Coretan Pena Aktivis Dakwah 05: Merindukan Jalan Dakwah
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah)
Mengapa kita harus merinddukan jalan
dakwah, karena Allah ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan
harta mereka dengan syurga” (QS. At Taubah: 111).
Hakikat kehidupan sejati seorang
mukmin sebenarnya telah dibeli oleh Allah, maka sangat pantas jikalau segala
aktifitas kehidupannya ditujukan hanya kepada-Nya. Allah adalah tujuan kita,
menyeru kepada Allah atau berdakwah sesungguhnya mengajak kita untuk kembali
kepada-Nya, memperbanyak ibadah dan amalan sholeh.
Mengapa mukmin sejati harus
merinddukan jalan dakwah? Karena.
1. Dakwah Adalah Pekerjaan Yang
Mulia.
Sejatinya seorang mukmin tak ada lagi
waktu yang ia gunakan untuk bersantai-santai dan tertipu dengan kehidupan
dunia. Jikalau perkara dunia seorang mukmin mampu menghabiskan tenaga dan
pikirannya untuk mendapatkan kesenangan. Maka seharusnya pekerjaan dakwah
menjadi prioritas utama dalam kehidupan seorang mukmin.
Dakwah adalah pekerjaan yang mulia,
karena Ia pekerjaan para Nabi dan Rasul, tak satupun diantara mereka yang
diutus melaingkan mereka menyeru kepada Allah, mentauhidkan Allah subhanahu
wata'al.
2. Dakwah Merupakan Kehidupan Yang di
Ridhai Allah.
Seorang muslim yang disibukkan dengan
dakwah akan senantiasa tunduk kepada Rabb dalam kehidupannya sehingga dia akan
mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Karena itu, dakwah harus menjadi bagian
dari kehidupan seorang muslim, agar banyak mamfaat yang diperoleh dari dakwah
yang di lakukan.
Siapa pun yang menjalangkan dakwah,
maka kehidupannya akan penuh barakah. Kehidupan yang berberkah adalah kehidupan
yang memiliki arti dan mamfaat. Segala yang dimiliki sang aktifis dakwah, baik
uang, tenaga, waktu dan fasilitas lainnya akan dinikmati dengan penuh dengan
keberkahan dan mamfaat bagi dirinya maupun orang lain.
3. Berdakwah Itu Amal Jariyah.
Berdakwah adalah salah satu amalan
jariyah yang tidak akan terputus pahalanya sampai datangnya hari akhir. Hanya
orang-orang yang berilmu dan mau menyampaikan ilmunya kepada siapa saja, yang
akan mendapatkan amal jariyah ini.
Merekalah para Dai, para Aktivis
Dakwah, mereka tidak pernah lengah dan menyia-nyiakan kesempatan hanya untuk
melamun dan bersantai-santai. Mereka bangkit dan bersemangat dalam melaksanakan
tugas-tugas dakwah, baik siang maupun malam. Rasulullah pernah bersabda:
"Baransiapa yang mengajak kepada petunjuk, baginya pahala seperti
pahala orang yang mengikutinya. Tanpa mengurangi pahala mereka sedikit
pun" (HR. Muslim).
Merindukkan jalan dakwah berarti kita
sedang berjalan menuju pintu Allah yanv tak pernah tertutup oleh apapun dan
ditujukan kepada siapapun hamba-Nya. Merindukkan jalan dakwah berarti membuka
tabir bahwa kesempatan itu masih ada. Tak pantas untuk berhenti sebelum sampai
pada tujuan.
Merindukkan jalan dakwah, meniti
jalan jiwa, memasuki madrasah diniyah, menyusuri setiap lembar demi lembar buku
suci, serta menemukan sari pati yang bisa kita jadikan benih untuk kemudian
tumbuh menjadi pohon yang kokoh dan besar. Akarnya menghujam ketanah, batang
dan daunnya menjulang ke angkasa. Semakin hari semakin kokoh, walau para
predator menghinggapnya sedang anging menerpanya bagai gelombang samudera. Ia
tetap kokoh, sedang buahnya enak dimakan siapa saja yang merindukkannya.
Sang perindu jalan dakwah jiwannya
selalu terisi dengan mutiara nasehat yang menjernihkan jiwa, mensucikan hati
dan menjadi tulang punggung kehidupannya. Maka jadilah perindu jalan dakwah
sejati sebagaimana menjadi perindu syurga. Karena jalan dakwah ini akan terus
berjalan sampai pada akhir tujuannya (Syurga).
Akhukum,
Muhammad Akbar bin Zaid
Makassar, 10 Oktober 2017
0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 05: Merindukan Jalan Dakwah"
Post a Comment