'

Selamat Datang di Website Resmi Muhammad Akbar bin Zaid “Assalamu Alaikum Warahmtullahi Wabarakatu” Blog ini merupakan blog personal yg dibuat & dikembangkan oleh Muhammad Akbar bin Zaid, Deskripsinya adalah "Referensi Ilmu Agama, Inspirasi, Motivasi, Pendidikan, Moralitas & Karya" merupakan kesimpulan dari sekian banyak kategori yang ada di dalam blog ini. Bagi pengunjung yang ingin memberikan saran, coretan & kritikan bisa di torehkan pada area komentar atau lewat e-mail ini & bisa juga berteman lewat Facebook. Terimah Kasih Telah Berkunjung – وَالسٌلام عَلَيْكُم

Coretan Pena Aktivis Dakwah 17: Memperkuat Ukhwah Untuk Kemenangan Dakwah




Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah Islamiyah) 
Perjuangn dan kemenangan dalam dakwah bukanlah dikerjakan secara pribadi, akan tetapi ia di dapatkan dan dibingkai dalam ukhwah Islamiyah. Kekuatan ukhwah dalam perjuangan dakwah sangatlah penting. Maka sebuah larangan besar bagi aktivitas dakwah yang senantiasa menonjolkan perselisihan dan memecahkan persaudaraan diantara mereka.
"Semakin banyak perselisihan dalam perjuangan dakwah, maka kemenangan dakwah akan semakin tertunda"
Begitu banyak ayat-ayat dalam Al Qur'an dan Hadits dari Rasulullah yang menjelaskan dan manfaat memperkuat ukhwah Islamiyah. Dalam suatu riwayat Rasulullah. pernah bertanya kepada para sahabatnya,
 قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – : أَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى أَكْرَمِ أَخْلاَقِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ؟ تَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتُعْطِى مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ
Nabi sallallahu alaihi wasallam bersabda : “Maukah kalian aku tunjukkan akhlak yang paling mulia di dunia dan diakhirat? Memberi maaf orang yang mendzalimimu, memberi orang yang menghalangimu dan menyambung silaturrahim orang yang memutuskanmu” (HR. Baihaqi)
Dalam Hadits yg lain, Rasullullah bersabda:
“Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada salat dan saum?” Sahabat menjawab, “Tentu saja!” Rasulullah pun kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwah di antara mereka, (semua itu) adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali persaudaraan” (H.R. Bukhari-Muslim).
Ikhwahni fillah, dari hadis di atas dapat kita renungkan bahwa betapa besar nilai sebuah jalinan persaudaraan. Oleh karena itu, memperkokoh pilar-pilar ukhuwah islamiyah merupakan salah satu tugas penting bagi kita. Apakah lagi sesama aktivis dakwah.
Lantas, bagaimanakah agar ruh ukhuwah tetap kokoh? Rahasianya ternyata terletak pada sejauhmana kita mampu bersungguh-sungguh menata kesadaran untuk memiliki hati (qalbu) yang bening bersih dan selamat. Karena, kalbu yang kotor dipenuhi sifat iri, dengki, hasud, dan buruk sangka, hampir dapat dipastikan akan membuat pemiliknya melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang justru dapat merusak ukhuwah. Mengapa? Sebab bila di antara sesama muslim saja sudah saling berburuk sangka, saling iri, dan saling mendengki, bagaimana mungkin akan tumbuh nilai-nilai persaudaraan yang indah dalam perjuangan ini?
Ikhwahni fillah, adakah rasa persaudaraan yang dapat kita rasakan dari orang yang tidak memiliki kemuliaan akhlak? Tentu saja tidak! Kemuliaan akhlak tidak akan pernah berpadu dengan hati yang penuh iri, dengki, ujub, riya, dan takabur. Di dalam qalbu yang kusam dan busuk inilah justru tersimpan benih-benih tafarruq (perpecahan) yang mengejawantah dalam aneka bentuk permusuhan dan kebencian terhadap sesama muslim.
Dengan demikian, bila ada dua bangsa yang berperang, sekurang-kurangnya salah satu di antara mereka adalah sekumpulan manusia bejat akhlak, tamak, dan terbius oleh gejolak nafsu untuk melemahkan pihak yang lain.
Bila dua suku berseteru, setidaknya satu di antara mereka adalah manusia bermental rendah dan hina karena (mungkin) merasa sukunya lebih tinggi derajat kemuliaannya. Bila dua keluarga tak bertegur sapa, sekurang-kurangnya salah satunya telah terselimuti hawa nafsu, sehingga menganggap permusuhan adalah satu-satunya langkah yang bisa menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, tanyakanlah kepada diri kita masing-masing. Adakah kita saat ini tengah merasa tidak enak hati terhadap adik, kakak, atau bahkan ayah dan ibu sendiri? Adakah kita saat ini masih menyimpan kesal kepada teman sekelas kita karena ia lebih diperhatikan oleh dosen dll? Adakah kita saat ini masih menyimpan rasa ghill terhadap saudara seiman sesame kader dakwah, lantaran mungkin nasibnya lebih baik dari kita?
Bila demikian halnya, bagaimana bisa terketuk hati ini ketika mendengar ada seorang muslim yang teraniaya, ada sekelompok masyarakat muslim yang diperangi? Bagaimana mungkin kita mampu bangkit serentak manakala hak-hak muslim dirampas oleh kaum yang zalim? Bagaimana mungkin kita akan mampu menata kembali kejayaan umat Islam?
Nah, dari sinilah seharusnya kita memulai langkah untuk merenungkan dan mengkaji ulang sejauhmana kita telah memahami makna ukhuwah islamiyah. Perjuangan ini tak akan lepas dengan ukhwah Islamiyah.
Karena dengannya perjuangan ini akan semakin kokoh, kekuatan kita dalam perjuangan dakwah akan semakin kuat, musuh-musuh Islam akan ketakutan ketika melihat ukhwah Islamiyah diantara kaum muslimin begitu kuat.
Menjaga barisan yang kokoh dalam perjuangan dakwah sangatlah penting, begitu banyak pahala yang mereka dapatkan tanpa mereka sadari dan umur-umur mereka telah ditambahkan oleh Allah ketika menjaga persaudaraan dengan baik. Kekuatan kita akan besar jikalau bersatu dalam perjuangan dakwah ini. Sekarang bukan lagi mencari kesalahan dan kekurangan saudara sendiri perjuangan kita. Tapi mari kita merangkul bersama dalam mencapai dakwah dengan memperkuat ukhwah Islamiyah.
Akhukum,
Muhammad Akbar bin Zaid
Makassar, 30 November 2017

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Coretan Pena Aktivis Dakwah 17: Memperkuat Ukhwah Untuk Kemenangan Dakwah"