Materi Khutbah Terlengkap 2017: Mensyukuri Nikmat Allah Ta'ala
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ قَدِيْمِ اْلإِحْسَانِ ذِي
الْعَطَاءِ الْوَاسِعِ وَاْلاِمْتِنَانِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ
عَلَى مَا أَوْلَدَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمِّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ
اللهَ سُبْحَانَهُ هُوَ الْمُنْعِمُ الْمُتَفَضِّلُ، وَإِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ
اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا. إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ. وَاللهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُوْنَ.
Saudara-saudara sidang Jum’at yang berbahagia….
Syukur alhamdulillah pada hari
ini kita masih diberi kesempatan berkumpul dan bertatap muka sambil saling
mengingatkan, betapa besarnya nikmat-nikmat yang telah dan sementara
dianugrahkan Allah kepada hamba-hambaNya, tidak terkecuali kita yang hadir
ditempat yang mulia ini...
Begitu kita bangun pada dini
hari, terasa badan jadi bugar, semangat dan tenaga kerja rasanya pulih dan
kembali segar, dan ini salah satu karunia nikmat yang kadang tidak banyak
direnungkan dan diperhatikan. Bukankah kita telah merasakan nikmatnya tidur
sepanjang malam. Sekujur badan terbujur lemas, lena menerawang di alam mimpi,
istirahat pulas menikmati tidur karunia Allah yang terakar, dan andaikata rasa
kantuk itu tak kunjung tiba, berarti nikmatnya tidur tidak akan kita rasakan,
apa yang terjadi? Betapa gelisahnya perasaan ini, badan terasa gerah, ini baru
sisi kecil dari kehidupan ummat manusia.
Coba kita simak firman Allah
seperti yang telah dibacakan pada awal khutbah, yakni dalam surah Ibrahim ayat
34:
Artinya: “Dan
jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu menghinggakannya.”
Walau sesungguhnya kita patut
wajib menyadari segala sesuatu yang telah dianugrahkan Allah kepada kita dari
berbagai bentuk dan macam nikmat, nah cobalah kita buktikan Firman Allah
tersebut di atas.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia…
Marilah kita layangkan
pandangan kita ke sekeliling lingkungan, bahwasanya setiap makhluk yang hidup
di atas permukaan bumi Allah ini sangat tergantung kepada komponen udara yang telah
disediakan oleh Maha Pencipta. Di dalam udara atau hawa, padanya dijumpai
berbagai unsur gas, gas oksigen, nitrogen, hidrogeen, helium, zat lemas, argon,
kripton dan gas-gas mulia lainnya yang kecil jumlahnya. Jadi sesungguhnya sama
sekali tidak ada pabrik gas, karena manusia tak mampu membuat gas. Yang ada
hanyalah pabrik memisah-misahkan gas dengan perbedaan titik didih masing-masing
gas.
Dari hasil penyelidikan cerdik
pandai bahwa pada udara tersebut ditemui dalam prosentasi unsur-unsur gas yang
seimbang sebagaimana yang diperlukan oleh umat manusia dan makhluk-makhluk
lainnya. Salah satu unsur gas yang sangat berpotensi bagi hidup dan kesehatan
manusia adalah gas oxygen. Kebutuhan seorang manusia dalam memenuhi kesehatan
memerlukan gas oxygen setiap harinya antara 18-20 %. Allah telah mengatur
sedemikian rupa dengan pasti bahwa di dalam udara yang kita hirup saat ini
persis dalam prosentasi antara 18-20 %. Andai kata lebih tinggi dari prosentase
tersebut, maka suhu udara gerah, panas dan akibatnya mudah terpicu timbulnya
kebakaran dimana -mana, dan sebaliknya bila jauh di bawah prosentase tersebut
maka yang akan terjadi adalah penduduk susah bernafas, tersengal-sengal karena
pernafasan kita terganggu oleh zat lemas yang memenuhi lingkungan hidup kita dan
besar kemungkinan keluhan akan berkepanjangan seperti yang telah kita alami
beberapa waktu lalu merambanya asap dipenjuru Asia. Maha Besar Engkau ya Allah
.!
Saudara-saudara muslimin yang barbahagia….
Untuk lebih meyakinkan diri
kita, apa yang dikemukakan tadi, patutlah diketahui atau kalau ada yang telah
mendalami anggaplah kita mengulang kajian lama, bahwa seorang manusia sehat
dewasa dalam keadaan normal, dalam satu menit kurang lebih 20 (Dua Puluh) kali
bernapas. Satu kali bernafas udara kurang lebih 2 liter udara ke dalam
rongga-rongga pernapasan, ini berarti semenit akan menghirup kurang lebih 40
liter udara. Kalau sehari semalam (24 jam) kita akan mengkonsumsi 57.600 liter
udara, atau dengan kata lain kita telah menggunakan gas oxygen murni (100%)
sebanyak 20% dari 57.600 liter udara adalah 11.520 liter oxygen murni
seharinya. Berapa besarkah nilai ekonominya?
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia….
Saat ini umum dipasarkan satu
tabung oxygen harganya Rp. 40.000 yang isinya 6000 liter yang kadar oxygen
antara 97-99% berarti nilai tiap liternya adalah 40.000: 6000 adalah kurang
lebih Rp. 6.600 per liter. Ini berarti seseorang manusia sehat cuma-cuma alias
gratis telah menghabiskan gas oxygen setiap harinya dengan nilai 11.520 kali
Rp. 6.600 sama dengan Rp. 760.000,- kalau sebulan nilainya menjadi Rp.
22.800.000,-
Nah kalau kita ingin lebih mendalaminya lagi seberapa besar nikmat oxygen yang telah kita hirup selama hidup atau pada usia kita saat ini misalnya 40 tahun, 50 tahun atau 60 tahun rata-rata kita semua yang masih hidup, tertuang kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam nilai rupiah saat ini di atas 1 milyar, rasanya memang mustahilkah? Tapi kalau tidak percaya boleh hitung sendiri setelah sampai kerumah, begitu besarnya nikmat Allah kepada hambaNya dan masih sebagian kecil nikmat yang baru kita perhatikan.
Nah kalau kita ingin lebih mendalaminya lagi seberapa besar nikmat oxygen yang telah kita hirup selama hidup atau pada usia kita saat ini misalnya 40 tahun, 50 tahun atau 60 tahun rata-rata kita semua yang masih hidup, tertuang kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam nilai rupiah saat ini di atas 1 milyar, rasanya memang mustahilkah? Tapi kalau tidak percaya boleh hitung sendiri setelah sampai kerumah, begitu besarnya nikmat Allah kepada hambaNya dan masih sebagian kecil nikmat yang baru kita perhatikan.
Oleh karena itu dalam surat
Ar-rahman, Allah Subhannahu wa Ta'ala mewanti-wanti kepada hambaNya dengan
mengulang-ulang 31 kali peringatan bagi umat manusia dengan firmanNya:
Artinya: “NikmatKu
manakah lagi yang kamu dustakan.”
Marilah kita bersama-sama
meluangkan waktu merenung sejenak di tengah kesibukan mencari nafkah betapa
besar karunia Allah kepada diri kita, keluarga kerabat kita, bangsa kita dan
hamba Allah pada umumnya. Sebagaimana yang telah kita ketahui dengan nyata
sisi-sisi kecil atas nikmat yang telah kita rasakan bernilai sekian besarnya
apalagi dalam mengarungi hidup ini, masih akan mengenyam nikmat-nikmat lainnya
berupa nikmat kelapangan rizki, nikmat berkeluarga, nikmat kebahagiaan, nikmat
kepuasan hidup dan masih setumpuk nikmat lainnya yang sukar menyebutkannya satu
persatu.
Sebagai hasil renungan kita
atas nikmat ini tentunya menimbulkan kesadaran dari lubuk hati yang dalam,
kemudian dituangkan dalam bentuk kesyukuran, dan kesyukuran ini tidaklah punya
arti sama sekali jika hanya dalam bentuk lisan semata.
Mensyukuri karunia Allah harus
berupa pengakuan hati kepada kebesaran dan keagungan Allah dalam sikap dan
tindakan nyata, berupa membantu hajat hidup orang-orang yang dalam kesempitan,
menghibur orang-orang yang dalam kesedihan, orang yang terkena musibah,
membantu mereka yang membutuhkan pertolongan, meyantuni anak-anak yatim dan
badan-badan amal lainnya. Janganlah berdalih tidak mampu sementara rizki terus
mengalir masuk, penuhilah telapak tangan fakir miskin yang sedang mengulas dada
tipisnya karena ketiadaan makanan hingga kelaparan berkepanjangan,
ceritakanlah, kabarkanlah dan sebarkanlah kepada orang lain betapa nikmat Allah
yang telah kita rasakan, ulangilah berkali-kali syukur ini kepada Allah
Subhannahu wa Ta'ala.
Hadirin sidang Jum’at yang berbahagia…
Realisasi rasa syukur
tersebut, bukanlah suatu perbuatan yang sia-sia, tapi dengan demikian akan
mempertebal Iman dan Takwa kepada Maha Pencipta, dan yang terpenting kita akan
terhindar dari murka dan siksaan Allah seperti FirmanNya dalam surat Al-An’am
ayat 46 yang berbunyi:
Artinya: “Katakanlah,
terangkanlah kepadaKu jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan kepadamu?
Perhatikanlah bagaimana (Kami) berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda
kebesaran (Kami) kemudian mereka tetap berpaling juga.”
Satu hal lagi yang lebih
membesarkan hati kita yakni adanya jaminan Allah Subhannahu wa Ta'ala bagi
hambaNya dengan firmanNya dalam surat Ibrahim ayat 7:
Artinya: “Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaKu sangat pedih.”
Artinya: “Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambahkan bagimu beberapa kenikmatan, dan jika kamu sekalian mengingkarinya ingatlah siksaKu sangat pedih.”
Marilah kita memohon kehadirat
Allah Subhannahu wa Ta'ala semoga Allah menjauhkan kita dari perbuatan kufur
nikmat dan memberikan limpahan karunia agar kita tetap termasuk dalam golongan
yang sedikit yakni golongan orang-orang yang tahu mensyukuri nikmatNya, Amin Ya
Robbal Alamien.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ،
وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمُتَعَالِيْ عَنِ الْمُشَارَكَةِ
وَالْمُشَاكَلَةِ لِسَائِرِ الْبَشَرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُعْتَبَرُ. وَاعْلَمُوْا
أَنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ صَلَّى عَلَى نَبِيِّهِ قَدِيْمًا. إِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ
وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ. آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ وَأَجَلُّ وَأَعْظَمُ وَأَكْبَرُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى أَعْلَمُ وَأَجَلُّ وَأَعْظَمُ وَأَكْبَرُ.
0 Response to "Materi Khutbah Terlengkap 2017: Mensyukuri Nikmat Allah Ta'ala"
Post a Comment