'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Makalah Olahraga Adaptif (Kumpulan Makalah Olahraga FIK UNM)

OLAHRAGA ADAKTIF
Disusun Oleh:
Muhammad Akbar S. Pd
ALUMNI JURUSAN PEND. KEPELATIHAN OLAHRAGA
 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini, makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Pandidikan Jasmani dan Kesehatan 1 ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah ini yang berjudul “Olahraga Adaktif”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungandalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya dan seluruh pembaca pada umumnya.

BAB I
PENDAHULUAN
         A.    Latar Belakang
            Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Luar Biasa bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
Program Pengajaran Penjas adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Dalam pendidikan jasmani evaluasi keberhasilan hasil belajar dilaksanakan dengan mempergunakan berbagai jenis tes, baik tes kebugaran jasmani maupun tes-tes keterampilan olahraga. Evaluasi yang dilakukan tersebut berbeda dari mata pelajaran lainnya, yang sebagian hanya mengukur ranah pengetahuan (kognitif) saja( Wahjoedi, 2001 : 1). Sedangkan evaluasi dalam pendidikan jasmani, disamping ranah kognitif dan ranah afektif, maka ranah psikomotor merupakan sasaran utama.
Oleh karena itu, agar dapat mengelola pelaksanaan program pembelajaran pendidikan jasmani sebagaimana mestinya, sebagai calon sarjana pendidikan jasmani diperlukan pemahaman terhadap hal-hal seperti: proses evaluasi dan pengukuran, teknik-teknik pengetesan, pedoman penggunaan tes, serta tes yang direkomendasikan dalam pendidikan jasmani.
         B.     Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian pendidikan jasmani adaptif ?
2. Apa saja ciri-ciri program pengajaran penjas adaptif ?
3. Apa tujuan dari Pendidikan Jasmani adaptif?
4. Bagaimana modifikasi pengajaran dalam Pendidikan Jasmani adaptif?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian pendiddikan jasmani adaptif
2. Untuk mengetahui ciri-ciri program pengajaran penjas adaptif
3. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan jasmani adaptif.
4. Untuk mengetahui modifikasi pengjaran dalam pendidikan jasmani adaptif
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil paper ini diharapkan dapat menambah pengetahuan guru khususnya guru pendidikan jasmani tentang pentingnya pendidikan jasmani adaptif
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dengan pemaparan materi dalam pendidikan jasmani adaptif, siswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami tahap-tahap yang harus dilakukan dalam evaluasi, sehingga siswa berpartisipasi dan berinteraksi secara aktif dalam proses pembelajaran baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru.
b. Bagi Guru
Hasil paper ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi guru untuk dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, khususnya yang berkelainan sehingga tidak ada ketimpangan dalam melakukan evaluasi.
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan serta evaluasi untuk meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan jasmani di sekolah
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pendidikan Jasmani Adaptif
1. Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif
            Secara mendasar pendidikan jasmani adaptif adalah sama dengan pendidikan jasmani biasa. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh proses pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.
            Hampir semua jenis ketunaan Anak Luar Biasa memiliki masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Luar Biasa bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
2. Ciri dari Program Pengajaran Penjas Adaptif
            Sifat program pengajaran pendidikan jasmani adaptif memiliki ciri khusus yang menyebabkan nama pendidikan jasmani ditambah dengan kata adaptif. Adapun ciri tersebut adalah:
     1.      Program Pengajaran Penjas adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa yang berkelainan berpartisipasi dengan aman, sukses, dan memperoleh kepuasan. Misalnya bagi siswa yang memakai kursi roda satu tim dengan yang normal dalam bermain basket, ia akan dapat berpartisipasi dengan sukses dalam kegiata tersebut bila aturan yang dikenakan kepada siswa yang berkursi roda dimodifikasi. Demikian dengan olahraga lainnya. Oleh karena itu pendidikan jasmani adaptif akan dapat membantu dan menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
     2.      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa. Kelainan pada Anak Luar Biasa bisa terjadi pada kelainan fungsi postur, sikap tubuh dan pada mekanika tubuh. Untuk itu, program pengajaran pendidikan jasmani adaptif harus dapat membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi yang memperburuk keadaannya.
    3.      Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK. Untuk itu pendidikan jasmani adaptif mengacu pada suatu program kesegaran jasmani yang progresif, selalu berkembang dan atau latihan otot-otot besar. Dengan demikian tingkat perkembangan ABK akan dapat mendekati tingkat kemampuan teman sebayanya. Apabila program pendidikan jasmani adaptif dapat mewujudkan hal tersebut diatas, maka pendidikan jasmani adaptif dapat membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan siswa memiliki harga diri. Perasaan ini akan dapat membawa siswa berperilaku dan bersikap sebagai subyek bukan sebagai obyek dilingkungannya.
3. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif
            Sebagaimana dijelaskan diatas betapa besar dan strategisnya peran pendidikan jasmani adaptif dalam mewujudkan tujuan pendidikan bagi ABK, maka Prof. Arma Abdoellah, M.Sc. dalam buku yang berjudul “Pendidikan Jasmani Adaptif” memerinci tujuan pendididkan jasmani adaptif bagi ABK sebagai berikut:
1.      Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
2.      Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
3.      Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahraga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
4.      Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
5.      Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
6.      Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
7.      Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai penonton.
4. Modifikasi dalam Pendidikan Jasmani Adaptif
Bila dilihat masalah dari kelainannya, jenis ABK dikelompokkan menjadi:
           1.      ABK yang memilik masalah dalam sensoris
           2.      ABK yang memiki masalah dalam gerak dan motoriknya
           3.      ABK yang memiliki masalah dalam belajar
           4.      ABK yang memiliki masalah dalam tingkah laku
Dari masalah yang disandang dan karakteristik setiap jenis ABK maka  menuntut adanya penyesuaian dan modifikasi dalam pengajaran Pendidikan Jasmani bagi ABK. Penyesuaian dan modifikasi dari pengajaran penjas bagi ABK dapat terjadi pada:
1.      Modifikasi aturan main dari aktivitas pendidikan jasmani.
2.      Modifikasi keterampilan dan tekniknya.
3.      Modifikasi teknik mengajarnya.
4.      Modifikasi lingkungannya termasuk ruang, fasilitas dan peralatannya.
            Seorang ABK yang satu dengan yang lain, kebutuhan aspek yang dimodifikasi tidak sama. ABK yang satu mungkin membutuhkan modifikasi tempat dan arena bermainnya. ABK yang lain mungkin membutuhkan modifikasi alat yang dipakai dalam kegiatan teraebut. Tetapi mungkin yang lain lagi disamping membutuhkan modifikasi area bermainnya juga butuh modifikasi alat dan aturan mainnya. Demikian pula seterusnya, tergantung dari jenis masalah, tingkat kemampuan dan karakteristik dan kebutuhan pengajaran dari setiap jenis ABK.
B. Pengertian dan Kerakteristik Tunagrahita
1. Pengertian
            Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi.Grahita berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental. Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut:
1. Lemah fikiran ( feeble-minded)
2. Terbelakang mental (Mentally Retarded);
3. Bodoh atau dungu (Idiot);
4. Pandir (Imbecile);
5. Tolol (moron);
6. Oligofrenia (Oligophrenia);
7. Mampu Didik (Educable);
8. Mampu Latih (Trainable);
9. Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat;
10. Mental Subnormal;
11. Defisit Mental
12. Defisit Kognitif;
13. Cacat Mental;
14. Defisiensi Mental;
15. Gangguan Intelektual
            American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20), mendefinisian Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Sub-average), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif. Sedangkan pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku.
Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun. Pengklasifikasian/penggolongan Anak Tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menurut American Association on Mental Retardation dalam Special Education in Ontario Schools (p. 100) sebagai berikut: 1. EDUCABLE Anak pada kelompok ini masih mempunyai kemampuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 Sekolah dasar. Ada beberapa pengertian tunagrahita menurut beberapa ahli.
    1.      Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata (Somantri,2006:103). Istilah lain untuk siswa (anak) tunagrahita dengan sebutan anak dengan hendaya perkembangan. Diambil dari kata Children with developmental impairment. Kata impairment diartika sebagai hendaya atau penurunan kemampuan atau berkurangnya kemampauan dalam segi kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas (American Heritage Dictionary,1982: 644; Maslim.R.,2000:119 dalam Delphie:2006:113).
     2.      Penyandang tunagrahita (cacat ganda) adalah seorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat kecerdasan yang terganggu, adakalanya cacat mental dibarengi dengan cacat fisik sehingga disebut cacat ganda (http//.panti.tripod.com/2-10-07). Misalnya, cacat intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan penglihatan (cacat pada mata), ada juga yang disertai dengan gangguan pendengaran. Adanya cacat lain yang dimiliki selain cacat intelegensi inilah yang menciptakan istilah lain untuk anak tunagrahita yakni cacat ganda.
Penanganan pada setiap ABK memiliki cara tersendiri.Mulai dari segi akademik, pribadi dan sosial mereka. Semuanya disesuaikan dengan kondisi fisik dan mental mereka.
C. Karateristik Tunagrahita
1.      Tunagrahita Ringan
            Anak yang tergolong dalam tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididikdan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menjahit, memasak, bahkan berjualan. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi. Selain itu kondisi fisik mereka tidak begitu mencolok. Mereka mampu berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra.
           2.      Tunagrahita Sedang
            Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, ketika ditanya siapa nama dan alamat rumahnya akan dengan jelas dijawab. Mereka dapat bekerja di lapangan namun dengan sedikit pengawasan. Begitu pula dengan perlindungan diri dari bahaya. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan sosial anak tunagrahita sedang.
           3.      Tunagrahita Berat
            Anak tunagrahita berat disebut juga idiot. karena dalam kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayanan yang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri apalagi berlindung dair bahaya. Asumsi anak tunagrahita sama dengan anak Idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita yang dimaksud tergolong dalam tungrahita berat. Dengan demikian, seorang dikatakan tunagrahita apabila memiliki tiga faktor, yaitu:
1.      Keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum atau di bawah rata-rata
2.      Ketidakmampuan dalam perilaku adaptif
3.      Terjadi selama perkembangan sampai usia 18 tahun.
            Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasanya dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan secara umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quotient).
1.      Tuna grahita ringan biasanya memiliki IQ 70 –55
2.      Tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 55 – 40
3.      Tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40 – 25
4.      Tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ <25 span="">
 Para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi:
1.      Tunagrahita ringan IQnya 50 – 70
2.      Tunagrahita Sedang IQnya 30 – 50q
3.      Tunagrahita berat dan sangat berat IQnya kurang dari 30
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh (comprehensif) dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Hampir semua jenis ketunaan Anak Luar
            Biasa memiliki masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan dalam kemampuan belajar. Sebagian Anak Luar Biasa bermasalah dalam interaksi sosial dan tingkah laku. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa peranan pendidikan jasmani bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sangat besar dan akan mampu mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut.
Ciri dari Program Pengajaran Penjas Adaptif yaitu:
  • Program Pengajaran Penjas adaptif disesuaikan dengan jenis dan karakteristik kelainan siswa
  • Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan jasmani individu ABK.
  • Program Pengajaran Penjas adaptif harus dapat membantu dan mengkoreksi kelainan yang disandang oleh siswa
  • Untuk menolong siswa mengkoreksi kondisi yang dapat diperbaiki.
  • Untuk membantu siswa melindungi diri sendiri dari kondisi apapun yang memperburuk keadaannya melalui Penjas tertentu.
  • Untuk memberikan kesempatan pada siswa mempelajari dan berpartisipasi dalam sejumlah macam olahraga dan aktivitas jasmani, waktu luang yang bersifat rekreasi.
  • Untuk menolong siswa memahami keterbatasan kemampuan jasmani dan mentalnya.
  • Untuk membantu siswa melakukan penyesuaian sosial dan mengembangkan perasaan memiliki harga diri.
  • Untuk membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan apresiasi terhadap mekanika tubuh yang baik.
  • Untuk menolong siswa memahami dan menghargai macam olahraga yang dapat diminatinya sebagai penonton.
            Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (mental retardation). Tuna berarti merugi.Grahita berarti pikiran. Retardasi Mental (Mental Retardation/Mentally Retarded) berarti terbelakang mental
            Klasifikasi tuna grahita diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi 3 yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita berat. Keterbelakangan mental yang biasa dikenal dengan anak tunagrahita biasanya dihubungkan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Tingkat kecerdasan secara umum biasanya diukur melalui tes Inteligensi yang hasilnya disebut dengan IQ (intelligence quotient).
1.      Tuna grahita ringan biasanya memiliki IQ 70 –55
2.      Tunagrahita sedang biasanya memiliki IQ 55 – 40
3.      Tunagrahita berat biasanya memiliki IQ 40 – 25
4.      Tunagrahita berat sekali biasanya memiliki IQ <25 span="">
Para ahli Indonesia menggunakan klasifikasi:
1.      Tunagrahita ringan IQnya 50 – 70
2.      Tunagrahita Sedang IQnya 30 – 50q
3.      Tunagrahita berat dan sangat berat IQnya kurang dari 30
 B. Saran
            Melalui sedikit penjelasan tentang anak tunagrahita, semoga pembaca yang masih menganggap semua anak tunagrahita itu anak idiot dan tidak memiliki kemampuan apa-apa tidak lagi berpikiran semacam itu. Setelah mengetahui hal ini pula kiranya dapat disosialisasikan kepada siapa saja yang masih belum tahu.
DAFTAR PUSTAKA
 American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM
 American Heritage Dictionary,1982: 644; Maslim.R.,2000:119 dalam Delphie:2006:113
 http//.panti.tripod.com/2-10-07

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Makalah Olahraga Adaptif (Kumpulan Makalah Olahraga FIK UNM)"