Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tiga Amalan Baik
Khutbah Pertama:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِعْتِصَامِ
بِحَبْلِ اللهِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ
لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَ
هُدَاهُ. أَمَّا بَعْدُ؛ فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ،
فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ
تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Kaum Muslimin Yang Terhormat…
Bumi yang kita tempati adalah
planet yang selalu berputar, ada siang dan ada malam. Roda kehidupan dunia juga
tidak pernah berhenti. Kadang naik kadang turun. Ada suka ada duka. Ada senyum
ada tangis. Kadangkala dipuji tapi pada suatu saat kita dicaci. Jangan harapkan
ada keabadian perjalanan hidup.
Oleh sebab itu, agar tidak
terombang-ambing dan tetap tegar dalam menghadapi segala kemungkinan tantangan
hidup kita harus memiliki pegangan dan amalan dalam hidup. Tiga amalan baik
tersebut adalah Istiqomah, Istikharah dan Istighfar yang kita singkat TIGA IS.
1. Istiqomah. yaitu kokoh dalam aqidah dan konsisten
dalam beribadah.
Begitu pentingnya istiqomah
ini sampai Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam berpesan kepada seseorang seperti
dalam Al-Hadits berikut:
عَنْ
أَبِيْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا
رَسُوْلَ اللهِ، قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُهُ عَنْهُ
أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. (رواه مسلم).
“Dari Abi Sufyan bin Abdullah Radhiallaahu anhu
berkata: Aku telah berkata, “Wahai asulullah katakanlah kepadaku pesan dalam
Islam sehingga aku tidak perlu bertanya kepada orang lain selain engkau. Nabi
menjawab, ‘Katakanlah aku telah beriman kepada Allah kemudian beristiqamahlah’.”
(HR. Muslim).
Orang yang istiqamah selalu
kokoh dalam aqidah dan tidak goyang keimanan bersama dalam tantangan hidup.
Sekalipun dihadapkan pada persoalan hidup, ibadah tidak ikut redup, kantong kering
atau tebal, tetap memperhatikan haram halal, dicaci dipuji, sujud pantang
berhenti, sekalipun ia memiliki fasilitas kenikmatan, ia tidak tergoda
melakukan kemaksiatan.
Orang seperti itulah yang
dipuji Allah Subhannahu wa Ta'ala dalam Al-Qur-an surat Fushshilat ayat 30:
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan
mengatahkan): “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih,
dan bergembiralah dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Qs. Fushshilat: 30)
2. Istikharah, selalu mohon petunjuk Allah dalam setiap
langkah dan penuh pertimbangan dalam setiap keputusan.
Setiap orang mempunyai
kebebasan untuk berbicara dan melakukan suatu perbuatan. Akan tetapi menurut
Islam, tidak ada kebebasan yang tanpa batas, dan batas-batas tersebut adalah
aturan-aturan agama. Maka seorang muslim yang benar, selalu berfikir
berkali-kali sebelum melakukan tindakan atau mengucapkan sebuah ucapan serta ia
selalu mohon petunjuk kepada Allah. Nabi Shalallaahu alaihi wasalam pernah
bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة).
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ. (رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة).
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Orang bijak berkata “Think
today and speak tomorrow” (berfikirlah hari ini dan bicaralah esok hari). Kalau
ucapan itu tidak baik apalagi sampai menyakitkan orang lain maka tahanlah,
jangan diucapkan, sekalipun menahan ucapan tersebut terasa sakit. Tapi ucapan
itu benar dan baik maka katakanlah jangan ditahan sebab lidah kita menjadi
lemas untuk bisa meneriakkan kebenaran dan keadilan serta menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar.
Mengenai
kebebasan ini, malaikat Jibril pernah datang kepada Nabi Muhammad Shalallaahu
alaihi wasalam untuk memberikan rambu-rambu kehidupan, beliau bersabda:
أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدًا عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقٌ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ. (رواه البيهقي عن جابر).
أَتَانِيْ جِبْرِيْلُ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدًا عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقٌ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ. (رواه البيهقي عن جابر).
Jibril telah datang kepadaku
dan berkata: Hai Muhammad hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau suatu
saat akan mati, cintailah apa yang engkau sukai tapi engkau suatu saat pasti
berpisah juga dan lakukanlah apa yang engkau inginkan sesungguhnya semua itu
ada balasannya. (HR.Baihaqi dari Jabir).
Sabda Nabi Shalallaahu alaihi
wasalam ini semakin penting untuk diresapi ketika akhir-akhir ini dengan dalih
kebebasan, banyak orang berbicara tanpa logika dan data yang benar dan
bertindak sekehendakya tanpa mengindahkan etika agama . Para pakar barang kali
untuk saat-saat ini, lebih bijaksana untuk banyak mendengar daripada berbicara
yang kadang-kadang justru membingungkan masyarakat.
Kita memasyarakatkan
istikharah dalam segala langkah kita, agar kita benar-benar bertindak secara
benar dan tidak menimbulkan kekecewaan di kemudian hari.
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
Nabi Muhammad Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
مَا خَابَ
مَنِ اسْتَخَارَ وَلاَ نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ وَلاَ عَالَ مَنِ اقْتَصَدَ.
“Tidak akan
rugi orang yang beristikharah, tidak akan kecewa orang yang bermusyawarah dan
tidak akan miskin orang yang hidupnya hemat.
(HR. Thabrani dari Anas)
3. Istighfar, yaitu selalu instropeksi diri dan mohon ampunan
kepada Allah Rabbul Izati.
Setiap orang pernah melakukan
kesalahan baik sebagai individu maupun kesalahan sebagai sebuah bangsa. Setiap
kesalahan dan dosa itu sebenarnya penyakit yang merusak kehidupan kita. Oleh
karena ia harus diobati.
Tidak sedikit persoalan besar
yang kita hadapi akhir-akhir ini yang diakibatkan kesalahan kita sendiri.
Saatnya kita instropeksi masa lalu, memohon ampun kepada Allah, melakukan
koreksi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah dengan penuh keridloan
Allah.
Dalam persoalan ekonomi, jika
rizki Allah tidak sampai kepada kita disebabkan karena kemalasan kita, maka
yang diobati adalah sifat malas itu. Kita tidak boleh menjadi umat pemalas.
Malas adalah bagian dari musuh kita. Jika kesulitan ekonomi tersebut, karena
kita kurang bisa melakukan terobosan-teroboan yang produktif, maka kreatifitas
dan etos kerja umat yang harus kita tumbuhkan.
Akan tetapi adakalanya
kehidupan sosial ekonomi sebuah bangsa mengalami kesulitan. Kesulitan itu
disebabkan karena dosa-dosa masa lalu yang menumpuk yang belum bertaubat
darinya secara massal. Jika itu penyebabnya, maka obat satu-satunya adalah
beristighfar dan bertobat. Allah berfirman yang mengisahkan seruan Nabi Hud
Alaihissalam, kepada kaumnya:
“Dan (Hud)
berkata, hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepadaNya,
niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan
kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa” (QS. Hud:52).
Para Jamaah yang dimuliakan Allah…
Sekali lagi, tiada kehidupan
yang sepi dari tantangan dan godaan. Agar kita tetap tegar dan selamat dalam
berbagai gelombang kehidupan, tidak bisa tidak kita harus memiliki dan
melakukan TIGA IS di atas yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istighfar.
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin
Mudah-mudahan Allah memberi kekuatan kepada kita untuk menatap masa depan dengan keimanan dan rahmatNya yang melimpah. Amin
أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ
وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
Kedua:
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ
الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. عِبَادَ الله، اِتَّقُوا
اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ
جَمِيْعَ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ،
وَأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ،
إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ
افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ
الْفَاتِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ
حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
0 Response to "Materi Khutbah Terlengkap 2017: Tiga Amalan Baik"
Post a Comment