Tangisan Kasih Sayang Kepada Al-Quran
Alhamdulillah selama bulan Ramadhan kaum muslimin
semangat membaca dan men-tadabburi Al-Quran, terlebih di 10 malam
terakhir. Begitu semangat membaca Al-Quran, ada yang bisa menyelesaikannya dan
khatam sampai beberapa kali. Akan tetapi sudahkah pernah kita merasakan ada
perubahan dalam iman dan hati kita? Apakah sudah ada penambahan? Ataukah
Al-Quran hanya dibaca saja dan tidak ada pengaruhnya?
Sudah jelas bahwa Al-Quran tidak hanya sekedar dibaca saja
akan tetapi di-tadabburi, dipelajari dan diamalkan. Allah Ta’ala
berfirman,
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ مُبَارَكٌ
لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ
وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا
الْأَلْبَابِ
“Ini
adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai pikiran” (QS. Shaad:29).
Memang benar, kita tidak mesti harus menangis terus ketika
membaca Al-Quran. Akan tetapi jika seumur hidup atau selama Ramadhan tidak
pernah mata ini tersentuh dengan Al-Quran maka kita harus banyak-banyak
intropeksi diri. Karena salah satu ciri seorang mukmin adalah hatinya bergetar
dan bertambah imannya ketika dibacakan Al-Quran dan matapun bisa menangis
bahagia.
Bergetar hatinya dan mata bisa menangis
Allah menyebutkan salah satu ciri seorang yang berimana
dalah hatinya peka terhadap Al-Quran. Peka dan bergetar ketika disebut nama
Allah. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ
قُلُوبُهُمْ وَإِذَا
تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ
آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ
إِيمَاناً وَعَلَى
رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya,
bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka
bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
Dan mata terkadang menagis ketika dibacakan Al-Quran.
Berikut kisah panutan kita Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlinang
air mata ketika dibacakan Al-Quran. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
قال لي
النبيُّ صَلّى
اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم
: ” اقْرَأْ علَّي
القُرآنَ ” قلتُ
: يا رسُولَ اللَّه
، أَقْرَأُ عَلَيْكَ
، وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ
؟ ، قالَ
: ” إِني أُحِبُّ أَنْ
أَسْمَعَهُ مِنْ
غَيْرِي ” فقرَأْتُ
عليه سورَةَ النِّساء
، حتى جِئْتُ
إلى هذِهِ الآية
: { فَكَيْفَ إِذا
جِئْنا مِنْ كُلِّ
أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا
بِكَ عَلى هَؤلاءِ
شَهِيداً } [ النساء
/ 40 ] قال ” حَسْبُكَ الآن
” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ
، فَإِذَا عِيْناهُ
تَذْرِفانِ) .
“Suatu
ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah
al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah
saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada
anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh
selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai
akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah
ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai
saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai
di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata
beliau mengalirkan air mata” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Mata menangis akan tetapi hati berbahagia
Bagaimana tidak bahagia? Sementara air mata mengalir deras,
ia bergumam, “akhirnya, akhirnya, akhirnya, mata ini menangis karena Allah?
Bagaimana tidak bahagia, ia langsung teringat keutamaan menangis karena Allah.
Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا
يلج النار رجل بكى من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع
“Tidak
akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah
sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya”
(HR. Tirmidzi no. 1633).
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ
اللَّهُ في
ظِلِّهِ يَوْمَ
لا ظِلَّ إلا
ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ
ذَكَرَ اللَّه خالِياً
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada
tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya; …. dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian
sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis)” (HR. Bukhari [629]
dan Muslim [1031]).
Dan sabda beliau Shallallâhu ‘alaihi wa sallam,
عينان لا
تمسهما النار ،
عين بكت من
خشية الله ،
وعين باتت تحرس
في سبيل الله
“Ada
dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena
merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena
menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah” (HR.
Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh Al-Albani dalam Sahih Sunan At-Tirmidzi
[1338]).
Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
0 Response to "Tangisan Kasih Sayang Kepada Al-Quran"
Post a Comment