Materi Khutbah Terlengkap 2017: Selamatkanlah Kaum Wanita
Khutbah Pertama:
إِنَّ
الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ
بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي
اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia!
Kaum muslimin para hamba Allah
yang dirahmati Allah! Pada masa modern ini, pembicaraan tentang wanita adalah
termasuk pembicaraan yang telah menyita banyak waktu semua orang, dari kalangan
intelektual maupun dari kalangan awam. Betapa tidak, kaum wanita dengan
kelemahlembutannya dapat melakukan hal-hal spektakuler yang dapat
mengguncangkan dunia. Dengan kelemahlembutannya itu ia dapat melahirkan
tokoh-tokoh besar yang dapat membangun dunia. Namun dengan kelemah-lembutannya
pulalah ia dapat menjadi penghancur dunia yang paling potensial.
Untuk mengetahui bagaimana
semestinya posisi kaum wanita yang tepat maka kita perlu mengetahui bagaimana
posisi kaum wanita di kalangan generasi terdahulu sebelum datangnya Islam.
Siapapun yang mencoba
mempelajari kondisi kaum wanita sebelum Islam maka ia temukan hanyalah
sekumpulan fakta yang tidak menggembirakan. Ia akan terheran-heran menyaksikan
kondisi kaum wanita yang sangat berbeda antara suatu bangsa dengan bangsa yang
lain, bahkan antara satu suku dengan suku yang lain. Di suatu bangsa ia melihat
kaum wanita menjadi penguasa tertinggi, sementara pada bangsa yang lain mereka
manjadi makhluq yang terhina dan dianggap aib bahkan dikubur hidup-hidup.
Allah berfirman tentang ratu Saba’:
“Sesungguhnya
aku (burung hud-hud) mendapati seorang ratu yang menguasai mereka dan ia
dianugrahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar” (An-Naml: 23).
Sementara di belahan bumi
lain, Allah menceritakan sisi yang berlawanan dari itu:
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh.” (At-Takwir: 8-9).
“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah ia dibunuh.” (At-Takwir: 8-9).
Itulah kondisi kaum wanita di
masa jahiliyah; ibarat barang yang terhina dalam keluarga dan masyarakat,
diperbudak oleh kaum pria. Hari kelahirannya adalah hari di mana semua wajah
menjadi kecewa, dan tidak lama kemudian ia akan dikubur hidup-hidup dalam
kubangan tanah yang digali oleh ayahnya sendiri. Inilah akibat dari jauhnya
akal masyarakat dari cahaya wahyu. Inilah gambaran umat yang dilahirkan oleh
berhalaisme dan dididik oleh para tukang sihir dan peramal.
Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu
berkata: “bila engkau ingin melihat bagaimana kejahilan bangsa Arab terdahulu
maka bacalah firman Allah Ta’ala:
“Sungguh merugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa ilmu.” (Al-An’am: 140)
“Sungguh merugilah orang-orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan tanpa ilmu.” (Al-An’am: 140)
Fahamlah kita bagaimana
kejahiliyahan menenggelamkan masyarakat Arab saat itu ke dalam pojok-pojok
kegelapan peradaban, hingga akhirnya terbitlah fajar Islam lalu terdengarlah di
penjuru dunia untuk pertama kalinya:
”Dan para
laki-laki beriman dan wanita yang beriman itu adalah wali (penolong) antara
sebagian mereka kepada sebagaian yang lain.”
(At-Taubah: 17).
Lalu bergaunglah firmanNya:
“Dan para
wanita itu mempunyai hak dan keseimbangan dengan kewajiban mereka secara
ma’ruf.” (Al-Baqarah: 228).
Dengan demikian Islam telah
meletakkan dasar dan pondasi yang begitu kokoh untuk membangun pribadi wanita
yang baru berdasarkan wahyu dari Dzat yang telah menciptakannya.
Dan pemuliaan Islam terhadap
wanita tidak cukup sampai di sini, Islam bahkan telah menjadikan ibu sebagai
orang yang lebih dihormati daripada seorang ayah.
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَبُرُّ؟ قَالَ:
أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ، قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمَّكَ،
قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: أَبَاكَ. (رواه البخاري ومسلم).
Seorang pria bertanya: “Wahai Rasulullah! Kepada
siapakah aku berbakti?” Beliau menjawab: ”Ibumu” Ia bertanya lagi: “lalu kepada
siapa?” beliau menjawab: “Ibumu.” kemudian ia bertanya lagi: “lalu kepada siapa
? beliau menjawab: “Ibumu” kemudian ia bertanya lagi “lalu kepada siapa ?”
barulah beliau berkata: “ayahmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kaum muslimin yang berbahagia!
Islam telah meletakkan jalinan
yang kuat dan kokoh untuk menjaga kaum wanita. Bila mereka berpegang padanya
mereka akan selamat, sebaliknya bila mereka menyia-nyiakannya maka mereka akan
sesat dan binasa. Jalinan itu adalah sifat “Al-Hasymah” (bersikap malu) dan
“Al-Afaf” (menjaga kesucian) yang kemudian memberikan konsekwensi agar seorang
wanita mengenakan hijab syar’i, tetap berdiam di rumah, dan menghindari
percampurbauran dengan kaum pria; yang semuanya itu menjadikannya ibarat sebuah
permata bernilai tinggi di kedalaman lautan yang tidak di jamah kecuali orang
yang berhak untuk itu.
Islam memandang bahwa
percampurbauran antara pria dan wanita (ikhthilath) sebagai sebuah bahaya yang
sangat nyata, oleh karena itu Islam mencegahnya dan menggantinya dengan
mensyariatkan pernikahan.
Hadirin yang berbahagia!
Ketahuilah bahwa musuh-musuh
Islam telah mengetahui bagaimana nilai hijab syar’i dalam melindungi seorang
muslimah, mereka juga faham perintah untuk “tinggal di rumah saja” memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam menjaga wanita muslimah, dalam menjaga
kesucian dan kemuliaannya. Oleh karena itu, kita dapat melihat bagaimana mereka
memerangi hijab muslimah tanpa ampun. Suatu waktu mereka menyebutnya sebagai
sebuah kedzaliman dan kejahatan atas wanita., atau sebagai penghalang yang
merintangi berkembangnya dunia ketiga, atau dikali lain mereka menyebutnya
sebagai budaya Arab saja.
Seiring dengan itu, mereka
juga mendorong para wanita muslimah untuk keluar dari rumah-rumah yang telah
melindungi mereka dengan alasan persamaan hak dan derajat antara pria dan
wanita. Dan yang masih saja hangat sampai hari ini adalah sebuah ide sekuler
yang berhasil ditanamkan oleh musuh-musuh Islam kedalam otak sebagian kaum
muslimin; yaitu ide melakukan perombakan terhadap fiqh Islam yang katanya hanya
berpihak pada kaum pria, sehingga lahirlah ide “Fiqh Perempuan”
Semua itu dilakukan oleh musuh-musuh Islam bukan karena mereka kasihan dan ingin menolong wanita muslimah atau karena cinta kepada kaum muslimin. Sekali-kali tidak, hal ini, karena kebencian yang terpendam dalam hati-hati mereka;
“Beginilah kalian, kalian mencintai mereka padahal mereka sama sekali tidak mencintai kalian.” (Ali-Imran:119)
Semua itu dilakukan oleh musuh-musuh Islam bukan karena mereka kasihan dan ingin menolong wanita muslimah atau karena cinta kepada kaum muslimin. Sekali-kali tidak, hal ini, karena kebencian yang terpendam dalam hati-hati mereka;
“Beginilah kalian, kalian mencintai mereka padahal mereka sama sekali tidak mencintai kalian.” (Ali-Imran:119)
Para hamba Allah yang saya
cintai!. Siapapun di dunia ini yang memiliki akal sehat akan dapat melihat
permusuhan yang amat nyata dari kaum Yahudi dan Nashrani khususnya kepada umat
Islam. Semuanya dapat melihat dengan jelas bagaimana mereka selalu menjadikan
wanita muslimah sebagai sasaran mereka.
Bukankah kaum Yahudi telah
memancangkan permusuhannya terhadap hijab sejak mereka mengatur siasat untuk
merobek hijab seorang muslimah dan menampakkan auratnya di pasar Bani
Qainuqa’??!.Dan hingga kinipun, permusuhan itu tetap membara, sebab mereka
mengetahui bahwa rusaknya kaum wanita pertanda rusaknya tatanan masyarakat.
Namun sangat disayangkan,
entah berapa banyak dari kaum muslimin yang menyerahkan diri mereka kepada
tipu-daya mereka. Entah berapa banyak dari kaum muslimin yang turut serta
membantu mereka memerangi hijab syar’i ini. Mereka inilah para korban “brain
washing” yang dilancarkan oleh kaum kafir dalam berbagai aspek kehidupan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah!.
Sesungguhnya istri-istri kita,
saudari-saudari kita, dan putri-putri kita adalah bunga-bunga yang menghiasi
taman kehidupan kita. Mereka adalah belahan hati kita semua. Namun
hampir-hampir saja kita tidak lagi dapat merasakan keindahan bunga itu karena
ada sebuah tiupan angin kencang yang sebentar lagi akan merenggutnya. Apakah
anda sekalian mengetahui angin kencang apakah itu?.Ia adalah angin westernisasi
yang mengajak mereka melepaskan hijabnya, yang mendorong mereka untuk bercampur
baur dengan kaum pria dan membisiki mereka agar membuang rasa malu mereka untuk
bercampur-baur dengan kaum. Angin kencang ini ditiupkan melalui
lembaran-lembaran surat kabar dan majalah, melalui roman-roman percintaan,
melalui siaran-siaran televisi dan radio atau media-media informasi lainnya .
Mereka telah mendorong kaum
wanita mengubur sendiri dirinya hidup-hidup;bukan di dalam tanah, tetapi di
dalam sifat ‘iffah mereka yang telah hilang, kedalam kehormatan mereka yang
tercabik-cabik, dan kedalam kesucian mereka yang telah ternoda! lalu apakah gunanya
hidup mereka setelah itu? Mereka telah melakukan perbuatan yang lebih keji dari
apa yang pernah terjadi di masa Jahiliyah dulu. Bagaimana anak-anak perempuan
dikubur hidup-hidup dimasa itu akan mendapatkan Surga Allah, disebutkan dalam
Musnad Imam Ahmad bahwa Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda: اَلْمَوْؤُوْدَةُ
فِي الْجَنَّةِ.
“Anak-anak
perempuan yang dikubur hidup-hidup itu di Surga.”
Namun di zaman ini, para
wanita itulah yang mengubur dirinya sendiri hingga hilang rasa malu. Dan
balasan untuk mereka pun begitu menakutkan, Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda tentang wanita yang seperti ini:
وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ مَائِلاَتٌ
رُؤُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ
وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا.
“Dan
wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang yang melenggak lenggok,
kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk onta, mereka itu tidak akan masuk
Surga dan tidak mendapatkan baunya.”
(HR. Muslim).
Kaum muslimin
para hamba Allah yang berbahagia!
Oleh karenanya, melalui mimbar
Jum’at yang mulia ini kami menyerukan kepada para penanggung jawab kaum wanita,
para bapak, para suami dan para saudara, renungkanlah
Melalui mimbar Jum’at ini
pula, kami mengingatkan para pemudi Islam agar mereka tidak mendengarkan
tipuan-tipuan musuh-musuh anda yang selalu menampakkan indahnya hidup bercampur
baur dengan kaum pria atas nama kebebasan, kemajuan dan kemoderenan. Karena
bagi mereka yang penting dari diri anda hanyalah kenikmatan dan kelezatan
sesaat. Nasehat kami kepada Anda adalah bahwa kunci perbaikan itu ada di tangan
Anda semua. Jika Anda ingin, Anda dapat memperbaiki diri sendiri. Dan kebaikan
Anda juga berarti kebaikan bagi ummat ini.
“Dan
tinggallah kalian (para wanita) di dalam rumah-rumah kalian, dan janganlah
kalian berhias seperti berhiasnya kaum jahiliyah pertama, dan tegakkanlah
shalat, tuanaikanlah zakat, dan taatilah Allah beserta RasulNya.” (Al-Ahzab: 33).
Akhirnya, semoga wasiat ini
dapat bermanfa’at dalam proses perbaikan terhadap ummat yang kian terpuruk ini.
Semoga bagi kita sekalian dianugrahkan taufiq dan inayah untuk membangun
kekuatan dan kejayaan ummat seperti sedia kala . Amin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ.
Khutbah
Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ
هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ
تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن
يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ
عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
0 Response to "Materi Khutbah Terlengkap 2017: Selamatkanlah Kaum Wanita"
Post a Comment