Realitas Pemuda Indonesia: Di Balik Merajalelanya Rokok
ROKOK DI KALANGAN REMAJA
Oleh: Muhammad Akbar
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas
Negeri Makassar
Akbarusamahbinsaid.@gmail.com
Saat ini, rokok bukan hal yang asing lagi bagi kita, terlebih bagi remaja Indonesia. Rokok seakan sudah menjadi bagian dari hidup
mereka. Namun apakah mereka tahu mengenai kandungan apa saja yang terdapat di dalam
rokok, bagaimana rokok mampu membuat seseorang menjadi kecanduan atau dampak
bahaya lain dari rokok. Dalam pengkajian hal tersebut, penulisan jurnal ini
menggunakan penelitian pustaka.
Hasilnya diketahui jika rokok mengandung senyawa
seperti tar, nikotin yang mampu membuat seseorang menjadi ketagihan, dan zat
lainnya yang berbahaya bagi tubuh terutama untuk organ vital manusia seperti
jantung, mata, ginjal, dan paru-paru seperti yang di ungkapkan oleh Sukendro (2007). Selain itu
juga zat nikotin yang terdapat dalam rokok adalah zat yang mampu membuat
seseorang menjadi ketagihan sehingga susah bagi seseorang untuk berhenti
merokok.
Rokok, satu kata
yang sering sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari orang
tua, dewasa, remaja, bahkan sampai anak – anak sekalipun mengenal rokok. Bukan
hanya sebatas mengenal saja,mereka juga pernah merasakan rokok. Kemudian dari
sekadar merasakan, berkembang menjadi kebiasaan dalam hidup mereka atau yang
kita kenal dangan “kecanduan” rokok.Memang tak ada yang salah dari kebiasaan
merokok tersebut. Sah – sah saja bagi mereka yang memang menikmati rokok. Dalam
setiap kegiatan dimasyarakat sekalipun,pengaruh rokok juga tidak dapat
dipisahkan. Kita tentu sering melihat dalam kegiatan yang terjadi di dalam
masyarakat, hampir semuanya terdapat rokok. Rokok ibarat jamuan yang wajib ada
dalam setiap kegiatan. Namun agaknya perlu kita kaji ulang mengenai rokok itu
sendiri secara lebih mendalam.
Rokok sendiri
menurut KBBI adalah gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang
dibungkus dengan daun nipah, atau kertas. Sementara itu menurut Triswanto
(2007), rokok merupakan sesuatu yang berbentuk silinder, yang terdri dari
kertas panjang, berwarna putih atau cokelat, yang berisi daun tembakau sebagai
bahan utama,dan telah di cacah sebelumnya. Biasanya untuk saat ini rokok
mempunyai filter yang terbuat dari busa.
Kita tentunya sudah
tahu mengenai efek negative dari rokok, yang sudah begitu gencarnya di informasikan,baik
melalui media cetak, media elektronik sampai pada bungkus kemasan rokok iru
sendiri. Layaknya sebuah peribahasa “biarkan anjing menggonggong, kafilah
berlalu”, pantas kita tujukan bagi perokok. Bagaimana tidak, dengan efek
negative yang begitu besarnya rokok bagi kesehatan yang sudah
digembar-gemborkan, bukannya membuat jumlah perokok menurun, malahan jumlah
perokok tiap tahun cenderung meningkat.
Menurut data yang
dilansir Republika.co.id, menyebutkan
bahwa Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat dari tahun 1995 hingga kini.
Yaitu dari sebanyak 34,7 juta perokok menjadi 65 juta perokok. Ini berdasarkan
data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional dan Riset Kesehatan Dasar (lihat
bebasrokok.wordpress.com, 2011).
Sungguh ironis
memang, melihat data tersebut. Padahal kita juga mengetahui poster, selebaran
yang menyebutkan bahaya rokok bertebaran dimana-mana,di tempat umum, dijalan,
dan di sekolah sekalipun, bahkan dalam kemasan bungkus rokok itu sendiri
menyebutkan “rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin, seperti yang dilansir (www.sampoerna.com,
2012)”.
Namun nyatanya hal
tersebut tak banyak berimbas bagi masyarakat. Kita bisa melihat banyaknya
masyarakat yang merokok di tempat umum yang tentunya menggangu orang lain yang
tidak merokok. Hal yang lebih ironis tentunya ialah adanya larangan merokok
ditempat umum yang jelas - jelas sudah ada papan tulisan larangan merokok,
namun tetap saja masyarakat tidak menghiraukan larangan tersebut. Sekolah yang
kita sebut sebagai agen sosialisasi masyarakat nampaknya juga kurang mumpuni
dalam mengurangi jumlah “perokok muda” atau remaja yang tentunya perokok ini
masih berstatus sebagai pelajar. Pelajar dengan santainya menghisap setiap lintingan rokok dengan tetap menggunakan
sergam sekolah yang mereka gunakan ditempat umum.
Banyaknya jumlah
perokok remaja sendiri tidak dapat kita salahkan sepenuhnya pada pihak
sekolah tersebut,bukan karena sosialisasinya yang kurang, karena memang
adanya faktor faktor yang mempengarui jumlah perokok remaja, baik dari dalam
maupun dari luar. Adanya faktor dari luar seperti pengaruh teman sepermainan
mereka, ataupun pengaruh iklan yang mengambarkan seorang perokok adalah orang
yang “maco” atau jantan, sehingga remaja tertarik untuk mengkonsumsi rokok,
mengingat remaja masih memiliki emosi yang labil seperti yang diungkapkan oleh Monks
(dalam Nasution, 2007)
Smet (dalam Komalasari dan Helmi, 2000)
menyebutkan bahwa usia pertama kali merokok pada umumnya berkisar antara 11-13
tahun dan pada umumnya individu pada usia tersebut merokok sebelum berusia 18
tahun. Suatu hal yang cukup mengejutkan tentunya. Mengingat sebelum umur 18
tahun secara umum mereka belum mampu menghasilkan uang sendiri. Tentu kegiatan
semacam itu merupakan hal yang memboroskan,hanya menghambur – hamburkan uang.
Sementara itu, dalam
satu batang rokok yang kita hisap setidaknya terdapat 4000 zat kimia
didalamnya, diantaranya yang kita ketahui, seperti nikotin, tar, gas
karbonmonoksida, hydrogen sianida dan bahan – bahan yang menyebabkan kanker
atau karsinogen, (Sukendro,
2007). Lebih lanjutnya lagi, rokok juga akan merusak organ-organ penting dalam
tubuh kita, seperti
paru-paru, jantung
dan ginjal.
Kita selayaknya
dapat berfikir kembali untuk merokok, melihat begitu banyaknya dampak yang
ditimbulkan dari rokok. Kita harus dapat lebih selektif dalam mengkonsumsi
sesuatu seperti rokok, kita harus bisa melihat baik buruknya hal (dalam hal ini
rokok) tersebut terhadap kita. Rokok bagi kesehatan sangat merugikan bagi kita,
bukan hanya bagi orang yang menghisap rokok, tetapi
juga bagi orang yang berada di sekitar orang merokok (perokok pasif).
Di lain sisi merokok juga merupakan
kegiatan pemborosan, mengingat konsumsi untuk merokok setiap hari nya cukup
tinggi, terlebih bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan atau tidak memiliki
pendapatan sendiri. Sehingga sudah seharusnya kita yang muda dapat menghentikan
kebiasaan merokok atau setidaknya mengurangi konsumsi rokok, karena sehat itu
adalah segalanya.
Rokok dan Remaja
Rokok dan remaja
ibarat dua hal yang tidak dpat dipisahkan saat ini. Dimana ada sekumpulan
remaja dapat dipastikan ditempat tersebut ada rokok. Rokok seakan menjadi
makanan wajib bagi remaja sekarang ini. Memang hal ini tidak ada sangkut
pautnya dalam menilai remaja, apakah remaja tersebut baik atau buruk dilihat
dari mereka merokok atau tidak. Remaja yang merokok tidak dapat kita katakan
sebagai seseorang remaja yang buruk, karena
kita bisa melihat sendiri dalam masyarakat, banyak remaja yang merokok namun
mereka memiliki tingkah laku, budi pekerti dan kepudulian sosial yang tinggi.
Sebaliknya juga
demikian, remaja yang tidak merokok tidak dapat kita nyatakan sebagai seseorang
yang baik, melihat
dalam kenyataan sosial
saat ini, walaupun mereka tidak merokok, tidak
menutup kemungkinan mereka memiliki sifat maupun sikap yang merugikan orang
lain, seperti korupsi, tindak kriminal,
tawuran, atau sebagai geng yang berbahaya bagi masyarakat dan masih banyak
lainnya.
Masa remaja dapat
kita katakan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa,
tentu dalam peralihan tersebut terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam diri
seseorang remaja. Sedangkan pendapat dari Monks (dalam Nasution, 2007) menyatakan bahwa yang disebut
sebagai remaja ialah individu yang berusia antara 12-21 tahun yang sudah
mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju ke masa dewasa, dengan pembagian
12-15 tahun adlah remaja awal, kemudian umur 15-18 tahun sebagai remaja
madya/remaja pertengahan, serta
umur 18-21 tahun sebagai remaja akhir.
Secara detailnya
Monks (dalam Nasution, 2007) mengklasifikasi ketiga
tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju
kedewasaannya, meliputi: remaja
awal yaitu umur 12-15 tahun. Remaja pada tahap ini masih merasa heran dan
bingung terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya dan adanya
dorongan-dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mereka mulai mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru, mulai tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang
secara erotis. Kepekaan yang berlebian ini disertai dengan berkurangnya
pengendalian ego mereka yang menyebabkan remaja sulit untuk mengerti dan
dimengerti oleh orang lain (orang dewasa).
Kemudian yaitu remaja madya/remaja pertengahan yaitu umur
15-18 tahun. Remaja pada
tahap ini merasa sangat membutuhkan dan memerlukan
terhadap teman-teman. Dalam tahap ini ada kecenderungan mencintai dirinya
sendiri dengan cara lebih mencintai atau menyukai teman-teman yang memiliki
sifat-sifat yang sama dengan dirinya atau yang disebut sebagai kecenderungan narsistik. Pada tahap ini remaja
berada dalam kondisi kebingungan kerena masih ragu dalam menentukan pilihan,
maju atau mundur, optimis atau pesimis, dan sebagainya.
Ramaja yang terakhir menurut Monks (dalam Nasution, 2007) yaitu remaja akhir yaitu usia 18-21
tahun. Remaja pada tahap ini sudah mendekati kedewasaan, yang ditandai dengan
ketercapaian semakin mantap terhadap minat yang dimiliki. Memiliki ego untuk dapat bersama atau
bergabung dengan orang lain, dan senantiasa mencari pengalaman baru. Yang
dulunya mementingkan diri sendiri (egosentrisme) berganti dengan adanya
kesembangan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan orang lain. Identitas
seksual sudah terbentuk dan tidak dapt dirubah kembali. Adanya dinding pemisah
antara diri mereka sendiri dangan masyarakat umum.
Melihat perkembangan
pada masa remaja tersebut,tentu mereka masih belum bisa memilih mana yang baik
dan mana yang buruk. Mereka cenderung megikuti teman agar mereka dapat diterima
dalam suatu pertemanan, seperti halnya merokok. Memang hal tersebut tidak dapat
dipungkiri
bahwa teman merupakan salah satu alasan semakin banyaknya jumlah perokok di
kalangan remaja. Hal ini didukung dengan pernyataan dari Sitepoe (2000)
mengenai alasan utama remaja menjadi perokok adalah karena adanya ajakan dari
teman teman yang sukar untuk ditolak, lainnya karena adanya iklan
mengenai rokok yang membuat mereka menjadi perokok karena ada kesan dalam iklan
tersebut, bahwa orang yang merokok adalah orang yang pemberani dan ‘maco’.
Hal ini memperlihatkan
bahwa tindakan merokok diawali dari adanya suatu sikap atau kecenderungan
seseorang untuk menerima atau menolak terhadap suatu respon yang datangnya dari
luar diri mereka, yang dalam hal ini adalah rokok. Memang melihat maraknya
rokok dikalangan remaja,tidak dapat terlepas dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada masa remaja itu sendiri. Seperti yang dikemukakan Nasution (2007),
yaitu bahwa dengan semakin dekatnya usia dewasa pada remaja mereka akan menjadi
gelisah untuk meninggalkan keadaan stereotip,dan untuk memberi kesan dalam
pencapaian kedewasaan, mereka mulai memusatkan diri pada perilaku yang di
hubungkan dengan status kedewasaan seperti merokok,minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan terlarang ataupun melakukan pergaulan bebas. Remaja
menganggap hal tersebut sebagai perilaku
yang memberi citra apa yang mereka inginkan.
Alasan lain mengenai
maraknya remaja yang merokok adalah dari pengaruh keluarga. Dalam keluraga yang
merokok, remaja cenderung melakukan apa yang dilakukan oleh anggota keluarga
yang lainnya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh
Komalasari & Helmi
(2000) yang menyatakan bahwa keluarga memberi sumbangan yang berarti dalam
perilaku merokok remaja. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Theodorus (dalam Komalasari
& Helmi,
2000), yang menyatakan bahwa keluarga perokok sangat berperan terhadap perilaku
merokok anak-anaknya, dibandingkan dengan keluarga non-perokok.
Sementara itu
Mu’tadin (dalam Nasution 2007), menyatakan alasan-alasan dibalik merokok diusia
remaja, meliputi, pengaruh orang tua. Menurut
Baer & Corado (dalam
Komalasari & Helmi 2000), remaja perokok adalah
anak-anak yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua
mereka tidak begitu memperhatikan anak-anaknya, dibandingkan dengan remaja yang
berasal dari keluarga yang harmonis. Alasan lainnya yaitu dari pengaruh teman. Pengaruh teman memiliki efek
yang begitu besar dalam mempengarui seseorang dalam merokok. Berbagai fakta
juga menunjukan bahwa semakin besar remaja yang merokok maka semakin besar pula
teman-teamanya adalah perokok dan begitu juga sebaliknya. Selanjutnya adalah faktor kepribadian.
Kebanyakan seseorang
merokok karena alasan ingin tahu atau coba-coba, atau
karena ingin melepaskan diri dari kebosanan dan kejenuhan, adapula yang
mengatakan untuk menghilangkan stress. Yang terakhir yaitu pengaruh iklan. Melihat berbagai iklan baik di media cetak maupun elektronik yang
menampilkan gambaran bahwa seorang yang merokok adalah orang yang jantan atau
glamour, yang hal ini membuat remaja sering terpengaruh untuk mengikuti
perilaku yang terdapat pada iklan tersebut, mengingat usia remaja pada umumnya
masih memiliki perasaan yang labil.
Namun layaknya yang
kita tahu,bahwa rokok memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Tentu kita
sudah tahu dengan jelas bahwa rokok memiliki kandungan zat kimia
berbahaya didalamnya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Sukendro (2007)
bahwa setidaknya dalam satu batang rokok yang dihisap terdapat 4000 bahan kimia,
diantaranya seperti yang kita tahu, nikotin, tar, gas karbonmonoksida, hydrogen
sianida dan bahan – bahan yang dapat menyebakan kanker atau karsinogen. Secara
detailnya mengenai zat dalam rokok terutama asap rokok disajikan dalam tabel
berikut ini.
Bahan Toksik Dalam
Asap Rokok
Bahan kimia dalam rokok
|
Sumber bahan kimia
|
Metanol
|
Bahan Api
|
Nitrobenzena
|
Gasolin
|
Karbon Monoksida
|
Asap kereta
|
Butana
|
Cecair pemetik api
|
Raksa
|
Logam dalam jangka suhu
|
Vinil Klorida
|
Bahan utama plastik
|
Toulena
|
Pelarut industri
|
Ammonia
|
Pencuci lantai
|
Arsenik
|
Racun tikus
|
Kadmium
|
Bahan utama bateri alkali
|
Stearik
|
Bahan utama dalam lilin
|
Sianida
|
Racun berbisa
|
Lebih lanjut lagi
Sukendro menjelaskan mengenai dampak atau hal buruk yang dapat ditimbulkan dari
masing-masing zat tersebut. Pertama yaitu tar, merupakan hidrokarbon aromatic
polisklik yang terdapat didalam asap rokok. Tar sendiri merupakan zar yang
bersifat karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan kanker. Zat yang kedua yaitu nikotin. Nikotin
merupakan alkolid tokes yang terdapat didalam tembakau. Nikotin merupakan racun
bagi syaraf .sehingga efek dari nikoti ini dapat menjadikan seseorang menjadi
ketagihan atau kecanduan.
Biasanya dalm satu
batang rokok berisi nikotin dengan takaran 1-3 mg. Terakhir yaitu gas karbon monoksida. Gas Karbon Monoksida
merupakan gas yang beracun dan tidak berwarna. Kandungannya dalam asap rokok
mencapai 2%-6%. Gas Karbon Monoksida ini menyerang system peredaran darah
manusia. Secara ilmiahnya, gas
karbon monoksida ini akan menggantikan oksigen yang seharusnya berikatan dengan
hemoglobin. Sehingga ikatan yang terjadi adalah karbon monoksida dengan
hemoglobin. Dari ikatan ini mengakibatkan sel darah merah kekurangan
oksigen,yang dalam jangka panjang menyebabkan pembuluh darah menyempit dan
mengeras. Efek yang lebih lebih berbahaya lagi yaitu dapat menyebabkan serangan
jantung, Heningsfield, 1995 (dalam Sukendro, 2007).
Sementara itu dampak
lain dari rokok adalah dapat menyerang berbagai organ yang ada pada diri
manusia,seperti yang dilansir (lihat www.pagar-alam-kota.go.id, 2013), menyebutkan
bahwa setidaknya ada 4 organ yang terkena dampak dari kebiasaan merokok yaitu, organ jantung. Jantung
merupakan organ yang pertama yang merasakan dampak dari rokok. Hal ini
disebabkan, jika seseorang menghisap rokok secara terus menerus, maka akan
terjadi pengerasan dan penyempitan pembuluh darahnya. Sehingga jantung akan
bekerja lebih keras dalam mengalirkan darah keseluruh tubuh. Lalu dampaknya
serangan jantung atau stroke akan menimpa bagi mereka yang hobi merokok.
Organ selanjutnya yaitu organ mata.
Mata
merupakan organ yang juga terkena dampak buruk bagi mereka yang
merokok.Kebutaan secara permanen merupakan salah satu dampak terburuk yang akan
menimpa seseorang yang senang merokok. Organ selanjutnya yaitu organ paru-paru. Paru-paru merupakan
organ yang mengalami kerusakan pada setiap perokok. Penyakit-penyakit
yang menimpa organ paru-paru yaitu pneumonia serta bronkitis. Jika anda tidak
berhenti merokok dari sekarang, maka kedua penyakit tersebut akan semakin parah
dari hari ke hari. Lalu organ terakhir yaitu organ ginjal. Ginjal merupakan salah
satu organ yang juga terkena dampak dari merokok. Kanker ginjal merupakan
dampak paling buruk yang dapat menyerang organ ginjal pada perokok.
Sementara itu
menurut survey Tembakau/rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok dan
separuh perokok mati pada usia 35 - 69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia
menunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika
hal ini berlanjut terus, pada tahun 2020 diperkirakan terjadi sepuluh juta
kematian dengan 70 persen terjadi di negara sedang berkembang (lihat http://www.depkes.go.id, 2009).
Sudah tentu remaja sekarang harus disadarkan dari kebiasaan
merokok yang mereka lakukan sekarang. Kesehatan harus mereka pikirkan,karena
masa depan mereka masih panjang. Mereka harus bisa terlepas dari pengaruh
rokok, mereka
dapat memulainya dari hal yang kecil dahulu. Secara perlahan, berkala, namun
faktor yang paling dominan adalah motivasi dari dalam diri mereka sendiri.
Berikut beberapa tips yang dapat digunakan seperti yang dilansir oleh Liza
(lihat smilewithismail.blogspot.com, 2013), dimulai sengan niat mantap untuk
berhenti merokok. Segala sesuatu dimulai dari niatnya.
Jika
kita berniat untuk bebas dari jeratan rokok, yakinlah kita bisa terbebas dari
rokok. Jika niat anda memang sudah kuat, pasti anda tidak akan mudah tergoda
dengan berbagai halangan dan rintangan yang mungkin muncul ketika anda melalui
masa-masa sulit berjuang melepaskan diri dari rokok. Jadi, niatkan dulu dengan
niat yang sungguh-sungguh. Cara selanjutnya yaitu dengan mengganti rokok
dengan permen. Permen merupakan alternative yang paling tepat dalam usaha kita
untuk berhenti merokok,dengan permen juga menghemat pengeluaran kita, di banding
harus membeli rokok. Lalu cara
berikutnya yaitu dengan olah raga.
Jika kita rajin berolahraga, maka kita akan sehat. Olah raga menyehatkan tubuh kita. Yang
terpenting adalah olahraga secara teratur agar dapat menjaga kondisi tubuh
kita, dan juga sebagai kegiatan agar kita
dapat melupakan rokok.
Kesimpulan
Rokok merupakan
kebiasaan yang menjamur di masyarakat sekarang ini,terutama bagi remaja.merokok
pada remaja ini banyak disebabkan oleh karena pengaruh dari orang tua (orang
tua yang merokok dengan yang tidak merokok), pengaruh teman, coba-coba atau
karena iklan tentang rokok yang membentuk image bahwa orang yang merokok adalah
orang yang “maco”. Namun
kebiasan ini agaknya mulai ditingglakan, mengingat dampak yang ditimbulkan
rokok begitu besar bagi manusia. Rokok mengandung banyak zat yang berbahaya
bagi tubuh, seperti
Tar, Nikotin, dan Gas Karbonmonoksida. Kebiasaan merokok dalam waktu yang lama, dapat mengakibatkan dampak yang fatal
bagi manusia, seperti
kanker,serangan jantung, impotensi.
Setidaknya terdapat empat organ yang mengalami kerusakan parah akibat kebiasaan
merokok, yaitu organ paru-paru, jantung, ginjal, dan mata.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia online
(KBBI).
Komalasari, D. & Helmi, AF. (2000). Faktor-faktor
Penyebab Perilaku merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas gadjah
mada 2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Nasution, Indri K. 2007. Perilaku
Merokok pada Remaja. Sumatera Utara: Universitas Sumatera utara
Sitepoe. 2000. Kekhususan Rokok
Indonesia. Jakarata: Gramedia
Sukendro, Suryo. 2007. Filosofi
Rokok: sehat tanpa berhenti merokok. Yogjakarta: Pinus Book Publisher
Triswanto, Sugeng D. 2007. Stop
merokok. Yogjakarta: Progresif Books.
Referensi
Media
Anonym. (2011). ”21 juta anak Indonesia merokok”, di unduh dari (http://bebasrokok.wordpress.com/tag/jumlah-perokok-indonesia/),
pada 26 Oktober 2013.
Anonym. (2011). “Pencegahan Merokok di Kalangan Anak dan Remaja”. http://www.sampoerna.com/id_id/responsibility/how_we_operate/youth_smoking_prevention/pages/youth_smoking_prevention.aspx, pada 3 November 2013.
Ismail,
Habib. (2013). http://smilewithismail.blogspot.com/2013/04/tips-berhenti-merokok-paling-mudah.html,
pada 3 November 2013
Kementerian Kesehatan Republic Indonesia. (2009). “Rokok Membunuh Lima Juta
Orang Setiap Tahun”, di unduh dari (http://www.depkes.go.id/index.php?vw=
2&id=458), pada 24 Oktober 2013.
Kementerian
Kesehatan Malaysia.(2011). “Bahaya Merokok”, di unduh dari http://www.infosihat.gov.my/infosihat/isusemasa/Bahaya%20Merokok.php,
pada 3 November 2013
Lisa. (2013). “4 Organ Yang Rusak Akibat Merokok”, di unduh dari http://www.pagaralamkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=709:4-organ-yang-rusak-akibat-merokok&catid=56:artikel,
pada 3 November 2013
0 Response to "Realitas Pemuda Indonesia: Di Balik Merajalelanya Rokok"
Post a Comment