Renugan Untuk Aleppo: Negeri Siapa yang Sedang Berduka?
Bumi Syam memanas, serangan demi serangan yang di lancarkan
kaum syiah dan kekuatan kafir dunia tak henti-hentinya menghancurkan
bangunan kaum muslim di Suriah. Dengan dalih menyerang ISIS atau IS, mereka
membentuk koalisi kafir salib( Amerika dan Prancis), syiah majusi( Iran dan
Suriah), dan komunis( Rusia, Cina, dan Korea). Padahal 95% rudal dan serangan
mereka mengarah kepada para pejuang selain IS seperti Jabhatun Nusroh, Ahroru
Syam, dan kelompok oposisi lainnya. Tak cukup hanya para pejuang, penduduk
sipil juga menjadi sasaran koalisi tersebut, termasuk di dalamnya perempuan dan
anak – anak.
Sedangkan di Palestina, kaum zionis Yahudi tak juga
menghentikan kekejamannya kepada rakyat palestina. Berdalih menyerang teroris,
mereka terus membunuhi penduduk sipil. Termasuk ketika intifadzoh rakyat
palestina dengan menggunakan pisau, kaum zionis semakin bebas membantai kaum
muslimin dengan alasan karena ia membawa pisau. Meskipun tak sedikit kaum
muslimin yang mereka bantai padahal tak bersenjatakan apapun. Sedangkan mereka
sendiri telah mendidik anak anak mereka sejak dini untuk membenci rakyat
palestina dan mengajarkan mereka senjata.
Begitulah kondisi bumi Syam hari ini. Bumi yang sudah
terbiasa mencium bau anyirnya darah kaum muslimin. Bunyi bom menjadi lagu wajib
di bumi yang berbarokah tersebut. Asapnya menjadi panorama alam yang biasa
terlihat di sana. Sedangkan mayat, tak ubahnya seperti dedaunan jatuh, yang
dapat kita temukan di mana mana.
Jauh berbeda dengan negeri berpenduduk muslim terbesar di
dunia, Indonesia. Negeri kita tercinta ini memiliki harta yang melimpah ruah.
Setiap ruas tanah mengandung kekayaan, batang yang di patahkan lalu di
tancapkan saja bisa menghasilkan makanan yang mengenyangkan. Buah buahan selalu
ada sepanjang tahun, dengan macam macamnya sesuai musimnya. Airnya mengandung
macam macam ikan. Gunungnya pun mengandung emas yang sangat melimpah. Bahkan
bisa di katakan setiap jengkalnya mengandung nikmat dari Allah Ta’ala.
Lantas jika disodorkan sebuah pertanyaan negeri siapa yang
lebih berduka?. Secara kasat mata semua orang akan menganggap bumi Syam adalah
tempat ujian keimanan yang paling besar. Padahal jika kita lihat dari sisi
lain, tak selamanya pernyataan tersebut benar. Bumi Syam memang di lingkupi
dengan ketidak tenangan, rasa takut menyelimuti di setiap detik dan tempat.
Tapi, mereka memiliki pembatas keimanan yang jelas. Iman menjadi sangat nampak,
dan tak lagi samar-samar. Bagi yang bersabar dan ikhlash di antara mereka,
telah jelas Allah janjikan surga-Nya. Setiap rintihan rasa sakit mereka adalah
pahala di sisi-Nya. Setiap rasa dingin yang menyayat tubuh mereka, telah
bertambah pula catatan amal di sisi-Nya. Bangunan-bangunan yang menjadi tempat
mereka tinggal runtuh, telah di ganti oleh Allah dengan rumah rumah di
surga-Nya.
Nyawa yang gugur di bumi Syam menyaksikan pahala dan
kemuliaan yang Allah janjikan untuknya. Luka dan darahnya menjadi saksi baginya
di hari kiamat. Ruhnya dipersilahkan masuk surga sedangkan ruh-ruh lain
terhalang masuk sebelum hari kiamat. Karena Allah telah membeli harta dan
jiwanya dengan surga. Sehingga ia ingin di hidupkan kembali untuk merasakan
kembali sepuluh kematian yang sama.
Berbeda dengan kondisi kita saat ini, pembatas keimanan
menjadi abu-abu. Ada banyak syubhat yang menjadikan kita hidup di antara
ketidak jelasaan. Ada banyak maksiat yang menjadikan kita terhalang untuk
merasakan manisnya ibadah. Akibatnya memang bukan dengan berkurangnya harta,
karena harta kita tetaplah banyak. Tapi ibadah yang menjadi menjadi pengisi ruh
kita menjadi tidak bermakna lagi. Ada juga orang orang yang berkata tanpa ilmu,
yang dengannya telah membuat syubhat yang banyak menyesatkan umat. Bahkan
banyak kita jumpai ahli ilmu tapi bukan ahli amal, begitu banyak menyebar
seruan tapi lupa pada diri sendiri yang menyeru.
Indonesia memang negara yang damai, tapi hakikatnya ada perang
yang tak jauh dahsyatnya dengan yang terjadi di bumi syam. Perang pemikiran
memanglah tak setampak perang fisik, tapi akibatnya jauh lebih mengerikan
karena korbannya banyak yang tidak tersadarkan. Maka tak salah jika kita
katakan negeri kita ini juga berduka, berduka dengan lemahnya iman dan samarnya
antara haq dan bathil. Bahkan lebih tampak lagi ketika kita tak mau peduli
dengan saudara saudara kita di bumi Syam yang sangat membutuhkan uluran tangan
kita. Jangan sampai kita terus terlena dengan fitnah di negeri kita ini dan
lupa dengan para saudara kita akibat serangan pemikiran yang juga di lancarkan
oleh barat dan sekutunya. Allahul Musta’aan. (WWW.BUMISYAM.COM).
0 Response to "Renugan Untuk Aleppo: Negeri Siapa yang Sedang Berduka?"
Post a Comment