'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

8 Hal Yang Membuat Anda Akan Gagal! (bag-2)

5. Losing focus = Kehilangan fokus
Fokus adalah sebuah kata motivasi untuk melakukan sesuatu pekerjaan mulai dari perencanaan, penyusunan, tindakan, evaluasi hasil dan dampak dari tujuan yang akan kita capai. Ketidakmampuan kita untuk fokus sering disebabkan karena memikirkan dan bertindak pada hal-hal yang sepele dan kurang bermanfaat. Bahkan cenderung menjalankan sesuatu pekerjaan yang seharusnya prioritas menjadi kabur, kehilangan arah, dan pegangan.
Pribadi yang kehilangan fokus dalam hidup dan pekerjaan adalah pribadi yang kehilangan arah dan disorientasi dalam berpikir. Seperti unsur-unsur kimia yang tidak lagi selaras pada susunan molekul dan atom dalam tubuh dan pikiran kita. Fokus memerlukan latihan yang teratur, konsistensi dalam cara berpikir dan tegas dalam menentukan sikap kita. Kehilangan fokus sering menjadi beban besar pada diri sendiri dan orang lain yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam aktivitas kita sehari-hari.
Contoh: Pada saat kita harus menyelesaikan suatu tugas penting, maka kita lupa pada target waktu, ukuran dan standar pencapaian hasil kerja dan perhatian terhadap anggota tim kerja yang terlibat didaiamnya.
6. Permissive = Toleransi negatif
Konsistensi sangat dibutuhkan agar kita bisa mengikuti dan menjalankan standar pekerjaan dengan benar. Membuat setiap orang yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas kita memiliki daya ungkit dalam memberikan kinerja terbaiknya dan mendapatkan manfaat luas. Lawan dari konsistensi adalah permisif yakni toleransi yang negatif. Permisif sering menciptakan keadaan yang kacau dan tidak beraturan atau inkonsistensi dalam berpikir, berucap maupun bertindak.
Dalam sebuah survei tentang tingkah laku, cara berpikir dan berucap kepada sekelompok karyawan beberapa perusahaan, diambil sebuah kesimpulan ternyata semua orang sepakat baik lisan dan tertulis bahwa korupsi, manipulasi dan indisipliner tidak diterima oleh akal sehat dan norma yang berlaku. Ada jembatan keseimbangan persepsi perilaku yang benar dan salah. Toleransi negatif adalah racun dalam tindakan dan merugikan kebanyakan orang atau perusahaan secara psikologi dan materi.
Contoh: peraturan setiap orang dilarang terlambat masuk kerja, maka ketika kita membiarkan segelintir orang melanggar karena “unsur suka dan pilih kasih”, maka akan merusak tatanan, standar dan aturan yang berlaku.
7. Egoism = Keakuan – egoisme
Sering dalam pergumulan hidup kita bertanya: saya yang lebih penting atau orang lain yang harus saya seimbangkan dalam hubungan sosial. Kita sering menempatkan diri kita lebih berharga dan berarti dibanding yang lain. Kesalahan terbesar dalam menempatkan diri kita “sebagai yang paling berarti” menyebabkan kehilangan sikap dalam berbagi dan berempati kepada orang lain.
Egoisme atau keakuan muncul karena kita takut menghadapi realitas bahwa hidup dan hasil yang baik harus diperjuangkan dan diperebutkan dengan cara yang elegan dan benar. Efek dari racun pikiran dan hati membuat tindakan kita tidak merefleksikan kepentingan bersama. Tindakan kita akan lebih didominasi oleh imajinasi dalam pikiran kita yang keliru dan buruk karena mementingkan diri sendiri Maka egoisme adalah bahaya besar yang membuat kita bersikap apatis terhadap kebutuhan yang seimbang dalam hubungan dengan orang lain.
Contoh: ketika kita membuang sampah sembarangan, maka kita hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli terhadap kesehatan, keselamatan dan kebersihan lingkungan dan orang lain.
8. Conflict = Pertikaian
Mengapa konflik sering muncul di sekitar kita? Akumulasi dari racun persoalan hidup kita di atas akan menyebabkan timbulnya pertikaian dengan orang lain. Dalam hubungan pribadi, rumah tangga, pekerjaan, bisnis, dan relasi dengan pihak mana pun sering timbul kecenderungan terjadinya pertikaian, debat, permusuhan, saling menyalahkan dan menghindarkan tanggung jawab kita. Konflik akan melahirkan luka perasaan dan dendam pada semua pihak yang terlibat. Dan pertikaian akan menimbulkan suasana tegang pada semua pihak. Karena itu pertikaian adalah racun dari emosi kita yang tidak terkendali.
Konflik atau pertikaian timbul karena tidak mampu mengelola emosi dan egoisme yang menguasai diri kita. Konflik bisa terjadi secara mental, psikologis dan fisik yang tentunya akan merugikan semua pihak.
Meredakan dan mengurangi “racun-racun” dalam kehidupan kita akan berdampak positif kepada cara berpikir, berucap dan bertingkah laku. Merefleksikan diri bahwa pada hakekatnya setiap pikiran dan tubuh manusia memiliki unsur-unsur positif yang lebih dominan daripada unsur-unsur negatif. Tantangan terbesar bagi kita adalah mengelola dan mengembangkan kemampuan dalam mengikis secara bertahap semua unsur-unsur “racun”yang ada dalam diri kita, agar mampu menempatkan diri kita berguna dan bernilai dalam pergaulan dan hubungan dengan orang lain.
Terimah Kasih atas kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "8 Hal Yang Membuat Anda Akan Gagal! (bag-2)"