Ciri Orang Munafik dalam Al-Qu’ran
Oleh: Muhammad Akbar, S.Pd
(Penulis & Guru SMP IT Wahdah
Islamiyah)
Sungguh
sifat dan orang munafik merupakan sifat sangat tercela. Alih-alih terlihat baik
di depan, ternyata menusuk dari belakang. Oleh karena itu, Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wassalam senantiasa menjelaskan keburukan-keburukan serta
akibat dari sifat tersebut. Salah satunya, Firman Allah ta’ala:
…”Sesungguhnya
Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di
dalam Jahannam.” (QS.
An Nisaa : 140).
“Sesungguhnya
orang-orang munafik itu pada tingkat yang paling bawah dari neraka… Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka..” (QS An Nisaa : 145)
“……Mereka
adalah seakan-akan kayu yang tersandarkan. Mereka sebenarnya adalah orang-orang
yang bertubuh bagus.” (Shahih Muslim No.4976)
Tidak-kah kita takut jika
terjangkit sifat tersebut?
Lalu bagaimana cara
mengenali sifat tersebut agar kita terhindar darinya?
Alhamdulillah,
Allah telah menurunkan Alquran sebagai obat bagi segala sesuatu, termasuk obat
bagi penyakit jiwa. Firman Allah ta’ala surat An Nisaa Ayat 138 140:
“Kabarkanlah
kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. dan
sungguh Allah telah menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa
apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh
orang-orang kafir), Maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka
memasuki pembicaraan yang lain. karena Sesungguhnya (kalau kamu berbuat
demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan
mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam.”
(QS.
An Nisaa : 138 – 140).
Ibnu
Katsir mengatakan bahwa makna dari firman Allah swt بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ
بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا “Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa
mereka akan mendapat siksaan yang pedih” yaitu bahwa orang-orang munafik yang
memiliki sifat :
(1) beriman kemudian kafir
maka hati mereka tertutup kemudian Allah mensifatkan bahwa mereka adalah
orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dengan
meninggalkan orang-orang beriman artinya bahwa mereka (orang-orang munafik)
pada hakekatnya bersama mereka (orang-orang kafir),
(2) memberikan loyalitas
dan kasih sayangnya kepada mereka lalu jika bertemu dengan mereka maka
orang-orang munafik itu mengatakan,”Sesungguhnya kami bersama kalian,
sesungguhnya kami hanya mengolok-olok orang-orang beriman dengan penampilan
kami yang seolah-olah sejalan dengan mereka.”
Itulah
gejala dan tanda dari sifat munafik. Kenalilah dan identifikasi agar kita
terhindar darinya. Kekuatan,
Kebaikan, Perbaikan, Semua dari Allah. Banyak yang kemudian dari kita mengambil
orang-orang kafir sebagai pemimpin kita dengan alasan: bukankah mereka lebih
baik, dan tak ada muslim yang lebih baik? Akhirnya, mereka merelakan kaum
muslimin dipimpin oleh orang-orang kafir. Prasangka yang amat jauh dari
kebenaran. Apakah kehebatan dan kekuatan itu milik orang kafir tersebut,
ataukah Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu?
Lihatlah,
Allah subhana wata’ala mengingkari pemberian loyalitas mereka (orang-orang
munafik) kepada orang-orang kafir dengan أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ
“Apakah mereka (orang-orang munafik) mencari kekuatan di sisi orang-orang
kafir?” kemudian Allah subhana wata’ala memberitahukan bahwa izzah (kekuatan)
seluruhnya adalah milik Allah saja dan tak satu pun yang menyertainya dan juga
milik orang-orang yang diberikan oleh-Nya, sebagaimana firman-Nya di ayat lain
:
Artinya :
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya.” (QS. Fathir : 10)
Artinya : “Mereka
berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah benar-benar orang
yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan
itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.” (QS. Al Munafiqun : 8)
Lihatlah Realita
Allah
ta’ala sudah patahkan argumen orang-orang munafik yang mengatakan orang-orang
kafir lebih baik. Lalu bagaimana realita di lapangan? Silakan lihat berita ini.
Disebutkan bahwa di Kalimantan Tengah dimana Gubernurnya seorang non muslim
padahal mayoritas masyarakatnya Muslim, para pejabat publik muslim dicopot dan
digantikan yang non muslim, gereja-gereja dibangun tanpa sebab, dan sebagainya.
Atau lihatlah bagaimana mereka meng-akali pelelangan ujian Kepala Sekolah demi
naiknya kepala-kepala sekolah yang kafir? Silakan lihat disini. Atau lihatlah bagaimana
Masjid Amir Hamzah di TIM dibongkar dan direncanakan dijadikan gedung kesenian.
Silakan lihat disini.
Memohon Pertolongan Allah
Kita
telah ketahui bahwa musibah dan cobaan itu adalah ketetapan Allah. Maka ketahui
juga bahwa musibah dan cobaan itu hanya Allah lah yang bisa menghilangkannya.
Allah Ta’ala berfirman:
“jika
Allah menimpakan suatu mudharat kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Allah sendiri” (QS. Al An’am: 17).
Jika
pada hakikatnya hanya Allah-lah yang dapat menghilangkan segala kemudharatan,
maka orang yang berfikir waras dan logis, tentu akan meminta tolong kepada
Allah dari segala kesulitan dan kesusahan serta bergantung pada-Nya. Adapun
orang yang meminta tolong kepada sesembahan-sesembahan selain Allah ketika
mendapat musibah, ia adalah orang yang durhaka kepada Allah akibat hatinya
lalai dari berdzikir kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
“Atau
siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa
kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia)
sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah
kamu mengingati(Nya)” (QS. An Naml: 62)
Semoga
Allah menyatukan umat islam dan menolong kita dari orang-orang munafik dan
orang-orang kafir.. Aamiin..
Bulukumba, 11 September 2017
Muhammad Akbar bin Zaid
Wallahu a’lam bishowab…
0 Response to "Ciri Orang Munafik dalam Al-Qu’ran"
Post a Comment