Biografi Singkat Para Sahabat Rasulullah: Qais bin Sa'ad radhiallahu anhu.
Qais
bin Sa'ad adalah seorang pemuda lihai, banyak tipu muslihat, mahir, licin dan
cerdik. Ia pernah berujar, "Kalau bukan karena Islam, aku sanggup
membikin tipu muslihat yang tidak tertandingi oleh orang Arab manapun!" Pada Perang Shiffin, perang antara Ali dan Muawiyah, ia berdiri di
pihak Ali. Maka duduklah ia merencanakan suatu tipu
muslihat yang akan membinasakan Mu'awiyah dan para pengikutnya di suatu hari
nanti.
Namun,
ketika ia menyadari bahwa muslihat itu sangat jahat dan berbahaya. Maka ia pun segera membatalkan rencana tersebut sambil memohon
ampun kepada Allah, seolah-olah mulutnya berkata, "Demi Allah,
seandainya Mu'awiyah dapat mengalahkan kita nanti, maka kemenangannya itu
bukanlah karena kepintarannya , tetapi hanya karena kesalehan dan ketakwaan
kita."
Sesungguhnya
pemuda Anshar dari Suku Khazraj ini adalah dari golongan pemimpin besar, yang
mewariskan sifat-sifat mulia. Ia putra Sa'ad bin Ubadah,
seorang pemimpin Khazraj.Tak ada perangai lain pada dirinya yang lebih menonjol
dari kecerdikannya kecuali kedermawanannya. Dermawan
dan pemurah bukanlah merupakan perangai baru untuk Qais. Sebab, ia adalah
keturunan orang-orang yang dikenal dermawan dan pemurah.
Suatu
hari, Umar bin Al-Khathab dan Abu Bakar Ash-Shiddiq berbicara seputar
kedermawanan Qais. "Kalau kita biarkan terus
pemuda ini dengan kedermawanannya, niscaya akan habis licin harta orang
tuanya," kata Umar. Pembicaraan tentang Qais itu sampai kepada sang ayah, Sa'ad bin
Ubadah. "Siapa yang dapat membela diriku terhadap
Abu Bakar dan Umar? Diajarnya anakku kikir dengan memperalat namaku," kata Sa'ad.
Selain
itu, Qais bin Sa'ad juga terkenal dengan keberanian di medan juang. Ia juga membela Rasulullah SAW. dengan gagah berani dalam setiap
pertempuran, ketika ia masih hidup. Dan ketenaran itu terhubung
pada pertempuran-pertempuran yang dijalaninya setelah Rasulullah wafat. Sesungguhnya, keberanian sejati memancar dari kepuasan pribadi
orang itu sendiri. Kepuasan ini bukan karena
dorongan hawa nafsu dan keuntungan tertentu, tetapi karena ketulusan diri
pribadi dan kejujuran terhadap kebenaran.
Demikianlah,
sewaktu timbul perselisihan antara Ali dan Mu'awiyah, Qais mengisolasi diri. Dia terus berusaha mencari kebenaran dari celah-celah kepuasannya
itu. Sampai akhirnya, demi melihat kebenaran itu berada di pihak Ali,
bangkitlah ia, tampil di samping sepupu Rasulullah itu dengan gagah berani pada
Perang Shiffin, Jamal, dan Nahrawan.
Qais
adalah salah seorang pahlawan yang berperang tanpa takut mati. Dialah yang meneriakkan bendera Anshar dengan kata-kata, "Bendera
inilah bendera persatuan!" Keberanian Qais mencapai puncak
dan kematangannya sesudah syahidnya Ali dan dibaiatnya Hassan.
Sesungguhnya
Qais memandang Hassan ra. sebagai tokoh yang cocok menurut syariat untuk jadi
Imam (Kepala Negara), maka ia pun berbaiat kepadanya. Qais berdiri di samping Hassan sebagai pembela, tanpa mempedulikan
bahaya yang akan menimpanya. Ketika perang telah mencapai
puncaknya dan Hassan menderita luka-luka kemudian membaiat Muawiyah, maka
tanggung jawab pasukan ada di pundak Qais.
Ia
mengumpulkan mereka semua, kemudian berkata, "Jika kalian menginginkan
perang, aku akan tabah berjuang bersama kalian sampai salah satu di antara kita
dijemput maut terlebih dahulu. Namun, jika kalian memang memilih perdamaian,
maka aku akan mengambil langkah-langkah untuk itu" pasukannya memilih
yang kedua. Maka mereka meminta jaminan keamanan dari Mu'awiyah yang kemudian
memberikannya dengan suka cita.
Mu'awiyah
merasa takdir telah membebaskannya dari musuhnya yang terkuat, paling gigih,
serta berbahaya, Pada tahun 59 H, di Kota
Madinah Al-Munawwarah, telah pulang ke rahmatullah seorang pahlawan. Seorang
pemberani yang dengan keislamannya dapat mengendalikan kecerdikan dan keahlian
tipu muslihat menjadi obat penawar bisa. Pria yang pernah berkata,
"Kalau tidaklah aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, "Tipu
daya dan muslihat licik itu di dalam neraka," Niscaya akulah yang paling lihai di antara umat ini! " itu pun menemui Rabb-nya.Meninggalkan nama harum sebagai seorang
laki-laki yang jujur, terus terang, dermawan dan berani.
Sumber: Buku
Sahabat-Sahabat Rasulullah Sallallahu alai’hi wasallam
Penerbit: Pustaka
Ibnu Katsir
0 Response to "Biografi Singkat Para Sahabat Rasulullah: Qais bin Sa'ad radhiallahu anhu. "
Post a Comment