Waktu dan Fadhilah Lailatul Qadr
Ramadhan yang merupakan
bulan yang penuh berkah dan rahmat memiliki banyak keistimewaan tersendiri. Di
antara keistimewaan yang tidak didapatkan dalam bulan-bulan lain adalah adanya
malam yang dijuluki Lailatul Qadr yang terdapat pada salah satu dari
malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir.
Lailatul Qadr berarti
malam penetapan takdir. Juga bermakna: malam yang agung. Imam Nawawi
rahimahullah berkata: "Para ulama berkata: Malam ini dinamakan Lailatul
Qadr karena pada malam ini para malaikat menulis semua takdir, penentuan rezeki
dan ajal makhluk pada satu tahun itu…. juga dinamakan Lailatul Qadr lantaran
agungnya kedudukan dam kemuliaannya." [Syarah Shahih Imam Muslim (8/57)]
Mungkin banyak umat Islam yang telah mengetahui keutamaan dan
fadhilah yang ada pada malam ini, namun betapa banyak di antara mereka yang
melewati malam ini dengan berbagai amalan sia-sia, bahkan tidak sedikit di
antara mereka yang tidak malu-malu untuk melewatinya dengan amalan maksiat dan
dosa.
Adapun orang yang beribadah dalam malam ini, maka sebagian
mereka tidak memaksimalkan kesempatan dan waktu yang begitu luang, ada yang
hanya shalat tarawih saja, setelah itu tertidur pulas, dan ada yang setelah
shalat tarawih, hanyut dalam acara menonton sinetron, pertandingan bola, dll.
Hanya sedikit yang bisa benar-benar memfokuskan diri
beribadah dan bermunajat di hadapan Allah Ta'ala. Namun ini bukanlah hal yang
aneh, sebab puasa Ramadhan saja yang memiliki hukum wajib dan merupakan rukun
Islam banyak dilalaikan bahkan diremehkan, apalagi kalau hanya sekedar Lailatul
Qadr.
Seandainya setiap muslim mengetahui dan menyadari hakikat
bulan Ramadhan, niscaya tak akan menyia-nyiakan detik dan menitnya berlalu
tanpa ada amalan saleh yang ia kerjakan di pada malam Lailatul Qadr yang
memiliki keistimewaan yang tidak terdapat dalam-dalamnya, terlebih lagi banyak
fadhillah dan malam-malam lain.
Waktu Lailatul Qadr
Lailatul Qadr adalah terletak pada salah satu dari
malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan. Dimulai dari
malam 21, 23, 25, 27 hingga 29. Dalam hadits Bukhari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
“Sungguh telah ditampakkan padaku Lailatul Qadr, lantas aku
lupa waktunya, namun ia terletak pada sepuluh hari terakhir (dari Ramadhan)
yaitu pada malam-malam ganjilnya, dan aku bermimpi -pada malam itu- seakan-akan
saya sujud pada tanah yang becek dengan air.” [Lihat Fathul Bari karya Syaikhul-Islam Ibnu Hajar (4/264 dan
4/268)]
Lantaran banyak dan agungnya fadhilah malam ini, maka sudah
sepantasnya bagi setiap muslim untuk senantiasa bersungguh-sungguh mencari
letak dan waktunya di malammalam sepertiga akhir Ramadhan, sebagaimana yang
dilakukan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, juga para salaf dari
kalangan sahabat dan tabiin.
Fadhilah Lailatul-Qadr
Di antara fadhilahnya:
1. Malam ini merupakan malam diturunkannya Kitab Suci yang
paling utama yaitu al-Quran dari Lauh Mahfudz ke Baitul 'Izzah di langit dunia.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala yang artinya:
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (al-Quran) pada Lailatul
Qadr." [QS. Al-Qadr: 1]
Dalam riwayat shahih, Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata:
“Al-Quran diturunkan (dari Lauh Mahfudz) satu kali turun pada satu malam, yaitu
Lailatul Qadr hingga diletakkan pada Baitul 'Izzah di langit dunia," Dalam
riwayat Thabrani terdapat tambahan: “Lalu
setelahnya Jibril 'alaihis salam menurunkannya kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam secara berangsur-angsur." [HR Al-Bazzar, Ibnu Adh-Dhirris,
dan Thabarani, shahih]
2. Ia merupakan malam yang lebih baik dari waktu 1000 bulan
(83 tahun 4 bulan) tanpa ada Lailatul Qadr di dalamnya. Dan amalan ibadah di
dalamnya juga lebih baik daripada amalan sunnah dalam rentang waktu 1000 bulan
tersebut. Sebagaimana dalam ayat yang artinya:
“Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan.” [QS. Al-Qadr:
3]
Sebab itu, merupakan sunnah muakkadah untuk memperbanyak
ibadah shalat, doa, zikir, sedekah, dan ibadah-ibadah lainnya di dalamnya. Ini
merupakan sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sepuluh malam
terakhir, termasuk di dalamnya Lailatul Qadr. Dalam hadits disebutkan:
“Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila telah
tiba sepuluh hari terakhir (Ramadhan) beliau mengencangkan tali pinggangnya
(meningkatkan kesungguhan ibadah), menghidupkan malam-malamnya (dengan ibadah),
dan membangunkan keluarganya (untuk banyak beribadah)." [HR Bukhari]
Dan juga
hadits yang lain: “Barang siapa yang
beribadah (shalat) pada Lailatul Qadr karena iman dan mengharapkan pahala,
niscaya diampuni dosanya yang telah berlalu." [HR. Bukhari].
Hendaknya juga memperbanyak doa, karena selain malam ini
merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa, juga merupakan malam penetapan
takdir. Aisyah radhyallahu'anha pernah bertanya kepada Rasulullah: “Wahai
Rasulullah, bagaimana menurutmu kalau aku mendapati Lailatul Qadr, doa apa yang
harus aku perbanyak?” Beliau menjawab: ” Berdoalah: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, lagi mencintai ampunan,
maka ampunilah diriku." [HR. Bukhari].
Juga banyak mendoakan umat Islam yang lain, Imam Nawawi
berkata: "Pada malam itu (Lailatul Qadr) disunnahkan memperbanyak doa
untuk kepentingan dan permasalahan kaum muslimin, sebab ini merupakan tandanya
orang-orang saleh, dan hamba-hamba Allah yang 'arif (bijak)." [Al-Adzkar,
hal. 191]
3. Pada malam ini, semua takdir Allah berupa rezeki, ajal,
dll pada satu tahun yang akan datang ditetapkan oleh Allah Ta'ala, dan ditulis
oleh para malaikat. Allah berfirman yang artinya:
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [QS. Ad-Dukhan: 4]
Sebenarnya takdir makhluk telah Allah tentukan sebelum
terciptanya langit dan bumi, namun maksud penetapan takdir malam Lailatul Qadr
ini di setiap tahunnya adalah untuk menentukan mana yang Allah tetapkan, dan
mana yang ia rubah, selanjutnya diserahkan tugasnya kepada para malaikat,
sebagaimana dalam firman Allah yang artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia
kehendaki), dan di sisi-Nya terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh).” [QS.
Ar-Ra’du: 39]
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa semua takdir
bisa saja diubah oleh Allah atau tidak, semuanya tergantung kehendak-Nya,
seperti penambahan umur karena amalan silaturahmi, atau perubahan takdir karena
adanya doa, dll. Sebab itu banyak para salaf pada malam Lailatul Qadr berdoa
agar ditakdirkan untuk menjadi orang yang bahagia dunia akhirat, dan dijauhkan
dari takdir kesengsaraan. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir: 4/469]
Juga para malaikat turun ke bumi dengan dipimpin oleh
Malaikat Jibril 'alaihis salam, sebagaimana ayat:
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril
dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan". Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar." [QS.
Al-Qadr: 4-5]
Pada malam itu jumlah malaikat yang turun sangat banyak,
dalam hadits: “Sesungguhnya para malaikat pada malam itu jumlahnya di bumi
lebih banyak daripada bilangan batu-batu kerikil." [HR. Ahmad, shahih]
4. Barang siapa yang diberikan anugerah untuk memperbanyak
ibadah di dalamnya, maka ia telah diberikan keberkahan dan rahmat yang turun
pada malam itu, juga diberikan pahala yang besar sebagaimana yang disebutkan
dalam hadits:
"Barang siapa yang beribadah (shalat) pada Lailatul Qadr
karena iman dan mengharapkan pahala, niscaya diampuni dosanya yang telah
berlalu".
Namun barang siapa yang tidak ditakdirkan untuk mendapatinya,
maka ia telah terhalangi dari berkah yang ada di dalamnya. Dalam hadits Abu
Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“... Di dalamnya Allah memiliki satu malam yang lebih baik
dari seribu bulan, barang siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka ia
benar-benar telah diharamkan kebaikan apapun." [HR. Nasai dan Ahmad,
shahih]
Kiat Untuk Mendapatkan Lailatul Qadr
Memperbanyak ibadah pada malam-malam sepuluh hari terakhir
dari Ramadhan. Hal ini tentunya telah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sebagaimana dalam hadits di atas, dan juga merupakan sunnah
para salaf.
Senantiasa berdoa untuk mendapatkan Lailatul Qadr dan agar
tidak diharamkan keberkahan dan rahmat yang turun di dalamnya, tentunya dengan
disertai ikhtiar dan usaha untuk mendapatkannya.
Mempersiapkan diri untuk selalu berijtihad dalam ibadah dan
doa utamanya dalam malam-malam ganjil, tentunya dengan berbagai usaha, misalnya
tidur istirahat di siang harinya agar bisa fokus dan kuat begadang dalam
beribadah, atau mengurangi kesibukan harian agar tidak terlalu letih di malam
hari.
Jika kiat-kiat di atas telah dilakukan, maka Lailatul Qadr
pasti akan didapat, tentunya dengan tanda-tanda yang disebutkan dalam beberapa
hadits, walaupun tanda-tanda ini juga tidak terlalu jelas.
Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadr
Di antara tanda-tandanya adalah:
a. Malam harinya, tidak ada bintang jatuh, sinar bulan pada
malam itu seperti bulan purnama.
b. Malam itu sangat cerah dan damai, suhunya sedang, tidak
panas tidak juga dingin
c. Di pagi harinya, matahari terbit tidak memancarkan cahaya
yang menyengat, namun seperti cahaya bulan purnama.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Tanda lailatul
qadr adalah malam yang bersih cerah, seakanakan di dalamnya bulan terang
tenang, tidak panas tidak juga dingin, dan tidak boleh bintang dijatuhkan di
dalamnya sampai pagi, dan tandanya juga adalah matahari pagi harinya terbit
sejajar tidak mempunyai sinar seperti bulan pada malam purnama dan tidak halal
bagi setan untuk keluar bersamaan dengannya pada malam itu.” [HR. Ahmad, sanadnya hasan]
Baca Juga: Interaksi Salaf Dengan Al-Qur’an Di Bulan Ramadhan
Terimah
Kasih atas kunjungan Ta' semoga artikel ini bermamfaat... @Wassalam