'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Coretan Pena Aktivis Dakwah 04: Perjuangan & Pengorbanan Di Jalan Dakwah


Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah) 
“Dakwah ini tida mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama da’wah dan da’wah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid dan tertinggal besama orang-orang yang duduk. Lalu Allah subhanahu wata’ala akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan lebih sanggup memikul beban da’wah ini”. (Hasan Al Banna rahimahullah).
Pejuang adalah seorang yang berjuang dalam barisan kebenaran dengan sepenuh hati, mujahadah (sungguh-sungguh), tanpa pamrih dan penuh keikhlasan. Tegaknya dakwah islam sudah pasti aka terjadi ketika para pelaku dakwahnya bermental pejuang dan totalitas bukan pecundang.
Teringat kata-kata seorang mujahid dr. Abdullah Azzam “Peradaban Islam diukir oleh dua hal: hitam tinta para ulama dan merah darah para syuhada. Keduanya bersinergi mengguncang dunia, memecah simpul-simpul zalim yang mengikat kejayaan Islam sekian lama. Jika tak ada ruang untuk memilih diantara keduanya, maka melaksanakan keduanya adalah puncak kemuliaan”
Kata-kata yang sarat makna dan motivasi tinggi dalam langkah perjuangan ini, medan dakwah yang penuh onak dan duri. Dimana batu terjal, halangan, rintangan cacian dan makian bahkan ancaman menjadi makanan kesehariannya. Medan dakwah itu bernama kampus, kampus adalah medan dakwah yang sulit dan unik dalam aktualisasi. Dimana sasaran dakwah diarahkan keorang-orang muda yang berintelektual bukan orang umum.
Kampus merupakan medan dakwah gersang yang penuh dengan tantangan. Berdakwah dikalangan intelektual muda pasti sangat berbeda dengan berdakwah dikalangan orang-orang awam. Maka dari itu diperlukan strategi dan analisa mendalam demi keberhasilan dakwahnya.
Medan dakwah yang sulit memerlukan sdm (sumber daya manusia) yang kuat dan energik. Dakwah dibangun diatas perjuangan dan pengorbanan bukan kelemahan apalagi keputusasaan. Pengemban dakwah adalah orang-orang terpilih yang secara empaty ikut berkontribusi dalam perjuangan dakwah didasari ketulusan hati dan keikhlasan tanpa pamrih semata-mata hanya karena ridho Allah subhanahu wata’ala. Ada sebuah hadits shahih yang harusnya menginspirasi para pejuang dakwah kampus saat ini “Muslim yang kuat lebih Allah cintai dari pada muslim yang lemah”. Kuat disini bukan dalam arti fisik saja, tapi komprehensif, seperti mental, jiwa, keistiqomahan dan semangatnya.
Seorang aktivis dakwah kampus tidak boleh kalah oleh tribulasi-tribulasi (masalah-masalah) pribadi yag menimpanya. Dia harus bisa memanage emosinya dan tetap berkontribusi dalam dakwah bukan sebaliknya mundur dan menyerah dengan alasan tidak sanggup menghadapi masalah.
Harusnya dia melihat sejarah para generasi awalun dan catatan sejarah para pejuang dakwah terdahulu yang rela mengorbankan harta, nyawa, dan masalah pribadinya demi tegaknya dakwah islam ini. Dakwah akan tegak ketika para pengembannya lebih mencintai dakwah ini dari pada pribadinya. Aka tetapi bukan berarti tidak sama sekali megurusi atau meninggalkan udzur (masalah) pribadinya, tetapi sikap tawajun (seimbang) yang jadi pedoman dan sandaran.
Apabila dakwah ini dipikul oleh orang-orang yang lemah maka sudah dipastikan kemenangan hanya akan jadi mimpi tanpa visi. Dimana harapan kosong yang akan selalu terbayang dalam hati dan terbuang dikala sepi. Orang yang bertindak atas pragmatisme dan oportunisme maka sudah pasti sikap pengecut dan kerdilyang akan terlihat.
Maka dari itu pelaku dakwah kampus haruslah meluruska niat dan mengazamkan kekuatan tanpa berfikir untung dan rugi karena hanya allahlah yang bisa menilai dan memberi imbalan itu semua berupa nikmat sebagai syuhada dan syurga. 
Setiap perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan pejuang dakwah gagal atau berhasilnya hendaklah dijadikan pelajaran untuk kesempurnaan bukan kelalaian. Sehingga akan terjadi transformasi, inovasi juga evaluasi dalam pergerakan dakwah ketika dakwahnya gagal atau berhasil. Karena pengalaman adalah guru terbaik dan catatan manis peta petunjuk jalan yang dijadikan referensi dalam pergerakan dakwah.
Dakwah yang dibangun diatas kelemahan sudah pasti tidak akan bertahan lama dimana akan mudah pudar dan hancur disertai keterpurukan yang berkepanjangan. Karena akanmenimbulkan sikap dan mental tempe para aktivisnya. Dakwah kampus harus dibangun diatas kefahaman, manhaj yang jelas dan militansi tanpa batas.
Sehingga para pelaku dakwah kampus bisa melakuka explorasi dan instrumen yang visioner dalam melangkah. Dakwah kampus hendaklah diemban oleh orang-orang yang tangguh, kuat, teguh dan ikhlas, keistiqomahan adalah kunci kemenangan dan keputusasaan adalah kunci kekalahan. 
Wallahu’alam…
Akhukum,
Muhammad Akbar bin Zaid
Banta-bantaeng, 10 Oktober 2017

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 04: Perjuangan & Pengorbanan Di Jalan Dakwah"