Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tema: Akibat Memakan Harta Riba
Khutbah Pertama:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا
للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٍ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْعَزِيْزِ:
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَاأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
وَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُ مَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بَخُلُقٍ حَسَنٍ.
Kaum muslimin seiman dan seaqidah….
Tepatnya ketika Allah
Subhannahu wa Ta'ala memberikan mukjizat kepada hamba dan kekasihNya, Nabi
Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berupa Isra’ Mi’raj, pada saat itu pula
Allah Ta'ala perlihatkan berbagai kejadian kepada beliau yang kelak akan
memimpin jaga raya ini. Di antaranya Rasulullah n melihat adanya beberapa orang
yang tengah disiksa di Neraka, perut mereka besar bagaikan rumah yang
sebelumnya tidak pernah disaksikan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam.
Kemudian Allah Ta’ala
tempatkan orang-orang tersebut di sebuah jalan yang tengah dilalui kaumnya Fir’aun
yang mereka adalah golongan paling berat menerima siksa dan adzab Allah di hari
Kiamat. Para pengikut Fir’aun ini melintasi orang-orang yang sedang disiksa api
dalam Neraka tadi. Melintas bagaikan kumpulan onta yang sangat kehausan,
menginjak orang-orang tersebut yang tidak mampu bergerak dan pindah dari
tempatnya disebabkan perutnya yang sangat besar seperti rumah. Akhirnya
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bertanya kepada malaikat Jibril yang
menyertainya, “Wahai Jibril, siapakah orang-orang yang diinjak-injak tadi?”
Jibril menjawab, “Mereka itulah orang-orang yang makan harta riba.” (lihat
Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam, 2/252).
Dalam syariat Islam, riba
diartikan dengan bertambahnya harta pokok tanpa adanya transaksi jual beli
sehingga menjadikan hartanya itu bertambah dan berkembang dengan sistem riba.
Maka setiap pinjaman yang diganti atau dibayar dengan nilai yang harganya lebih
besar, atau dengan barang yang dipinjamkannya itu menjadikan keuntungan
seseorang bertambah dan terus mengalir, maka perbuatan ini adalah riba yang
jelas-jelas diharamkan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya Shalallaahu
alaihi wasalam, dan telah menjadi ijma’ kaum muslimin atas keharamannya.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Allah
menghilangkan berkah riba dan menyuburkan shadaqah, dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”. (QS. Al-Baqarah: 270).
Barang-barang haram yang tiada
terhitung banyaknya sampai menyusahkan dan memberatkan mereka ketika harus
cepat-cepat berjalan pada hari Pembalasan. Setiap kali akan bangkit berdiri,
mereka jatuh kembali, padahal mereka ingin berjalan bergegas-gegas bersama
kumpulan manusia lainnya namun tiada sanggup melakukannya akibat maksiat dan
perbuatan dosa yang mereka pikul.
Maha Besar Allah yang telah berfirman:
“Orang-orang
yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri kecuali seperti berdirinya
orang yang kemasukan syetan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat): Sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba”. (QS. Al-Baqarah:
275).
Dalam menafsirkan ayat ini, sahabat Ibnu “Abbas
Radhiallaahu anhu berkata:
“Orang yang
memakan riba akan dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan gila lagi
tercekik”. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir,
1/40).
Imam Qatadah juga berkata:
“Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta riba akan dibangkitkan pada hari Kiamat dalam
keadaan gila sebagai tanda bagi mereka agar diketahui para penghuni padang
mahsyar lainnya kalau orang itu adalah orang yang makan harta riba.” (Lihat Al-Kaba’ir, Imam Adz-Dzahabi, hal. 53).
Dalam Shahih Al-Bukhari
dikisahkan, bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bermimpi didatangi
dua orang laki-laki yang membawanya pergi sampai menjumpai sebuah sungai penuh
darah yang di dalamnya ada seorang laki-laki dan di pinggir sungai tersebut ada
seseorang yang di tangannya banyak bebatuan sambil menghadap ke pada orang yang
berada di dalam sungai tadi. Apabila orang yang berada di dalam sungai hendak
keluar, maka mulutnya diisi batu oleh orang tersebut sehingga menjadikan dia
kembali ke tempatnya semula di dalam sungai. Akhirnya Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam bertanya kepada dua orang yang membawanya pergi, maka dikatakan
kepada beliau: “Orang yang engkau saksikan di dalam sungai tadi adalah orang
yang memakan harta riba.” (Fathul Bari, 3/321-322).
Kaum muslimin sidang Jum’at
yang berbahagia… inilah siksa yang Allah berikan kepada orang-orang yang suka
makan riba, bahkan dalam riwayat yang shahih, sahabat Jabir Radhiallaahu anhu
mengatakan:
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ n آكِلَ الرِّبَا
وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ، وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ.
Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam melaknat orang yang memakan riba, yang memberi makan
riba, penulisnya dan kedua orang yang memberikan persaksian, dan beliau
bersabda: “Mereka itu sama”. (HR.
Muslim, no. 1598).
Semaraknya praktek riba selama
ini tidak lepas dari propaganda musuh-musuh Islam yang menjadikan umat Islam
lebih senang untuk menyimpan uangnya di bank-bank, lebih-lebih dengan
semaraknya kasus-kasus pencurian dan perampokan serta berbagai adegan kekerasan
yang semakin merajalela. Bahkan sistem simpan pinjam dengan bunga pun sudah
dianggap biasa dan menjadi satu hal yang mustahil bila harus dilepaskan dari
perbankan. Umat tidak lagi memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram.
Riba dianggap sama dengan jual beli yang diperbolehkan menurut syari’at Islam.
Kini kita saksikan, gara-gara bunga berapa banyak orang yang semula hidup
bahagia pada akhirnya menderita tercekik dengan bunga yang ada. Musibah dan
bencana telah meresahkan masyarakat, karena Allah yang menurunkan hukumNya atas
manusia telah mengizinkan malapetaka atas suatu kaum jika kemaksiatan dan
kedurhakaan telah merejalela di dalamnya.
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Abu Ya’la dan isnadnya jayyid, bahwasannya Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا ظَهَرَ فِيْ قَوْمٍ الزِّنَى وَالرِّبَا
إِلاَّ أَحَلُّوْا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللهِ.
“Tidaklah
perbuatan zina dan riba itu nampak pada suatu kaum, kecuali telah mereka
halalkan sendiri siksa Allah atas diri mereka.” (Lihat Majma’Az-Zawaid, Imam Al-Haitsami, 4/131).
Dan dari bencana yang
ditimbulkan karena memakan riba tidak saja hanya sampai di sini, bahkan telah
menjadikan hubungan seorang hamba dengan Rabbnya semakin dangkal yang tidak
lain dikarenakan perutnya yang telah dipadati benda-benda haram. Sehingga nasi
yang dimakannya menjadi haram, pakaian yang dikenakannya menjadi haram, motor
yang dikendarainya pun haram, dan barang-barang perkakas di rumahnya pun
menjadi haram, bahkan ASI yang diminum oleh si kecil pun menjadi haram. Kalau
sudah seperti ini, bagaimana mungkin do’a yang dipanjatkan kepada Allah akan
dikabulkan jika seluruh harta dan makanan yang ada dirumahnya ternyata
bersumber dari hasil praktek riba.
Sebenarnya praktek riba pada
awal mulanya adalah perilaku dan tabi’at orang-orang Yahudi dalam mencari
nafkah dan mata pencaharian hidup mereka. Dengan sekuat tenaga mereka berusaha
untuk menularkan penyakit ini ke dalam tubuh umat Islam melalui bank-bank yang
telah banyak tersebar. Mereka jadikan umat ini khawatir untuk menyimpan uang di
rumahnya sendiri seiring disajikannya adegan-adegan kekerasan yang menakutkan
masyarakat lewat jalur televisi dan media-media massa lainnya, sehingga umatpun
bergegas mendepositokan uangnya di bank-bank milik mereka yang mengakibatkan
keuntungan yang besar lagi berlipat ganda bagi mereka, menghimpun dana demi
melancarkan rencana-rencana jahat zionis dan acara-acara kristiani lainnya.
Mereka banyak membantai umat Islam, namun diam-diam tanpa disadari di antara
kita telah ada yang membantu mereka membantai saudara-saudara kita semuslim
dengan mendepositokan uang kita di bank-bank mereka.
Dalam firmanNya Allah Subhannahu wa Ta'ala menegaskan:
“Dan
disebabkan mereka (orang-orang Yahudi) memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang lain
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di
antara mereka siksa yang pedih”. (QS.
An-Nisa’: 161).
Lalu pantaskah bila umat Islam
mengikuti pola hidup suatu kaum yang Allah pernah mengutuknya menjadi kera dan
babi, sedangkan Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi Al-Kitab (Yahudi dan Nashrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 100).
Semoga Allah senantiasa menunjukkan kita kepada
jalanNya yang lurus, yang telah ditempuh oleh para pendahulu kita dari generasi
salafush-shalih.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ.
Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهَ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ؛
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ.
Dalam khutbah kedua ini,
setelah kita menyadari realitas yang ada, marilah kita sering-sering
beristighfar kepada Allah, karena tidak ada obat penyembuh dari kesalahan dan
kedurhakaan yang telah kita lakukan kecuali hanya dengan mengakui segala dosa
kita lalu beristighfar memohon ampun kepada Allah dan untuk tidak mengulanginya
kembali sambil beramal shalih menjalankan ketaatan unukNya, sebagaimana yang
dikatakan Nabi Hud Alaihissalam kepada kaumnya:
“Hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepadaNya, niscaya Dia
menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan
kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” (QS. Hud: 52).
Pada penutup khutbah ini,
marilah kita memunajatkan do’a kepada Allah sebagai bukti bahwasanya kita ini
fakir di hadapan Allah Subhannahu wa Ta'ala .
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا
وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، يَا مُجِيْبَ الدَّعَوَاتِ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ.
1 Response to "Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tema: Akibat Memakan Harta Riba"
Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
Post a Comment