'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Coretan Pena Aktivis Dakwah 13: Tazkiyatun Nafs (Menjaga Keikhlasan & Kokohkan Niat Dalam Perjuangan Dakwah)




Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah) 
Jikalau ada sebuah ember yang kotor maka pasti kita akan membersihkannya agar dapat digunakan mengambil air dan dimasak untuk menjadi air minum, sekiranya ember tersebut tidak dicuci dari kotorannya. Maka kita tidak akan memakainya, karena berdampak negatif bagi tubuh kita jikalau dimasak sedangkan kotoran dari ember tersebut belum hilang. Maka bisa jadi bukan mendatangkan mamfaat yang menghilangkan rasa haus akan tetapi mendatangkan banyak penyakit.
Jikalau hal kecil seperti ini sangat penting untuk diperhatikan kebersihaannya agar memberikan mamfaat bukan mudharat. Maka apatah lagi seorang manusia khusunya bagi aktivis dakwah. Tazkiyatun Nafs yang berarti membersihkan dan mensucikan jiwa seorang manusia. Dimana dalam jiwa dan hati kita begitu banyak kotoran-kotoran yang harus dibersikan agar menjadi sesuatu yang suci. Seorang aktivis dakwah sangatlah penting memperhatikan tentang hal ini, karena ini merupakan tugas dari Rasulullah, Allah Ta'ala berfirman:
"Dialah yang mengutus kepada ummat yang ummi seorang rasul dari kalangan mereka. Dia membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka. Sesungguhnya sebelum itu mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata" (QS. Al Jumu'ah: 2)
Karena seseorang yang senantiasa berdakwah dan berjuang dijalan Allah yang mengharapkan ridho dari Allah pada hari akhir, maka sangat penting untuk memperhatikan kebersihan jiwa dan hatinya. Salah satu unsur terpenting dalam mentazkiyah jiwa dan hati kita adalah:
1. Menjaga Keikhlasan
Keikhlasan adalah syarat diterimanya amalan yang kita laksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah. Ikhlas artinya memurnikan tujuan bertaqarrub kepada Allah dari hal-hal yang akan mengotorinya dan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan dalam segala aktifitas ibadah dan ketaatan yang kita laksanakan. Sebagaimana Allah telah memerintahkan kita dengan firman-Nya di dalam Al-Qur'an:
"Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan dien (agama) kepada-Nya, lagi bersikap lurus" (QS. Al-Bayyinah: 5)
Abu Umamah meriwayatkan, seseorang telah menemui Rasulullah dan bertanya, "Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan pujian? Apakah dia mendapatkan pahala?" Rasulullah menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Orang tadi mengulangi pertanyaannya tiga kali, dan Rasulullah pun tetap menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa." Lalu beliau bersabda:
"Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu amal, kecuali jika dikerjakan murni kepada-Nya dan mengaharap wajah-Nya" (HR. Abu Daud dan An-Nasai)
Perkara ini adalah perkara yang sangat penting untuk diperhatikan bagi seorang aktivis dakwah, apakah setiap perjuangan dakwah yang kita kerjakan hanyalah semata-mata untuk Allah? Atau hanya ingin mendapatkan pujian dan sanjungan orang lain. walyaudzubillah...
Maka sangatlah penting untuk mengaja keikhlasan, membersihkan hati dan jiwa dari segala kotoran baik sedikit ataupun banyak, sehingga tujuan kita beribadah, berdakwah dll benar-benar murni hanya kepada Allah. Bukan kepada yang lain, karena sungguh rugilah diri kita ini melaksanakan segala ibadah, amal shaleh, berdakwah dll jikalau landasan keikhlasan kita bukan kepada Allah melaingkan hanya untuk mendapatkan peredikat dunia, maka kita tidak akan mendapatkan pahala sedikitpun disisi Allah. Maka ikhlaskanlah segala aktivitas dan perjuangan dakwah kita untuk bertaqarrub, memurnikan hanya semata-mata kepada Allah.
2. Kokohkan Niat
Niat bukan sekedar ucapan (saya berniat) lebih dari pada itu, ia adalah dorongan hati seiring dengan futuh (pembukaan) dari Allah. Menghadirkan niat dan mengokohkannya dalam segala aktivitas kita adalah perkara yang sangat penting. Sebagaimana perkataan Imam As Syafi'i bahwa ilmu tentang niat adalah sepertiga ilmu. Umar bin Khattab pernah meriwayatkan, Rasulullah pernah bersabda:
"Hanyasanya amal-amal itu tergantung kepada niat. Dan seseorang itu akan mendapatkan apa yang dia ingatkan. Barangsiapa hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya. Hijrahnyapun kepada Allah dan RasulNya. Barangsiapa niat hijrahnya kepada dunia yang diingingkannya atau wanita yang akan dibikahinnya, hijrahnyapun untuk apa yang ia niatkan.." (HR. Bukhari & Muslim)
Bagi seorang aktivis dakwah atau seorang da''i haruslah menjaga, memperkokoh dan memperbarui niat-niat kita dalam melakukan sesuatu. Sebagian Salaf berkata: "Begitu banyak amalan kecil menjadi besar karena niat. Dan begitu banyak amalan yang besar menjadi kecil karena niat". Maka runangkanlah dari sekarang selama ini ibadah yang kita kerjakan (mengaji, sholat, menghafal, berdakwah, zakat, haji dll) hanya untuk Allah semata atau ingin mendapatkan predikat sebagai hafidz, ahli ibadah dll. Mari luruskan dan perbarui niat kita setiap saat, memurnikan niat kita hanya untuk Allah. Karena dengan niat yang luruslah amalan ibadah kita akan bernilai disisi Allah.
Dengan 2 point diatas akan menjadi bekal bagi seorang aktivis dakwah untuk menjaga kesucian dan kebersihan jiwa (keikhlasan dan niat) yang murni hanya kepada Allah. Sehingga setiap ayunan langkah dalam perjuangan dakwah dapat bernilai ibadah dengan landasan niat yang kuat dan keikhlasan yang tulus kepada Allah.
Akhukum,
Muhammad Akbar bin Zaid
(www.muhammadakbarbinzaid.com)
Makassar, 31 Oktober 2017

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 13: Tazkiyatun Nafs (Menjaga Keikhlasan & Kokohkan Niat Dalam Perjuangan Dakwah)"