‘AIN "Mata Yang Beracun" Sesi 1 (Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I)
Oleh: Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu
(Direktur Markaz Imam Malik)
Allah mengutus Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam untuk menunjukkan kepada kita jalan yang lurus,
mengajarkan kepada kita kebaikan yang mendatangkan manfaat dan mencegah kita
dari kemungkaran yang bisa mendatangkan mudharat. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ بِأَنَّ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ فَضْلًا كَبِيرًا
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami
mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan
untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah berita gembira kepada
orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah“.
(QS. Al-Ahzab : 45-47).
Jadi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam diutus sebagai saksi terutama menjadi saksi
para Nabi yang telah diutus sebelum beliau, suatu ketika Rasulullah menyuruh
Abdullah bin Mas’ud membaca surah An-Nisa kemudian sampai pada firman Allah:
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا
“Maka bagaimanakah (halnya orang
kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap
umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu
(sebagai umatmu)“. (QS. An-Nisa : 41).
Pada ayat diatas
Rasulullah berkata kepada Abdullah Ibnu Mas’ud :”Diam , cukup sampai disini
bacaanmu wahai Ibnu Mas’ud”, Abdullah Ibnu Mas’ud berkata:”Saya
menengok wajah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau mencucurkan air
mata”,
Jadi Rasulullah
diutus dimuka bumi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi kabar peringatan,
Nabi memberi kabar gembira dengan kebaikan kepada orang – orang yang beriman
dan mengerjakan amalan sholeh, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam
mewanti-wanti kita dan memperingatkan kita dari perkara – perkara yang bisa
membahayakan diri kita baik didunia maupun diakhirat.
Tidaklah sesuatu
yang mendekatkan diri kita ke surga melainkan telah dijelaskan oleh Rasulullah
untuk kita kerjakan dan tidaklah sesuatu yang mendekatkan diri kita ke neraka
yang bisa mencelakakan dan membinasakan kita melainkan juga telah dijelaskan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita berhati – hati
darinya.
Salah seorang
sahabat yang bernama Huzaifah Ibnu Yaman Radhiyallahu ‘anhu yang
digelari dengan “Shahibul Sir” (Pemegang rahasia Nabi Shallallahu
‘alaihi wasallam) sehinggga beliau diberi pengetahuan oleh Allah tentang
fitnah dan keburukan yang akan terjadi sebelum diketahui oleh sahabat – sahabat
yang lain karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan semua
rahasia kepada Huzaifah Ibnu Yaman, Hudzaifah pernah berkata:“Manusia
dahulu biasa bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai
kebaikan. Aku sendiri sering bertanya mengenai kejelekan supaya aku tidak
terjerumus di dalamnya”. (HR. Bukhari no. 3411 dan Muslim no.
1847).
Kisah Keburukan ‘Ain Yang Pernah Terjadi
Temasuk diantara
keburukan adalah ‘Ain, untuk lebih mengetahui bagaimana penyakit ‘Ain maka kita
membahas beberapa kisah yang pernah terjadi dizaman Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam dan setelahnya.
1. Pernah suatu ketika Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam bersama dengan beberapa orang sahabat melakukan
perjalanan safar dari kota Madinah menuju kota Makkah. Ditengah jalan beliau
singgah istirahat bersama dangan sahabat yang lain, salah seorang sahabat yang
bernama Sahl bin Hunaif Radhiyallahu ‘anhu mandi disebuah tempat yang
sedikit terbuka setelah mandi Sahl bin Hunaif mendinginkan tubuhnya dan
nampaklah kulit beliau (jadi ketika beliau mandi ia membuka pakaian atasnya)
sehingga dilihatlah kulitnya oleh salah seorang sahabat yang bernama Amir bin
Rabi’ah.
Sahl bin Hunaif
memiliki kulit yang sangat putih dan mulus, ketika dilihat oleh Amir bin
Rabi’ah, ia kemudian berkata:”Saya belum pernah melihat kulit atau tubuh
yang sebagus ini yang mengalahkan kulit seorang gadis yang tidak terkena dengan
panas matahari”,
Amir bin Rabi’ah
mengatakan demikian disertai dengan rasa takjub dan kekaguman yang berlebihan.
Sebelum Amir bin Rabi’ah menyelesaikan perkataannya, Sahl bin Hunaif terjatuh
dan tidak sadarkan diri maka dilaporkanlah kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam, dibawalah beliau kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallam, Nabi lalu bertanya kepada para sahabat :”Apakah kalian
mengetahui seseorang yang menjadi sebab mengapa ia tidak sadarkan diri seperti
ini.?”, maka berkatalah salah seorang sahabat:”Kami mendengar Amir bin
Rabi’ah ketika melihat ia mandi ia berkata:” Saya belum pernah melihat kulit
atau tubuh yang sebagus ini yang mengalahkan kulit seorang gadis yang tidak
terkena dengan panas matahari”, sehingga ia jatuh tidak sadarkan diri.
Nabi kemudian marah
dan memanggil Amir bin Rabi’ah, maka datanglah Amir bin Rabi’ah Radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah bertanya:”Mengapa salah seorang diantara kalian
hendak sengaja membunuh saudaranya, barangsiapa seseorang diantara kalian
melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, hendaknya ia mendoakan
keberkahan untuknya”, Rasulullah kemudian menyuruh Amir bin Rabi’ah untuk
mandi dan mencuci bagian dalam tubuhnya dan bagian dalam pakaiannya, kemudian
bekas mandi bagian dalam tubuhnya dan bagian dalam pakaiannya itu ditampung
dalam sebuah bejana kemudian disiramkan kepada Sahl bin Hunaif, Sahl bin Hunaif
kemudian tersadarkan dan kembali sehat seperti sedia kala.
2. Peristiwa yang lain
dimana pernah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk menemui Asma
binti Umais Radhiyallahu ‘anha dan beliau melihat anaknya kecil –kecil
dan kurus-kurus, beliau berkata:”Mengapa saya melihat anak keponakanku
kecil seperti ini, apakah mereka ini kelaparan, apakah mereka tidak makan”,
Asma kemudian mengatakan:”Ya Rasulullah sesungguhnya ‘Ain mendahuluinya”,
Rasulullah lalu menyuruh Asma Binti Umais meruqiyahnya dan membacakan ayat –
ayat Al-Qur’an kepadanya.
3. Kisah yang lain,
salah seorang raja bernama Sulaiman bin Abdul Malik Rahimahullah,
ketika beliau menjabat sebagai khalifah pada usia yang masih sangat belia,
suatu hari ia mengenakan pakaian kebesarannya dengan dandanan dan perhiasannya
yang indah sebagai salah seorang raja, kemudian ia melihat dirinya dicermin.
Lalu ia mengingat raja – raja yang telah mendahuluinya dimana raja – raja yang
telah mendahuluinya adalah orang yang berusia lanjut adapun dirinya masih muda,
ia kemudian memuji dirinya dengan berkata:”Coba lihat dirimu, masih muda
sudah menjadi raja, dia takjub kepada dirinya sendiri, akhirnya belum cukup
satu bulan setelah ia memuji dirinya ia meninggal dunia”,
4. Urwah ibn Zubair Radhiyallahu
‘anhu dikenal sebagai 4 sahabat fuqaha yang diambil ilmunya oleh Imam
Malik bin Anas Radhiyallahu anhu, beliau termasuk salah satu
qaidah mazhab Imam Malik ibn Anas sebagai fuqaha madinah, Urwah ibn
Zubair Radhiyallahu ‘anhu beliau adalah sahabat yang menghatamkan
Al-Qur’an setiap 3 hari.
Suatu hari beliau
menjumpai seorang gubernur yang bernama Al Walid bin Abdul Malik sambil membawa
anaknya yang masih kecil bernama Muhammad yang memiliki paras wajah yang sangat
ganteng, ia dandani anaknya dan mengenakannya pakaian yang sangat indah, ketika
ia membawa anaknya tersebut kepada Al Walid bin Abdul Malik akhirnya Al Walid
bin Abdul Malik takjub, ia kemudian berkata:”Anak dari mana ini, pakaian
apa yang dikenakannya”, apa yang terjadi.?, setelah keluar dari
majelisnya Al Walid bin Abdul Malik anaknya Muhammad naik diatas kendaraannya
lalu terjatuh dan tengkuknya terinjak sehingga ia meninggal dunia.
Allah dan Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam banyak menjelaskan dalam Al-Qur’an dan
hadist tentang keburukan ‘Ain, Allah Subhanahu wata’ala
menyampaikan salah satu keburukan yang hendak dilancarkan oleh orang –
orang kafir kepada Rasulullah untuk menghalangi dakwah beliau bahkan percobaan
pembunuhan baik secara nyata maupun tersembunyi dimana beliau pernah disihir
dan salah satu diantaranya beliau sengaja hendak dicelakakan dengan ‘Ain. Allah
Subhanahu wata’ala berfirman:
وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ
“Dan
sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu
dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata:
“Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila“. (QS.
Qalam : 51). Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata:”Yang
dimaksud dengan pandangan mereka adalah “Al-‘Ain”,
Hakikat A- ‘Ain
Hakekat Al-‘Ain
adalah pandangan mata yang disertai dengan hasad dan ini termasuk jenis Al-‘Ain
yang paling berbahaya yaitu pandangan yang disertai dengan hasad, bisa bercampur
antara Al-‘Ain dan hasad bisa juga berpisah dalam artian hasad secara umum
adalah ketika seseorang berharap nikmat itu hilang dari saudaranya,
adapun Al-‘Ain bisa disebabkan oleh hasad dan bisa disebabkan juga dengan
kekaguman yang berlebihan sampai pada dirinya sendiri sebagaimana kisah
Sulaiman bin Abdul Malik yang telah kita sampaikan kisahnya diatas.
Dalam sebuah riwayat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwasanya Al-‘Ain
adalah sesautu yang haq yang bisa menimpa diri seseorang bahkan
keluarganya, anaknya hartanya. Terkadang seorang ayah dan ibu memuji anaknya
ketika ia kagum terhadap penampilannya atau perbuatannya atau seorang suami
yang sangat kagum dengan kecantikan istrinya maka berhati- hatilah bisa jadi
keburukan ‘Ain, olehnya ketika kita memuji mereka maka hendaknya kita
mendoakannya dengan keberkahan dengan berkata:”MasyaAllah Tabarakallah”,
atau “MasyaAllah laahawla walaa quwwata illah billah” ucapkan pula
istirja ini ketika kita melihat diri kita dicermin kemudian muncul rasa takjub.
Jadi ucapkan doa agar kita terhindar dari keburukan Al-‘Ain.
Bersambung (‘Ain Mata Beracun Sesi
2)
Wallahu A’lam Bish
Showaab
Sumber: www.mim.or.id
0 Response to "‘AIN "Mata Yang Beracun" Sesi 1 (Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I)"
Post a Comment