Bagaimana Allah Menciptakan Langit dan Bumi
Jika kita melihat ciptaan Allah kita akan menemukan suatu
keindahan yang luar biasa. Suatu keindahan dan keagungan yang menunjukan
keagungan Dzat yang menciptakannya. Keteraturan, keharmonisan, dan keindahan alam
semesta menunjukan akan adanya Dzat yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Langit
dengan segala hiasannya. Bumi dengan lautan dan sungai sungai yang mengalir di
dalamnya. Gunung gunung yang begitu kokoh menjulang tinggi. Hewan hewan dan
tumbuhan dengan bermacam macam jenisnya. Semuanya diciptakan dengan begitu
indah. Suatu karya luar biasa dari Sang Pencipta.
Berfikir dan ber-tadabbur terhadap ciptaan Allah akan
menambahkan keimanan kita kepada Allah ta’ala. Yang karenanya Allah ta’la
menyeru manusia untuk senantiasa merenungi ciptaan ciptaanya. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana dia diciptakan?” “Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?” “Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?” “Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?”
(Qs. Al Ghosyihah : 17-20.
Allah ta’ala pun memuji Ulul Albab (orang yang
berakal/cerdas) dan menjelaskan kebiasaan mereka mentadaburi ayat ayat Allah ta’ala
berupa ciptaan Nya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “(yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka” (Qs. Al Imron : 190-191).
Allah pun membantah orang orang Musyrikin yang mengingkari
hari kebangkitan. Mereka dengan akal mereka menyangka bahwa jiwa yang telah
mati tidak akan mungkin bisa dihidupkan kembali. Mereka mengatakan, “Siapakah
yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” (Qs.
Yasin : 78). Maka Allah pun menjelaskan, bahwa membangkitkan manusia tidak apa
apanya dibandingkan dengan penciptaan alam semesta. Jika saja alam semesta yang
luar biasa besarnya Allah mampu membuatnya, bagaimana hanya dengan sekedar
membangkitkan manusia?! tentu saja Allah lebih mampu. Allah ta’ala berfirman
(yang artinya), “Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar
daripada penciptaan manusia akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
(Qs. Ghofir : 57).
Bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi?
Dalam Al Qur’an Allah ta’ala menjelaskan proses
penciptaan langit dan bumi dengan jelas dan rinci. Yang kemudian dibuktikan
kebenarannya dengan ilmu pengetahuan modern. Al Qur’an lah –disamping juga
Sunnah- satu satunya sumber otentik yang bisa dipercaya. Adapun teori-teori
yang dicetuskan oleh ilmuan ilmuan barat, maka semuanya dikembalikan kepada Al
Qur’an. Jika sesuai maka diambil, namun jika berbeda maka Al Qur’an lebih di
dahulukan.
Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari. Dimulai
dari hari ahad dan berakhir dengan hari jum’at. Dengan alasan inilah hari
jum’at menjadi hari raya bagi umat Islam1.
Di hari itu Allah ta’ala selesai menciptakan langit dan bumi. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di
atas ‘Arsy…” (Qs. As Sajadah : 3).
Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai enam hari masa
penciptaan langit dan bumi. Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan enam hari adalah ukuran hari hari biasa. Adapun pendapat yang lain
menyatakan bahwa enam hari disitu berbeda dengan hitungan hari hari biasa,
melainkan setiap harinya seperti 1000 tahun hari hari biasa2.
Penciptaan bumi di dahulukan sebelum penciptaan langit.
Sebagaimana ditunjukan oleh firman Allah (yang artinya), Dia-lah Allah, yang
menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia naik ke atas dan
menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al
Baqoroh : 29)
Karena ibarat sebuah bangunan, pondasi atau asas dibuat
terlebih dahulu sebelum atap. Maka bumi adalah asas atau pondasi dan langit
adalah atapnya.3
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menjadikan
bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap” (Qs. Ghofir : 64.
Langit diciptakan dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan
bumi. Meskipun kata bumi selalu disebutkan dalam bentuk tunggal dalam Al
Qur’an. Tidak sebagaimana langit yang seringkali disebutkan dalam lafadz jamak.
Namun ada sebuah ayat yang menunjukan bahwa bumi pun tujuh lapis sebagaimana
langit. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menciptakan tujuh
langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu
mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya
Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Qs. At Tholak : 12).
Dan dikuatkan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, “Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain
meski hanya) sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis
bumi”4.
Kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, sehingga
angin pun bertiup, hujan pun turun, tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, gunung
gunung ditancapkan ditempatnya, Allah menjadikan makhluk ciptaan berpasang
pasangan, diciptakan kehidupan dari air, diciptakannya matahari sebagai penerang,
dan bintang bintang serta rembulan sebagai hiasan. Semua itu bukti kebesaran
Allah ta’ala.5
Jarak antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun
perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan lapisan selanjutnya.
Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul Mutthalib Radhiyallahu ‘anhu
berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tahukah
kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan
RosulNya lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya
adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit
selanjutnya perjalanan lima ratus tahun, dan tebal setiap langit adalah perjalanan
lima ratus tahun, dan diantara langit ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak
antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan bumi, dan Allah
diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia….”6
Keyakinan orang yahudi; Allah selesai menciptakan langit dan
bumi di hari Jum’at dan beristirahat di hari Sabtu
Orang Yahudi mencela Allah. Mereka mengatakan Allah ta’ala
selesai menciptakan langit dan bumi di hari jum’at dan beristirahat di hari
Sabtu7.
Mereka menyangka bahwa Allah ta’ala kelelahan setelah menciptakan langit
dan bumi sehingga memerlukan istirahat, Maha Suci Allah atas apa yang mereka
tuduhkan.
Allah pun membantah ucapan mereka. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun
tidak ditimpa keletihan” (Qs Qaf : 38).
Allah ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika
Allah berkehendak, bisa saja langit dan bumi diciptakan dengan sekejap. Allah ta’ala
berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki
sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (Qs.
Yasin : 82).
Namun Allah memiliki Nama Al Hakim; Maha Bijaksana. Semua
ketentuan Allah mengandung hikmah. Dengan proses penciptaan langit dan bumi
Allah ingin menunjukan kepada makhluk Nya akan keagungan Allah. Dan mengajarkan
bahwa segala sesuatu membutuhkan proses. Dengan ini manusia belajar bersabar.
Penciptaan lautan dan sungai-sungai
Diantara tanda tanda kekuasaan Allah di bumi adalah diciptakanannya
lautan dan sungai sungai. Dengan lautan seseorang bisa berlayar mencari rizki.
Disediakan ikan ikan yang segar untuk makanan manusia. Didalamnya terdapat
berlian dan mutiara yang indah dan berharga. Semua itu diciptakan hanya untuk
manusia.
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di
laut seperti gunung-gunung” “Jika Dia menghendaki, Dia akan menenangkan
angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaannya) bagi setiap orang
yang banyak bersabar dan banyak bersyukur” (As Syuro : 32-33).
”Tidakkah
kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan nikmat
Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebahagian dari tanda-tanda
(kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (Qs.
Lukman : 31).
“Dan
Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu
perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan
supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”
(Qs. An Nahl : 14).
Lautan dan sungai sungai adalah dua ciptaan yang menjadikan
bumi semakin indah. Tidak heran ketika Allah menyebutkan syurga selalu
dikaitkan dengan sungai sungai yang mengalir di bawahnya. Karena memang, tanpa
sungai kehidupan akan terasa gersang. Dengan sungai dan lautan pula, udara
menjadi bersih tidak tercemari oleh bangkai hewan. Makanya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam ketika ditanya tentang bangkai ikan laut, beliau bersabda,
“Dia (air laut) itu suci airnya dan halal bangkai (hewan) nya.”8
Wallahu ‘Alam bis Shawab. Semoga Bermamfaat, Shukran Jazakallah Khairan@
Catatan kaki
8 Diriwayatkan oleh Malik dalam Muwatho’ (45) juga
oleh Ashabus Sunan, dan disohihkan oleh Ibnu Khuzaimah (111).
0 Response to "Bagaimana Allah Menciptakan Langit dan Bumi"
Post a Comment