Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tegakkan Sunnah Hapuskan Bid'ah
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ،
أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ
الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ
مُّسْلِمُوْنَ.
Amma
ba’du.
Kaum Muslimin para
hamba Allah yang berbahagia!
Ketahuilah hadirin sekalian bahwa agama Islam pada
asalnya sama seperti agama samawiyah lainnya yang diturunkan Allah, dengannya
Allah mengutus para Rasul; yaitu agama yang dibangun di atas dasar ittiba’
(mengikuti) dan kepatuhan pada apa yang disampaikan Allah dan RasulNya. Sebab
sebuah ajaran tidak dapat disebut Ad-Dien kecuali bila di dalamnya ada kepatuhan pada Allah
Subhannahu wa Ta'ala dan ittiba’ pada apa yang diserukan oleh RasulNya.
Dan sebaik-baik petunjuk yang harus ditempuh oleh orang –orang yang
mengharapkan kejayaan, sebaik-baik jalan yang mesti dilalui oleh orang-orang
shaleh adalah: petunjuk dan jalan yang digariskan oleh Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Salam kepada umatnya. Tidak ada lagi pertunjuk yang lebih baik dari
pada petunjuk beliau. Tidak ada lagi jalan hidup yang lebih lurus selain dari
pada jalan hidup yang beliau tempuh.
“Dan (hukum) siapakah yang lebih
baik dari pada (hukum) Allah, bagi orang-orang yang yakin.” (Al-Maidah: 50)
Namun ternyata iblis -la’natullah ‘alaihi- tidak pernah berhenti menyesatkan anak cucu
Adam. Dengan berbagai cara tipu muslihat ia mencoba memalingkan mereka dari
cahaya ilmu lalu membiarkan mereka tersesat dan kebingungan dalam gelapnya
kebodohan. Dari situlah iblis kemudian memasukkan hal-hal yang secara lahiriah
adalah perbuatan baik/amal shaleh ke dalam agama namun sebenarnya ia tidak
pernah dituntunkan Allah dan RasulNya. Muncullah berbagai keyakinan dan amalan
yang tidak pernah diajarkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam Lahirlah i’tiqad
dan perbuatan yang tak pernah dikenal oleh generasi terbaik ummat ini; generasi
As-Salafus shalih ridlwanullah ‘alaihim, Rasulullah Shallallaahu alaihi
wa Salam bersabda:
إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى
اخْتِلاَفًا كَثِيْرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، عَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ،
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.
“Sesungguhnya barangsiapa yang
hidup di antara kalian maka ia
akan melihat perselisihan yang banyak, (maka saat itu) ikutilah sunnahku dan sunnah para khulafa’ Ar-rasyiddin yang mendapatkan
hidayah, gigitlah (sunnah)dengan gigi-gigi geraham (berpegang teguh),
dan jauhilah perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama), karena setiap
bid’ah itu sesat.” (HR. Abu Dawud dan
At-Tarmidzi ia katakan hadits hasan shahih)
Yang dimaksud dengan bid’ah adalah segala perkara yang dibuat-buat dalam
agama yang sama sekali tidak memiliki dasar dalam syari’ah . Dan barangsiapa
yang mencoba melakukan hal ini, maka ia akan masuk dalam ancaman Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam :
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا
لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa yang membuat-buat hal
baru dalam urusan (agama) kami,
apa-apa yang tidak ada keterangan darinya maka ia itu tertolak.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan riwayat Muslim yang lain,
beliau bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ
أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ.
“Barangsiapa yang mengerjakan
suatu amalan yang tidak dilandasi/sesuai dengan keterangan kami, maka ia itu
tertolak.”
Para
hamba Allah yang berbahagia.
Hadits yang baru saja kita simak ini merupakan dasar terpenting dalam
ajaran Islam. Hadits ini merupakan standar yang harus digunakan untuk mengukur dan
menilai sebuah amalan secara lahiriah, sehingga -berdasarkan hadits ini- amalan
apapun dilemparkan
kembali kepada pelakunya. Sehingga berdasarkan hadits ini pula perbuatan apa
pun yang diada-adakan dalam Islam bila tidak diizinkan oleh Allah dan RasulNya,
maka tidaklah boleh dikerjakan; bagaimanapun baik dan bergunanya menurut akal
kita. Imam Nawawy menjelaskan bahwa hadits yang mulia ini adalah salah satu
hadits penting yang harus dihafal dan digunakan untuk membantah dan membatalkan
segala bentuk kemungkaran dalam Islam.
Kaum Muslimin yang
dirahmati Allah!
Sesungguhnya perilaku bid’ah dan segala perilaku yang mengarah pada
penambahan terhadap ajaran Islam adalah tindakan kejahatan yang amat sangat
nyata. Bila kejahatan bid’ah ini dilakukan maka “kejahatan-kejahatan” lain yang
akan muncul, di antaranya:
Perilaku bid’ah menunjukkan bahwa pelakunya telah berprasanga buruk (suudhan)terhadap
Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya yang telah menetapkan risalah Islam, karena pelaku bid’ah telah
menganggap bahwa agama ini belumlah sempurna sehingga perlu diberikan
ajaran-ajaran tambahan agar lebih sempurna. Itulah sebabnya Imam Malik bin Anas
rahimahullah pernah berkata: “Barangsiapa yang membuat-buat sebuah
bid’ah dalam Islam yang ia anggap baik, maka sungguh ia telah menuduh Muhammad
Shallallaahu alaihi wa Salam telah mengkhianati risalah yang diturunkan Allah
padaNya, karena Allah berfirman:
“Pada hari ini telah Kusempurnakan
buat kalian dien kalian, dan telah kucukupkan atas kalian nikmatKu, dan telah
Aku relakan Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Maidah:3)
Oleh karena itu, apapun yang pada saat itu tidak temasuk dalam Ad-Dien
maka hari inipun ia tak dapat dijadikan (sebagai bagian) Ad-Dien.
Disamping itu, berdasarkan point pertama maka dampak negatif lain dari
perilaku bid’ah adalah bahwa hal ini akan mengotori dan menodai keindahan
syari’ah Islam yang suci dan telah disempurnakan oleh Allah Subhannahu wa
Ta'ala . Perbuatan ini akan memberikan kesan bahwa Islam tidaklah pantas
menjadi pedoman hidup karena ternyata belum sempurna.
Perbuatan bid’ah juga akan mengakibatkan terhapusnya dan hilangnya
syi’ar-syi’ar As Sunnah dalam kehidupan umat Islam. Hal ini disebabkan tidak
ada satupun bid’ah yang muncul dan menyebar melainkan sebuah sunnah akan mati
bersamanya, sebab pada dasarnya bid’ah itu tidak akan muncul kecuali bila
As-Sunnah telah ditinggalkan. Sahabat Nabi yang mulia, Ibnu Abbas Rahimahullaah
pernah menyinggung hal ini dengan mengatakan:
مَا أَتَى عَلَى النَّاسِ عَامٌ إِلاَّ
أَحْدَثُوْا فِيْهِ بِدْعَةً وَأَمَاتُوْا فِيْهِ سُنَّةً حَتَّى تَحْيَا
الْبِدْعَةُ وَتَمُوْتَ السُّنَّةُ.
“Tidaklah datang suatu tahun
kepada ummat manusia kecuali mereka membuat-buat sebuah bid’ah di dalamnya dan
mematikan As-Sunnah, hingga hiduplah bid’ah dan matilah As-Sunnah.”
Tersebarnya bid’ah juga akan menghalangi kaum Muslimin untuk memahami
ajaran-ajaran agama mereka yang shahih dan murni. Hal ini tidaklah
mengherankan, karena ketika mereka melakukan bid’ah tersebut maka saat itu
mereka tidak memandangnya sebagai sesuatu yang salah, mereka justru meyakininya
sebagai sesuatu yang benar dan termasuk dalam ajaran Islam. Hingga tepatlah
kiranya apa yang dinyatakan oleh Imam Sufyan Ats Tsaury:
اَلْبِدْعَةُ أَحَبُّ إِلَى إِبْلِيْسَ مِنَ
الْمَعْصِيَةِ. اَلْمَعْصِيَةُ يُتَابُ مِنْهَا وَالْبِدْعَةُ لاَ يُتَابُ
مِنْهَا.
“Bid’ah itu lebih disenangi oleh
syaitan dari pada perbuatan maksiat, karena perbuatan maksiat itu (pelakunya)
dapat bertaubat (karena bagaimanapun ia meyakini bahwa perbuatannya adalah
dosa) sedangkan bid’ah (pelakunya) sulit untuk bertaubat (karena ia
melakukannya dengan keyakinan hal itu termasuk ajaran agama, bukan dosa).
Hadirin yang dimuliakan
oleh Allah!
Dengan demikian jelaslah sudah bahwa perbuatan bid’ah adalah tindak
kejahatan yang sangat nyata terhadap syari’at Islam yang suci dan telah
disempurnakan oleh Allah. Dan tidak ada jalan lain untuk membasmi hal tersebut
kecuali dengan mendalami dan melaksanakan sunnah Nabi Muhammad Shallallaahu
alaihi wa Salam , tidak ada penyelesaian lain kecuali dengan
mengembalikan semua perkara kepada hukum Allah dan RasulNya.
“Dan bahwa (yang kami perintahkan)
ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari
jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.” (Al-An’am: 153)
Bid’ah adalah gelombang taufan yang dapat menenggelam-kan siapapun, dan
As-Sunnah yang shahihah adalah “bahtera Nuh”; siapapun yang mengendarainya akan
selamat dan siapa yang meninggalkannya akan tenggelam.
Kaum Muslimin, para
hamba Allah yang berbahagia!
Setiap jalan selain jalan Allah disitu terdapat syetan yang akan selalu
mengajak dan menanamkan rasa cinta kepada perilaku bid’ah lalu perlahan-lahan
menjauhkan kita dari As-Sunnah. Ini adalah salah satu langkah syetan dimana
secara bertahap ia membisikkan syubhat-syubhat itu ke dalam amal nyata; baik
dengan mengurangi atau menambah i’itiqad maupun amalan yang tak pernah dituntunkan oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam. Sangat banyak kaum Muslimin yang jatuh dan
menjadi korban; syetanpun telah memperoleh kemenangan “peperangan” ini dalam banyak kesempatan; baik ketika seorang
hamba meyakini i’tiqad tertentu yang menyelisihi Al-Qur’an dan As-Sunnah
atau ketika seorang hamba mengerjakan amalan ibadah tertentu yang tidak pernah
digariskan dalam risalah Al-Islam.
Namun Ahlus Sunnah wal Jama’ah satu-satunya golongan yang selamat
dan satu-satunya kelompok yang akan dimenangkan Allah telah menetapkan
Kitabullah dan Sunnah RasulNya ke dalam lubuk hati mereka yang paling dalam.
Nasihat Allah dan Rasulnya telah tersimpan abadi dalam jiwa-jiwa mereka.
Allah Yang Maha Bijaksana telah menanamkan dalam hati mereka keyakinan akan
kesempurnaan Ad-Dien ini, bahwa kebahagiaan dan ketenangan yang hakiki hanyalah
dicapai bila berpegang teguh kepada Wahyu Allah dan Sunnah RasulNya, sebab
apapun selain keduanya adalah kesesatan dan kebinasaan! Sebab segala kebaikan
terdapat dalam ittiba’ kepada kaum salaf dan segala keburukan terdapat dalam
perilaku bid’ah kaum Khalaf!
Hadirin
yang berbahagia dan dirahmati Allah!
Akhirnya, saya kembali mengulang wasiat untuk selalu bertaqwa kepada
Allah Subhannahu wa Ta'ala. Waspadailah segala perilaku bid’ah, yang kecil
maupun yang besar dalam Ad-Dien ini karena ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang
mengerjakanya hingga hari Kiamat. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ
وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ يُنْقَصُ
مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْئًا.
“Barangsiapa yang mempelopori
perbuatan buruk maka ia akan menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang
mengerjakannya hingga hari qiamah tanpa dikurangi dari dosa-dosa mereka
sedikitpun.” (HR.
Muslim)
Hendaklah setiap Muslim yang merasa takut kepada Rabb-nya, selalu memperhatikan perbuatan dan amalnya, akan
kemanakah kakinya melangkah? Karena boleh jadi ia meletakkan kakinya dijalan yang salah tanpa disadari.
Marilah kita menanamkan tekad sebesar-besarnya
untuk mengkaji, mendalami, melaksanakan dan menda’wakan As-Sunnah disetiap
lapangan kehidupan kita, agar tidak ada lagi bid’ah-bid’ah yang menodai
kehidupan kita, sehingga menghalangi kaum Muslimin untuk meraih kejayaannya.
Insya’ Allah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ
الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ
وَلَكُمْ.
Khutbah
Kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ
عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا
كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ
تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ
اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}. ثُمَّ اعْلَمُوْا
فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ:
{إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ،
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا
اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. وَأَقِمِ الصَّلاَةَ.
0 Response to "Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tegakkan Sunnah Hapuskan Bid'ah"
Post a Comment