Coretan Pena Aktivis Dakwah 17: Memperkuat Ukhwah Untuk Kemenangan Dakwah
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah
Islamiyah)
Perjuangn dan kemenangan dalam dakwah
bukanlah dikerjakan secara pribadi, akan tetapi ia di dapatkan dan dibingkai
dalam ukhwah Islamiyah. Kekuatan ukhwah dalam perjuangan dakwah sangatlah
penting. Maka sebuah larangan besar bagi aktivitas dakwah yang senantiasa
menonjolkan perselisihan dan memecahkan persaudaraan diantara mereka.
"Semakin
banyak perselisihan dalam perjuangan dakwah, maka kemenangan dakwah akan
semakin tertunda"
Begitu banyak
ayat-ayat dalam Al Qur'an dan Hadits dari Rasulullah yang menjelaskan dan
manfaat memperkuat ukhwah Islamiyah. Dalam suatu riwayat Rasulullah. pernah
bertanya kepada para sahabatnya,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – : أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَكْرَمِ أَخْلاَقِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ؟ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ
Nabi sallallahu alaihi wasallam
bersabda : “Maukah kalian aku
tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang
yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim
orang yang memutuskanmu” (HR.
Baihaqi)
Dalam Hadits yg lain, Rasullullah bersabda:
“Maukah
kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” Sahabat
menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian
menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan
yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah,
menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara
mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang
ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia
menyambungkan tali persaudaraan” (H.R.
Bukhari-Muslim).
Ikhwahni fillah,
dari hadis di atas dapat kita renungkan bahwa betapa besar nilai sebuah jalinan
persaudaraan. Oleh karena itu, memperkokoh pilar-pilar ukhuwah islamiyah
merupakan salah satu tugas penting bagi kita. Apakah lagi sesama aktivis
dakwah.
Lantas, bagaimanakah
agar ruh ukhuwah tetap kokoh? Rahasianya ternyata terletak pada sejauhmana kita
mampu bersungguh-sungguh menata kesadaran untuk memiliki hati (qalbu) yang
bening bersih dan selamat. Karena, kalbu yang kotor dipenuhi sifat iri, dengki,
hasud, dan buruk sangka, hampir dapat dipastikan akan membuat pemiliknya
melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang justru dapat merusak ukhuwah.
Mengapa? Sebab bila di antara sesama muslim saja sudah saling berburuk sangka,
saling iri, dan saling mendengki, bagaimana mungkin akan tumbuh nilai-nilai
persaudaraan yang indah dalam perjuangan ini?
Ikhwahni fillah,
adakah rasa persaudaraan yang dapat kita rasakan dari orang yang tidak memiliki
kemuliaan akhlak? Tentu saja tidak! Kemuliaan akhlak tidak akan pernah berpadu
dengan hati yang penuh iri, dengki, ujub, riya, dan takabur. Di dalam qalbu
yang kusam dan busuk inilah justru tersimpan
benih-benih tafarruq (perpecahan) yang mengejawantah dalam aneka
bentuk permusuhan dan kebencian terhadap sesama muslim.
Dengan demikian,
bila ada dua bangsa yang berperang, sekurang-kurangnya salah satu di antara
mereka adalah sekumpulan manusia bejat akhlak, tamak, dan terbius oleh gejolak
nafsu untuk melemahkan pihak yang lain.
Bila dua suku
berseteru, setidaknya satu di antara mereka adalah manusia bermental rendah dan
hina karena (mungkin) merasa sukunya lebih tinggi derajat kemuliaannya. Bila
dua keluarga tak bertegur sapa, sekurang-kurangnya salah satunya telah
terselimuti hawa nafsu, sehingga menganggap permusuhan adalah satu-satunya
langkah yang bisa menyelesaikan masalah.
Selanjutnya,
tanyakanlah kepada diri kita masing-masing. Adakah kita saat ini tengah merasa
tidak enak hati terhadap adik, kakak, atau bahkan ayah dan ibu sendiri? Adakah
kita saat ini masih menyimpan kesal kepada teman sekelas kita karena ia lebih
diperhatikan oleh dosen dll? Adakah kita saat ini masih menyimpan rasa ghill
terhadap saudara seiman sesame kader dakwah, lantaran mungkin nasibnya lebih
baik dari kita?
Bila demikian
halnya, bagaimana bisa terketuk hati ini ketika mendengar ada seorang muslim
yang teraniaya, ada sekelompok masyarakat muslim yang diperangi? Bagaimana
mungkin kita mampu bangkit serentak manakala hak-hak muslim dirampas oleh kaum
yang zalim? Bagaimana mungkin kita akan mampu menata kembali kejayaan umat Islam?
Nah, dari sinilah
seharusnya kita memulai langkah untuk merenungkan dan mengkaji ulang sejauhmana
kita telah memahami makna ukhuwah islamiyah. Perjuangan ini tak akan lepas
dengan ukhwah Islamiyah.
Karena dengannya
perjuangan ini akan semakin kokoh, kekuatan kita dalam perjuangan dakwah akan
semakin kuat, musuh-musuh Islam akan ketakutan ketika melihat ukhwah Islamiyah
diantara kaum muslimin begitu kuat.
Menjaga barisan yang
kokoh dalam perjuangan dakwah sangatlah penting, begitu banyak pahala yang
mereka dapatkan tanpa mereka sadari dan umur-umur mereka telah ditambahkan oleh
Allah ketika menjaga persaudaraan dengan baik. Kekuatan kita akan besar jikalau
bersatu dalam perjuangan dakwah ini. Sekarang bukan lagi mencari kesalahan dan
kekurangan saudara sendiri perjuangan kita. Tapi mari kita merangkul bersama
dalam mencapai dakwah dengan memperkuat ukhwah Islamiyah.
Akhukum,
Muhammad Akbar bin
Zaid
Makassar, 30
November 2017
0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 17: Memperkuat Ukhwah Untuk Kemenangan Dakwah"
Post a Comment