Realitas Penididikan Indonesia: Kekerasan Seksual Pada Anak
Oleh: Ani Rufaida
Sabtu, 27 April
2013, TMC Organizer Novel Kepompong Pijar menyelenggarakan talk show tentang Seksualitas
Remaja Problematika dan Solusinya, acara ini sekaligus peluncuran novel
Kepompong Pijar oleh Iffah selaku penulis novel, yang telah menerbitkan empat
edisi. Acara yang bertempat di Meeting Hall Gedung Perpustakaan UIN Yogyakarta
dihadiri oleh mahasiswa dan tamu undangan. Novel Kepompong Pijar mengisahkan
kekerasan gender yang ada di lingkungan kita, untuk itu peluncurannya dibarengi
dengan diskusi tentang tema yang terkait.]
Setyawati P. Saputri
dari Jaringan Penanganan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Trafficking kota Yogyakarta
menjelaskan banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi akhir-akhir ini, di
antaranya kasus perkosaan terhadap siswa SMP yang pelakunya oknum polisi di
Sleman Yogyakarta, kasus incest (sebut saja pelaku dari keluarga korban atau
orang terdekat korban), dan kasus-kasus lain yang marak diberitakan.
Asri Wiyawati, selaku
program acara muslimah radio MQ FM, menjelaskan seksualitas dari sisi Islam,
menurut Ia, Islam dalam konteks ini lebih banyak aksi preventifnya, seperti
tidak diperbolehkan berkhalwat, tidak boleh tidur 1 kamar maupun 1 selimut
dengan saudara, pengaturan ini bukan dalam rangka membelenggu melainkan dalam
rangka pencegahan dan penjagaan serta kasih sayang untuk kita.
Adingtyas selaku
dokter di PKBI DIY memaparkan, merespon berbagai kasus kekerasan seksual yang
terjadi, pendidikan kesehatan reproduksi remaja sangat penting diberikan di
sekolahan, meski sampai saat ini pendidikan kesehatan reproduksi diajarkan
dalam muatan lokal bidang bimbingan konseling, pembelajaran tersebut tersebut
juga disesuaikan materi dan umur dalam penyampaiannya.
Menurut Adingtyas yang
terjadi terhadap hubungan seksual yang berresiko bisa saja tertular penyakit
HIV AIDS, kanker rahim dan penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi
manusia. Adapun pencegahan yang bisa dilakukan di antaranya dengan tidak
melakukan hubungan seksual, setia pada pasangan, menggunakan kondom, tidak
menggunakan jarum suntik secara bersamaan, memelihara peralatan yang digunakan.
Untuk itu, kesehatan reproduksi penting untuk selalu dikampanyekan.
0 Response to "Realitas Penididikan Indonesia: Kekerasan Seksual Pada Anak"
Post a Comment