dan keteguhan
Nabi Nuh‘alaihissalam yang terus mengajak anaknya ikut bersamanya, meski
kemudian anaknya memilih untuk durhaka kepada Allah Ta’ala hingga akhir
hayatnya. Kesabaran juga hal paling mendasar yang harus kita miliki dalam
mengarungi bahtera rumah tangga. Maraknya kasus perceraian adalah bukti bahwa
banyak orangtua yang egois memikirkan dirinya sendiri dan lupa bahwa anak-anak
sangat membutuhkan sebuah keluarga yang utuh. Karenanya, bersabarlah karena
Allah selalu bersama dengan orang-orang yang sabar.
Selanjutnya kepada para pemilik dan
pelaku media, ingatlah bahwa media-media yang Anda miliki dan kelola telah
terbukti sebagai alat paling efektif menyampaikan kebaikan dan keburukan.
Ingatlah, jika Anda mencari nafkah dengan cara menyebarkan nilai-nilai
kebatilan melalui media, maka itu akan menjadi nafkah haram untuk diri dan
keluarga Anda. Kaum muslimin yang dimuliakan Allah! Sebelum mengakhiri khutbah
ini, marilah sejenak kita menyimak panduan singkat menunaikan ibadah kurban
kita hari ini hingga 3 hari ke depan. Hewan yang dapat dikurbankan adalah domba
yang genap berusia 6 bulan, kambing yang genap setahun, sapi yang genap 2
tahun.
Syaratnya, hewan kurban tidak boleh
memiliki cacat atau penyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya, jumlah
maupun rasanya, misalnya: kepicakan pada mata, kepincangan pada kaki dan
penyakit pada kulit, kuku atau mulut. Seekor domba atau kambing hanya mencukupi
untuk kurban satu orang saja, sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh
orang, kecuali berserikat pahala maka boleh pada semua jenis tanpa batas.
Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan kurbannya, tetapi bisa
diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang menjaga
shalatnya, mengetahui hukum-hukum menyembelih dan upahnya tidak diambilkan dari
salah satu bagian hewan kurban itu sendiri, kulit atau daging, meskipun dia
juga bisa mendapat bagian dari hewan kurban sebagai sedekah atau hadiah.
Waktu penyembelihan hewan kurban adalah
seusai pelaksanaan shalat Idul Adha hingga tiga hari tasyriq setelahnya.
Pembagian hewan kurban yang telah disembelih dapat dibagi tiga bagian,
sepertiga buat pemiliknya, sepertiga buat hadiah dan sepertiga buat sedekah
kepada fakir miskin. Pahala yang kita peroleh sangat bergantung pada keikhlasan
niat kita dalam menunaikan ibadah kurban ini. Allahu akbar, Allahu akbar, La
ilaha illaLlahu Allahu akbar walillahil hamd…
Di penghujung khutbah ini, marilah
sejenak kita menundukkan jiwa dan hati untuk menyampaikan doa-doa kita kepada
Sang Maha mendengar, Allah Azza wa Jalla. Semoga doa-doa itu terhantarkan ke
sisi Allah Ta’ala bersama dengan ibadah kurban yang kita tunaikan hari ini.
Ya Allah, Engkaulah Tuhan yang
menciptakan kami, Engkaulah satu-satuNya yang berhak untuk kami sembah… Hari
ini kami datang mengetuk pintu ampunanMu. Hari ini kami hadir bersimpuh dengan
peluh-peluh dosa yang melekat di tubuh kami yang lemah ini.
Ya Allah, betapa kami sering lupa bahwa
kehidupan dunia ini sangat singkat, hingga kami pun jatuh dan jatuh lagi dalam
kedurhakaan terhadap perintahMu. Ya Allah, ampunilah kami, ampunilah kami,
ampunilah kami. Ya Allah, jika Engkau menutup pintu ampunanMu yang agung,
kepada siapa lagi kami harus mencari ampunan…
Ya Allah, ya Rabbana, dari bumi
khatulistiwa ini, perkenankan doa kami untuk saudara-saudara muslim kami yang
terjajah dan tertindas di berbagai belahan bumiMu. Ya Rabbana, berikan
keteguhan dan kesabaran kepada saudara-saudara kami di Syiria, Mesir,
Palestina, Irak, Myanmar dan di manapun mereka yang tertindas… Kerahkan bala
tentaraMu di alam semesta ini untuk meluluhlantakkan para penindas mereka
sehancur-hancurnya… Lindungilah kehormatan mereka… Jadikan mereka yang gugur
sebagai syuhada’ yang selalu hidup di sisiMu… Segerakan pertolonganMu untuk
mereka, Ya Rabbal ‘alamin…
Ya Allah, ya Rabbana, di sisa-sisa hidup
kami ini, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu berbakti dan menjadi
anak yang shaleh untuk ayah-bunda kami. Jika mereka masih hidup, izinkanlah
kami untuk berkhidmat dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya di sisa-sisa
usia mereka… Jika ayah-bunda kami telah tiada, maka izinkanlah kami untuk
menjadi sisa-sisa kebaikan mereka yang terus-menerus menjadi ladang kebaikan
penerang alam kubur mereka… Ya Allah, ampuni, ampuni, ampuni durhaka kami
kepada ayah-bunda kami…
Ya Allah, ya Rabbana, berikan kami
kekuatan dan kemampuan untuk menjadi orangtua yang terbaik untuk putra-putri
kami… Hanya Engkau satu-satuNya yang dapat memberikan kekuatan untuk mendidik
mereka dengan sebaik-baiknya… Ya Allah, jadikan anak-anak kami sebagai penyejuk
hati kami, yang selalu mendoakan kami saat kami sendiri dalam kegelapan alam
kubur…
Ya Allah, karuniakan kepada kami
anak-anak yang mencintai al-Qur’an dan Sunnah NabiMu… Ya Allah, selamatkan
negeri ini dari pemimpin-pemimpin yang zhalim… Selamatkan negeri ini dari
kerakusan para koruptor yang tidak bertanggung jawab… Karuniakan untuk kami
para pemimpin yang adil dan mencintai SyariatMu… Izinkan kami untuk menikmati
indahnya negeri ini di bawah naungan SyariatMu yang Maha Adil…
Ya Allah, Zat Yang Maha Mengabulkan doa
kabulkanlah doa kami, penuhilah permintaan kami, kamilah hamba-Mu yang lemah,
harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa
satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.
#Naskah Khutbah Seragam
Idul Adha 1434 H dikeluarkan oleh Dewan Syariah DPP Wahdah Islamiyah
Sumber
Dari -> http://wahdah.or.id/
0 Response to "Materi Khutbah Terlengkap Idul Adha: Anak Shaleh, Jalan Surga Orangtua "
Post a Comment